Menjalani puasa di bulan Ramadan sebenarnya bukan hanya tentang menahan rasa lapar dan haus, namun juga bagaimana kamu menahan hawa nafsu dan momen untuk menjalankan ibadah lebih baik lagi. Seperti yang sudah dikatakan di atas, menahan lapar menjadi salah satu yang harus kamu jalankan saat berpuasa. Menahan rasa lapar saat puasa di awal memang sering terasa berat, namun bila sudah terbiasa kamu akan mampu melewatinya dengan baik, hingga akhirnya waktu berbuka puasa. Manfaat menjalankan puasa Kamu tentu sudah mengetahui berbagai manfaat yanh didapatkan kala menjalankan puasa. Sekadar mengingatkan, berikut beberapa dari sekian banyak manfaat dari puasa. Dengan puasa kamu berarti memberikan kesempatan bagi alat pencernaan untuk beristirahat. Sehingga, kamu setidaknya telah membebaskan tubuh dari racun, kotoran, dan ampas yang merusak kesehatan. Selain itu, dengan berpuasa kamu juga dapat memblokir makanan untuk bakteri, virus, dan sel kanker sehingga kuman-kuman tersebut tidak bisa bertahan hidup. Berpuasa juga dapat menambah jumlah sel darah putih dan meningkatkan daya tahan tubuh. Darah putih merupakan unsur utama dalam sistem pertahanan tubuh. Puasa juga mampu menyeimbangkan kadar asam dan basa dalam tubuh. Puasa juga mampu Meremajakan sel-sel tubuh. Karena saat berpuasa organ tubuh berada pada posisi rileks, sehingga mempunyai kesempatan untuk memperbarui sel-selnya. Bagi organ tubuh, puasa akan memberikan rangsangan terhadap seluruh sel, jaringan, dan organ tubuh. Efek rangsangan ini akan menghasilkan, memulihkan, dan meningkatkan fungsi organ sesuai fungsi fisiologisnya, misalnya panca indra menjadi lebih tajam. Baca juga 5 Alasan Kenapa Berat Badan Naik Saat Puasa Cara menahan lapar saat puasa Menjalani pola makan sehat saat berpuasa akan mampu menjaga tubuh kamu tetap fit, walaupun lapar dan haus kamu rasakan. Berikut beberapa cara atau tips menahan rasa lapar dan haus bagi kamu yang menjalankan puasa di bulan Ramadan. 1. Melakukan olahraga ringan Gambar Berolahraga juga perlu dilakukan saat puasa. Foto Pixabay Jangan pernah berpikir ketika berpuasa untuk bermalas-malasan dan tidak bergerak. Gerakanlah tubuh dengan jalan-jalan. Cobalah berjalan santai saat pagi atau sore ketika udara masih segar di sekitar rumah atau dimana saja selama kamu mampu, alangkah baiknya jika memilih jalan santai di tempat yang sejuk seperti taman. Jalan santai meningkatkan efek membakar lemak saat berpuasa. Dengan begitu tubuhmenjadi lebih sehat karena meningkatkan kesehatan jantung dan tubuh pada umumnya. dan juga biasanya tingkat lapar menjadi berkurang. 2. Cukupi kebutuhan cairan dan elektrolit Gambar Jangan untuk tetap memenuhi kebutuhan cairan selama puasa. Foto Pixabay Walaupun menjalankan puasa, kamu tetap harus mengonsumsi 2 liter air dalam satu hari. Untuk memenuhinya bisa kamu lakukan saat sahur dan berbuka puasa. Waktu konsumsi air yang disarankan adalah 2 gelas saat berbuka, 4 gelas pada malam hari, dan 2 gelas saat sahur. Untuk kebutuhan elektrolit, selama kamu mengonsumsi makanan bergizi seimbang, tidak melewati sahur, dan mengonsumsi cukup sayuran dan buah, sebenarnya kebutuhan elektrolit sudah terpenuhi. Baca juga 5 Rekomendasi Aplikasi Kuliner Terbaik untuk Cari Tempat Buka Puasa Bersama 3. Konsumsi makanan sahur dengan gizi seimbang Gambar Makan makanan dengan gizi seimbang saat sahur. Foto Pixabay Saat sahur, kamu disarankan untuk makan 30 menit sebelum waktu imsak. Untuk menunya, akan lebih baik dengan menu makanan yang lambat dicerna, tinggi serat, serta perbanyak buah dan sayuran yang tinggi vitamin juga mineral. Hindari mengonsumsi terlalu banyak garam termasuk MSG, monosodium glutamate yang biasanya banyak terkandung dalam makanan instan, makanan yang diawetkan seperti makanan kaleng, dendeng, abon, ikan asin, telur asin, kopi dan teh karena akan menyebabkan dehidrasi. 4. Konsumsi 2 kali makanan selingan sebelum tidur Gambar Cemilan sehat sebelum tidur boleh dilakukan saat puasa. Foto Pixabay Untuk memenuhi kebutuhan energi dan zat gizi harian dan untuk menghindari ngemil gorengan sepanjang malam, disarankan untuk menjadwalkan 1 – 2 kali ngemil sehat dengan selang waktu 1 jam sebelum tidur. Jumlah makanan selingan yang dikonsumsi juga tidak boleh terlalu banyak. Sebagai contoh, dalam 1 kali selingan, yang dikonsumsi adalah ½ buah alpukat, atau 1 genggam ±10 buah kacang-kacangan, atau 1 cangkir yoghurt dengan buah. 5. Menganggap puasa sebagai salah satu cara diet Gambar Anggap puasa menjadi aktivitas program diet. Foto Pixabay Ketika kamu sedang berpuasa, cobalah untuk berpikir bahwa kamu hanya sedang menunda waktu makan. Sama seperti ketika sedang diet, kamu tidak diperbolehkan untuk mengonsumsi suatu makanan yang mengandung gula. Lain halnya berpuasa, kamu dituntut untuk menahan lapar dan haus. Baca juga 5 Olahraga yang Bisa Kamu Lakukan Saat Puasa Jangan lupa untuk tetap mengonsultasikan cara-cara di atas ke dokter kamu. Agar kondisi tubuh kamu tetap sehat, terjaga, dan fit selama menjalan ibadah puasa. Selamat berpuasa!
Niatberpuasa bukan sekedar menahan lapar dan dahaga, namun juga mengendalikan hawa nafsu (nafsu amarah) dan panca indera ke arah yang positif Kamis, 14 Juli 2022 Cari
Bulan Ramadhan sudah tiba. Saatnya mengumpulkan banyak pahala dengan melakukan berbagai kegiatan yang mendatangkan banyak manfaat. Mulai dari berpuasa menahan lapar dan haus sampai melakukan ragam kegiatan ibadah lainnya. Belajar Puasa Jika dahulu ketika masih kanak-kanak, Kita berpuasa diajarkan untuk menahan haus dan lapar. Tidak makan minum dari mulai lepas imsak dan berbuka ketika bedug Magrib berkumandang. Dahulu semasa kanak - kanak, Saya pribadi tidak mengenal apa itu bukber, ngabuburit atau kegiatan yang bersifat duniawi. Sependek pengetahuan Saya, orang tua mengajarkan berpuasa dengan cara sederhana. Puasa Kala Dewasa Iklan Kini saat dewasa Saya banyak melihat keriuhan ketika bulan puasa tiba. Adanya "bukber" alias buka bareng teman-teman. Kemudian ada "ngabuburit" alias jalan-jalan sembari menunggu waktu buka puasa tiba. Saat menjelang sahur tak jarang ada ajakan "sahur on the road" yaitu membagikan makanan sahur pada orang-orang di jalan yang kurang beruntung. Ada juga bagi-bagi sembako menjelang hari raya Idul Fitri. Semua keriuhan kegiatan selama bulan Ramadhan terjadi dan berulang hampir setiap hari saat bulan Ramadhan tiba. Makna Puasa Menurut pemahaman Saya pribadi sejatinya makna menjalankan puasa bukan sekedar menahan haus dan lapar saja. Makna puasa adalah pengendalian diri terhadap sesuatu yang tidak pada tempatnya. Makan dan minum itu seperlunya tidak perlu berlebih. Karena sesuatu yang berlebih tentu tidak baik. Mengendalikan emosi dan perilaku itu juga bagian dari makna puasa. Apa keuntungan emosi sampai naik pitam berlebihan? Tidak ada, selain membuat jantung berdetak cepat dan mengeluarkan kata-kata yang tidak terkendali. Apakah marah menyelesaikan persoalan? Bagi pemilik amarah bisa lega hatinya karena sudah keluar uneg-unegnya. Bagi orang yang menjadi tempat pelampiasan amarah mungkin akan menyimpan trauma atau dendam sepanjang hayatnya. Orang berpuasa juga sekaligus melakukan ibadah. Sejatinya ibadah adalah minta pengampunan pada Allah SWT atas apa kekhilafan yang Kita perbuat. Namun sifat manusia yang "gampang lupa" namun "susah ingat" kerap melakukan kekhilafan yang nyaris sama berulang kali. Selanjutnya berulang kali juga Kita memohonkan ampunan pada NYA. Menjadi Manusia yang Naik Kelas Seiring bertambahnya usia seharusnya Kita sebagai manusia secara perlahan menempatkan segala sesuatu pada tempatnya. Sehingga kekhilafan yang Kita lakukan tidak berulang. Karena dunia adalah tempat manusia belajar maka seperti di ruang kelas yang berisi murid, manusia sebagai murid sejatinya juga harus "naik kelas". Manusia dikatakan "naik kelas" jika secara perlahan namun pasti sudah bisa meminimalisir sifat dan perbuatan yang tidak membawa manfaat bagi manusia sekitarnya. Manusia dikatakan "naik kelas" jika sudah bisa menghargai sesuatu yang berbeda dan tidak sibuk menilai orang di luar diri. Manusia dikatakan naik kelas jika waktunya lebih banyak untuk kontemplasi diri bukan sibuk membenahi perilaku orang lain tapi lupa membenahi perilaku diri sendiri. Puasa Setiap Hari Jika makna puasa bukan sekedar "menahan diri" tapi harus bisa "mengendalikan diri" apakah puasa hanya dilakukan di bulan Ramadhan saja? Lalu bulan - bulan lainnya apakah Kita tidak "berpuasa"? Jawabannya tentu tidak. Sejatinya setiap detik Kita harus melakukan "puasa dengan makna". Bulan Ramadhan adalah pengingat bagi manusia sebagai mahluk pembelajar untuk lebih mengenal apa itu "makna puasa". Sifat dasar manusia adalah "pelupa". Oleh karenanya perlu selalu diingatkan pada satu waktu tertentu untuk lebih fokus menjalankan ketentuan yang sudah ditetapkan oleh NYA. Oleh karena itu ditetapkan satu bulan yang bernama bulan Ramadhan untuk menjalankan ibadah puasa. Tapi tentunya ibadah puasa yang Kita jalankan bukan sekedar menahan haus dan lapar saja. Sayang kan, kalau Kita bisa menjalankan puasa dengan "makna" selama satu bulan penuh namun harus ternoda dengan tidak bisanya kita mengendalikan diri terhadap apapun pada 11 bulan lainnya. Selamat Menjalankan Ibadah Puasa dengan Makna Ikuti tulisan menarik Bayu Fitri Hutami lainnya di sini.
Doaberbuka puasa - Menjalankan ibadah puasa merupakan kewajiban di bulan Ramadhan. Sehingga semua umat muslim wajib untuk melaksanakannya. Puasa sendiri bukan hanya sekedar menahan lapar dan dahaga, namun juga menahan hawa nafsu. Termasuk hal-hal yang bisa mengurangi amalan ibadah puasa yang kita jalankan.
Di tengah pandemi Covid-19, umat muslim di seluruh dunia masih saja semangat menjalankan kewajiban puasa tahun ini. Suasana dan aturan baru dari pemerintah tidak menyurutkan antusias mereka untuk menyelesaikan puasa selama 30 hari. Seperti yang sudah diketahui, puasa bukan sekedar bagian dari rukun islam yang harus dijalankan. Melainkan, satu ibadah yang dipercaya mampu mendekatkan diri hamba kepada Tuhannya. Selain itu, dari segi kesehatan puasa mempunyai manfaat seabrek yang baik untuk tubuh. Meskipun begitu, bukan berarti puasa dapat dilaksanakan dengan mudah. Pasalnya, Anda akan diminta untuk menghindari berbagai hal yang membatalkan puasa. Nah, keadaan ini yang secara tidak langsung mengharuskan Anda untuk mengetahui cara menahan lapar saat puasa. Pada dasarnya, inti dari puasa bukan sekedar menahan rasa lapar. Pasalnya, umat muslim percaya bahwa puasa memiliki makna yang lebih tinggi dari menahan haus dan lapar. Tidak aneh jika kemudian, puasa dijadikan ajang untuk melatih diri menjaga diri dari berbagai hawa nafsu. Hal tersebut kemudian, membawa manusia khususnya orang Islam untuk meramaikan Bulan Ramadhan dengan aktivitas bermanfaat. Misalnya saja, sholat tarawih, tadarus al quran, sampai dengan amalan-amalan lain yang dipercaya mampu memaksimalkan bulan suci tersebut. Berhubung hukum berpuasa untuk orang islam wajib, para orang tua sering mengajarkan ritual ini sejak dini. Orang tua tidak segan melatih si kecil untuk berpuasa setengah hari. Setelah usianya bertambah, jam puasa ditambah hingga dia mampu menjalannya seharian. Basicnya, cara menahan rasa lapar saat puasa bukan hal yang mudah dilakukan. Apalagi bagi Anda yang baru pertama menjalankan ibadah tersebut. Baca Juga Tips Agar Puasa Tidak Pusing dan Cara Mengatasinya Kebanyakan orang mengatakan, bahwa puasa menjadi ibadah cukup berat karena secara bersamaan Anda yang sudah bekerja harus tetap berpuasa dan semangat kerja. Kenyataan itu menjadi cobaan yang harus dikalahkan, sebab puasa menjadi salah satu ibaadah wajib yang tidak boleh ditinggalkan. Walaupun tidak mudah, puasa akan berubah menyenangkan saat Anda menjalaninya dengan ikhlas. Jadikan kegiatan ini sebagai bagian dari cara Anda untuk mendekatkan diri kepada Tuhan. Sedangkan bagi Anda yang merasa cukup kewalahan, berikut beberapa cara menahan lapar saat puasa yang mesti diketahui Penuhi kebutuhan air putih harian Langkah pertama yang dapat dilakukan adalah memenuhi kebutuhan air putih. Cara ini menjadi paling sederhana dan sehat, sebab air mampu membantu tubuh untuk tetap fokus. Selain itu, kenyataan yang sering terjadi tubuh akan lebih merasa haus daripada lapar. Oleh sebab itu, Anda harus menyiapkan diri untuk mengonsumsi air putih sesuai anjuran. Biasanya, setiap orang mempunyai perhitungan kebutuhan air berbeda-beda. Mereka sering menyeimbangkan konsumsi air putih dengan berat badan yang dimiliki. Nah, berhubung selama puasa Anda tidak diperkenankan minum air putih. Metode mudah yang dapat dilakukan adalah minum air putih secara perjalan. Misalnya saja, 2 gelas air putih setelah berbuka. 4 gelas selesai sholat tarawih, dan 2 gelas setelah sahur. Jika Anda merasa masih sanggup untuk mengonsumsi lebih banyak, maka akan semakin baik. Pada intinya, Anda harus menyesuaikan dengan ketahan tubuh. Jangan sampai memaksakan minum banyak, ketika tubuh Anda sudah tidak dapat melakukannya. Menyibukan Diri Cara menahan lapar saat puasa yang selanjutnya adalah menyibukan diri. Percaya atau tidak, ketika Anda menghabiskan waktu puasa hanya dengan bermalas-malasan. Waktu seakan berjalan sangat lambat. Penantian Anda menuju waktu berbuka akan semakin lama, sebab sesuatu yang dinantikan terkesan lebih lama. Berbeda halnya dengan menyempurnakan puasa dengan melakukan berbagai aktivitas. Bukan berarti Anda harus menjalankan kegiatan berat untuk mengisi waktu. Tetapi lakukan aktivitas seperti biasa, Anda bisa berangkat kerja tepat waktu, ataupun belajar banyak hal di saat berpuasa. Sedangkan kebanyakan ibu rumah tangga akan menghabiskan waktu dengan aktivitas lainnya. Mulai dari berkebun di pagi hari, tidur siang, hingga mencoba membuat kue kering untuk lebaran. Kesibukan seperti ini akan sangat membantu Anda menghilangkan rasa lapar saat berpuasa. Melakukan Hobi Pada dasarnya cara menahan lapar saat puasa yang satu ini sangat mudah untuk dilakukan, cara ini hampir sama dengan poin kedua. Tetapi disini, Anda lebih dianjurkan untuk melakukan hobi yang disukai. Bagi Anda yang senang berkebun, silakan tetap menjalankan hobi tersebut disaat puasa. Meskipun akan sedikit berbeda, tetapi Anda bakal merasa berkebun disaat puasa sangat menyenangkan. Selain mampu menghilangkan rasa lapar, aktivitas ini membuat Anda lebih segar secara fisik. Secara bersamaan, Anda akan mendapatkan manfaat dua kali lipat. Pertama, puasa membuat tubuh lebih sehat. Kedua, aktivitas berkebun membantu Anda menjaga kesehatan mental secara keseluruhan. Bukankah langkah ini cukup mudah untuk Anda lakukan? Mengakhiri Sahur Langkah mudah yang juga sering dilakukan oleh umat muslim dalam menjalankan puasa adalah mengakhiri sahur. Selain metode ini cukup ampuh untuk meningkatkan energi saat puasa, sahur di akhir waktu juga membantu Anda untuk memenuhi sunnah nabi. Dari sekian banyak cara menahan lapar saat puasa, tips tersebut dianggap lebih mudah. Untuk memaksimalkan puasa, tidak ada salahnya untuk Anda mengonsumsi suplemen menyehatkan. Biasanya, madu asli menjadi pilihan yang paling banyak digunakan guna meningkatkan sistem imun tubuh selama berpuasa. Konsumsi Buah dan Sayur Seperti yang sudah diketahui, sayur dan buah adalah sumber nutrisi yang kaya akan air dan serat. Dua hal ini sangat baik untuk sistem pencernaan, sehingga tidak salah jika Anda menggunakannya sebagai upaya penyimpanan energi saat berpuasa. Beberapa sumber menjelaskan, bahwa makan buah dan sayur segar setelah bermuka puasa dan menu sahur akan sangat membantu Anda untuk menjalankan puasa seharian. Manfaat lainnya, buah dan sahur menjadi aspek penting bagi tubuh untuk melakukan pembersihan usus, pengeluaran racun dalam badan, sampai dengan memperbaiki sistem pencernaan. Baca Juga Tips Berpuasa saat Bekerja Agar Tetap Kuat Walau Pekerjaan Berat Kurangi Konsumsi Makan Pedas dan Asin Makanan pedas dan asin selalu sukses mengundang selera makan. Keduanya menjadi sangat serasi bagi Anda yang senang dengan olahan makanan penuh rempah. Tetapi disaat berpuasa, mulailah untuk mengurangi konsumsi makanan tersebut. Pasalnya, pedas dan asin menyerap lebih banyak air dalam tubuh. Secara otomatis, tubuh lebih mudah haus sekaligus lapar. Sebagai gantinya, Anda dapat mengonsumsi makanan manis sebagai cara menahan lapar saat puasa. Jika Anda masih berpikir mengubah kebiasaan itu sulit, maka tidak ada jalan lain selain memaksa diri untuk melakukannya. Apalagi perubahan ini berkaitan dengan puasa yang dipercaya salah satu jalan untuk mengenal Tuhan. Tidur Siang Tidur menjadi cara menahan lapar saat puasa yang paling sering dilakukan. Metode ini sebenarnya sangat baik, apalagi dilakukan dengan porsi dan waktu yang tepat. Manfaat tidur siang akan berubah, ketika Anda tidak mengaturnya dengan tepat. Pasalnya, terlalu banyak tidur saat puasa juga tidak bagus, sehingga Anda diharuskan untuk membuat jadwal terkait hal tersebut. Sedangkan bagi Anda yang merasa sudah melakukannya sesuai aturan, Anda bakal merasa bahwa tidur siang adalah bagian termudah untuk melupakan rasa lapar dan haus. Selain itu, tidur siang menjadi metode yang sering digunakan dalam menjaga kesehatan tubuh. Di negara-negara maju, tidur siang kerap dilakukan sebagai metode menstabilkan tingkat stres. Konsumsi Nasi Putih Berhubung puasa lebih menekankan diri untuk tidak minum dan makan, maka sudah bisa dipastikan lapar serta haus menjadi tantangan utama yang harus diatasi. Bagi orang Asia, termasuk Indonesia langkah mudah untuk mengatasi hal tersebut adalah mengonsumsi nasi. Cara menahan lapar saat puasa ini, bukan berarti mengharuskan Anda untuk makan nasi dua kali lipat lebih banyak. Tetapi lebih fokus pada pengaturan porsi makan. Misalnya saja, setelah mengonsumsi makanan manis saat berbuka puasa. Anda dapat melanjutkannya dengan makan nasi setelah sholat maghrib. Begitu pula dengan sahur, sebaiknya memilih nasi daripada roti ataupun jenis karbohidrat lain. Bagi Anda yang merasa masih kuat, tidak ada salahnya untuk menambah sumber energi dengan konsumsi makanan manis. Pasalnya, gula memberikan energi tambahan dalam tubuh saat berpuasa. Nah, dari sekian banyak jenis makanan manis. Kurma menjadi favorit umat muslim selama Bulan Ramadhan.
Sebagairukun Islam maka melaksanakan puasa sebuah keniscayaan bagi orang yang beriman dan bagi yang telah terpenuhi segala ketentuan baginya. Minggu, Juli 17 2022 Baca Juga Puasa bukan sekedar menahan lapar dan haus. Takwa Tujuan Puasa . Allah Swt telah berfirman; "Hai orang-orang yang beriman diwajibkan atas kamu berpuasa sebagaimana
TIAP kali memasuki Ramadhan kita merasakan “naluri beragama” gharizatu at-tadayyun kita meningkat, terasa kuat, seiring gambaran suasana Islami yang akan mengitari kita selama sebulan penuh. Setiap Muslim sangat menantikan datangnya Ramadhan, meski hampir selalu saja terjadi kontroversi atau perbedaan pendapat soal kepastian awal Ramadhan. Dipastikan, melihat suasana Ramadhan sebelumnya, suasana Islami akan terjadi di sekitar kita. Masjid-masjid dipenuhi jamaah taraweh, pengajian, dan acara-acara keislaman lainnya. Sungguh, keislaman kaum Muslim terasa dan terlihat pada bulan Ramadhan. Kewajiban kita sebagai kaum Muslim sebenarnya cuma satu selama Ramadhan, yakni berpuasa –menahan diri dari makan, minum, dan berhubungan badan suami-istri— sejak imsak atau jelang terbit fajar masuk waktu shalat Subuh hingga terbenam matahari masuk waktu shalat Magrib. Namun, mengingat Ramadhan merupakan bulan penuh berkah dan ampunan Allah SWT, pahala ibadah dilipatgandakan, dan Allah SWT menjanjikan “siapa berpuasa penuh keimanan dan keikhlasan akan diampuni dosanya yang telah lalu dan menemukan dirinya kembali suci pada akhir Ramadhan”, maka kita merasa tidak cukup, merasa tidak puas, dengan hanya “sekadar” berpuasa pada bulan Ramadhan itu. Kita ingin melakukan ibadah ekstra, seperti ibadah “khas” Ramadhan lainnya yang sifatnya sunah –tarawih—plus tadarus atau membaca Al-Quran, belajar atau mendalami Islam, mengikuti ceramah tarawih, ceramah Subuh, bersedekah, dan sebagainya. Pada sepuluh malam terakhir Ramadhan, yaitu malam tanggal-tanggal ganjil 21, 23, 25, 27, 29, kita “berburu” menemukan satu malam “khoirun min alfi syahrin”, lebih baik dari seribu bulan, yakni Lailatul Qodar Malam Penentuan. Ibadah pada malam itu bernilai seribu bulan ibadah! Subhanallah. Rasulullah Saw pun mengajarkan dan memberi teladan i’tikaf, berdiam diri di masjid untuk khusyu’ beribadah kepada Allah, demi menemukan Lailatul Qodar. “Carilah Lailatul Qodar pada malam-malam yang ganjil pada sepuluh malam terakhir bulan Ramadan” HR. Bukhari. RAMADHAN memang bulan istimewa. Ramadhan juga bulan kemenangan umat Islam. Sejarah Islam menunjukkan, mayoritas kemenangan umat Islam dalam sejumlah peperangan dan medan dakwah, terjadi pada bulan Ramadhan –mulai dari Perang Badar hingga Perang Oktober Arab-Israel 1973. Faktor utamanya, karena Allah SWT “turun tangan” menolong kaum Muslimin untuk mengatasi berbagai rintangan dakwah dan jihad, disebabkan kedekatan kaum Muslimin dengan-Nya selama Ramadhan. Keistimewan bulan Ramadhan, jika kita rinci, antara lain Bulan Diturunkan Al-Quran. “Bulan Ramadhan, bulan diturunkannya al-Quran sebagai petunjuk bagi sekalian manusia dan membawa keterangan yang menjelaskan petunjuk dan perbedaan antara yang benar dengan yang salah” QS. Al-Baqarah 185. Pintu Syurga Terbuka Luas. “Apabila datang bulan Ramadan, pintu-pintu syurga akan dibuka” HR. Bukhari. Pintu Rahmat Terbuka Luas. “Apabila tiba bulan Ramadhan, maka dibuka pintu-pintu rahmat” HR. Muslim. Pintu Langit Terbuka Luas. Amal ibadah, utamanya puasa, langsung sampai kepada Allah SWT. “Bila masuk bulan Ramadan, pintu-pintu langit dibuka” HR. Bukhari. Pintu-Pintu Neraka Tertutup Rapat. “Apabila masuk bulan Ramadan, pintu-pintu langit dibuka dan pintu-pintu neraka jahanam ditutup” HR. Bukhari. Setan dan Jin Dirantai. “Bila tiba malam pertama bulan Ramadan, setan-setan dibelenggu juga jin yang derhaka” HR. Tirmizi. Maka, jika ada manusia yang tetap saja melakukan maksiat atau kejahatan pada bulan Ramadhan, semata-mata karena akhlak atau perangainya yang busuk dan menjadi budak nafsu. SATU hal yang tidak boleh dilupakan, yaitu soal pembatal puasa. Secara fiqih, puasa batal karena makan, minum, berhubungan badan, muncul niat berbuka, dan muntah yang disengaja. Namun, puasa juga bisa batal pahalanya jika kita tidak menahan diri dari perbuatan buruk, seperti bergunjing, menyakiti orang, berkata dusata, keji, dan cabul, dan sebagainya. “Puasa bukanlah sekadar menahan dari makan dan minum” HR Ibnu Khuzaimah, Ibnu Hibban, dan Al-Hakim. Ibnu Qoyyim Al-Jauziyyah menerangkan “Seorang yang berpuasa adalah orang yang anggota badanya berpuasa dari perbuatan-perbuatan dosa, lisannya berpuasa dari kata dusta, kata keji, dan ucapan palsu, perutnya berpuasa dari makanan dan minuman, kemaluannya berpuasa dari bersetubuh. Bila dia berbicara, tidak berbicara dengan sesuatu yang mencacat puasanya, bila berbuat, tidak berbuat dengan suatu perbuatan yang merusak puasanya, sehingga seluruh ucapannya keluar dalam keadaan baik dan manfaat. “ “Barangsiapa yang tidak meninggalkan ucapan dusta, dan pengamalannya, serta amal kebodohan, maka Allah tidak butuh pada amalannya meninggalkan makan dan minumnya. HR. Bukhari. ”Bisa jadi seorang yang berpuasa, bagiannya dari puasanya hanyalah lapar dan dahaga” HR Ibnu Hibban. “Sesungguhnya puasa itu bukan menahan dari makan dan minum saja, hanyalah puasa yang sebenarnya adalah menahan dari laghwu ucapan sia-sia dan rafats ucapan kotor, maka bila seseorang mencacimu atau berbuat tindakan kebodohan kepadamu katakanlah Sesungguhnya aku sedang berpuasa’.” HR Ibnu Khuzaimah, Ibnu Hibban, dan Al-Hakim. “Janganlah kamu saling mancaci bertengkar mulut sementara kamu sedang berpuasa. Maka bila seseorang mencacimu katakana saja Sesungguhnya saya sedang berpuasa’, dan kalau kamu sedang berdiri maka duduklah.” HR. Ibnu Khuzaimah, Nasa’i, Imam Ahmad. Wallahu a’lam.
. 134 294 65 406 358 58 315 211
puasa bukan sekedar menahan lapar