Jilid 26"Pesilat luar perbatasan maupun seberang laut, semuanya mempertaruhkan nyawa untuk memperebutkan benda belasan tahun benda ini berada padaku, yang mengetahuinya tidak begitu banyak, lagi pula aku cukup terkenal di seberang laut, Kalau ada yang tahu aku berada di sini, mungkin juga tidak berani ke mari merebut benda ini dari tanganku," ujar wanita tua itu dan menambahkan "Seandainya pesilat luar perbatasan atau pesilat di seberang laut yang memperoleh benda ini, maka akan menimbulkan malapetaka, Engkau berasal dari Tionggoan, tentunya tiada seorang pun akan tahu bahwa benda ini berada padamu," "Apakah masih ada sebab lain?" tanya Bee Kun Bu."Kelihatannya aku akan mati di dalam gua ini, Oleh karena itu, aku ingin memohon bantuanmu," jawab wanita tua itu, kemudian menarik nafas panjang, "Entah engkau sudi membantu atau tidak?""Cianpwee lelah menyelamatkan nyawaku, maka aku pun harus membantu Cianpwee walau harus mempertaruhkan nyawaku," jawab Bee Kun Bu setulus hati, "Namun aku sama sekali tidak mengerti ilmu pengobatan, maka misalnya Cianpwee minta bantuanku mengenai itu, aku harus bagaimana?""Aku tahu engkau tidak mengerti ilmu pengobatan," ujar wanita tua itu, Tapi ada satu orang di luar perbatasan yang dapat memunahkan racun tersebut""Siapa orang itu?" tanya Bee Kun Bu tua itu tak segera menyahut, melainkan memperhatikan Bee Kun Bu, lama sekali barulah membuka mulut"Engkau seorang diri mendatangi tempat luar perbatasan tentunya bukan pesiar, tapi pasti punya tujuan tertentu, Dugaanku tidak meleset kan?"Bee Kun Bu diam, ia tidak berani berterus terang karena belum kenal siapa wanita tua terpisah jauh dengan luar perbatasan dan seberang laut, maka kalau engkau tidak tahu jelas tempat- tempat itu, pasti tidak berani datang seorang diri," lanjut wanita tua itu, "Apakah engkau pernah dengar istana Pit Sia Kiong di gunung Taysan?""Pernah." Bee Kun Bu mengangguk "Guruku pernah menceritakan tentang istana itu. Pendirinya adalah Sah Thai Ik, murid partai Khong Tong. Apakah istana itu yang Cianpwee maksudkan?" "Tidak salah, Tapi itu adalah urusan dua ratusan tahun yang lampau. Kini majikan Pit Sia Kiong itu adalah Kim Hun Tokouw, Lam Kiong Siu. pernahkah engkau mendengar nama tersebut?""Tidak pernah.""Kim Hun Tokouw memiliki kepandaian tinggi. Be-lasan tahun yang lalu ketika aku masih berada di luar gua ini, dia sudah amat terkenal Oleh karena itu, aku pun berangkat ke gunung Taysan untuk bertanding dengannya. Tapi sayang sekali, dia justru sedang berpergianTanpa sengaja aku melukai dua muridnya, dan sejak itu terjadilah permusuhan di antara kami. Dua tahun kemudian aku dengar dia memperoleh Pit Giok Cak Tusuk Konde Giok. Karena dia berkepandaian tinggi, maka tidak seorang pun berani mencoba merebutnya, Namun dia cuma memperoleh separuh, itu tiada guna nya. Tak lama aku pun dengar, dia memperoleh semacam obat, khususnya memunahkan racun Thoa Ning Poh Kut San, setengah tahun kemudian aku justru terkena racun tersebut Berhubung di antara kami sudah ada permusuhan maka aku tidak berani menemuinya, dan terpaksa datang ke gua ini untuk mengobati diri sendiri.""Apakah Cianpwee bermaksud menyuruhku pergi menemui Kim Hun Tokouw untuk minta obat pemunah racun tersebut?""ltu merupakan obat langka dan dia tidak mengenalmu, maka bagaimana mungkin dia akan memberimu?" Wanita tua itu tertawa, "Lagi pula kalau tahu bahwa aku yang terkena racun tersebut, dia pasti lebih senang melihat aku mati dari pada menolongku.""Kalau begitu harus bagaimana?"Wanita tua itu tidak menjawab, sebaliknya malah bergerak cepat mencengkeram urat nadi Bee Kun Bu. Betapa terkejutnya Bee Kun Bu, secara otomatis ia pun menghimpun Lweekangnya untuk melindungi urat nadi-nya, agar tidak terluka oleh cengkeraman wanita tua itu."Kenapa Cianpwee melakukan serangan gelap terhadap diriku?" tanya Bee Kun Bu gusar "Apa maksud Cianpwee bertindak demikian?"Wanita tua itu tertawa gelak, lalu melepaskan cengkeramannya seraya berkata."Aku dengar, kepandaian Kim Hun Tokouw seimbang dengan kepandaianku sesungguhnya aku ingin menyuruhmu pergi merebut obat itu, namun saat ini tiada gunanya lagi."Padahal sesungguhnya, wanita tua itu ingin mencengkeram urat nadi Bee Kun Bu untuk memaksanya mengabulkan permintaannya, yakni pergi ke gunung Taysan merebut obat tersebut. Akan tetapi, Bee Kun Bu justru mampu mengerahkan Lweekangnya untuk melindungi urat nadinya, sehingga wanita tua itu tidak dapat mengendalikan Bee Kun Bu. Oleh karena itu, wanita tua tersebut lalu mengatakan begitu, agar Bee Kun Bu tidak mencurigainya."Aku justru ingin mengunjungi Pit Sia Kiong juga, Kalau bisa bertemu Kim Hun Tokouw-Lam Kiong Siu, aku pasti minta obat itu untuk Cianpwee," kata Bee Kun Bu."Oh?" wanita tua itu girang bukan main, "Kalau begitu, sebelumnya aku ucapkan banyak-banyak terima-kasih padamu, Juga berharap engkau tidak akan mengingkari janji!""Aku sudah berjanji, tentu tidak akan mengingkari-nya," ujar Bee Kun Bu dan menambahkan "Tapi aku mendatangi Swat Ling San ini justru ada sedikit urusan, mungkin masih membutuhkan waktu untuk menyelesaikan urusan itu, maka aku harap Cianpwee maklum!""ltu tidak jadi masalah." Wanita tua itu tertawa, "Karena engkau bersedia membantuku, aku pun harus menghadiahkan sepotong Pit Giok Cak ini padamu, harap engkau sudi menerimanya!"Wanita tua itu segera menyelipkan Pit Giok Cak itu ke tangan Bee Kun Bu. itu membuat Bee Kun Bu agak bereuriga, kenapa wanita tua itu mau menghadiahkan benda tersebut kepadanya?"Pit Giok Cak Tusuk Konde giok ini tidak utuh, namun tetap merupakan benda pusaka," ujar wanita tua itu ketika melihat Bee Kun Bu diam, "Engkau bisa melihat keanehan benda ini?"Bee Kun Bu memperhatikan benda tersebut, tapi tidak melihat keanehan apa pun, kecuali di pangkal benda itu terdapat dua butir mutiara yang memancarkan sinar"Maafl" ucap Bee Kun Bu. "Aku tidak melihat keanehan benda ini.""Menurut kaum rimba persilatan Lam Hai Laut Selatan, benda ini menyangkut suatu rahasia rimba persilatan, maka kaum pesilat rimba persilatan ingin memilikinya, Mengenai rahasia itu, aku pun tidak begitu jelas, tapi juga berkaitan dengan suatu cerita, aku akan memberitahukan.""Aku sudah siap mendengarkannya," ujar Bee Kun Bu tertarik."Sejak jaman dahulu hingga kini, semakin cantik seseorang wanita, justru semakin malang pula nasibnya." Wanita tua itu menarik nafas panjang, "Kira-kira tiga ratus tahun lalu, muncul seorang gadis yang amat cantik dan berkepandaian tinggi, namun dia tetap manusia, tidak terlepas dari dendam dan kebencian, Akhirnya dia cuma meninggalkan dua potong Pil Giok Cak dan sebuah cerita yang menggetarkan kalbu hingga sekarang,.-."Bee Kun Bu terus mendengarkan dengan penuh perhatian, apa lagi ketika melihat wajah wanita tua itu begitu murung, bahkan sebelah matanya pun telah basah. "Asal usul Pit Giok Cak ini memang agak sulit berasal dari salah seorang murid perguruan Sah, peninggalan Sam Im Sin Ni. Pada masa itu, Sam Im Sin Ni berniat sekali bertanding dengan Thian Ki Cinjin, maka Sam In Sin Ni berangkat ke Tionggoan menuju Kwat Cong San. ""Sam Im Sin Ni memang bertanding dengan Thian Ki Cinjin," sela Bee Kun Bu yang amat tertarik Tapi mereka berdua sama-sama terluka, akhirnya meninggal di Kwat Cong San."itu memang tidak salah." Wanita tua itu manggut-manggut. "Namun itu tiada kaitannya dengan Pit Giok Cak. Sebelum berangkat ke Kwat Cong San di Tionggoan, Sam Im Sin Ni sudah berpikir, mungkin dia dan Thian Ki Cinjin akan tewas bersama dalam pertandingan itu, maka sebelum berangkat ke Kwat Cong San, dia telah mengatur dirinya, Oleh karena itu, muncullah Pit Giok Cak ini."Wanita tua itu berhenti menutur, sedangkan Bee Kun Bu diam saja. Tak seberapa lama kemudian, wanita tua itu pun melanjutkan"Sudah lama Sam Im Sin Ni tinggal di gunung Taysan, Berhubung ingin berangkat ke Kwat Cong San, dan telah berpikir tidak akan pulang dengan selamat, maka sebelum berangkat dia pun lelah menyusun berbagai formasi di tempat tinggalnya untuk mencegah orang lain masuk.""Apakah Sam Im Sin Ni tidak punya pewaris? Kenapa tidak menyuruh pewarisnya untuk menjaga tempat ting-galnya?" tanya Bee Kun Bu."Sam Im Sin Ni tidak punya pewaris, maka menyusun berbagai formasi di tempat tinggalnya.""Pantas Sam Im Sin Ni dan Thian Ki Cinjin menulis kitab Kui Goan Pit Cek, ternyata mereka berdua tidak punya murid!" ujar Bee Kun tinggal Sam Im Sin Ni berada di Uah IIun yang menemukan tempat tinggalnya itu, tentunya orang yang berkepandaian tinggi, karena di tempat itu lelah dipasang berbagai formasi Ngo Heng, Kiu Kiong dan Pat Kwa! Lagi pula di gua itu telah ditutup dengan pintu, harus dibuka dengan kunci.""Apakah Pit Giok Cak adalah kunci itu?" tanya Bee KunBu."Engkau kelihatan agak meremehkan benda tersebut" ujarwanita tua itu dingin, "Benda itu adalah peninggalan Cianpwee dulu, Para pesilat luar perbatasan dan seberang laut menganggap di tempat tinggal Sam Im Sin Ni pasti menyimpan benda pusaka, maka para pesilat mempertaruhkan nyawa masing-masing demi memperoleh Pit Giok Cak ini.""Cianpwee jangan salah paham, aku sama sekali tidak meremehkan benda ini," sahut Bee Kun Bu. "Tadi cuma sekedar tanya.""Sam Im Sin Ni seorang diri berangkat ke Tionggoan dengan membawa Pit Giok Cak. Pada waktu itu tiada seorang pun tahu mengenai benda tersebut, namun setelah Sam Im Sin Ni tidak kembali ke tempat tinggalnya, banyak pula para pesilat luar perbatasan mati di Uah Hun Giam di gunung Taysan Altai.""Kenapa para pesilat luar perbatasan berani mencoba memasuki tempat tinggal Sam Im Sin Ni? Padahal waktu itu, mati hidupnya Sam Im Sim Ni masih belum ada yang tahu.""ltu dikarenakan ilmu silat Pesilat mana yang tidak tahu Sam Im Sin Ni memiliki ilmu silat yang amat tinggi? Oleh karena itu, para pesilat itu pun memberanikan diri memasuki tempat tinggal Sam Im Sin Ni, tapi meraka semua justru mati di sana.""Oooh!" Bee Kun Bu manggut-manggut. "Setelah itu, tiada pesilat memasuki tempat itu lagi?""Tetap masih ada pesilat yang mencoba memasuki tempat tinggal Sam Im Sin Ni itu," ujar wanita tua itu. "Tapi pada waktu itu, justru terjadi sesuatu yang diluar dugaan, sehingga para pesilat luar perbatasan dan seberang laut semakin tertarik pada tempat tinggal Sam Im Sin Ni.""Mungkin pada waktu itu Sam Im Sin Ni telah meninggal, kok masih bisa terjadi sesuatu yang di luar dugaan?" tanya Bec Kun Bu heran*****Bab ke 16 - Menutur Kejadian Masa Lampau Wanita tua itu tidak segera menjawab, melainkantersenyum hambar, lama sekali barulah melanjutkan"Pernahkah engkau dengar nama Sah Thai Ik, murid murtad partai Khong Tong?""Guruku pernah menceritakannya. Setelah kejadian di Sao Sit Hong, Sah Thai Ik pun meninggalkan partai Khong Tong, kan?""ltu adalah kejadian dua ratusan tahun yang lampau, tentunya kita tidak tahu jelas tentang kejadian itu. Se-tahuku, Sah Thai Ik memilih gunung Taysan sebagai tempat tinggalnya, kemudian mendirikan istana Pit Sia Kiong, Lagi pula kini Kim Hun Tokouw-Lam Kiong Siu memiliki sepotong Pit Giok Cak, maka cerita itu mungkin benar.""Cara bagaimana Sah Thai Ik itu ke gunung Taysan?" "Kebetulan Sah Thai Ik memperoleh Pit Giok Cak, maka dia memilih gunung Taysan sebagai tempat tinggalnya, kemudian mendirikan istana Pit Sia Kiong, itu karena ia ingin membuka gua tempat tinggal Sam Im Sin Ni di Uah Hun Thai Ik telah memperoleh Pit Giok Cak, kenapa tidak langsung pergi membuka pintu gua ilu, dan malah mendirikan Pit Sia Kiong?" Bee Kun Bu tidak mengerti"Sah Thai Ik berasal dari Tionggoan, maka tidak begitu jelas tentang gunung Taysan, lagi pula gunung Taysan merupakan gunung yang amat berbahaya, terutama Uah Hun Giam, tempat tinggal Sam Im Sin Ni itu, Karena amat memakan waktu untuk mencari tempat itu, maka Sah Thai Ik mendirikan istana Pit Sia Kiong,""Kalau begitu, hingga kini masih belum ada orang yang membuka pintu gua tempat tinggal Sam Im Sin Ni?""Entahlah." Wanita tua itu menggelengkan kepala, "Yang jelas akhirnya Pit Giok Cak dipatahkan jadi dua potong.""Kenapa begitu?" tanya Bee Kun Bu heran"Tidak begitu banyak orang tahu tentang itu, aku pun cuma dengar dari orang tua." Wanita tua itu memberitahukan "Setelah memperoleh sepotong Pit Giok Cak ini, barulah aku tahu ada sebab musababnya.""Oh?" Bee Kun Bu semakin tertarik"Pada waktu itu, Sah Thai Ik hanya merupakan murid partai KhongTong, yang sama sekali tidak terkenal Maka para pesilat luar perbatasan tidak begitu menaruh perhatian padanya, Ketika baru tiba di luar perbatasan, dia terus- menerus bertanya tentang gunung Taysan, itu sebabnya banyak pesilat mulai memperhatikannya. Un-tungnya pada waktu itu, kepandaian Sah Thai Ik belum tinggi, sehingga tidak begitu mencurigakan Oleh karena itu, dia bisa tenang tinggal di gunung Taysan dan mendirikan istana Pit Sia Kiong.""Kemudian bagaimana?" tanya Bee Kun Bu."Tapi ada dua orang yang sangat memperhatikan gerak gerik Sah Thai Ik. Kedua orang itu adalah murid dari Cianpwee di gunung Swat Ling San. Kedua orang itu bereuriga lantaran Sah Thai Ik terus-menerus menanyakan tentang gunung Taysan, Lagi pula Sah Thai Ik berasal dari Tionggoan, maka kedua orang tua itu ber-curiga, bahwa Sah Thai Ik telah memperoleh Pit Giok Cak untuk membuka pintu gua tempat tinggal Sam Im Sin Ni." "Sungguh bodoh Sah Thai Ik itu!" ujar Bee Kun Bu. "Kenapa dia terus-menerus menanyakan tentang gunung Taysan? Tentunya akan menimbulkan kecurigaan orang.""Sesungguhnya Sah Thai Ik tidak bodoh, sedangkan kedua murid aliran Swat Ling San cuma sibuk sendiri. Sah Thai Ik sama sekali tidak tahu jalan menuju gunung Taysan, maka terpaksa harus bertanya ke sana ke mati Setelah tahu, dia pun langsung menuju gunung Taysan." "Kedua murid aliran Swat Ling San pasti mengejar-nya.""Memang, Namun Sah Thai Ik sudah ada persiapan, sehingga membuat kedua murid aliran Swat Ling San itu pulang dengan tangan kosong.""Cara bagaimana Sah Thai Ik mengusir kedua murid aliran Swat Ling San?" tanya Bee Kun Bu ingin me-ngctahuinya."Siapapun tidak tahu jelas tentang itu," jawab wanita tua itu. "Walau Sah Thai Ik berkepandaian rendah, tahu kalau ada orang mengikutinya, maka dia tetap berlaku tenang, setibanya di gunung Taysan, dia sama sekali tidak pergi mencari tempat tinggal Sam Im Sin Ni, sebaliknya malah mencari tempat yang indah dan sepi untuk memperdalam ilmu silatnya, Kedua murid aliran Swat Ling San terus menunggu sampai tujuh hari tujuh Sah Thai Ik tidak meninggalkan tempat itu. Mereka berdua cuma melihat Sah Thai Ik pergi cari buah-buahan di hutan, lalu kembali ke tempat itu lagi untuk bersemedi O!eh karena itu, kedua orang itu pun berunding dan memastikan bahwa Sah Thai Ik tidak memperoleh Pit Giok Cak, dan menganggap Sah Thai Ik mendatangi tempat itu cuma ingin memperdalam ilmu silatnya.""Apakah kedua orang itu lalu meninggalkan Sah Thai Ik?" "Setelah memastikan bahwa Sah Thai Ik tidak memperolehPit Giok Cak, kedua orang itu pun pergi, Kesempatan itu tidakdisia-siakan Sah Thai Ik, dia pun segera pergi mencari tempat tinggal Sam Im Sin Ni." "Tentunya Sah Thai Ik menemukan Uah Hun Giam, tempat tinggal Sam Im Sin Ni itu," ujar Bee Kun Bu."Sah Thai Ik tidak menemukan tempat tinggal Sam Im Sin Ni." Wanita tua itu menggelengkan kepala, "Tiga hari tiga malam Sah Thai Ik mencari tempat itu, namun sama sekali tidak menemukannya akhirnya ia pun berhenti mencarinya. itu sungguh di luar dugaan kedua murid Swat Ling San. Kedua orang itu lalu pergi beristirahat di kaki gunung Taysan, dan beberapa hari kemudian baru kembali ke tempat Thai Ik untuk menyelidiknya."Kedua orang itu pasti tahu bahwa Sah Thai Ik pergi mencari tempat tinggal Sam Im Sin Ni, kan?""Sah Thai Ik juga berotak cerdas, ternyata tindakan kedua orang itu sudah dalam perhitungannya, Keika kedua orang itu ke tempat Sah Thai Ik lagi, dan melihat Sah Thai Ik sedang bersemedi di tempat itu. Kedua orang itu menunggu beberapa hari, tapi Sah Thai Ik tidak beranjak dari tempat itu, akhirnya mereka pulang ke Swat Ling San.""Oooh!" Bee Kun Bu manggut-manggut dan sangat kagum pada Sah Thai Ik yang berotak cerdas itu."Sejak itu, Sah Thai Ik pun menetap di gunung Taysan," lanjut wanita tua itu, "Dia masih mencari tempat tinggal Sam Im Sin Ni atau tidak, tiada seorang pun mengetahuinya.""Kemudian bagaimana?""Sah Thai Ik tinggal di tempat itu selama empat tahun. Dia menemukan tempat tinggal Sam Im Sin Ni atau tidak, tiada seorang pun tahu. Yang jelas kepandaiannya sudah bertambah tinggi, maka diapun meninggalkan gunung Taysan pergi menantang para pesilat untuk bertanding, dan selalu memperoleh kemenangan Akhirnya dia bertemu Pek Lui Taysu dari Pulau Thao Khong To. Taysu itu berasal dari kuil Siauw Lim, tapi menetap di pulau itu. Mereka berdua bertanding sehari semalam, dan pada jurus terakhir, Pek Liu Taysu berhasil menyentuh pakaian Sah Thai Ik, sehingga Pit Giok Cak itu pun melayang keluar jatuh di tanah, Pek Lui Taysu melihalnya, namun tidak tahu benda apa itu. Akhirnya Pit Giok Cak itu diambil lagi oleh Sah Thai Ik, Namun ketika Sah Thai Ik mengambil benda itu, orang suku Miau yang ada di sana melihatnya, Sejak itu tersiarlah bahwa Sah Thai Ik menyimpan benda tersebut, sehingga para pesilat luar perbatasan dan seberang laut selalu meng-incarnya."Kalau begilu, Sah Thai Ik pasti tidak bisa hidup tenang di Taysan," ujar Bee Kun Bu."Pada waktu iu, ia telah memiliki kepandaian tinggi, maka siapa berani mencoba merebut benda itu dari tangannya?" Wanita tua itu tertawa."Apakah tiada seorang pun pergi menemuinya untuk merebut Pit Giok Cak itu?" tanya Bee Kun Bu."Memang ada, tapi Sah Thai Ik dapat mengalahkannya." Wanita tua itu memberitahukan. "Setelah itu, Sah Thai Ik kembali ke Tionggoan menuju partai Khong Tong untuk bertanding dengan ketua Khong Tong Pay. Kepergiannya memakan waktu dua tahun, kemudian baru kembali ke Taysan dan mendirikan istana Pr,t Sia Kiong, Sejak itu pula ia menutup diri, sama sekali tidak menerima siapa pun. Kalau ada urusan, para muridnya yang membereskan. sedangkan Pit Giok Cak pun tidak pernah diungkit orang lagi.""Apakah masih ada kejadian lain?" tanya Bee Kun Bu ingin mengetahuinya."Ketika pulang dari Tionggoan, Sah Thai Ik menerima dua murid muda-mudi," jawab wanita tua itu dan melanjutkan "Digemblengnya kedua murid itu dengan ilmu silat tinggi, Setelah berusia enam puluhan, Sah Thai Ik pun meninggal Sebelum meninggal dia memberikan Pit Giok Cak kepada murid wanitanya." "Apakah Sah Thai Ik menceritakan tentang Pit Giok Cak itu?""ltu tidak jelas, Mungkin ia tidak menceritakan tentang itu." Wanita tua itu menarik nafas panjang, "Tapi kaum Bu Lim di luar perbatasan sama sekali tidak melupakan Pit Giok Cak itu, Oleh karena itu justru menimbulkan suatu kejadian lain yang masih menjadi buah bibir hingga kini, bahkan menyebabkan Pit Giok Cak terpotong menjadi dua.""Apakah kedua murid itu saling mencinta, lalu Pit Giok Cak itu, lalu dibagi dua?" tanya Bee Kun Bu men-duga."Kalau mereka berdua saling mencinta, tentunya Pit Giok Cak itu tidak akan dibagi dua." Wanita tua itu menarik nafas panjang, "Tentunya cinta mereka telah berubah, sehingga menimbulkan suatu kejadian.""Oh?" Bee Kun Bu mengerutkan kening. "Bagaimana kejadian itu?""Murid wanita itu memberikan Pit Giok Cak itu pada saudara seperguruannya, tapi saudara seperguruannya itu justru menggunakannya untuk menghias rambut, Padahal sesungguhnya, mereka berdua memang saling mencintai, tapi tiada seorang pun di antara mereka berani mencurahkan isi hati, malah timbullah rasa benci dalam hati murid wanita itu.""Murid lelaki itu memang bodoh, kenapa tidak mau menyatakan cintanya pada adik seperguruannya itu?""Mungkin itu sudah merupakan takdir." Wanita tua itu menggeleng-gelengkan kepala, "Setiap tahun gunung Taysan pasti tertutup salju. justru di saat itu muncul seorang pemuda berwajah ganteng di tempat itu, namun dalam keadaan kedinginan Kebetulan kedua murid Sah Thai Ik itu sedang bermain sa!ju. Ketika melihat pemuda itu, tanpa banyak pikir lagi mereka segera memapahnya ke istana Pit Sia Kiong, dan sejak itu timbullah suatu pereintaan.""Si pemuda jatuh cinta pada murid wanita itu?" "Yang benar adalah, murid wanita itu yang jatuh cinta pada pemuda tersebut Ternyata pemuda itu sakit, dua bulan kemudian baru sembuh, Kebetulan saat itu musim semi, maka dia pun jalan-jalan di sekitar istana.""Heran?" Bee Kun Bu tidak mengerti, "Padahal pemuda itu cuma kedinginan, kok bisa jadi sakit sampai dua bulan tidak bangun?""Ternyata mereka berdua telah saling jatuh cinta, sehingga pemuda itu pura-pura sakit, dan murid wanita itu terus menemaninya.""Oooh!" Bee Kun Bu manggut-manggut Ternyata begitu!" "Dua bulan kemudian.,." lanjut wanita tua itu. "Merekaberdua betul-betul sudah saling mencinta, keluar masuk istana Pit Sia Kiong pasti berduaan. itu membuat murid lelaki jadi kesal, dan terus cari akal agar pemuda itu meninggalkan istana Pit Sia Kiong.""Lalu bagaimana?""Murid wanita itu tahu tujuan saudara seperguruannya, maka dia pun berterus terang pada kekasihnya, bahwa istana Pit Sia Kiong tidak menerima orang luar, maka dia menyuruh pemuda tersebut agar meninggalkan istana Pit Sia Kiong. ""Tentunya pemuda itu menurut, sebab itu merupakan peraturan istana Pit Sia Kiong," ujar Bee Kun Bu."Tidak salah." Wanita tua itu mengangguk Tanpa berpamit lagi pemuda itu meninggalkan istana Pit Sia Kiong.""Apakah pemuda itu masih kembali ke istana Pit Sia Kiong?""Tidak, Setelah pemuda itu pergi, malam harinya murid wanita itu justru menemui saudara perguruan, akhirnya mereka berdua ribut dan malam itu juga murid wanita tersebut pergi mencari pemuda itu, Karena mengerahkan ginkang, dia pun dapat menyusul pemuda itu di kaki gunung." "Murid wanita itu pasti pergi bersama pemuda ter-sebut," ujar Bee Kun Bu yakin."Tidak begitu." ujar wanita tua itu, "Karena pemuda itu mengatakan bahwa dia berhutang budi pada murid lelaki itu, bahkan juga mengatakan dirinya tidak mengerti ilmu silat, maka ia mengambil keputusan untuk belajar ilmu silat tingkat tinggi, dan setelah berhasil, barulah dia akan melamar gadis itu.""Kalau begitu, pemuda tersebut tidak jahat." Bee Kun Bu menarik nafas."SemuIa pemuda itu memang berhati baik, namun setelah meninggalkan Taysan sifatnya berubah," ujar wanita tua itu melanjutkan "Akhirnya dia masuk ke aliran Swat Ling tahun kemudian, dia pun berhasil mempelajari ilmu silat tinggi aliran Swat Ling San. itu membuat dirinya amat disayang oleh guru-gurunya, Kemudian secara tidak sengaja, ia mendengar tentang Sam Im Sin Ni dan tempat tinggal itu dari guru-gurunya, sehingga pemuda itu terpengaruh.""Kenapa dia terpengaruh?" tanya Bee Kun Bu heran. "Karena dia telah mengetahui tentang Pit Giok Cak itu,maka timbullah keserakahannya," jawab wanita tua itu. "Dia ingin menipu Pit Giok Cak itu dari tangan murid wanita Sah Thai Ik, lalu pergi mencari tempat tinggal Sam Im Sin Ni.""Apakah dia berhasil menipu Pit Giok Cak itu?" "Setelah berniat jahat, dia pun segera berangkat kegunung Taysan menuju istana Pit Sia Kiong," "Berhasilkah dia memperoleh Pit Giok Cak?""Secara diam-diam dia memasuki istana Pit Sia Kiong, kemudian mengajak gadis itu keluar, Dia terus merayu dan membujuk, katanya sangat rindu dan lain sebagainya.""Gadis itu pasti kena rayuannya!" "Benar, Gadis itu memang terkena rayuannya, sebab pemuda itu mengatakan ingin mendapat benda kenang- kenangan dari gadis itu.""Tentunya benda itu Pit Giok Cak!""Tidak salah, Namun Pit Giok Cak itu dari suhengnya untuk menghias rambutnya, maka gadis itu pun tidak berani memberikannya Tapi kemudian gadis itu mematahkan benda itu jadi dua potong. itu sangat mengejutkan pemuda tersebut, dan bertanya kenapa gadis itu berbuat begitu?""Kenapa gadis itu mematahkan Pit Giok Cak jadi dua potong?" Bee Kun Bu pun merasa heran."Ternyata bagian ujung Pit Giok Cak itu diberikan pada pemuda tersebut, sedangkan pangkalnya tetap di-tancapkan pada rambutnya, itu agar suhengnya tidak mengetahui akan hal tersebut.""Kalau begitu, pemuda itu pasti kecewa sekali!""Benar, Pemuda itu memang kecewa sekali." Wanita tua itu menarik nafas panjang, "Justru karena sepotong Pit Giok Cak itu, akhirnya pemuda tersebut malah mati di tangan guru ke tiganya.""Lho?" Bee Kun Bu terbelalak "Kenapa bisa jadi begitu?" "Ternyata pemuda itu berangkat ke istana Pit Sia Kiong,guru-gurunya sudah tahu, Maka di saat ia kembali ke Swat Ling San, langsung dirangkap dan dibunuh.""Kenapa dia dibunuh? padahal dia tidak melanggar peraturan Swat Ling San!" .Bee Kun Bu tidak mengertL"Guru-gurunya mengiranya murid istana Pit Sia Kiong, Agar ilmu silat aliran Swat Ling San tidak di kuasai pihak istana Pit Sia Kiong, maka pemuda itu harus dibunuh.""Sungguh kasihan pemuda itu!" Bee Kun Bu menarik nafas, "Oh ya, bagaimana dengan sepotong Pit Giok Cak itu?" "Bagaimana selanjutnya, tiada seorang pun tahu." Wanita tua itu menggeleng-gelengkan kepala, "Tapi dua tahun kemudian, tersiar berita bahwa aliran Swat Ling San telah memperoleh sepotong Pit Giok Cak, Tentunya berita itu sangat mengejutkan murid wanita istana Pit Sia Kiong, Yang duluan mendengar berita itu malah Su-hengnya, karena itu, gunung Taysan pun menjadi ramai.""Mungkin karena pihak aliran Swat Ling San pergi mencari tempat tinggal Sam Im Sin Ni, maka gunung Taysan menjadi ramai," ujar Bee Kun Bu."Tidak salah, Bahkan Murid lelaki itu pun mulai curiga, kemudian menemui adik seperguruannya untuk menanyakan Pit Giok Cak itu.""Bagaimana adik seperguruan itu menjelaskannya?" tanya Bee Kun Bu tegang."Gadis itu cuma menangis, karena tidak tahu Pit Giok Cak itu merupakan kunci pintu gua Sam Im Sin Ni.""Kemudian bagaimana?""Gadis itu cuma memperlihatkan sepotong Pit Giok Cak. suhengnya terperanjat ketika melihat Pit Giok Cak itu cuma tinggal sepotong. Sebelum dia melampiaskan kemarahannya, Sumoynya itu justru telah mencabut pe-dang, dan mendadak menusuk dadanya sendiri.""Haah?" Bee Kun Bu terbelalak "Dia bunuh diri?" "Ya." Wanita tua itu mengangguk. "Suhengnya ter-perangah atas tindakan Sumoynya itu, dia berdiri seperti kehilangan sukma.""Setelah kejadian itu, bagaimana murid lelaki itu?" "Setelah itu, murid lelaki itu pun pergi, dan ketika pulangmembawa dua pasang muda-mudi, Ternyata dia menerima dua pasang muda-mudi itu sebagai muridnya, Sejak itu dia tidak pernah meninggalkan istana Pit Sia Kiong lagi." "Cianpwce begitu jelas tentang kejadian itu, apakah Cianpwee punya hubungan dengan kejadian itu?" tanya Bee Kun Bu mendadak"Aku adalah darah daging pemuda dan murid wanita itu," jawab wanita tua itu dengan air mata bereucuran"Apa?" Bee Kun Bu melongo, "Itu... itu bagaimana mungkin?""Secara diam-diam murid wanita itu melahirkanku, kemudian aku dititipkan pada orang lain." Wanita tua itu memberitahukan "lbuku juga meninggalkan amanat, bahwa selamanya aku harus menghindari istana Pit Sia Kiong itu, Akan tetapi setelah aku dewasa, akupun pergi mengambil sepotong Pit Giok Cak. Namun akhirnya aku malah diracuni oleh murid durhaka itu. Mudah-mudahan engkau bersedia ke istana Pit Sia Kiong tersebut menemui Kim Hun Tokouw-Lam Kiong Siu untuk meminta obat dengan menggunakan sepotong Pit Giok Cak ini!"Bee Kun Bu diam saja, dan tanpa sengaja ia menundukkan kepala memandang Pit Giok Cak tersebut, Ternyata di Pit Giok Cak tersebut terukir semacam pemandangan, mirip sebuah telaga dan puncak gunung."Bersediakah engkau pergi ke istana Pit Sia Kiong?" tanya wanita tua itu karena melihat Bee Kun Bu diam Kun Bu tersentak, lalu cepat-cepat mendongakkan kepala sambil menatap wanita tua itu, Kapan wanita tua itu dilahirkan dan kapan ia ke istana Pit Sia Kiong mengambil Pit Giok Cak itu? Ternyata Bee Kun Bu tidak habis berpikir tentang ini, Tapi karena menyangkut rahasia pribadi orang, maka ia pun tidak mau bertanya, khawatir wanita tua itu akan tersinggung."ltu menyangkut mati hidupnya Cianpwee tentunya aku tidak akan menolak." jawab Bee Kun Bu dan menambahkan "Namun dari tadi kita terus bereakap-cakap, Cianpwee masih belum memberitahukan nama besar Cianpwee Kalau aku ke istana Pit Sia Kiong, aku harus memberitahukan apa?""Namaku Ciu Lin." Wanita tua itu memberitahukan "Aku dijuluki Miauw Muk Jin Mo lblis Mata Picak.""Oooh!" Bee Kun Bu manggut-manggut, dari julukan itu sudah dapat diketahui bahwa wanita tua itu berhati kejam."Dalam tiga puluh tahun ini, aku jarang bertemu lawan yang setimpal di luar perbatasan maupun di seberang laut," ujar Ciu Lin. "Kwa Ih Kang, setan tertua di Swat Ling San yang berkepandaian tinggi itu pun tidak bisa berbuat apa-apa terhadap diriku, Berhubung tubuhku mengidap racun, maka aku tiada kesempatan bertanding dengan Kim Hun Tokouw- Lam Kiong Siu, lagi pula almarhumah pun telah berpesan, agar aku tidak cari gara-gara dengan istana Pit Sia Kiong."Ciu Lin memandang Bee Kun Bu dan melanjutkan "Engkau datang ke Swat Ling San ini, tentunya punya masalah dengan Lima Setan Swat Ling San. Engkau bersedia membantuku ke istana Pit Sia Kiong meminta obat pemunah racun itu, maka aku pun bersedia membantumu dalam hal menghadapi Lima Setan Swat Ling San itu."Oh?" Bee Kun Bu girang sekali, "Aku ingin bertanya, bagaimana kepandaian mereka?""Benarkah engkau sama sekali tidak tahu bagaimana kepandaian mereka?" Ciu Lin balik bertanya."Terus terang," jawab Bee Kun Bu jujur "Aku sudah bertemu empat setan itu. Kiu Tok Ciu-Liu Bwee sangat licik dan banyak akalnya, bahkan juga mahir berbagai formasi Ngo Heng, Kiu Kiong dan Pat Kwa, Tan Cun Goan memiliki Lweekang tinggi, Ling Coa Hong Tok Oey Hue ahli dalam hal racun, sedangkan Ciak Bin Sal Sin tidak begitu tinggi kepandaiannya. Apakah Lam Thian It Sat berbeda dengan keempat saudara seperguruannya?""Lam Thian It San-Kwa Ih Kang adalah saudara tertua, tentunya berbeda dengan yang lain," sahut Ciu Lin sambil tersenyum "Sebelum terkena racun, aku pernah datang di Swat Ling San ini untuk menyelidiki riwayat hidup ibuku, Aku bertarung dengan empat setan, Seperti apa yang engkau katakan, Tan Cun Goan memang memiliki Lweekang tinggi, Kui Tok Ciu-Liu Bwee sangat licik dan mahir pula membentuk berbagai macam fornasi, Ling Coa Hong Tok-Oey Hue adalah pakar racun, ilmu silatnya tidak begitu tinggi, apalagi Ciak Bin Sat Sin itu, cuma sok jago tapi kosong, Lain halnya dengan Lam Thian It Sat-Kwa Ih Kang, dia memang berkepandaian tinggi.""Kalau begitu, berarti Cianpwee pernah bertarung dengan Lam Thian It Sat?" tanya Bee Kun Bu."Tidak salah." Ciu Lin tersenyum "Setelah aku sampai di Siang Cing Koan, markas Lima Setan Swat Ling San itu, aku dan Lam Thian It Sat pun bertarung sengit Walau sudah lebih dari tiga ratus jurus, tapi masih tiada yang kalah dan menang, Kami boleh dikatakan setanding, maka aku pun amat kagum akan kepandaiannya Oleh karena itu, aku memberitahukan tentang tujuanku ke Siang Cing Koan, dia pun menanggapi dengan serius, sehingga kami pun berhenti bertarung, Setelah aku diracuni aku kemari untuk mengobati diriku sendiri, itu disebabkan tempat ini sangat aman, lagi pula musuh-musuhku pun tidak berani lancang memasuki Swat Ling San ini. sedangkan Lam Thian It Sat juga mengijinkan untuk tinggal di tempat ini.""Setelah bertarung dengan Lam Thian It Sat, apakah Cianpwee tahu ilmu silatnya berasal dari mana?""Memang berasal dari Tionggoan, namun telah dicampur adukkan dengan ilmu silat suku Miauw, seperti halnya ilmu silatku." Ciu Lin memberitahukan "llmu silat andalan Lam Thian It Sat adalah Im Hong Toan Hun Ciang llmu Pukulan pemutus Roh, PukuIan itu dapat menembus nadi menghancurkan jantung, bahkan mampu melukai orang dalam jarak sepuluh langkah. Kalau engkau bertarung dengannya, haruslah menjaga jarak di luar sepuluh langkah. itu pasti menguntungkan dirimu, Tapi ada satu hal yang engkau harus ingat, yakni Hong Hwee Tong Goa Angin Api yang ada di bawah altar ruang Siang Cing Koan itu, jangan sampai terperangkap ke dalamnya.""Terimakasih atas penjelasan Cianpwee!" ucap Bee Kun Bu. "Oh ya, bolehkah Cianpwee memberitahukan di mana Siang Cing Koan itu?""Apa?" Ciu Lin tertegun "Jadi engkau masih belum tahu di mana Siang Cing Koan itu?""Ya." Bee Kun Bu mengangguk "Aku sama sekali tidak tahu, sehingga diriku terjebak masuk ke dalam jurang ini.""Ooooh!" Ciu Lin manggut-manggut. "Kui Tok Ciu tahu tidak mampu melawanmu, maka dia menjebakmu masuk ke jurang ini. Dia yakin aku membunuhmu, jadi dia ingin meminjam tanganku untuk melenyapkanmu. seandainya aku memberitahukan kepadamu di mana Siang Cing Koan itu, aku pun tidak akan merasa bersalah terhadap Lam Thian It Sat itu."Usai berkata begitu, Ciu Lin mengerutkan kening, kelihatannya sedang memikirkan sesuatu, Bee Kun Bu diam saja, Berselang sesaat, barulah Ciu Lin menatap Bee Kun Bu seraya berkata."Aku ke Siang Cing Koan sudah belasan tahun yang lalu, Di saat itu mereka juga mengurung Ku Cu Cen. Setelah berlalu belasan tahun, mungkin Siang Cing Koan itu pun telah dipugar dan dipasang berbagai jebakan. ""Aku tidak takut menghadapi jebakan-jebakan itu," ujar Bee Kun Bu."Engkau memang gagah berani, Kalau tidak, bagaimana mungkin engkau berani memasuki Swat Ling San ini?" Ciu Lin menatapnya da!am-dalam. "Keluar dari gua ini, engkau akan melihat sebuah puncak gunung yang mirip lima jari manusia, Setelah melewati puncak gunung itu sejauh ratusan mil, akan tampak sebuah bangunan, itulah Siang Cing Koan." "Terimakasih, Cianpwee!" ucap Bee Kun Bu. "Aku mohon diri!""Engkau mau pergi?" tanya Ciu Lin dingin"Ya." Bee Kun Bu mengangguk "Memangnya kena pa?" "Bagaimana cara engkau meninggalkan tempat ini?" tanyaCiu Lin."Itu. " Bee Kun Bu memang tidak memikirkan hal ini."Akn., tidak tahu harus bagaimana ke luar dari sini.""Kalau aku tidak memberitahukan jalannya, engkau pasti tidak akan bisa keluar dart jurang ini," ujar Ciu Lin."Mohon Cianpwee sudi memberitahukannya!""Aku memang harus memberitahukan, namun,. " Ciu Linmenatapnya tajam "Engkau jangan lupa akan janjimu itu.""Harap Cianpwee berlega hati, aku tidak akan ingkar janji," sahut Bee Kun Bu sungguh-sungguh."Engkau pun harus ingat," ujar Ciu Lin memberitahukan "Kalau engkau tidak kembali dalam waktu enam buIan, aku pun tidak akan tertolong lagi."Bee Kun Bu jadi diam, sebab ia sendiri juga tidak tahu, apakah ia bisa kembali kemari dalam waktu enam bulan atau tidak."Sudahlah!" Ciu Lin menarik nafas panjang, "Aku pasrah dan mengikuti takdir saja, Namun mudah-mu-dahan engkau bisa kembali dalam waktu enam bulan dengan membawa obat pemunah racun itu.""Cianpwee, aku pasti berupaya agar bisa kembali ke mari tepat waktunya," ujar Bee Kun Bu berjanji"Mudah-mudahan!" sahut Ciu Lin. "Di belakangku terdapat sebuah lubang besar, di dalam lubang itu terdapat sebuah !orong, Engkau meloncat ke dalam lubang itu, dan melalui lorong itu engkau pasti dapat ke luar.""Oh?" Bee Kun Bu girang bukan main. Terimakasih, Cianpwee! Mudah-mudahan aku bisa kembali ke mari dalam waktu enam bulan!""Selamat jalan!" ucap Ciu Kun Bu melangkah ke belakang wanita tua itu, namun tidak melihat lubang tersebut"Cianpwee, di mana lubang itu?" tanya Bee Kun Bu heran. "Di balik batu yang besar itu!" Ciu Lin Kun Bu segera ke sana, tidak salah, di baliksebuah batu besar terdapat sebuah lubang yang cukup besar."Cianpwee, sampai jumpa!" ucap Bee Kun Bu, lalu meloncat ke dalam lubang itu. Memang tidak salah, lubang itu merupakan sebuah lorong yang amat panjang dan gelap pula....*****Bab ke 17 - Menghadapi Formasi Lima Unsur dan Barisan MacanSaat ini Bee Kun Bu sudah keluar dari jurang itu, Dapat dibayangkan betapa girang hatinya, sementara hari pun sudah gelap, namun diterangi oleh sinar bulan mendongakkan kepala dan terbelalak, ternyata ia melihat sebuah puncak gunung yang disebut Ngo Cih Hong Puncak Lima Jari. Menurut Miauw Muk Jin Mo Ciu Lin, setelah melewati puncak gunung itu sejauh ratusan mil, akan tampak sebuah bangunan yakni Siang Cing itu, Bee Kun Bu segera mengerahkan ginkangnya menuju puncak gunung itu, Tak lama ia mulai memasuki sebuah rimba yang penuh pepohonan dan batu-batu aneh, otomatis membuatnya tidak bisa mengerahkan ginkangnya lagi, hanya bisa berlari berkelebat sosok bayangan putih. Sosok bayangan putih itu berhenti di atas sebuah batu yang jaraknya sepuluhan depa di hadapan Bee Kun Bu. Sosok bayangan itu ternyata orang berbaju Lima Jari adalah tempat penting di Swat Ling San!Siapa yang memasuki tempat ini, harap memberitahukan nama, agar dilaporkan pada ketua!" bentak orang berbaju putih Kun Bu memandang orang berbaju putih itu, ia yakin bahwa orang itu cuma sebagai penjaga ditempat tersebut, maka Bee Kun Bu tidak menghiraukannya, dan langsung melesat ke depan orang berbaju putih itu mengeluarkan semacam terompet, lalu ditiupnya sehingga suaranya mendengung- Kun Bu memutar badannya, maksudnya ingin menangkap orang berbaju putih tersebut, akan tetapi, ketika ia memutar badannya, orang berbaju putih itu hilang entah ke membuat Bee Kun Bu terheran-heran, tapi kemudian ia teringat sesuaiu. Jangan-jangan kini ia berada di dalam semacam formasi, sebab ia pernah mengalami hal semacam ini ketika melawan Kiu Tok Ciu-Liu karena itu, ia mulai berhati hati dan siap menghadapi segala sesuatu, MuIailah ia berjalan menuju ke depan, Berselang beberapa saat, ia merasa heran karena tidak melihat suatu keanehan apa mengayunkan kakinya lagi. Pada waktu bersamaan terdengarlah suara tawa panjang di balik sebuah pohon, Seketika juga Bee Kun Bu mencabut pedang pusaka yang terselip di punggungnya. Trang! Bee Kun Bu sudah menggenggam pedang tawa itu terdengar lagi di balik pohon lain, tapi tidak tampak orangnya."Kalian para setan Swat Ling San, sudah banyak melakukan kejahatan." bentak Bee Kun Bu lantang, "Aku harap kalian keluar! Kalau tidak, kalian pasti menyesal!"Terdengar lagi suara tawa panjang, Berselang sesaat, muncullah belasan orang mengurung Bee Kun Kun Bu memandang mereka satu persatu, tampak dua orang di antara mereka berpakaian aneh. Bee Kun Bu juga terkejut, sebab belasan orang itu mengurungnya berdasarkan semacam formasi yang berbentuk Kiu Kiong dan Pat Kwa."Siapa engkau? Berani bertingkah di sini!" bentak orang yang berpakaian putih."Aku Bee Kun Bu, murid partai Kun Lun!" sahut Bee Kun Bu memberitahukan. "Aku ke mari ingin bertemu Kwa Ih Kang, sekaligus menangkap Souw Peng Hai dan Co Hiong! Harap kalian melapor pada Kwa Ih Kang, agar dia menyerahkan kedua orang itu padaku! Kalau ttdak, aku pasti meratakan Siang Cing Koan!""Partai Kun Lun jauh di Tionggoan, sama sekali tiada hubungan dengan Swat Ling San!" sahut orang berpakaian aneh, "Aku sudah menerima perintah dari ketua, melarang siapa pun yang ingin menemuinya. Tempat ini merupakan jalan masuk ke Siang Cing Koan, juga merupakan tempat larangan! Aku harap engkau tahu diri dan segera mundur! Kalau tidak, kami terpaksa me-nangkapmu!""Aku sudah bertemu empat setan Swat Ling San, bahkan juga sudah bertarung dengan mereka! Kalau kalian tahu diri, cepatlah buang senjata kalian dan segera tinggalkan tempat ini!" sahut Bee Kun Bu dingin. "Hm!" dengus orang berpakaian aneh. "Kematianmu sudah berada di ambang pintu, tapi masih berani omong besar! sekarang aku akan menyuruhmu merasakan ke-lihayan formasi lima unsur dari Swat Ling San kami!"Usai membentak, orang itu pun segera memberi aba-aba, dan seketika juga sembilan orang yang mengurung Bee Kun Bu menghunus senjata masing-masing, lalu berputar-putar dan menyerang Bee Kun Kun Bu tidak tahu bagaiman keanehan formasi lima unsur itu. ia cuma mengayunkan pedangnya ke arah orang berbaju putih, Maksudnya ingin membunuh orang itu dengan sekali tetapi, ketika pedangnya berkelebat ke arah orang baju putih itu, ia pun mendengar suara desiran senjata lain di belakangnya, Ternyata ia pun diserang dari belakang, sedang orang baju putih itu secepat kilat meloncat ke boleh buat! Bee Kun Bu harus berkelit pula, Kemudian ia pun memutar pedangnya menangkis semua senjata yang Terdengar suara benturan senjata, bunga api pun waktu bersamaan, sepuluh orang itu pun ber-putar- putar, lalu menyerang dan mundur berdasarkan lima unsur, yakni unsur Kim Emas, Muk Pepohon, Sui Air, Hwee Api dan Tou Tanah.Repot juga Bee Kun Bu menghadapi formasi tersebut sebab sepuluh orang itu dibagi lima pasang, kemudian lima orang menyerang dari bawah, dan yang lain menyerang dari atas. Setelah itu, berubah lagi dengan berbagai macam seranganpertarungan pun semakin seru, Ketika diserang dari bawah, Bee Kun Bu langsung menarik nafas dalam-dalam menghimpun Lweekangnya, lalu menangkis serangan- serangan itu dan meloncat ke belakang, namun tetap terkurung di dalam formasi terasa pertarungan sudah lebih dari dua puluh jurus, Bee Kun Bu tampak terkejut, karena tidak menyangka formasi lima unsur itu begitu hebat dan sulit dipecahkanTiba-tiba ia berdiri tegak di tempat, pedang diturunkan ke bawah menyentuh tanah, dan secara diam-diam dimasukkannya tangan kirinya ke dalam waktu bersamaan, serangan dahsyat pun mengarah padanya dari lima jurusan, Bee Kun Bu memekik keras sambil mengayunkan pedangnya untuk menangkis serangan- serangan itu, dan mendadak mengayunkan tangan kirinya."Aaakh!" Terdengar suara jcritan, tampak dua orang langsung Kun Bu tambah semangat, dan segera menyerang mereka dengan pedang dan jarum Toan Meng Cin. Terdengar lagi dua kali jeritan, ternyata dua orang lagi itu tampak sinar pedang berkelebatan, dan terdengarlah suara jeritan di sana-sini. Kini cuma tinggal empat orang, otomatis formasi lima unsur itu tidak dapat berfungsi terdengar suara siulan, kemudian ke empat orang itu pun langsung lari ke dalam rimba, Bee Kun Bu tidak mengejar mereka, melainkan memandang orang-orang yang tergeletak Salah seorang adalah orang yang berbaju putih, kelihatannya dia terluka oleh jarum Toan Meng berbaju putih itu merintih-rintih sambil mendekap perutnya, Keringatnya pun terus-menerus mengucur dari keningnya dengan sepasang mata mendelik-delik. Tak seberapa lama kemudian, orang itu pun itu, Bee Kun Bu terkejut tapi girang karena jarum Toan Meng Cin begitu lihay, Oleh karena itu, ia pun mengambil keputusan, apabila kelak bertemu lawan tangguh, ia akan menggunakan jarum tersebut Yang dimaksudkan lawan tangguh tentunya Kun Bu memandang yang lain, tampak dua orang terluka oleh pedangnya, tapi masih bernafas, justru membingungkannya, karena tidak tahu harus berbuat apa. Harus menolong mereka atau tidak? Di saat ia sedang bimbang, mendadak salah seorang yang luka itu menyerang dada Bee Kun Bu dengan mereka begitu dekat, sehingga sulit bagi Bee Kun Bu mengelak serangan yang mendadak itu. Namun ia masih sempat meloncat ke belakang, namun ujung golok itu berhasil merobek terhindar dari serangan itu, Bee Kun Bu pun mengucurkan keringat dingin, hampir saja nyawanya melayang. Karena itu, dapat dibayangkan betapa gusarnya Bee Kun Bu. ia segera menghimpun Lweekangnya, lalu memukul ke arah orang itu."Aaakh!" jerit orang itu dan terpental beberapa depa, dan nafasnya pun putus Kun Bu terdiri termangu-mangu, lama sekali barulah mengayunkan kakinya memasuki rimba itu, ia pun berharap akan bertemu Pek Yun Hui dan Gin Tie Suseng-Kim Eng Kun Bu terus melangkah, ia tahu bahwa tempat itu menuju Siang Cing Koan, tentunya banyak jebakan pula, maka ia melangkah dengan hati-hati sekali justru ia sama sekali tidak tahu bahwa dirinya sudah berada di dalam pengawasan penjaga di situ. Ternyata penjaga di situ sudah menerima laporan dari orang-orang yang menyerangnya ia mendengar suara semacam terompet, kemudian suara itu sambung-menyambung semakin Bee Kun Bu terus pasang telinga mendengarkan suara terompet itu. ia ingin memanfaatkan suara terompet itu sebagai petunjuk jalan, agar bisa mencapai Siang Cing suara terompet itu tidak terdengar lagi, badan Bee Kun Bu langsung melesat ke arah suara terompet itu, Akan tetapi, sungguh mengherankan Ketika sampai di tempat suara itu ia sama sekali tidak menemukan waktu bersamaan, terdengar lagi suara terompet sejauh setengah mil itu membuat Bee Kun Bu terheran-heran Ternyata suara terompet itu berada di tempat yang dilaluinya ketika masuk tadi, y "Hmm!" dengus Bee Kun Bu. "Mereka ingin memancing aku keluar, aku malah sengaja masuk ke dalam! Apakah kalian tidak akan keluar menyambutku?"Bee Kun Bu melesat ke dalam Terdengar lagi suara terompet, kali ini suara terompet tersebut berada jauh di depan sekitar tiga mil, Seketika juga ia melesat ke tempat itu. Berselang beberapa saat kemudian, ia sudah sampai di suatu tempat yang penuh ditumbuhi rerumputansementara malam pun semakin larut, sedangkan suara terompet itu terus berkumandang, seakan memberitahukan tentang kedatangan Bee Kun Bee Kun Bu melihat puluhan pasang bintik terang menyorot ke arahnya, ia mengernyitkan keing, tidak tahu benda apa itu, namun sudah bersiap untuk menghadapi segala kemungkinanSetelah mendekat, barulah ia terbelalak, ternyata bintik- bintik yang menyala terang itu adalah mata macan. Belasan ekor macan yang garang semakin mendekat, kemudian mengaum keras menggetarkan tempat belasan ekor macan itu menerjang ke arah Bee Kun Bu dengan terkaman Cepat-cepat Bee Kun Bu mengayunkan pedangnya, seketika juga belasan ekor macan itu meloncat mundur Kelihatannya macan-macan itu takut akan sabetan pedang Bee Kun Bu. Macan-macan itu mengaum keras lagi. Bee Kun Bu berpikir, tiada gunanya melawan macan-macan itu. Walau ia mampu membunuh semua macan itu, tapi akan menghamburkan tenaganya, maka lebih baik menghindarSetelah berpikir demikian, Bee Kun Bu memutar badannya, Namun ketika ia baru mau meloncat pergi, sekonyong-konyong muncul lagi belasan macan menghadang di hadapannya, bahkan terdengar suara tawa dingin, dan menyusul suara tua yang serak."Bee Kun Bu, kini engkau sudah terkurung oleh barisan macan! Kalau engkau tahu diri, masih ada kesempatan bagimu untuk meninggalkan tempat ini! Tapi kalau tidak jangan mempersalahkan pihak Swat Ling San bertindak kejam terhadapmu!"Bee Kun Bu terkejut ia tidak menyangka macan-macan itu telah dilatih dan mampu membentuk suatu barisan"Aku sudah mendapat pelajaran formasi lima unsur, itu cuma merupakan formasi anak kecil! Oleh karena itu, aku pun ingin belajar kenal dengan barisan macanmu ini!" sahut Bee Kun Bu dingin"Engkau yang menghendaki begitu, jangan mempersalahkanku!" Terdengar lagi suara serak, kemudian disusul oleh suara mengherankan, ketika macan-macan yang berjumlah tiga puluh enam ekor itu mendengar suara terompet, semuanya langsung duduk, Tak lama terompet itu berbunyi lagi, seketika juga macan-macan itu bangkit sambil mengaum Kun Bu terperanjat sebab macan-macan itu sangat menurut pada suara terompet."Aku harus berhati-hati!" ujarnya dalam hati, "Aku tidak melihat orang itu, tapi dia mampu memberi perintah pada macan-macan dengan suara terompet, itu membuktikan bahwa orang itu berkepandaian tinggi, aku tidak boleh meremehkannya!"Terdengar lagi suara terompet berbunyi aneh. Mendadak macan-macan itu berputar-putar mengelilingi Bee Kun Bu sambil mendongak-dongakkan kepala menatapnya tajam."Bee Kun Bu, engkau masih muda dan sudah terkenal di rimba persilatan Tionggoan, kenapa engkau malah ingin cari mati di tempat ini? Aku beri kesempatan terakhir padamu, cepatlah tinggalkan tempat ini! kalau tidak, begitu aku memberi perintah pada macan-macan itu, sulit bagimu untuk meloloskan diri!"sesungguhnya Bee Kun Bu memang sudah amat terkejut menyaksikan barisan macan-macan itu, tapi ketika mendengar ucapan orang itu, timbullah rasa panas dalam hatinya, lalu tertawa panjang."Mati atau hidup bukan merupakan masalah besar, maka engkau tidak perlu bermurah hati padaku!" ujar Bee Kun Bu lantang, "Aku berani memasuki Swat Ling San ini, tentunya sudah tidak menghiraukan soal mati lagi! Oleh karena itu, cepatlah perintahkan macan-macanmu itu menyerangku!"Tiada sahutan, rupanya orang itu amat kagum pada keberanian Bee Kun Bu. sementara macan-macan itu sudah tampak tidak sabaran, sebab sudah sekian lama menunggu perintah, dan mereka pun mulai kacau."Yaaah!" Terdengar suara helaan nafas, "Kalau be-gitu, harap Bee siauhiap berhati-hati!"Terompet berbunyi lagi tiga kali dengan nada aneh, Begitu mendengar suara terompet itu, tampak tiga ekor macan langsung menerkam Bee Kun ayal lagi Bee Kun Bu pun segera mengayunkan pedangnya, ia menyerang ketiga ekor macan itu dengan jurus Thui Coan Moh Goat Mendorong jendela Memandang Bulan, kemudian disusul pula dengan jurus Ceh Li Thou Cun Gadis Menenun Sutera.Akan tetapi, ketika ia menyerang ketiga ekor macan itu, tiba-tiba terompet berbunyi lagi, lalu tampak enam ekor macan menerkam Bee Kun Bu dari Kun Bu langsung memutar pedangnya dengan jurus Um Coan Hui Uh UIar Terbang Menari Lincah, yaitu salah satu jurus dari ilmu pedang Hun Kong Kiam Hoat yang diserti dahsyat jurus itu, sehingga tiga ekor macan terpental terkena serangan tersebut Namun pada waktu bersamaan, lima ekor macan lainnya menerkam ke arahnya .Bee Kun Bu terpaksa memutar pedangnya membentuk sebuah payung melindungi dirinya, Kelima ekor macan itu terdorong mundur Ternyata Bee Kun Bu menyalurkan Lweekang pada pedangnya, sehingga menimbulkan segulung angin berhembus ke arah macan-macan yang menerkamnya kelima ekor macan itu terdorong mundur, tapi maju lagi macan lain menerkamnya, sehingga Bee Kun Bu kewalahan menghadapinya, Cepat-cepat ia mengerahkan ginkangnya lalu meloncat ke saat itu terdengar lagi suara terompet Semua macan itu langsung mundur, kemudian duduk diam, tentunya membuat Bee Kun Bu tereengang."Bee Kun Bu, apakah engkau punya hubungan dengan Tan Cun Goan?" tanya orang ketika bertanding dengan Tan Cun Goan di permukaan sungai, secara diam-diam Bee Kun Bu telah mempelajari ginkang Tan Cun Goan, Maka tadi tanpa pikir lagi, ia langsung mengerahkan ginkang tersebut"Aku memang pernah dua kali bertemu, namun aku tiada hubungan dengannya!" sahut Bee Kun Bu dingin. "Kalau begitu, kenapa engkau mahir ilmu ginkangnya yang disebut Ti Yun Chung Menembus Kelangit?""ltu bukan ilmu rahasia, maka aku mahir ilmu ginkang itu," sahut Bee Kun Bu sambil tertawa."Hm!" dengus orang itu dingin. "Meskipun engkau berkepandaian tinggi, tetap sulit bagimu untuk meloloskan diri dari kepungan barisan macan ini!"Usai berkata begitu, orang itu pun langsung meniup terompetnya, Macan-macan yang diam itu segera mengaum keras dan menyeringai Tiga puluh enam ekor macan itu mulai mendekati Bee Kun Bu, dan siap terdengar suara terompet meninggi, dan seketika juga tampak empat ekor macan menerkam ke arahnya, Kali ini Bee Kun Bu tidak bertindak main-main lagi, kecuali bergerak cepat dan mengayunkan pedangnya secepat kilatKeempat ekor macan itu tersabet pedang, dan langsung roboh dan tak bangun lagi, sedangkan yang tiga puluh dua ekor lagi kelihatan bertambah garang dan berpular-putar mengurung Bee Kun Bu. Mendadak muncul lagi empat ekor, ternyata menggantikan macan yang terluka tadi, sehingga jumlah mereka tiga puluh enam ekor seperti berbunyi lagi, dan seketika juga macan-macan itu menerkam Bee Kun Bu secara bergantian Bee Kun Bu terpaksa memutar-mutar pedangnya untuk melindungi diri, Akan tetapi, macan-macan itu terus-menerus menerkamnya."Bee Kun Bu!M Terdengar suara dingin. Tidak gampang engkau memperoleh kepandaian tinggi, lebih baik engkau pergi sekarang! jangan sampai aku perintahkan macan-macan itu mencabik-cabik tubuhmu!""Aku bukan orang yang takut mati dan gampang digertak!" sahut Bee Kun Bu sambil tertawa gelak, "Eng-kau boleh perintahkan macan-macan ini untuk mencabik-cabik tubuhku!" Ketika menyahut, Bee Kun Bu juga pasang kuping untuk mendengar suara tadi berasal dari mana, Sebab macan- macan itu tunduk pada orang yang meniup terompet, maka jalan satu-satunya adalah menangkap orang itu."Aku cukup baik memperingatkanmu, namun engkau tidak mau menurut!" ucap orang yang bersembunyi itu. "Apa boleh buat, jangan mempersalahkanku berlaku kejam padamu!"Ketika orang itu baru mau meniup terompetnya, Bee Kun Bu segera mengayunkan tangannya, Ternyata ia sudah tahu orang itu bersembunyi di mana, dan segeralah menyerangnya dengan jarum Toan Meng Cin."Aakh!" Terdengar suara jeritan, orang itu roboh dan sekaligus terguling keluar dari tempat Kun Bu tidak menyia-nyiakan kesempatan itu. ia pun segera menyerang mata dua ekor macan. Kedua macan itu mengaum keras, karena mata masing-masing telah tertusuk pedang Bee Kun tiga puluh enam ekor macan itu bergerak menurut suara terompet Kalau tidak mendengar suara terompet, maka barisan macan itu akan kacau dengan sendirinya, Apalagi dua ekor macan telah buta matanya, sehingga mengamuk ke sana ke mari membuat barisan itu bertambah itu dimanfaatkan Bee Kun Bu. Cepat-cepat ia mengayunkan pedangnya menyerang macan-macan ekor roboh mandi darah, sedangkan Bee Kun Bu tidak berhenti sampai di situ. Macan-macan itu tergeletak mandi darah, sisa beberapa ekor langsung kabur ke dalam seketika suasana di tempat itu. Bee Kun Bu berdiri termangu-mangu, beberapa saat kemudian, barulah mengayunkan kakinya mendekati orang yang terkena senjata rahasianya. Orang itu berusia enam puluhan, namun nyawanya telah putus, Bee Kun Bu menarik nafas panjang sambil menggeleng-gelengkan kepala, timbul rasa ibanya pada orang tua itu. Maka ia berjanji dalam hati, tidak akan sembarangan menggunakan jarum Toan Meng Cin saat bersamaan, tiba-tiba terdengar semacam suara siulan yang amat tajam, Bee Kun Bu segera bersiap-siap menghadapi apa yang akan terjadisekonyong-konyong tampak puluhan panah meluncur ke arah Bee Kun Bu. Begilu cepat luncuran panah itu, membuat Bee Kun Bu tidak sempat berpikir lagi, ia langsung memutarkan pedangnya untuk melindungi diri dan puluhan panah itu tersapu rontok oleh putaran pedang Bee Kun Bu."Jangan bertindak secara sembunyi-sembunyi, itu adalah pengecut! Ayoh! Cepat perlihatkan diri kalian!" sahutan, meluncur lagi puluhan panah ke arahnya, Kali ini Bee Kun Bu memutar pedangnya sambil meloncat ke tempat luncuran panah-panah tersebutAkan tetapi, di tempat itu tidak tampak seorang pun, namun Bee Kun Bu yakin ada orang bersembunyi di situ."Aku tahu kalian bersembunyi di balik air terjun itu!" ujar Bee Kun Bu lantang, Ternyata di tempat itu terdapat air terjun, "Kalau kalian tidak keluar, aku pasti menyerang kesitu!""Engkau mundur beberapa depa, kami akan segera keluar!" Terdengar suara sahutan sahutan itu membuat Bee Kun Bu terheran-heran, sebab suara itu mirip suara wanita tapi juga mirip suara lelaki, Walau terheran-heran, ia tidak lupa meloncat mundur beberapa depa."Aku sudah mundur beberapa depa, harap kalian keluar!" dua anak kecil melesat keluar, Usia anak kecil itu sekitar lima belasan, dengan rambut dikuncir ke atas, Masing- masing menggenggam pedang, dan langsung menyerang Bee Kun Kun Bu agak melongo ketika melihat dua anak kecil melesat keluar dari balik air terjun, justru ia tidak menyangka kalau kedua anak kecil itu akan menyerangnya secara mendadak, ia langsung meloncat mundur dan ujarnya sambil tertawa."Kalian berdua masih kecil, ada dendam apa kalian berdua denganku? Kenapa menyerangku dengan panah, dan kini menyerangku lagi dengan pedang?"Kedua anak kecil itu tidak menyahut, sebaliknya malah menyerang Bee Kun Bu lagi dari dua masih kecil, kedua anak itu memiliki ilmu pedang yang cukup lihay, sayangnya mereka masih kecil sehingga Lweekang mereka belum tinggi."Eeh?" Bee Kun Bu tertawa geli, "Kalian berdua sudah tidak menyayangi nyawa sendiri? Aku bertanya sekali lagi, kenapa kalian menyerangku? Kalau kalian tidak menjawab, aku pasti menghajar kalian!"Kedua anak kecil itu tetap tidak menyahut, Salah satunya malah menyerang Bee Kun Bu dengan sengit menggunakan jurus Tou Ciok Mun Lou Menyambit Batu Menanya Jalan, Yang satu lagi menyerang Bee Kun Bu dengan jurus Pat Hong Hong Ih Hujan Angin Delapan Penjuru.Bee Kun Bu terkejut juga menyaksikan serangan-serangan mereka, ia langsung menangkis menggunakan jurus Thian Kang Loh Mo lb!is Terbang Kelangit, itu merupakan jurus yang sangat dahsyat Akan tetapi mendadak kedua anak kecil itu membuang pedang masing-masing, kemudian menjatuhkan diri sambil menangis Kun Bu terbelalak ia tidak mengerti kenapa kedua anak kecil itu mendadak menangis begitu. "Hei, bocah! Kalian berdua tiada permusuhan denganku kenapa melancarkan serangan gelap terhadap-ku?" tanya nya."Engkau kejam!" sahut salah seorang anak kecil itu sengit "Engkau telah membunuh kakekku dengan senjata rahasia, maka kami harus menuntut balas! Tapi kami masih kecil, bukan lawanmu! Kalau kelak sudah besar kami berdua pasti membunuhmu untuk membalas dendam kakekku!"Bee Kun Bu teriegun, ia memandang kedua anak kecil itu, kemudian tanyanya heran."Apakah orang tua itu kakek kalian?"Kedua anak kecil itu tidak menyahut, melainkan terus menangis sedih, itu membuat Bee Kun Bu salah tingkah, dan tidak tahu harus berbuat apa?"Sudahlah!" ujar Bee Kun Bu seakan menghibur "Kalian berdua tidak perlu menangis, orang sudah mati tidak bisa hidup lagi, Kakek kalian menurut pada perintah Lima Setan Swat Ling San, itu pertanda ia bukan orang baik. Oleh karena itu, kalian berdua jangan mencontohi kakek kalian itu, dan harus jadi orang baik.""Siapa bilang kakekku bukan orang baik? Engkau yang jahat!" bentak salah seorang anak itu."Adik, jangan mencaci orang!" ujar anak yang memakai baju hijau, "Kakak akan bertanya padanya."Tanyalah!" sahut Bee Kun Bu cepat"Engkau bukan orang Swat Ling San?" tanya anak yang berbaju hijau."Aku datang dari Kwat Cong San di Tionggoan, murid partai Kun Lun," jawab Bee Kun Bu memberitahukan, "Aku ke mari ingin membuat perhitungan dengan Lima Setan Swat Ling San, maka bagaimana mungkin aku orang Swat Ling San?" "Kalau begitu, engkau naik ke mari dari mana?" Bocah berbaju hijau menatapnya tajam."Aku ke mari melalui Bo Cih Hong Puncak ibu Jari," jawab Bee Kun Bu heran, "Memangnya kenapa?""Apakah engkau bertemu formasi di tempat itu?Bagaimana caramu meloloskan diri dari formasi itu?" Tanya bocah berbaju hijau dan tampak bingung pula."Di tempat itu memang ada formasi lima unsur, tapi telah kupecahkan." Bee Kun Bu bocah itu tampak kurang pereaya, Mereka memandang Bee Kun Bu dengan mata terbelalak"Bukankah tadi aku sudah bilang pada kakek kalian, apakah kalian berdua tidak mendengar?" Bec Kun Bu tersenyum."Kakak!" ujar bocah berbaju merah pada saudaranya, "Tidak salah, orang ini bukan orang Swat Ling San.""Dia telah membunuh kakek," sahut bocah berbaju hijau, "Dia... dia bukan orang baik."Pereakapan kedua bocah itu membuat Bee Kun Bu tidak habis berpikir, sebab kedengaran kakek mereka bukan anak buah Lima Setan Swat Ling San, namun kenapa kakek mereka menjaga di tempat itu bersama macan-macan."Adik kecil, kalian berdua jangan emosi," ujar Bee Kun Bu lembut. "Biar aku menjelaskan persoalan itu. Aku ke mari justru ingin membasmi Lima Setan Swat Ling San, tapi kakek kalian menghalangiku, bahkan memberi perintah pada macan- macannya untuk menerkam ku. Aku harus meloloskan diri, maka terpaksa turun tangan jahat terhadap kakek harus berterus terang padaku, kalau kalian bukan orang Swat Ling San, aku pasti mewakili kakek kalian membalas dendam, bahkan akan membawa kalian pergi meninggalkan Swat Ling San ini. Setujukah kalian?" "Engkau bukan orang Swat Ling San, tentunya orang baik," ujar bocah berbaju hijau, "Tapi kenapa engkau tega membunuh kakek kami?""Kalian harus tahu, barisan macan itu sangat lihay, Kalau aku tidak melukai kakek kalian, tentunya diriku yang bakal celaka, Kakek kalian juga bersalah, kenapa mau menjual nyawanya demi Lima Setan Swat Ling San?""Jangan mempersalahkan kakek kami!" Sahut bocah berbaju hijau, "Tubuh kakek kami mengidap racun ular, maka tidak bisa jalan, Kalau engkau tidak pereaya, aku akan mengajakmu pergi melihatnya.""Sebelumnya memang aku tidak tahu," ujar Bee Kun Bu. "Baiklah! Mari kita pergi melihat mayat kakekmu!"Mereka bertiga menuju tempat mayat orang tua itu tergeletak Ternyata di tempat itu terdapat sebuah kali kecil"Lihatlah!" Bocah berbaju hijau menunjuk mayat kakeknya, "Bukankah di punggung kakekku dibelenggu dengan rantai?"Bee Kun Bu memandang punggung orang tua yang lelah jadi mayat itu, memang ada rantai halus membelenggunya."Kenapa begitu? Bolehkah kalian memberitahukan padaku?" tanya Bee Kun Bu."Kakek kami ditangkap Lima Setan Swat Ling San, kemudian Ling Coa Hong Tok meracuni kakek, setelah itu mengurung kakek di balik air terjun untuk menjaga tempat ini." Bocah berbaju hijau memberitahukan. "Kakek kami pawang macan, tapi Lima Setan Swat Ling San khawatir kakek akan kabur, maka tulang punggung kakek dibelenggu dengan rantai besi. Sudah beberapa tahun kami ikut kakek tinggal di balik air terjun."" keluh Bee Kun Bu dan merasa menyesal sekali telah menggunakan jarum Toan Meng Cin untuk membunuh orang tua itu, ia tak menyangka bahwa orang tua itu bukan orang Swat Ling San. "Adik-adik, mari kita kubur mayat kakek kalian!""Kini kakek sudah tidak punya nyawa!" sahut bocah berbaju merah, "Mayat itu jangan diganggu, biarkan saja begitu!""Kenapa?" tanya Bee Kun Bu heran."Kakek pernah berpesan begitu pada kami," Bocah berbaju hijau memberitahukan."Kalau begitu. " Bee Kun Bu menarik nafas panjang,"Baiklah! Oh ya, kenapa kakek kalian bisa ditangkap Lima Setan Swat Ling San?""Beberapa tahun lalu, kakek mengajak kami berdua ke gunung mencari rumput obat, tak disangka bertemu Lima Setan Swat Ling San, akhirnya mereka bertarung Padahal kakek tidak kalah melawan mereka, tapi kami berdua ditangkap duluan untuk dijadikan sandera, maka kakek terpaksa menyerah," tutur bocah berbaju hijau, "Setelah itu, Ling Coa Hong Tok meracuni dan mengurung kakek di balik air terjun, bahkan memasang rantai besi di punggungnya, agar kakek tidak bisa kabur.""Aaakh. !" Bee Kun Bu menarik nafas panjang danbertambah menyesal, karena telah salah tangan membunuh orang tua itu dengan jarum Toan Meng Cin. "Kalian berdua harus ingat, aliran Swat Ling San adalah musuh kalian, Maka setelah kalian dewasa kelak, kalian harus menuntut balas!""Kakek sudah bilang, kalau kakek mati, kami berdua harus berusaha kabur dari tempat ini," ujar bocah berbaju hijau."Kakek kalian pernah bilang, bahwa kalian harus pergi mencari siapa?" tanya Bee Kun Bu sambil memandang mereka berdua."Kami akan pergi mencari paman," sahut bocah berbaju merah. "Oooh!" Bee Kun Bu manggut-manggut, "Kalian tahu jalan keluar dari tempat ini?""Tahu." Bocah berbaju merah mengangguk "Setiap hari kami berdua berkeluyuran di gunung ini, maka tahu jalan keluar.""Engkau bukan orang Swat Ling San, lebih baik aku beritahukan," sambung bocah berbaju hijau, "Kakek memang punya rencana untuk membalas dendam, maka kami disuruh belajar ginkang agar lebih leluasa berkeluyuran di gunung ini. Kami telah menemukan sebuah jalan di belakang gunung, Memang agak sulit melewati jalan itu, tapi aman sebab tiada penjaga di sana, Lagi pula orang-orang Swat Ling San pun tidak tahu jalan itu, maka gampang sekali kami kabur dari sini.""Kalau begitu, apakah kalian tahu jalan yang menuju Siang Cing Koan?" tanya Bee Kun Bu mendadak, "Tahu." Bocah berbaju hijau mengangguk "Bagus." Bee Kun Bu girang. "Kalau begitu, maukah kalian menunjukkan jalan itu, agar aku dapat membalas dendam kakek kalian?"Kedua bocah itu saling memandang, kemudian bocah berbaju merah mengarah pada mayat kakeknya, Ternyata mayat orang tua itu telah masuk sungai, dan mulai tengge!am."Kakek mulai tenggelam! Kakek mulai tenggelam!" teriak bocah berbaju Kun Bu pun mengarah ke sana, mayat orang tua itu memang sudah mulai tenggelam, seketika juga Bee Kun Bu berlutut menghadap ke arah mayat orang tua itu."Aku Bee Kun Bu mohon maaf, karena tidak tahu hal yang sebenarnya, maka menggunakan jarum Toan Meng Cin melukai Cianpwee, sehingga membuat Cian-pwee menemui ajal." sementara mayat itu terus tenggelam, akhirnya tidak kelihatan lagi, Bee Kun Bu menarik nafas panjang, kemudian ujarnya kepada kedua bocah itu."Tempat ini amat bahaya, maka aku akan mengantar kalian turun gunung, Sebelum berhasil mempelajari ilmu silat tinggi, janganlah kalian ke mari!""Kami sudah tahu jalan ke luar itu, tidak perlu diantar," sahut bocah berbaju hijau, "Sebaliknya engkau tidak tahu jalan ke Siang Cing Koan, maka harus bagai-mana?""Walau tidak tahu jalan ke sana, aku tetap harus maju." Bee Kun Bu tersenyum."Ngo Cih Hong Puncak Lima Jari terdiri dari lima puncak, dan setiap puncak merupakan tempat yang amat bahaya, Kalau engkau maju terus ke depan, itu sangat membahayakan dirimu," ujar bocah berbaju hijau dan menambahkan "Tadi engkau kelihatan menyesal, itu membuktikan engkau adalah orang baik, Jadi lebih baik kita bekerja sama, kami berdua akan menunjukkan jalan rahasia yang menuju Siang Cing Koan, Cepal sampai bisa pula cepat membunuh Lima Setan Swat Ling San, maka kakek pun dapat tenang di alam baka.""Baiklah." Bee Kun Bu mengangguk "Setelah itu, aku pun akan mengantar kalian turun gunung,""Kakek sudah berpesan, apabila dia mati, aku harus segera membawa adikku meninggalkan Swat Ling San. Aku tidak berani melanggar pesan itu, Aku akan menunjukkan jalan rahasia itu, lalu akan membawa adikku pergi," sahut bocah baju hijau, "Apakah engkau setuju?""Baiklah, aku setuju!" Bee Kun Bu mengangguk "Nah, sekarang engkau boleh menunjukkan jalan itu, aku ikut di belakang kalian.""Tadi suara terompet bergema sampai ke Siang Cing Koan, maka setiap tempat pasti dijaga ketat," ujar bocah berbaju hijau, "Jalan rahasia itu memang tiada seorang pun tahu, tapi kita tetap harus waspada." itu. "BetuI." Bee Kun Bu kagum sekali akan ketelitian bocah"Jalan rahasia itu berada di salah sebuah gua di balik air terjun Kita harus melalui gua itu, Tapi gua itu sangat gelap, engkau harus hati-hati." Bocah berbaju hijau memberitahukanSetelah itu, ia dan adiknya segera melesat ke arah air terjun itu, dan Bee Kun Bu segera melesat mengikuti kedua bocah itu. Tiba-tiba Bee Kun Bu melihat sebuah gua. Kedua bocah itu melesat ke dalamnya, kemudian Bee Kun Bu mengikuti dalam gua gelap gulita, Bee Kun Bu langsung menghimpun Lweekangnya untuk menjaga segala kemungkinan"Meskipun tempat ini amat gelap, kami tidak pernah menyalakan lampu, itu agar tidak terlihat orang, Coba perhatikan ke depan, itu adalah tempat duduk kami," ujar bocah berbaju hijau memberitahukan Bee Kun Bu melihat ke depan, memang tampak beberapa buah batu tempat duduk."Dapatkah engkau melihat keanehan gua ini?" tanya bocah berbaju merah mendadak sambil tersenyumBee Kun Bu segera memperhatikan gua tersebut, namun ia sama sekali tidak melihat keanehan apa ada jalan keluar kan?" Bocah baju merah tertawa. "Kalian mengajakku ke mari, maka aku yakin di dalam guaini terdapat jalan rahasia, Ya, kan?" Bee Kun Bu tersenyum"Betul Di dalam gua ini memang ada jalan rahasia," sahut bocah berbaju merah, "Namun Lima Setan Swat Ling San sama sekali tidak tahu, kalau kami berdua yang membuat jalan rahasia itu.""Oh?" Bee Kun Bu terbelalak Kedua bocah itu mendekati salah sebuah batu, lalu menggeserkannya, Ternyata di bawah batu itu terdapat sebuah lubang."Lubang ini merupakan mulut terowongan di bawah tanah, panjang terowongan sekitar tiga mil, tapi banyak tanah becek di sana, maka engkau harus mengikuti langkah kami," ujar bocah baju Kun Bu semakin kagum pada kedua bocah itu. Usia mereka masih begitu kecil, tapi justru memiliki daya pikir yang begitu panjang."Ayolah! Mari kita meloncat ke dalam!" ajak bocah berbaju merah dan langsung meloncat ke dalam lubang itu, Bocah berbaju hijau lalu menyusul, begitu juga Bee Kun di luar dugaan, ia merasa menginjak tanah keras. sedangkan bocah berbaju hijau segera menekan sebuah tombol, dan seketika lubang itu tertutup dibayangkan, betapa gelapnya terowongan itu. "Jalan di terowongan ini banyak turun naiknya, makaengkau harus berhati-hati!" pesan bocah berbaju merah."Kalian boleh segera melangkah, aku pasti mengikuti langkah kalian," sahut Bee Kun Bu sambil tersenyumKedua bocah itu mengangguk lalu mulai melangkah ke kiri, ke kanan dan ke depan, Bee Kun Bu terus mengikuti langkah mereka."Aku sama sekali tidak kenal ke dua bocah itu. Walau mereka berdua sangat mendendam pada Lima Setan Swat Ling San, tapi yang membunuh kakek mereka adalah aku. Kalau mereka menjebak aku di terowongan ini, bukankah aku akan menjadi repot sekali?" ujar Bee Kun Bu dalam hati, "Oleh karena itu, aku pun harus waspada."Kedua bocah itu terus melangkah semakin cepat, Bee Kun Bu terus mengikuti mereka dengan berhati-hati. Berselang beberapa saat kemudian, kedua bocah itu berhenti, Bee Kun Bu pun mengikuti berhenti dan tereengang"Kenapa berhenti di sini?" Tanyanya."Tidak lama lagi kita akan keluar dari terowongan ini, berarti kita sudah sampai di puncak ke dua dan terdapat dua jalan pula," jawab bocah berbaju hijau memberitahukan "Yang satu adalah jalan rahasia yang akan menembus ke belakang Siang Cing Koan, jalan yang lain harus melalui sisi puncak, tapi bisa secara diam-diam menuju Siang Cing Koan, Nah, engkau mau pilih jalan yang mana?""Bagaimana selisih waktu di antara kedua jalan itu?" tanya Bee Kun Bu."Kalau melalui jalan rahasia, itu akan memakan waktu sehari semalam," jawab bocah baju hijau, "Kalau melalui sisi puncak, mungkin akan terhalang oleh salju, maka menurutku lebih baik engkau menempuh jalan rahasia saja.""Baiklah. Aku akan menempuh jalan rahasia itu. Kalian boleh menunjukkan jalan rahasia itu, aku akan mengikuti kalian dari belakang," sahut Bee Kun Bu."Maaf!" ucap bocah berbaju hijau, "Sebelum kakek mati, dia sudah berpesan pada kami, jangan ke puncak ke tiga kalau kepandaian kami masih rendah, Oleh karena itu, kami tidak bisa menemanimu lagi.""Lalu bagaimana dengan kalian?" tanya Bee Kun Bu. "Kini kakek kalian telah mati, kalau kalian tidak ikut aku ke atas, kalian mau ke mana?""Aku akan pergi mencari paman, itu amanat kakek sebelum mati," jawab bocah berbaju hijau dengan mata basah, "Kami sudah tahu jalan untuk meninggalkan Swat Ling San ini, engkau tidak usah mengkhawatirkan kami!""Yaah!" Bee Kun Bu menarik nafas panjang, "Aku pun sangat menyesal Karena mengira kakek kalian itu orang Swat Ling San , maka aku menggunakan senjata membunuhnya Harap kalian berdua jangan menaruh dendam padaku!""Engkau telah membunuh kakek dengan senjata rahasia, kelihatannya kita sudah punya dendam berdarah, sesungguhnya kakek sudah punya rencana, dan memberitahukan pada kami berdua, bahwa dia sangat mendendam pada Lima Setan Swat Ling San. Akan tetapi kakek malah harus menjaga tempat itu agar tidak di-masuki orang lain, Kalau orang yang berkepandaian rendah, kakek pasti mengusirnya.""Kenapa begitu?" tanya Bee Kun Bu. "Kakek kalian mendendam pada Lima Setan Swat Ling San tapi kenapa mau membantu mereka mengusir orang yang ingin memasuki tempat itu?""Kakek bilang, kalau ada orang datang, tentunya ingin membunuh Lima Setan Swat Ling San. Tapi kalau yang datang itu tidak mampu memecahkan barisan ma-can, bagaimana mungkin melawan Lima Setan Swat Ling San itu? Lalu untuk apa harus mengantar nyawa ke Siang Cing Koan? Bukankah lebih baik pergi? ketika terkena senjata rahasia itu, kakek pun berpesan pada kami untuk menanyakan perguruanmu dan melarang kami memusuhimu, Namun. "Bocah berbaju hijau mulai terisak, "Kakek kami mati secara mengenaskan, maka kami berdua sangat sedih sehingga menyerangmu dengan panah, kemudian menyerang lagi dengan pedang. Kami telah melanggar pesan kakek, harap engkau sudi memaafkan kami kakak beradik!""Oooh!" Bee Kun Bu manggut-manggut"Aku tahu engkau bernama Bee Kun Bu, tapi belum tahu dari perguruan mana," ujar bocah berbaju hijau, "Bolehkah engkau memberitahukan pada kami?""Aku murid partai Kun Lun." Bee Kun Bu memberitahukan sambil tersenyum, "Hian Ceng Totiang adalah guruku, aku datang dari Tionggoan." "Pantas engkau berkepandaian tinggi, ternyata berasal dari partai terkemuka di Tionggoan!" ujar bocah berbaju hijau terbelalak"Adik-adik kecil!" Bee Kun Bu tersenyum lagi, "Bolehkah aku tahu nama kalian dan nama kakek kalian itu?""Nama kami adalah Cui Cing Hiong dan Cui Cing Bun," jawab bocah berbaju hijau memberitahukan "Kakek bernama Cui It Peng, julukannya adalah Ju Houw Koai Siu Kakek Aneh Penakluk Harimau.""Kalian berdua masih kecil, bagaimana mungkin dapat menemukan paman kalian? Lebih baik ikut aku ke Siang Cing Koan, Setelah aku meratakan tempat itu, aku akan mengantar kalian pergi mencari paman kalian itu," usul Bee Kun Bu."Maafl" ucap Cui Cing Hiong, "Kami kakak beradik tidak berani melanggar amanat kakek, kita berpisah di sini, Kalau punya jodoh, kelak kita pasti berjumpa kembali"Jalan rahasia yang menuju belakang Siang Cing Koan itu, apakah kalian yang membuatnya? Selain katian, siapa yang tahu jalan rahasia tersebut?" tanya Bee Kun Bu."Jalan rahasia itu memang sudah ada," jawab Cui Cing Hiong dan menambahkan "Tapi kami berdua yang memperbaikinya, Kami yakin tidak ada orang lain yang tahu jalan rahasia itu.""Kalau begitu, kita terpaksa berpisah di sini, mudah- mudahan kita akan berjumpa kelak!" ucap Bee Kun Bu."Sebelum kakek menghembuskan nafas penghabisan dia pun menyuruh kami memberitahukan padamu," ujar Cui Cing Hiong. "Katanya, Lima Setan Swat Ling San sangat licik dan banyak akal busuk, maka engkau harus berhati-hati menuju ke Siang Cing Koan,"Terimakasih!" ucap Bee Kun Bu terharu, "Lima Setan Swat Ling San amat jahat, mereka berlima pasti akan mendapat ganjarannya! Aku akan segera ke sana, kalian berdua boleh pergi sekarang.""Mari kita naik ke atas dulu!" ajak Cui Cing dan adiknya langsung naik ke atas, Bee Kun Bu pun menyusul Ternyata mereka berada di dalam rimba. Bee Kun Bu menengok ke sana ke mari, kemudian matanya melihat sebuah jalan setapak."Jalan setapak itu menuju ke belakang Siang Cing Koan?" tanya Bee Kun Bu."Bukan." Cui Cing Hiong menggelengkan kepala, "ltu adalah jalan yang akan melalui sisi puncak. Sedangkan jalan rahasia yang menuju belakang Siang Cing Koan berada di dalam gua.""Di mana gua itu?" tanya Bee Kun Bu cepat."Tuh!" Cui Cing Hiong menunjuk sebuah batu besar, "Gcser batu itu, dibalik batu itu terdapat sebuah gua.""Oooh!" Bee Kun Bu manggut-manggut Terima-kasih!" "Kalau begitu, kami harus segera meninggalkan tempat ini,sampai jumpa!" ucap Cui Cing Hiong, lalu mengajak adiknya meninggalkan tempat mereka berdua pergi jauh, barulah Bee Kun Bu mendekati batu besar itu. ia menggeserkan batu tersebut, tampaklah sebuah gua di balik batu Kun Bu memasuki gua itu, kemudian menutupnya kembali dengan batu tersebut, Gelap sekali di dalam gua itu tapi Bee Kun Bu tidak melihat dengan jelas, ia tidak bergerak maju, melainkan berdiri di situ sambil memperhatikan lorong gua itu, ia menghunus pedangnya, barulah melangkah ke dalam dengan hati-hati sekali, sebab ia sama sekali tidak tahu bagaimana keadaan di gua itu.***** Bab ke 18 - Pertarungan di Siang Cin KoanBee Kun Bu terus melangkah dengan hati-hati di dalam lorong itu. ia berlega hati karena tidak mengalami suatu kejadian apa pun. Entah berapa lama kemudian, ia sudah berada di ujung lorong, tapi tiada jalan menuju Kun Bu merasa heran, ia menengok ke sana ke mari, tetapi tidak melihat adanya jalan keluar itu membuatnya kebingungan Tidak mungkin kedua bocah itu membohonginya, namun berada di mana jalan ke luar itu?"sementara Bee Kun Bu berdiri sambil berpikir, tiba-tiba tampak sedikit cahaya menyorot ke dalam, tapi cepat sekali sudah hilang. Walau begitu, Bee Kun Bu sudah tahu cahaya itu berasal dari langit-langit ia meloncat ke atas sebuah batu, lalu tangannya meraba-raba langit-Iangit lorong tersebut seketika wajahnya berseri, ternyata tempat yang dirabanya itu bisa bergerak dan akhirnya terbuka sedikitBee Kun Bu melongok ke luar dan terbelalak, karena melihat sebuah halaman yang penuh ditumbuhi berbagai jenis bunga. Menyaksikan itu, hatinya merasa girang, Tiba-tiba ia pun bersiap-siap, ternyata melihat beberapa orang membawa lentera. Kelihatannya mereka itu pe-ronda, sedangkan cahaya yang dilihat Bee Kun Bu di dalam lorong tadi adalah cahaya lentera tersebutSetelah para peronda itu pergi, Bee Kun Bu menggeserkan batu yang di atas itu, lalu melompat ke luar sekaligus bersembunyi Batu yang digesernya itu adalah semacam batu hiasan di taman itu. Tak lupa Bee Kun Bu menggeserkan kembali, setelah itu barulah berendap-endap mendekati bangunan yang ada di ia melihat dua sosok bayangan, maka cepat- cepatlah bersembunyi di tempat yang gelap, Siapa ke dua orang itu, tidak lain adalah Ling Coa ilmu Tok-Oey Hue dan Kui Tok Ciu-Liu Bwce, yang sedang berjalan sambil bereakap- cakap, Namun kemudian, tampak lagi sosok bayangan melewati kedua orang itu, bahkan memperdengarkan suara keluhan, ternyata Ciak Bin , Sat Sin."kepandaian Ji Suheng semakin maju," ujar Ling Coa Hong Tok. "Ginkangnya sungguh mengejutkan!"Kiu Tok Ciu tertawa dingin, lalu sahutnya dengan suara nyaring."Dugaan adik telah salah, Ji Suheng terkena senjata rahasia, maka dia harus cepat ke Siang Cing Koan menemui Toa Suheng, agar segera diobati.""Pantas dia sama sekali tidak meladeni kita!" ujar Ling Coa Hong Tok. "Oh ya! Kok engkau tahu badannya terkena senjata rahasia? Lagi pula siapa yang menggunakan senjata rahasia melukainya?""Siapa yang menggunakan senjata rahasia melukainya, aku pun tidak tahu, mungkin salah seorang dari tiga orang yang kita jumpai itu," jawab Kiu Tok Ciu dan melanjutkan "Tadi ketika melewati kita, dia mengeluarkan suara keluhan, lagi pula tangan kirinya memegang erat-erat lengan kanannya, itu pertanda lengan kanannya terkena senjata rahasia.""Dua lelaki dan satu wanita yang kujumpai itu, salah satu lelakinya telah kita pukul ke dalam jurang, Meskipun dia berkepandaian tinggi, tidak akan selamat sedangkan lelaki dan wanita itu, jelas sudah memasuki puncak Lima Jari, mungin mereka masih terkurung di dalam formasi Lima Unsur, Tapi... kenapa Ji Suheng berlari begitu kencang seperti dikejar selan?""Walau Bee Kun Bu telah kita pukul ke dalam jurang, namun lelaki dan wanita itu juga berkepandaian tinggi," ujar Kiu Tok Ciu memberitahukan. "Engkau harus tahu, bahwa wanita itu yang mengalahkan Souw Peng Hai, namanya Pek Yun Hui. jangankan berdua, mungkin Toa Suheng masih tidak mampu mengalahkannya, Nah, alangkah baiknya kalau kita pergi menemui Toa Suheng untuk melaporkan itu."Kiu Tok Ciu segera mengerahkan ginkangnya, Ling Coa Hong Tok pun mengerahkan ginkangnya untuk mengikuti Kiu Tok Bee Kun Bu girang bukan main, karena secara tidak langsung ia telah tahu keadaan Pek Yun Hui dan Gin Tie Suseng-Kim Eng Hauw, Terlintas pula suatu pikiran, yakni mengikuti kedua orang Kun Bu segera mengerahkan ginkangnya menguntit kedua orang itu, dan sekaligus memperhatikan tempat Kiu Tok Ciu dan Ling Coa Hong Tok terus melesat ke depan, sama sekali tidak bereuriga ada orang menguntit girangnya Bee Kun Bu, tapi juga tidak habis berpikir, tempat mereka muncul tadi merupakan tempat apa? ia sama sekali tidak mengetahuinya. sesungguhnya itu adalah pos terakhir jadi setiap orang yang ingin ke Siang Cing Koan, harus melalui pos tersebut yang merupakan sebuah bangunan, Cvii Cing Hiong dan Cui Cing Bun, kedua bocah tersebut mengira bahwa bangunan itu adalah Siang Cing Koan, maka memberitahukan pada Bee Kun Bu, bahwa lorong rahasia itu akan menembus ke belakang Siang Cing beberapa saat kemudian, mereka sudah sampai di sebuah tebing yang sangat tinggi menjulang seakan menyambung dengan langit Di sisi tebing itu terdapat jurang yang sangat dalam, bahkan jalan yang menuju ke tebing itu pun sangat berbahaya, itu adalah Moh Siang Ngai Tebing Memandang Kampung Hala-man, Siang Cing Koan berada di sebuah bangunan yang amat besar berdiri tegar di tebing itu, yakni bangunan Siang Cing Koan yang megah. sementara Ciak Bin Sat Sin terus berlari menuju ke bangunan itu, Saat ini pintu Siang Cing Koan terbuka lebar, maka ia langsung menerobos ke da!am. Ling Coa Hong Tok dan Kiu Tok Ciu terlambat Setelah Ciak Bin Sat Sin menerobos ke dalam, barulah giliran Ling Coa Hong Tok dan Kiu Tok Kun Bu yang terus menguntit itu sudah tahu, bahwa bangunan itu adalah Siang Cing Koan, markas Lima Setan Swat Ling San. Karena tidak tahu jelas bagaimana keadaan di dalammu maka ia tidak berani bertindak ceroboh ikut menerobos ke dalam, melainkan bersembunyi di balik sebuah Bee Kun Bu bersembunyi dari dalam bangunan itu terdengar suara lonceng yang amat nyaring, berkumandang sampai puluhan mil Kun Bu mengira, bahwa bunyi lonceng itu sebagai tanda pemanggilan kepada para murid Swat Ling San untuk berlatih ilmu silat Namun setelah didengarkan dengan seksama, suara lonceng itu agak kacau, Mungkin telah terjadi sesuatu di dalam Siang Cing Koan menguntit Ling Coa Hong Tok dan Kiu Tok Ciu, Bee Kun Bu sama sekali tidak melihat orang lain, tapi kenapa... mungkinkah Pek Yun Hui telah sampai duluan ke dalam Siang Cing Koan? Tanya Bee Kun Bu dalam ia melihat puluhan sosok bayangan berkelebat menuju ke Siang Cing Koan, Ketika melihat bayangan- bayangan itu, ia pun berpikir, bagaimana cara menyelinap ke dalam Siang Cing Koan, karena ia ingin tahu apa yang telah terjadi di beberapa sosok bayangan melewati Bee Kun Bu menerobos ke dalam Siang Cing Koan, sedangkan yang lilin masih belum menyusui Kesempatan ini tidak disia-siakan oleh Bee Kun Bu. ia segera mengerahkan ginkangnya mengikuti mereka menuju pintu masuk bangunan sampai di dalam, hati Bee Kun Bu pun tersentak, ternyata di dalam terdapat suatu disiplin, yakni setiap orang berdiri ditempat yang sesuai dengan kedudukan masing- orang yang baru masuk itu, segera menuju ke tempat sebelah Timur, lalu berdiri diam di tempatKini Bee Kun Bu jadi serba salah, ia tidak tahu harus berdiri di mana, sebab kalau mundur pasti ketahuan, lagi pula telah masuk empat orang di belakangnya, posisinya memang dalam bahaya, tapi ia bernyali besar dan dapat berlaku tenang di saat demikian Kemudian secepat kilat ia melesat ke belakang kursi yang berkulit melesat ke tempat itu untuk bersembunyi, empat orang yang di belakangnya juga lelah masuk ke dalam, mereka menuju ke tempat sebelah Barat, lalu berdiri diam di persembunyian Bee Kun Bu memang stra-tegis, bisa melihat jelas seluruh ruangan itu, Tak seberapa lama kemudian, masuk lagi belasan orang, Bee Kun Bu pun menghitung, jumlah orang yang berada di dalam ruang tersebut sekitar empat puluhan dan masing-masing membawa beberapa saat, tampak seorang anak berbaju hijau berjalan ke luar dari dalam ruangan, menuju sebuah meja yang terdapat sebuah lonceng kecil di anak lelaki itu mengambil sebuah alat, lalu memukul lonceng itu tiga kali, dan terdengarlah suara lonceng yang amat nyaring, Sebelum suara lonceng itu hilang, di belakang ruangan itu muncul enam yang berjalan duluan itu tampak serius, namun Bee Kun Bu tidak mengenal inya, sedangkan lima orang lainnya adalah Souw Peng Hai, Ciak Bin Sat Sin-Sang Yang, Tan Cun Goan, Kiu Tok Ciu-Liu Bwee dan Ling Coa Hong Tok-Oey Hue. Keenam orang itu duduk di kursi masing-masing yang telah tersedia di ruang Siang Cing Koan. Lengan kanan Ciak Bin Sat Sin-Sang Yang telah dibalut, akan tetapi, orang yang pertama itu mendadak bangkit berdiri lalu memandangnya."Adik ke dua, bagaimana luka di lenganmu? Biar kuperiksa lukamu itu!" ujar orang Bin Sat Sin tampak menghormat sekali pada orang itu. ia langsung bangkit berdiri, lalu membuka balutan dan memperlihatkan luka itu memperhatikan luka di lengan Ciak Bin Sat Sin, lalu tertawa dingin"Melihat luka di lenganmu, dapat diketahui bahwa senjata rahasia itu mirip jarum Pho Yong Cin, tapi justru bukan jarum tersebut," ujar orang itu sambil mengernyitkan kening, "Untung jarum itu cuma melukai kulit luar, kalau masuk ke dalam, sulitlah untuk mengeIuar-kannya, Yang jelas jarum itu tidak mengandung racun, hanya jalan darah di lenganmu itu tertotok sedikit, sehingga lenganmu tidak bisa digerakkan Aku akan membantumu dengan Lweekang, agar lenganmu bisa digerakkan seperti semuIa."Orang itu langsung menggenggam lengan Ciak Bin Sat Sin, kemudian mengerahkan Lweekangnya untuk menembus ke jalan darah yang tertotok itu. Tak seberapa lama, ubun- ubun orang itu tampak mengeluarkan semacam Kun Bu terkejut ia yakin bahwa orang itu memiliki Lwekang yang amat tinggi, Saat ini Bee Kun Bu sudah tidak bersembunyi di balik kursi lagi. Ternyata ketika anak lelaki tadi memukul lonceng, ia pun mengerahkan ginkangnya melesat ke atas, dan sekaligus bersembunyi di balik sebuah tiang yang melintang di atas sana, seandainya ia tidak bergerak cepat, tentunya ke-enam orang itu akan tahu keberadaannya di Bee Kun Bu terus memperhatikan orang itu. Orang itu berusia enam puluhan, memakai jubah hitam, dan wajah kekuning-kuningan, Mendadak Bee Kun Bu teringat sesuatu dan membatinOrang itu pasti Lam Thian It Sat-Kwa Ih Kang, tapi kenapa wajahnya kekuning-kuningan?"Tidak sa!ah, orang tersebut memang Lam Thian It Sat-Kwa Ih Kang, tetapi kenapa wajahnya kekuning-kuningan? Apakah terpengaruh oleh ilmu silat yang beberapa saat, Ciak Bin Sat Sin menarik nafas ringan, sedangkan Lam Thian It Sat pun melepaskan tangannya."Terimakasih, Toa Suheng!" ucap Ciak Bin Sat Sin, Tangannya yang terluka itu sudah bisa Thian It Sat diam saja, ia kembali duduk kemudian menyebarkan pandangannya dengan sorotan tajam"Bee Kun Bu!" ujar Lam Thian It Sat dingin, "Engkau seorang pendekar sejati, tetapi kenapa harus bersem-bunyi? cepatlah turun!"Puluhan pasang mata langsung mengarah ke atas, melihat Bee Kun Bu bersembunyi di atas tiang yang melintang tiada seorang pun berani me-nyerangnya, karena tiada perintah dari ketua aliran Swat Ling terkejutnya Bee Kun Bu, karena sama sekali tidak menyangka kalau Lam Thian It Sat akan tahu dirinya bersembunyi di situ, ia lalu tertawa panjang sambil meloncat turun."llmu silat Swat Ling San memang hebat, sungguh membuatku kagum sekali!" ujar Bee Kun Bu."Pihak kami tidak bermusuhan dengan partai Kun Lun, kenapa engkau ke mari melukai Ji Suteeku dan memecahkan formasi Lima Unsur? Apa maksudmu?" tanya Lam Thian It Sat dingin. "Partai Thian Liong telah bubar, kalau isteri Souw Peng Hai tidak bermohon pengampunan Souw Peng Hai pasti sudah mati ditanganku! Dia menyatakan mau bertobat dan ikut isterinya ke Kuil Yang Sim Am! Tidak tahunya malah punya rencana untuk menimbulkan bencana di rimba persilatan lagi, bahkan minta bantuan pada beberapa aliran yang ada di luar perbatasan dan di seberang laut! Aku tiada permusuhan dengan aliran Swat Ling San, jadi ke mari cuma karena Souw Peng Hai! Harap ketua maklum dan bersedia menyerahkan Souw Peng Hai padaku, aku pasti berterima kasih sekali!"Lam Thian It Sat tertawa gelak, lalu menatap Bee Kun Bu dalam-dalam seraya berkata."Souw Peng Hai punya hubungan erat denganku, dia sangat mendendam sehingga berkunjung ke mari menemuiku! Bagaimana mungkin aku menyerahkannya padamu? Lagi pula kami berprinsip, orang tidak gangguku, aku pun tidak ganggu orang! Namun engkau memasuki Swat Ling San, bahkan telah melukai beberapa orangku! Kini engkau harus bagaimana mempertanggungjawabkan perbuatanmu itu?"Mendengar itu, Bee Kun Bu sudah tahu bahwa Lam Thian It Sat membela Souw Peng Hai, maka jelas pertarungannya tak akan terhindar lagi. Oleh karena itu, ia tertawa seraya berkata."Apa yang harus kupertanggungjawabkan? Aku ke mari secara baik-baik, tapi disambut dengan cara tidak karuan, bahkan hendak membunuhku! itu bagaimana pertanggungjawabanmu?""Bocah!" bentak Lam Thian It Sat mengguntur, "Berapa tinggi kepandaianmu sehingga engkau berani bertingkah di Siang Cing Koan? Hari ini engkau mengantarkan diri, maka kalau hari ini aku tidak mencincang-mu, mungkin engkau akan merasa tidak puas!"Wajah Lam Thian It Sat bertambah kuning, pertanda kegusarannya telah memuncak Maka Bee Kun Bu pun bersiap-siap, akan tetapi, Lam Thian It Sat masih tetap duduk, hanya mengibaskan memberi isyarat pada tiga puluh enam orang yang berkumpul di tempat ituSeketika juga tiga puluh enam orang itu maju mengurung Bee Kun Bu. tentunya Bee Kun Bu tahu akan maksud Lam Thian It Sat yang ingin mencoba kepandaiannya dengan semacam formasi"Hm!" dengus Bee Kun Bu dalam hati. "Aku telah memecahkan formasi Lima Unsur dan barisan macan! Kini aku pun harus berhati-hati, dan harus pula menghancurkan formasi yang ada di sini!"Bee Kun Bu menghunus pedangnya, kemudian mengambil segenggam jarum Toan Meng Thian It Sat terus menatap Bee Kun Bu, kemudian memberi aba-aba pada tiga puluh enam orang itu. Seketika juga tiga puluh enam orang itu membentuk formasi Lima Unsur, dan sekaligus menyerang Bee Kun Kun Bu sudah cukup berpengalaman menghadapi formasi tersebut, maka ia tampak tenang sekali, dan langsung menggerakkan pedangnya mengeluarkan ilmu pedang andalannya untuk balas menyerang orang-orang jurus kemudian, Bee Kun Bu sudah tahu, bahwa formasi Lima Unsur ini berbeda dengan formasi Lima Unsur yang pernah dihadapinya, jauh lebih hebat dan banyak variasinya."Selain tiga puluh enam orang ini, masih ada enam orang yang amat sulit dihadapi. Kalau aku tidak segera menghancurkan formasi ini, aku pasti celaka!" ujar Bee Kun Bu dalam tiga puluh orang itu terus bergerak, maju mundur dan lain sebagai nya. sedangkan Bee Kun Bu berdiri diam di tempat sambil menengok ke sana ke mari, Tiba-tiba ia melihat beberapa pilar di situ, sekelebatan timbullah suatu ide dalam hatinya. Bee Kun Bu segera memutar-mutarkan pedangnya, kemudian mendadak menyerang mereka, Tapi secara diam- diam ia pun melancarkan pukulan tangan kosong ke salah sebuah pilarBraaak! Pilar itu hancur membuat ruangan Siang Cing Koan itu tergetarTiga puluh enam orang itu tampak tertegun, karena tidak menyangka kalau Bee Kun Bu akan menghancurkan pilar Kun Bu tidak menyia-nyiakan kesempatan itu, langsung menyerang melukai empat orang. Kini cuma tinggal tiga puluh dua orang, maka formasi itu pun mulai kacau sinar pedang berkelebatan, dan korban pun berjatuhan Pada waktu bersamaan, terdengarlah suara bentakan keras, seketika juga orang-orang yang menyerang Bee Kun Bu pun berhenti, kemudian mereka me-mapah yang terluka lalu ditaruh di tengah pintu."Formasi Lima Unsur itu cuma begitu saja!" ujar Bee Kun Bu dingin "Namun berani berniat ingin menguasai rimba persilatan Tionggoan! Sungguh tak tahu diri! Hari ini aku memang cuma datang seorang diri, namun kelak kalau kaum pesilat rimba persilatan Tionggoan bergabung menyerbu ke mari, bukankah Siang Cing Koan akan musnah? Nah, menurut aku, lebih baik sekarang saja serahkan Souw Peng Hai dan Co Hiong padaku! Aku pun akan memberitahukan pada kaum Bu Lim di Tionggoan agar tidak menyerbu ke mari!"Lam Thian It Sat diam saja, ia memang licik tapi sangat kagum akan kepandaian Bee Kun Bu, sementara yang paling tidak tenang adalah Souw Peng Hai."Bee Kun Bu ke mari karena diriku dan Co Hiong, maka kalau aku diam tentunya tidak akan enak terhadap pihak Swat Ling San. Saat ini Bee Kun Bu cuma seorang diri, lebih baik aku turun tangan duluan!" ujarnya dalam membatin, Souw Peng Hai pun bangkit berdiri sambil menatap Bee Kun Bu tajam "Bee Kun Bu! Kau jangan banyak bertingkah di sini! Biar aku bertarung beberapa jurus denganmu!" bentaknya lalu menghampiri Bee Kun melihat Souw Peng Hai tampil, Bee Kun Bu pun langsung tertawa dingin"Souw Peng Hai!" bentaknya, "Di Toan Hun Ya, kalau bukan isterimu bermohon pengampunan untukmu, engkau pasti sudah mati! Aku kira engkau mau bertobat, tidak tahunya malah bergabung dengan para setan iblis luar perbatasan dan seberang laut untuk menimbulkan bencana di rimba persilatan Tionggoan! Oleh karena itu, hari ini aku harus menangkapmu dan Co Hiong!""Ha ha ha!" Souw Peng Hai tertawa keras, "Hei! Murid Kun Lun, berapa tinggi kepandaianmu sehingga berani omong besar di sini? Hari ini kalau aku tidak membunuhmu, rasanya hatiku tidak akan puas!"Usai berkata begitu, ia pun langsung menyerang Bee Kun Bu dengan ilmu Kan Goan Cih. Dapat dibayangkan betapa dahsyatnya serangan itu, sebab Souw Peng Hai menyerang dalam keadaan gusarBee Kun Bu tidak mau menyambut serangan itu, dan cepat-cepat mengerahkan ilmu Ngo Heng Mie Cong Pu Langkah Ajaib untuk karena itu, serangan tersebut jadi mengarah kepada belasan orang yang berdiri di belakang Bee Kun orang itu tidak tahu kelihayan Kan Goan Cih. Ketika angin pukulan itu sudah mendekat, barulah mereka serentak kaget dan segera menangkis."Aaakh!" Terdengar suara jeritan, ternyata belasan orang itu telah terluka oleh Kan Goan gusarnya Souw Peng Hai, ia tidak menyangka Bee Kun Bu dapat menghindar sehingga melukai orang-orang Swat Ling San. Setelah itu, Souw Peng Hai mulai menyerang Bee Kun Bu lagi dengan ilmu Kan Goan Cih, tapi kati ini ia sangat berhati-hati, agar tidak melukai orang Kun Bu tetap menggunakan ilmu Ngo Heng Mie Cong Pu untuk menghindar agar membuat Souw Peng Hai penasaran sekali."Aku sebagai tamu di sini, kalau aku tidak dapat merobohkan Bee Kun Bu, tentunya Lam Thian It Sat akan memandang rendah diriku, bahkan mungkin juga tidak jadi bekerja sama denganku, maka aku harus segera merobohkannya," ujar Souw Peng Hai dalam hati sambil menyerang Bee Kun mengambil keputusan ini, Souw Peng Hai menyalurkan Lweekangnya ke jari tangannya, ia ingin menyerang Bee Kun Budari tigajurusan, agar tidak dapat menghindar Kun Bu sudah siap, maka ketika Souw Peng Hai menyerangnya, langkah ajaibnya pun Peng Hai terkejut, karena tidak menyangka kalau Bee Kun Bu akan bergerak begitu cepat Ketika melihat Bee Kun Bu sudah berdiri, giranglah hatinya dan memekik keras sambil menyerang dengan ilmu Kan Ooan tetapi, kali ini Bee Kun Bu tidak menggunakan Ngo Heng Mie Cong Pu untuk menghindar melainkan menyambut serangan itu dengan jari tangannya, Ternyata Bee Kun Bu menggunakan Tan Cih Sin Kang llmu Telunjuk Sakti.Souw Peng Hai sama sekali tidak tahu bahwa Bee Kun Bu memiliki ilmu tersebut, maka membuat hatinya tersentak Sungguh di luar dugaan Souw Peng Hai, ilmu Telunjuk Sakti itu mampu membuyarkan tenaga Kan Goan Cih, bahkan langsung terkejutnya Souw Peng Hai, dan tanpa banyak pikir lagi ia langsung meloncat mundur Bee Kun Bu tidak mengejarnya, cuma tersenyum hambar sambil menatapnya, lalu berkata."Belum lama ini aku bertemu dengan isterimu dan Nona Souw Hui Hong. Mereka berdua bermohon padaku agar tidak membunuhmu! Aku masih memandang muka isterimu dan Nona Souw Hui Hong, Padahal kalau aku ingin melukaimu saat ini, tentunya gampang sekali! Tapi mengingat usiamu sudah mulai lanjut maka aku pun tidak mau melukaimu Namun engkau harus segera kembali ke Kuil Yang Sim Am untuk bertobat!"Akan tetapi, mendadak melayang sosok bayangan, tampak seseorang sudah berdiri di hadapan Bee Kun Bu. Orang itu tidak lain adalah Lam Thian It Sat-Kwa Ih Kang, ia tersenyum- senyum seraya berkata lantang."Tidak sampai satu jam, engkau sudah memperlihatkan ilmu pedang, pukulan dan telunjuk, bahkan melukai orang- orangku! Engkau memang berkepandaian tinggi, sungguh membuatku kagum sekali! Selama ini aku cuma berada di Swat Ling San, jarang bertemu orang berkepandaian tinggi!Sungguh tak disangka, hari ini justru muncul engkau yang berkepandaian tinggi, itu membuat tanganku jadi gatal! Kalau engkau dapat mengalahkanku, segalanya aku akan menurut padamu! sebaliknya kalau engkau kalah, aku pasti membawamu ke gunung Kun Lun menemui Hian Ceng Totiang untuk minta pertanggungjawabannya!""Partai Kun Lun dan aliran Swat Ling San tiada permusuhan apa pun! Aku ke mari cuma ingin menangkap Souw Peng Hai dan Co Hiong berdua!" sahut Bee Kun Bu sambil tersenyum. "Asal engkau tidak turut campur, aku akan segera membawa mereka pergi!""Ha ha ha!" Lam Thian It Sat tertawa ge!ak. "Engkau memasuki Swat Ling San dan melukai orang-orangku, itu membuktikan engkau sama sekali tidak memandang sebelah mata pada pihak Swat LingSan! Apakah aku harus menyudahi begitu saja?" "Bagaimana baiknya menurutmu?" tanya Bee Kun Bu. ia tahu bahwa pertarungan tak akan terhindar lagi."Hari ini, kalau engkau tidak menyerahkan nyawamu, jangan harap bisa lolos dari tempat ini!" bentak Lam Thian It Sat melotot"Kalau begitu, silakan maju!" tantang Bec Kun Bu."Lihat serangan!" seru Lam Thian It Sat sambil menyerang Bee Kun Bu dengan Kun Bu menangkis serangan itu, tapi diam-diam ia memperhatikan pukulan Lam Thian It badan Lam Thian It Sat melambung ke atas, lalu menyerang Bee Kun Bu secepat kilat Bee Kun Bu tidak berani berlaku ayal lagi. Cepat-cepat ia menghunus pedangnya, dan sekaligus menangkis serangan itu dengan jurus Thai Ong Hu Kiam Raja Thai Memutar Pedang.Seketika juga berkelebat sinar pedang berbentuk seperti pelangi, ternyata jurus itu mematahkan serangan Lam Thian It Thian It Sat merasa kagum menyaksikannya, sebab Bee Kun Bu mampu menangkis serangannya, bahkan sekaligus menyerangnya, Walau badannya masih terapung, Lam Thian It Sat masih bisa berkelit, dan menyerang Bee Kun Bu dengan tendanganBee Kun Bu segera meloncat mundur, sedangkan Lam Thian It Sat melayang turun, Sesaat mereka saling memandang. Lam Thian It Sat tidak habis berpikir, kenapa Bee Kun Bu begitu gampang menghindari serangan- bahu Lam Thian It Sat bergerak, kemudian melesat ke arah Bee Kun Bu sambil menyerang dengan jurus aneh, Bee Kun Bu cepat-cepat menggerakkan pedangnya menggunakan jurus Kim Sih Jauw Wua Benang Emas Melilit pergelangan Tangan. Mendadak Lam Thian It Sal merubah jurusnya, seketika juga tampak berpuluh pasang tangan mengarah pada pergelangan tangan Bee Kun Bu. Kelihatannya Lam Thian It Sat ingin merebut pedang yang aneh jurus itu, bahkan sepasang kaki Lam Thian It Sat pun bergerak maju, Bee Kun Bu segera berkelit Ketika melihat serangan itu, ia pun merasa heran lantaran tangan kiri Lam Thian It Sat sama sekali tidak Kun Bu memang tidak tahu bahwa tangan kiri Lam Thian It Sat khusus untuk melancarkan Kiu Tok Im Sat Ciang Hoat llmu PukuIan Sembilan Racun Dingin yang amat Lam Thian It Sat sudah ingin melancarkan ilmu tersebut, namun ketika menyaksikan kegagahan Bee Kun Bu, hatinya pun tergerak dan merasa sayang akan bakatnya, Maka ia tidak mau mengeluarkan ilmu Bee Kun Bu tertawa panjang, dan sekaligus menyerang lengan kiri Lam Thian li Sat secepat kilat Ketika pedang itu hampir menusuk lengan kirinya, mendadak Lam Thian It Sat menggerakkan bahu kirinya, sehingga pedang Bee Kun Bu jadi luputjustru pada waktu bersamaan, Bee Kun Bu pun melancarkan pukulannya ke arah punggung Lam Thian It SatTanpa melihat, Lam Thian It Sat menggerakkan tangan kanannya menotok jalan darah di lengan Bee Kun Bu. Untung Bee Kun Bu sudah menduga akan serangan itu, maka dapat mengelak, Lam Thian It Sat semakin kagum, sehingga tanpa sadar ia pun berseru."Bagus!"Setelah mengelak, Bee Kun Bu tidak tinggal diam, ia segera menyerang dengan pedangnya lagi, Sungguh dahsyat serangan Bin Sat Sin yang pernah merasakan kelihayan Bee Kun Bu, begitu melihat serangan itu, berseru tak tertahan. "Toa Suheng, hati-hati!"Setelah berseru, Ciak Bin Sat Sin bangkit berdiri, begitu pula Tan Cun Goan, Kiu Tok Ciu dan Ling Coa Hong Tok. Kalau Lam Thian It Sat tidak dapat mengelak serangan itu, mereka berempat akan melancarkan serangan serentak pada Bee Kun tetapi, Lam Thian It Sat sudah tahu akan kelihayan serangan itu. ia ingin mengeluarkan ilmu Kiu Tok Im Sat Ciang Hoat, namun mendadak dibatalkannya, sebaliknya malah menangkis serangan itu dengan pukulan tangan kanannya, dan sekaligus menotok jalan darah di lengan Bee Kun Bu Bee Kun Bu terus melanjutkan serangan itu, tentunya mereka berdua akan terluka bersama. Bee Kun Bu tidak menghendaki hal itu, maka ia pun cepat-cepat merubah jurus pedangnya, yakni membabat lengan Lam Thian It Sat."Dia masih begitu muda, namun kepandaiannya sudah begitu tinggi," ujar Lam Thian It Sat dalam hati, "Kalau aku tidak segera merobohkannya, tentunya akan ditertawakan semua orang yang berada di sini. Aku terpaksa bertindak kejam terhadapnya."Lam Thian li Sat menggeserkan badannya, sekaligus mendorongkan telapak tangan kirinya, ternyata ia telah mengeluarkan ilmu Kiu Tok Im Sat Ciang Kun Bu terkejut melihat pukulan yang tampak sederhana itu. Segera ia mengerahkan ginkangnya meloncat ke atas, kemudian menangkis pukulan itu dengan ilmu Tan Cih Sin Kang. ia ingin membuyarkan tenaga pukulan itu dengan ilmu telunjuk Tan Cih Sin Kang berasal dari kitab ajaib Kui Goan Pit Cek, sudah tentu sangat dahsyat dan dapat membuyarkan tenaga pukulan Lam Thian It Sat. Akan tetapi, sungguh mengherankan Ternyata tenaga pukulan itu mendadak menyatu lagi menyerang ke arah Bee Kun Bu. Betapa terkejutnya Bee Kun Bu, cepat-cepat ia mengerahkan ginkang Ling Khong Sih Tou untuk menghindari pukulan melihat Bee Kun Bu mengeluarkan ilmu ginkangnya itu, timbullah suatu niat aneh dalam benak Lam Thian It ia pernah mendengar tentang ilmu ginkang Ling Khong Sih Tou, namun tidak pernah menya ks ikan nya. Kini ia telah menyaksikan ilmu ginkang tersebut, sehingga membuatnya tertarik, dan ingin menangkap Bee Kun Bu hidup-hidup, lantaran berniat mempelajari ilmu ginkang tersebut Setelah itu, barulah niat itu, maka ia pun segera menyerang Bee Kun Bu dengan sepasang tangannya, yakni pukulan Kiu Tok Im Sat Ciang Hoat, ia menyerang Bee Kun Bu dari dua arah, agar Bee Kun Bu tidak dapat menghindarBee Kun Bu sama sekali tidak tahu itu dan ia pun berkelit itu membuat Lam Thian It Sat bergirang dalam hati, Secepat kilat ia menyerang lagi dengan pukulan Kiu Tok Im Sat Ciang Bee Kun Bu telah terperangkap di dalam pukulannya, ia tampak gugup, apalagi ketika Lam Thian It Sat membentaknya."Lihat pukulan!"Bee Kun Bu langsung berkelit, akan tetapi mendadak ia mendengar suara "Braaaak", ternyata lantai yang diinjak Bee Kun Bu terbuka secara tiba-tiba, sehingga badan Bee Kun Bu terperosok ke dalamnya, Namun ia memiliki ginkang yang amat tinggi, sehingga dapat dengan cepat mengerahkan ginkangnya dengan cara sebelah kaki menginjak kaki lain, maka badannya melambung ke tetapi, Lam Thian It Sat tidak memberi kesempatan padanya untuk mencapai ke atas, ia langsung melancarkan pukulan Kiu Tok Im Sat Ciang Hoat ke arah Bee Kun Bu, Karena badan sedang melambung, maka sulit bagi Bee Kun Bu untuk menghindari maupun menangkis, Dari pada terluka oleh pukulan itu, lebih baik masuk ke lubang itu! Pikirnya. Oleh karena itu, ia pun memberatkan badannya agar merosot ke bawah, sekaligus merogoh ke dalam bajunya, dan secepat kilat melemparkan sesuatu ke ruang Siang Cing ia melempar semacam bahan peledak, ingin membakar ruang Siang Cing Koan dengan bahan peledak itu melayang ke arah jendela, kemudian meledak di situ mengeluarkan api. Lam Thian It Sat terkejut bukan main. ia langsung mengibaskan lengan bajunya ke arah jendela, dan seketika juga api itu pun Bee Kun Bu terus merosot ke bawah, namun cepat menghimpun Lweekangnya untuk menjaga diri, khawatir masih ada jebakan lain di dalam lubang Bee Kun Bu terjatuh ke dalam air. Sungguh di luar dugaannya, di tempat itu persisnya di bawah Siang Cing Koan terdapat sebuah telaga yang airnya sangat dingin menusuk tu!ang.*****Bab ke 19 - Bertarung di Ruang Bawah Tanah Bee Kun Bu yang terjatuh di dalam air, langsungmenggerakkan pedangnya ke sana ke mari, khawatir ada binatang beracun di dalam air itu. Tapi tidak, itu membuatnya menarik nafas Iega. Setelah itu, barulah ia meloncat ke pinggir telaga gulita di tempat itu, Tiba-tiba Bee Kun Bu teringat akan Pit Giok Cak pemberian Miauw Muk Jin Mo-Ciu Lin, wanita tua picak yang tinggal di dalam ia mengeluarkan benda tersebut, dan seketika juga tampak cahaya kehijau-hijauan menerangi tempat itu, Bee Kun Bu menengok ke sana ke mari dan hati pun tersentak, ternyata dinding-dinding itu dibuat dari baja, bahkan sudah berlumut, maka sulit baginya untuk naik ke tahu, bahwa kali ini tidak bisa meloloskan diri dari lubang tersebut, mungkin akan mati di tempat ini."Lam Thian It Sat berkepandaian tinggi, tapL." gumam Bee Kun Bu sambil berpikir "Kenapa dia menjebak aku di dalam lubang ini? Lagi pula kelihatannya dia tidak ingin melukai diriku dengan Kiu Tok Im Sat Ciang Hoatnya, itu dikarenakan apa? Aku harus memperhatikan hal tersebut!"Pada waktu bersamaan, ia mendengar suara hiruk-pikuk di atas. Suara itu sangat lirih, tapi ia dapat mendengar dengan jelas, Kemudian terdengar pula suara seruan kebakaran Mendengar suara seruan itu, ia pun tertawa gembira."Siang Cing Koan pasti terjadi kebakaran, gara-gara aku melempar bahan peledak itu!" ujarnya sambil salah, Di Siang Cing Koan itu memang lelah terjadi kebakaran, Ternyata bahan peledak yang dilemparkan Bee Kun Bu tadi berupa bahan peledak istimewa, dapat meledak berkali-kali dan api pun semakin Thian It Sat mengibaskan lengan bajunya memadamkan api itu, namun kemudian bahan peledak itu meledak dan meledak lagi, Apinya pun bertambah besar, sehingga kibasan lengan baju Lam Thian It Sat sudah tiada waktu sekejap, api itu sudah berkobar-kobar, sekaligus menjalar ke mana-mana, Betapa gusarnya Lam Thian It Sat begitu melihat api itu tidak bisa dipadamkan lagi,Segeralah ia menyuruh orang-orangnya cepat menyingkiria masih ingat Bee Kun Bu berada di dalam lubang itu, tapi tidak mau menolongnya, lantaran sangat gusar padanya yang telah melempar bahan peledak Suheng! Bagaimana baiknya?" tanya Ciak Bin Sat Sin. "Mari kita mundur!" sahut Lam Thian It Sat dan menambahkan "Agar api itu tidak menjalar ke bangunan belakang, kita harus menghancurkan ruang Siang Cing Koan ini!""Baiklah." Ciak Bin Sat Sin menganggukMereka mundur sambil memancarkan pukulan ke arah tiang-tiang, tembok dan berbagai tempat, akhirnya robohlah ruang Siang Cing Koan waktu bersamaan, tanpa setahu siapa pun, Tan Cun Goan membuka sebuah pintu rahasia, lalu secepat kilat masuk ke dalam, pintu rahasia itu pun tertutup kembaiLSungguh di luar dugaan, ternyata pintu rahasia itu menembus ke lubang tempat Bee Kun Bu terjatuh, Akan tetapi, mendadak Tan Cun Goan mendengar suara beradunya senjata tajam, Segeralah ia memandang ke arah suara itu, ternyata Bee Kun Bu sedang bertarung dengan Co Tan Cun Goan datang di tempat itu? Tidak lain ingin menolong Bee Kun Bu, namun justru tidak disangka, Co Hiong sudah muncul duluan di situ, bahkan sedang bertempur dengan Bee Kun Bu. Serangan-se-rangan Co Hiong ganas sekali, kelihatannya ia memang ingin membunuh Bee Kun Bu."Hm!" dengus Tan Cun Goan dingin. "Sungguh licik Co Hiong, tapi aku tidak pernah menyaksikan kepandaiannya, Biar aku menonton sebentar Kalau Bee Kun Bu kalah, barulah aku muncul."sementara pertarungan itu semakin sengit Tidak disangka kepandaian Co Hiong sudah begitu tinggi, terus menyerang Bee Kun Bu dengan jurus-jurus yang mematikan"Celaka!" seru Tan Cun Goan dalam hati meng- khawatirkan Bee Kun diserang bertubi-tubi, Bee Kun Bu masih dapat melayaninya dengan baik, bahkan sekali-kali batas menyerang. Tidak bertemu beberapa bulan, kepandaianmu sudah begitu maju!" ujar Co Hiong dingin, "Hari ini kita bertemu di sini, maka harus ada yang mati di antara kita berdua!""Co Hiong!" bentak Bee Kun Bu. "Semula kuanggap engkau sebagai lelaki sejati, tidak tahunya begitu licik dan jahat! Bahkan memaksaku menelan racun Hua Kut Siau Yen San, sehingga aku diusir dari gunung Kun Lun! Kini aku terkurung di sini, engkau malah menyerangku! Baik, hari ini kita memang harus membuat pernitunganl"Ternyata saat ini Bee Kun Bu berada di atas permukaan telaga. Co Hiong terus-menerus menyerangnya, agar dia tidak bisa melompat ke pinggir"Ha ha ha!" Co Hiong tertawa gelak, "Siapa suruh engkau berani mencuri cinta adik seperguruanku itu? Oleh karena itu, aku sangat mendendam padamu!"Co Hiong menyerang lagi, Bee Kun Bu membentak keras, kemudian mengerahkan ginkangnya, sehingga badannya meluncur ke atas, dan sekaligus menangkis serangan itu, Tan Cun Goan kagum bukan main. sebaliknya ia malah tersentak kaget, karena tidak menyangka kalau kepandaian Bee Kun Bu sudah sedemikian tinggi-"Kalau aku tidak membunuhnya sekarang, sudah tiada kesempatan lagi!" ujar Co Hiong dalam hati, lalu menyerang Bee Kun Kun Bu terpaksa menangkis, kemudian badannya melayang turun ke atas permukaan air. Akan tetapi, Co Hiong pun langsung menyerangnya lagi, Kalau Bee Kun Bu tidak memiliki kepandaian tinggi, pasti sudah tenggelam ke dasar telaga itu."Kepandaianmu memang tinggi, maka jangan menyalahkan kalau aku turun tangan jahat terhadapmu!" ujar Co Hiong dingin. Kini Co Hiong menyerang Bee Kun Bu dengan Kan Kun Kiam Hoat llmu pedang Jagat, ilmu pedang tersebut memang dahsyat sekali, namun Na Hai Peng pernah menguraikannya pada Bee Kun Bu, maka Bee Kun Bu karena itu, ia cuma menangkis, sama sekali tidak balas menyerang."Co Hiong!" ujar Bee Kun Bu dingin, "llmu pedang Kan Kun Kiam Hoatmu tidak bisa melukai diriku!"Co Hiong terperanjat ia tidak menyangka kalau Bee Kun Bu mengenali ilmu pedangnya, Namun kenapa dia tidak berani balas menyerang? Pikir Co Hiong, Mungkin dia takut akan ilmu pedangku ini!Karena berpikir begitu, Co Hiong pun terus-menerus menyerangnya dengan jurus-jurus yang mematikanAkan tetapi, Bee Kun Bu tetap dapat mematahkan jurus- jurus ilmu pedangnya, malah masih tidak balas Cun Goan yang mengintip pertarungan itu juga tertarik akan ilmu pedang Kan Kun Kiam Hoat Ternyata ia pernah mendengar kehebatan ilmu pedang itu, Tan Cun Goan pun memusatkan perhatiannya pada ilmu pedang hebat dan dahsyat ilmu pedang Kan Kun Kiam Hoat, batu-batu yang berada di sekitarnya pun mulai hancur tersambar hawa Tan Cun Goan juga memandang ke arah Bee Kun Bu. ia sama sekali tidak mengerti, kenapa Bee Kun Bu cuma bertahan, tidak mau balas saat ia terheran-heran, tiba-tiba pedang Bee Kun Bu bergerak agak lamban, dan badan Bee Kun Bu pun tampak agak sempoyongan seakan mau jatuh. Betapa girangnya Co Hiong, ia membentak keras dengan badan melambung ke atas, kemudian menukik ke bawah bagaikan burungelang menyerang Bee Kun Bu, dan pedangnya mengarah pada dada Bee Kun Cun Goan pergi ke ruang bawah tanah itu justru ingin menolong Bee Kun Bu, maka ketika melihat serangan yang sangat membahayakan pemuda tersebut, segeralah ia membentak"Hentikan!"Tan Cun Goan melesat ke luar dari tempat persembunyiannya, sepasang tangannya dijulurkan ke depan ingin mencengkeram bahu Co tetapi, pada waktu bersamaan, ia melihat Bee Kun Bu melesat ke arah Co Hiong, menyerang dengan pedang dan sebuah pukulan sambil membentak"Pergi!"Ketika mendengar suara bentakan Tan Cun Goan, Co Hiong terkejut sehingga menoleh ke arahnya, sesungguhnya Bee Kun Bu di saat itu cuma pura-pura mau jatuh, itu agar Co Hiong ini Co Hiong tidak berani menyambut serangan Bee Kun Bu, dan segera melesat menerobos ke dalam pintu Tan Cun Goan jatuh di tempat ko-song, justru di hadapan Bee Kun Bu. sementara Bee Kun Bu cuma berdiri acuh tak acuh, namun sepasang matanya menatap tajam pada Tan Cun Goan, seakan menunggunya membuka mulutTan Cun Goan tahu, kalau ia tidak segera membuka mulut, niseaya akan menimbulkan kesalah pahaman."Sungguh hebat dan tinggi kepandaian Bee siauhiap!" Tan Cun Goan membuka mulut duluan sambil tersenyum "Aku ceroboh mengeluarkan suara bentakan, sehingga Bee siauhiap kehilangan kesempatan untuk membasmi Co Hiong."Setelah Tan Cun Goan berkata begitu, Bee Kun Bu menyarungkan pedangnya seraya menyahut atas pujian Cianpwee! Kini aku telah dijebak Kwa Ih Kang ke dalam lubang ini, maka aku sudah bermusuhan dengan aliran Swat Ling San, kenapa Cian-pwee masih datang ke mari? Kalau aku tidak salah lihat, Cianpwee tadi menyerang Co Hiong, seakan ingin membantuku Bagaimana penjelasan tentang itu?"Tan Cun Goan kagum, sebab meskipun dalam keadaan bahaya Bee Kun Bu masih sempat melihat gelagat Terus terang," sahut Tan Cun Goan sambil tersenyum, "Kita ada kecocokan dan berjodoh pu!a. padahal ketika di Sungai Bu Han, aku telah memperingatkan Bee siauhiap agar jangan menempuh bahaya ke Swat Ling San. Dan sesungguhnya tindakanku itu telah melanggar peraturan aliran Swat Ling San. Namun Bee siauhiap tetap datang ke mari, bahkan telah bentrok dengan Suhengku, Aku datang ke mari ingin menolong Bee siauhiap keluar dari ruang bawah ini, tapi harap Bee siauhiap memikirkan nasihatku!""Sebenarnya aku tidak punya permusuhan apa-apa dengan aliran Swat Ling San, dan aku datang ke mari hanya karena Souw Peng Hai dan Co Hiong, Tadi Cianpwee sudah menyaksikan betapa liciknya Co Hiong, Dia memasuki tempat ini dan menyerangku yang masih dalam kondisi lemah. Asal pihak Swat Ling San bersedia menyerahkan Souw Peng Hai dan Co Hiong padaku, aku pasti berterimakasih dan segera meninggalkan Swat Ling San.""Bee siauhiap. " Tan Cun Goan menarik nafas pan-jang."Aku kagum akan kegagahanmu, bahkan sudah ada suatu perhitungan dalam hati, Kalau tidak, bagaimana mungkin aku akan turun tangan membantumu tadi? Namun malah membuat Co Hiongdapat meloloskan diri, dalam hal itu aku minta maaft" "ltu tidak menjadi masalah," sahut Bee Kun Bu."Mengenai Souw Peng Hai dengan Suhengku, mereka berdua memang punya hubungan istimewa," lanjut Tan Cun Goan, "Ceritanya agak panjang, namun waktu sudah tidak mengijinkan lagi, sekarang alangkah baiknya Bee siauhiap ikut aku meloloskan diri dari tempat ini, sebab api sudah berkobar- kobar di Siang Cing Koan, Kalau terlambat kita akan menemui kesulitan untuk meninggalkan ruang bawah tanah ini."Akan tetapi, mendadak tampak api bergulung-gulung menerobos masuk melalui kedua pintu rahasia ruangan itu."Celaka!" seru Tan Cun Goan. "Api telah menjalar ke mari, kita tidak bisa ke luar melalui kedua pintu rahasia itu lagi!"pada waktu Tan Cun Goan berkata begitu, tampak beberapa balok kecil yang menyala jatuh ke dalam telaga, dan seketika juga air telaga itu menyala."Haah?" Tan Cun Goan terkejut menyaksikannya, "Kok bisa begitu?"Tadi Co Hiong telah menuang semacam minyak ke dalam telaga ini!" sahut Bee Kun Bu."Sungguh jahat Co Hiong!"Tan Cun Goan berkertak gigj, "Dia menghendaki kita mati terbakar di sini!""Ha ha ha!" Terdengar suara tawa Co Hiong dari luar "Bee Kun Bu! Aku tiada waktu menunggumu! Mudah-mudahan engkau akan terpanggang di situ! Selamat tinggal!""Co Hiong!" bentak Bee Kun Bu. "Kalau lain kali kita bertemu, aku tidak akan melepaskanmu!""Bee siauhiap!" Tan Cun Goan mengernyitkan ke-ning, "Kini kita telah terkurung api, harus cepat-cepat cari jalan ke luar!""Keluar dari mana?" Bee Kun Bu menggeleng-geleng kepala, "Aku tak menyangka sama sekali, kita akan mati terbakar di sini!" sementara api semakin besar, karena tanpa setahu Bee Kun Bu, seluruh ruang bawah tanah itu telah disiram dengan minyak."Co Hiong sungguh licik dan jahat!" ujar Tan Cun Goan, "Belum ada satu bulan dia berada di Swat Ling San ini, sudah tahu jelas tentang rahasia ruang bawah tanah ini! Untung aku ke mari, kalau tidak Bee siauhiap pasti mati terbakar di sini!""Maksud Cianpwee?""Aku teringat ada sebuah jalan rahasia lain, yang Co Hiong dan Suhengku tidak tahu sama sekali!" Tan Cun Goan memberitahukan "Bee siauhiap, cepatlah ikut aku!"Tan Cun Goan melesat ke suatu tempat melewati api yang tengah berkobar-kobar, dan Bee Kun Bu segera mengerahkan ginkang mengikutinya, Ketika menginjak tempat itu, api pun telah berkobar di sana."Cianpwee, di mana pintu rahasia itu?" tanya Bee Kun Bu. "Kalau tidak salah, pintu rahasia itu berada di tempat ini!"sahut Tan Cun Goan sambil memperhatikan dinding-dinding ruang itu, Kemudian ia melihat ada dinding yang agak berbeda, dan seketika juga wajahnya berseri, "Di sini!"Tan Cun Goan mulai mendorong pintu rahasia itu, namun tidak terbuka, sehingga membuatnya terheran-heran."Cianpwee!" ujar Bee Kun Bu, "Mungkin ada tombol rahasia untuk membukanya!""Mungkin!" sahut Tan Cun Goan sambil memeriksa kian ke mari, tapi tidak melihat apa api semakin membesar, bahkan mulai menjalar ke tempat mereka sehingga membuat Tan Cun Goan semakin tegang."Cianpwee!" seru Bee Kun Bu. "Lihatlah! Bukankah batu yang di atas itu tampak anch? Jangan-jangan batu aneh itu tombol untuk menggerakkan pintu rahasia ini!" "Benar!" Tan Cun Goan tertawa gembira, lalu melesat ke atas, dan sekaligus menekan batu berbentuk aneh itu."Kraaak!" Pintu rahasia itu Cun Goan meloncat turun, kemudian secepat kilat melesat ke dalam pintu rahasia itu seraya berseru."Bee siauhiap cepat masuki Api sudah menjalar ke mari!" Tanpa banyak pikir lagi, Bee Kun Bu langsung melesat ke dalam pintu rahasia itu. setelah berada di dalam pintu rahasia tersebut mereka berdua pun menarik nafas lega."Bee siauhiap, kita nyaris terpanggang," ujar Tan Cun Goan sambil tertawa."Kalau tidak ada Cianpwee, aku pasti mati terbakar di silu," ucap Bee Kun Bu. Terimakasih, Cianpwee!""Ha ha ha!" Tan Cun Goan tertawa gelak, "Engkau tidak perlu mengucapkan terimakasih kepadaku! Kita berdua memang ada kecocokan, dan pada dasarnya kita memang berjodoh.""Cianpwee. " Bee Kun Bu ingin mengatakan se-suatu,tapi dibatalkannya."Bee siauhiap!" Tan Cun Goan tersenyum. "Jangan banyak curiga, aku menolongmu tanpa pamrih!"Terimakasih, Cianpwee!" ucap Bee Kun Bu setulus hati. "Bee siauhiap, kita tidak bisa lama-lama di sini, harussegera pergi," ujar Tan Cun Goan sungguh-sungguh. "Kalautidak salah, panjang terowongan ini hampir dua miI. Keluar dari terowongan ini, barulah engkau aman."Tan Cun Goan segera mengayunkan kakinya, dan Bee Kun Bu mengikutinya dari belakang ia tetap tidak habis berpikir, kenapa Tan Cun Goan mau menoIongnya?Mungkinkah mengandung suatu maksud tertentu? Pikir Bee Kun Bu dan terus mengikuti Tan Cun Goan dari belakang. *****Tan Cun Goan dan Bee Kun Bu sudah sampai di ujung terowongan. Namun sungguh mengherankan, di ujung terowongan itu tiada jalan ke luar"Cianpwee! Kok tidak ada jalan keluar?" tanya Bee Kun Bu heran."Pasti ada," sahut Tan Cun Goan. "Cuma kita belum menemukannya."Tan Cun Goan menengok ke sana ke mari. Watau keadaan di dalam terowongan itu amat gelap, tapi Tan Cun Goan dapat melihat dengan jelas, begitu pula BeeKun tetapi, di tempat itu sama sekali tidak terdapat pintu rahasia untuk ke luar Tan Cun Goan segera memeriksa dinding-dinding terowongan itu, namun tetap tidak menemukan jalan ke luar dari terowongan tersebut"Cianpwee!" ujar Bee Kun Bu sambil menatapnya, "Hingga saat ini, aku masih merasa bingung. ""Bingung kenapa?" Tan Cun Goan tersenyum."Kenapa Cianpwee mau melanggar peraturan aliran Swat Ung San demi menoIongku? Apakah ada suatu maksud tertentu dalam hati Cianpwee?""Bee siauhiap jangan salah paham!" sahut Tan Cun Goan sambil tersenyum lagi. "Aku menolongmu meloloskan diri dari ruang bawah tanah itu, sama sekali tiada maksud tertentu.""Kalau begitu, aku harus bagaimana berterimakasih kepada Cianpwee?" tanya Bee Kun Bu sungguh-sungguh."Tidak perlu berterimakasih kepadaku," jawab Tan Cun Goan. "Asal Bee siauhiap tidak kembali ke Swat Ung San lagi setelah meloloskan diri dari sini, aku sudah merasa puas."Tapi. " "Bee siauhiap jangan keras hati!" Tan Cun Goan menarik nafas panjang, Tentunya engkau sudah tahu bahwa Suheng, Sutee dan Sumoyku berkepandaian ting-gi, terutama suhengku itu. sedangkan Suteeku, Ling Coa Hong Tok ahli dalam hal racun, belum ditambah Ciak Bin Sat Sin dan Kiu Tok Ciu, maka bagaimana mungkin engkau dapat menghadapi mereka? Kalian cuma bertiga datang ke mari, bahkan sudah berpencar Kekuatan kalian masih belum mampu untuk memusnahkan Swat Ling San. Apalagi kini Siang Cing Koan telah terbakar, otomatis membuat suhengku amat mendendam padamu, Oleh karena itu, janganlah engkau menyia-nyiakan pertolonganku ini!""Tapi itu menyangkut keselamatan Bu Lim Tiong-goan, apakah aku harus berhenti sampai di sini?" Bee Kun Bu menggeleng-gelengkan kepala, "Mungkinkan Cianpwee punya kesulitan? Kalau ada, tolong beritahukan agar aku bisa menceritakan pada kedua temanku itu!""Aku memang ada kesulitan, namun terlampau panjang kalau diceritakan Asal Bee siauhiap tidak mencurigaiku, aku sudah merasa puas," ujar Tan Cun Goan dan menambahkan, "Setelah Bee siauhiap keluar dari terowongan ini, selanjutnya kita adalah musuh atau kawan, itu bergantung pada Bee siauhiap.""Cianpwee. " Ketika Bee Kun Bu ingin mengatakansesuatu, tiba-tiba terdengar suara senjata tajam beradu."Mulut terowongan ini pasti berada di sini. Kita tidak tahu siapa yang bertarung di luar, maka kita harus berhati-hati, Harus keluar sekarang atau menunggu, bagaimana menurut Bee siauhiap?""Cianpwee saja yang memutuskan!" jawab Bee Kun Bu. sementara suara senjata beradu tajam di luar se makinkedengaran jelas, Berdasarkan suara itu, Bee Kun Bu beranimemastikan bahwa di luar sedang terjadi pertarungan hebat. "Siapa yang bertarung itu?" tanyanya dalam hati. sementara Tan Cun Goan pun membatin sambil mengerutkan kening."Bagian belakang tebing Moh Siang Ngai merupakan tempat yang amat berbahaya, banyak batu curam yang tajam, tapi justru ada orang bertarung di situ, Siapa yang sedang bertarung itu?"Mendadak terdengar suara tawa dingin di luar, menyusul terdengar pula suara yang sangat dikenal, yakni suara Co Hiong."llmu silat Tay Pah San ternyata cuma begini! Kalau hari ini engkau tidak mati di ujung pedangku, engkau pasti tidak akan puas!""Sungguh tidak beruntung rimba persilatan Tiong-goan muncul pesilat tak bermoral! Meskipun engkau licik dan berakal busuk, tapi tak akan bisa berbuat apa-apa terhadap diriku! Aku akan mewakili rimba persilatan Tionggoan untuk melenyapkanmu!" Terdengar suara sa-hutan, yakni suara Gin Tie Suseng-Kim Eng Hauw."Ha ha ha!" Co Hiong tertawa panjang, "Aku licik atau banyak akal busuk, tapi masih tidak seperti engkau yang cuma bersembunyi di tempat ini! Ternyata engkau bukan pendekar sejati!"Kemudian terdengar lagi suara senjata tajam beradu, Bee Kun Bu dan Tan Cun Goan tahu, bahwa kedua orang itu mulai bertarung mati-matian Iagi."Kepandaian Gin Tie Suseng cukup tinggi, tapi kalau bertarung lama, dia pasti kalah melawah Co Hiong," ujar Bee Kun Bu dalam hati."Bee siauhiap!" seru Tan Cun Goan girang, "Batu besar itu agak menonjo!, mungkin menyumbat mulut terowongan ini!"Bee Kun Bu memperhatikan batu besar yang agak menonjol itu, lalu manggut-manggut seraya berkata. "Memang mungkin!""Kalau begitu, aku akan mencoba mendorongnya," ujar Tan Cun Goan. Didorongnya batu batu besar itu dengan Lweekangnya, tapi batu besar itu sama sekali tidak bergeming. ia merasa penasaran, lalu menambah Lweekangnya, akan tetapi batu besar itu tetap tidak bergeming sedikit pun."Cianpwee, biar kubantu!" Bee Kun Bu mengerahkan Lweekangnya, membantu Tan Cun Goan mendorong batu besar juga batu besar itu bergerak berdua terus mendorong, dan tak lama batu besar itu pun tergeser bahkan tampak sebuah Kun Bu langsung melesat ke luar menggunakan ginkangnya, Tepat pada saat bersamaan, kedua orang yang sedang bertarung mati-matian itu terkejut rupanya mereka mendengar suara batu bergerakGin Tie Suseng langsung mengarah ke sana, sehingga perhatiannya terpecah. Co Hiong tidak menyia-nyiakan kesempatan itu, dan secepat kilat ia menyerang Gin Tie waktu bersamaan, Bee Kun Bu sudah melesat ke luar dan melihat serangan yang dilancarkan Co Hiong."Hati-hati Saudara Kim!" Tie Suseng tersentak, karena merasa ada suara desiran di belakangnya, Tanpa banyak pikir lagi ia langsung mengayunkan suling peraknya menggunakan jurus Kwan Im Hu Coh Dewi Kwan Im Duduk Bersila.Setelah mengayunkan suling perak, ia pun menjatuhkan diri dan secepat kilat berguling menjauhi tempat mungkin Co Hiong akan melepaskannya begitu saja? Akan tetapi ia justru mendengar suara bentakan Bee Kun Bu yang membuatnya terkejut sehingga perhatiannya terpecahGin Tie Suseng yang bergulingan itu mendadak melesat pergi, maka ia terluput dari serangan yang nyaris merenggut nyawanya, sedangkan Co Hiong tidak melanjutkan serangannya lagi, malah berdiri di tempat karena Bee Kun Bu sudah muncul di sisi nya."Co Hiong!" Bee Kun Bu menudingnya, "Engkau membakar ruang bawah tanah itu agar aku mati terbakar, namun aku masih hidup! Kini setelah kita bertemu di sini, engkau mau bilang apa lagi sekarang?""ltu bukan kesalahanku!" sahut Co Hiong sambil tertawa. "Gin Tie Suseng yang membakar ruang belakang Siang Cing Koan, maka api itu menjalar ke dalam ruang bawah tanah itu!"Bee Kun Bu cuma tertawa dingin sambil menatap Co Hiong dengan penuh kebencian Co Hiong menatapnya dingin, kemudian mendadak menyerangnya secepat kilat, karena melihat Bee Kun Bu tidak Co Hiong memang memiliki kepandaian tinggi, begitu pula Lweekangnya, sebab ia telah memperoleh kepandaian dari Leng Yan Su Cun, yaitu orang tua aneh berambut panjang di Kuil Toa Ciok ia tidak memandang sebelah mata akan kepandaian Bee Kun Bu, tetapi setelah bertarung di ruang bawah tanah itu, ia pun amat terkejut lantaran Bee Kun Bu juga memiliki kepandaian tinggi, Oleh karena itu, ia ingin menghabiskan Bee Kun Bu dengan cara membakar ruang bawah tanah itu. Namun sungguh di luar dugaannya, kini Bee Kun Bu masih hidup segar bugarCo Hiong melancarkan serangan mendadak, menggunakan jurus Ciau Ceh Lam Hai Ombak Laut Selatan Menderu. Bee Kun Bu berkelit sambil tertawa dingin lalu balas menyerang dengan jurus Kim Sih Jauw Wua Benang Emas Melilit pergelangan Tangan.jurus tersebut selain dapat mematahkan serangan Co Hiong, juga menyerang urat nadi di pergelangan tangannya. Akan tetapi, Co Hiong sama sekali tidak gugup, malah langsung meloncat mundur dua depa sambil tersenyum licik."Baru berapa bulan tak bertemu, tetapi kepandaianmu kelihatan begitu maju! Aku turut gembira, juga ingin minta pelajaranmu!""Bagaimana mungkin aku berani memberi pelajaran padamu?" sahut Bee Kun Bu dingin, "Hanya aku harus membual perhitungan denganmu! Kalau tidak, Sumoymu pasti tidak senang!"Mendengar ucapan ilu, air muka Co Hiong langsung berubah, kemudian membentak gusar dengan suara menggunlur."Bee Kun Bu! Apakah engkau ke Toan Hun Ya menemui Souw Hui Hong, maka tahu jejakku dan guru-ku?"Ketika melihat air muka Co Hiong berubah dan mengajukan pertanyaan tersebut, Bee Kun Bu tidak berani sembarangan menjawab, Sebab kalau ia salah menjawab, tentu akan menimbulkan masalah lain yang menyangkut Souw Hui Hong dan ibunya, Oleh karena itu ia diam saja."Hmm!" dengus Co Hiong dingin, "Engkau berani ke Toan Hun Ya, bahkan juga memecah belah hubungan ayah dengan anak, maka hari ini aku harus mencincangmu!"Setelah berkata begitu, ia pun langsung menyerang Bee Kun Bu dengan pedangnya, Tampak berkelebat sinar pedang, berkelebat mengarah pada Bee Kun melihat serangan itu, Bee Kun Bu tahu bahwa Co Hiong menggunakan jurus Cong Sing Cui Goat Semua Bintang Mengelilingi Butan, Kemudian pedang Co Hiong berubah menjadi puluhan pasang mengelilingi Bee Kun Bu."Sungguh kejam Co Hiong!" ujar Bee Kun Bu dalam hati. "Dia ingin membunuhku dengan jurus begitu licik, jahat dan kejam, maka kalau aku tidak membunuhnya sekarang, kelak dia pasti menimbulkan bencana dalam rimba persilatan Apa boleh buat, aku harus turun tangan jahat terhadapnya!"Bee Kun Bu menangkis serangan itu. Akan tetapi, sebelum Bee Kun Bu menyerang, Co Hiong sudah melanjutkan serangannya dengan jurus Pek Lang Thau Thian Ombak Putih Menjulang Ke LangitBee Kun Bu sama sekali tidak mundur atau berkelip sebaliknya malah balas menyerang menggunakan jurus Wei Kam Ngo Gak Menindih Lima Gunung, jurus tersebut juga sangat membahayakan diri sendiri, sebab tidak menangkis melainkan langsung menyerang dengan kecepatan dan disertai Lweekang, Bee Kun Bu memang sengaja mengeluarkan jurus ini, sebab meskipun menyerempet bahaya, namun jurus tersebut dapat melukai dada Co terkejutnya Co Hiong, Kalau ia terus melanjutkan serangannya, paling juga dapat melukai lengan Bee Kun Bu, namun dadanya pasti tertembus oleh pedang Bee Kun karena itu, ia tidak mau mengambil risiko, dan cepat- cepat merubah jurusnya dengan jurus Tong Cu Hian Hud Bocah Menyembah Buddha, Jurus ini membuyarkan Lweekang Bee Kun Bu dan sekaligus menangkis serangannyaTernyata Bee Kun Bu sudah menduga, bahwa Co Hiong pasti mengeluarkan jurus tersebut Maka ia telah menyalurkan Lweekangnya pada lengan kirinya, dan langsung menyerang perut Co Hiong dengan lengan kirinya Hiong sama sekali tidak tampak gugup, sebab ia telah memperhitungkan, bahwa Bee Kun Bu akan memukul perutnya, Segeralah ia melesat ke atas dan terpaksa menangkis pukulan itu, sehingga terdengarlah suara benturan keras.Search Cerita Silat Penginapan Pintu Naga. Serial Bu Kek Sian Su (6) BOE KIE Karya : CHING YUNG Terjemahan: Boe Beng Tjoe Jilid 6 (Pendekar Kapak Maut Naga Geni 212) Kutunggu Di Pintu Neraka 077 "Tidak, Ayah Awan yang melayang jauh diangkasa disertai warna sinar yang memerah dengan cepatnya menembus seluruh permukaan kota itu dan menyinari pintu loteng sebuah bangunan yang amat besar sekali
Jilid 19" pernahkah kau minum arak sebelumnya?" tanya Pek Yun Hui."Belum, Tetapi hari ini aku ingin mencobanya," jawab Na Siao Tiap,"Sebetulnya arak kita seberapa enaknya, Arak hanya dapat membikin kita mabok. Lebih baik kita tidak minum arak," kata Bee Kun Bu."Aku sering mendengar orang mengatakan bahwa arak itu dapat membikin orang lupa akan penderitaannya. Aku ingin mencoba meminumnya agar dapat melupakan segala sesuatu!" kata Na Siao Tiap,Sambil tersenyum Bee Kun Bu menanyai "Apakah ada suatu hal yang membikin kau bersusah hati? Arak itu hanya dapat membikin kau lebih kesal lagi setelah kau sadar kembali, Lebih baik kita tidak minum arak,"Na Siao Tiap terperanjat mendengar bujukan yang ramah dari Bee Kun merubah suasana, Bee Kun Bu berkata pula "Tiap Moi, bukankah kau pernah berjanji hendak mengajarkan aku ilmu silat dari kitab-kitab Kui Goan Pit Cek? Apakah janji itu masih berlaku?""Janjiku selalu berlaku," jawab Na Siao Tiap. "Aku hanya khawatir kau belajar tidak dengan sungguh-sungguh hati!""llmu silat yang sakti itu diidam-idamkan oleh para jago silat Bukankah aku ini tolol jika tidak belajar sungguh-sungguh hati bila kau sudi mengajarkannya?"Na Siao Tiap mengawasi Pek Yun Hui sejenak, lalu berkata sambil tersenyum "Mempelajari mengerahkan tenaga dalam harus dilakukan dengan tekun, Jika kau tidak dapat mencurahkan perhatian, maka ilmu itu tak akan berhasil dipelajarinya. Aku hanya khawatir kau selalu memikiri Lie Sumoymu selagi mempelajari ilmu tenaga dalam itu!"sindiran itu membikin wajahnya Bee Kun Bu menjadi merah, dan ia terpaksa menjawab "Tetapi dengan kau menjagai aku, aku tak khawatir tidak berhasil!"jawaban yang tepat itu berbalik membikin Na Siao Tiap menjadi merah padam wajahnya, ia tak menduga bahwa Bee Kun Bu juga bisa bersenda gurau terhadap-nya. ia berkata "Hm! Kau pandai bicara, Jika kau betul-betul ingin belajar, kau harus senantiasa mendengar petunjuk-petunjukku dengan khidmat!""Jangan khawatir, Suhu!" jawab Bee Kun Bu dengan senyumnya yang menawan hati. "Di waktu belajar, aku akan selalu pandang kau sebagai guruku yang sakti, aku tentu memperhatikan segala petunjuk-petunjuk. "Mendadak ia menangguhkan kata-katanya, karena ia insyaf bahwa pereakapannya sedang diperhatikan oleh keempat bujang perempuan Na Siao Tiap dan Pang Siu Yun Hui segera memotong pembicaraannya kedua orang itu dengan berseru "Aku sudah lapar Apakah hidangan- hidangan sudah siap?"Bee Kun Bu mengerti saran itu, ia lalu keluar dari kamar dapur menanti hidangan-hidangan yang sedang disiapkanPada keesokan harinya Bee Kun Bu mulai belajar silat dari Na Siao Tiap dengan penuh perhatian, dan ia berusaha melupakan Lie Ceng Loan, Tiga bulan telah berselang, ia telah dapat memahami berbagai-bagai macam ilmu silat yang tereatat di dalam kitab-kitab Kui Goan Pit Cek dengan petunjuk dan penjelasan yang teliti dan cermat dari NaSiao Tiap. Demikian tekunnya Bee Kun Bu mempelajari dan memahami ilmu-ilmu silat tersebut, demikian pun Na Siao Tiap mengajarnya dengan sungguh-s unggun pula, sehingga dalam jangka waktu tiga bulan saja, Bee Kun Bu telah dapat menghafal di luar kepala semua catatan-catatan kitab-kitab Pek Yun Hui juga turut serta mempelajari dan melatih ilmu-ilmu silat tersebut, dan dengan kecerdasannya iapun telah memperoleh manfaatnya, setaraf dengan apa yang telah diperoleh oleh Bee Kun suatu hari baru saja Bee Kun Bu berlatih silat, dan ketika ia membuka matanya yang ia pejamkan selama beristirahat, ia tampak Na Siao Tiap berdiri di depannya dengan sikap yang rindu, ia menanyai "Tiap Moi, mengapa kau nampaknya cemas?"Na Siao Tiap menghela napas, "Mulai hari ini, setelah kau memahami semua catatan-catatan ilmu silat dari Kui Goan Pit Cek, kau harus mulai mempraktekkan teori-teorinya karena banyak jurus-jurus yang kau harus pergunakan dengan baik dan mahir Menurut perhitunganku jangka waktunya enam- tujuh bulan lamanya, Meski kau telah memahami teori- teorinya, namun kau belum ada kesempatan untuk kau menjumpai lawan yang memiliki ilmu tenaga dalam yang lihay, kau bukan saja masih belum dapat menaklukkan lawan itu, malah kau dapat dilukai karena kau belum dapat mempergunakan tenaga dalammu dengan sempurna, Oleh karena itu, aku harus membantu kau mempraktekkan mempergunakan tenaga dalammu.""Ha! Ha! Hai!" tertawa Bee Kun Bu, "Jika cuma itu saja, kau tak usah menjadi cemas, Aku siap sedia menerima petunjuk-petunjukmu."Na Siao Tiap lalu duduk di sampingnya Bee Kun Bu dan berkata lagi "Apakah kau mengetahui mengapa aku dapat melayang-layang di udara seperti seekor kupu-kupu dalam jangka waktu yang agak lama?""Kau telah memahami dan berlatih ilmu Toa Pan Yok Hian Kong llmu meringankan tubuh yang sakti dengan mengerahkan urat-urat syaraf dan tenaga dalam mu, serentak mempergunakan tenaga luar untuk menekan hawa Dan apakah akupun dapat belajar ilmu tersebut dari kau?"Na Siao Tiap berbangkit dan sambil tersenyum ia berkata "Kau telah menebak separuh jitu, ilmu Toa Pan Yok Hian Kong dapat dipergunakan dengan sempurna jika kita sudah berlatih lama dan kita sudah berusia tiga puluh tahun ke atas, Aku kini belum berusia dua puluh tahun, ilmu tersebut belum aku dapat mempergunakan dengan sempurna.""Sungguh mengagumkan!" seru Bee Kun Bu dengan kagum, "Belum berusia dua puluh tahun, kau sudah demikian lihaynya, Jika kau sudah dua puluh tahun lebih, kau,., kau. "Na Siao Tiap menjadi merah mukanya karena pujian mereka berlatih silat lagi,Di dalam beberapa bulan mereka berada bersama-sama, Na Siao Tiap telah meluap-luap asmaranya seolah-oleh tak tertahan lagi, akan tetapi Bee Kun Bu senantiasa mempertahankan batas demarkasinya dengan sungguh- sungguh, ia tetap menghormati keluhuran gadis itu, dan mencintainya sebagai adiknya,"Meskipun aku rela mengajarkan dan membantu kau berlatih Toa Pan Yok Hian Kong," kata Na Siao Tiap, "Akan tetapi aku masih merasa khawatir."Bee Kun Bu terkejut dan berkata "Jika kau anggap berbahaya bagiku, lebih baik pelajaran itu ditangguhkan saja dahulu, Aku dapat mempelajarinya setapak demi setapak."Dengan tak terasa air matanya Na Siao Tiap mengalir keluar, dan dengan terisak-isak ia berkata lagi "Aku anggap tak ada gunanya bagi seorang gadis memiliki ilmu silat yang sakti, Jika aku dapat menurunkan kepandaianku kepadamu, aku kira ada lebih baik!" "Mengapa kau senantiasa berpendapat demikian? Kau pasti akan menyesal jika kau kehilangan kepandaian silatmu yang sakti itu," kata Bee Kun Bu, menghibur"Aku tidak akan menyesali kata Na Siao Tiap. "Aku lebih suka diam di rumah mengurus rumah tangga seperti lain-lain wanita umumnya. ""Sudahlah!" kata Bee Kun Bu dengan senyuman yang menghibur "Mari kita berlatih silat pula!""Akupun heran," meneruskan Na Siao Tiap, "Aku tiba-tiba tak berpikir untuk menjagoi di kalangan Kang-ouw. Aku rela menjadi seorang wanita biasa mengerjakan semua pekerjaan wanita, Bahkan akupun tak mau dibantu oleh seorang bujang. "Tetapi dengan demikian banyaknya pekerjaan yang kau harus kerjakan, kau akan lekas menjadi muak!" kata Bee Kun Bu."Tidak! Tidak!" jawab si gadis. "Aku tak akan menjadi jemu!Aku yakin aku akan berbahagia mengurus rumah tangga untuk orang yang aku segani. "Berdebar-debar hatinya Bee Kun Bu, ia berusaha sekuat tenaga memperkokoh imannya dari serangan-serangan asmara yang sedang dilancarkan oleh gadis yang cantik jelita itu, ia tak lupa akan pesannya Pek Yun Hui, dan dalam usahanya mempertahankan napsunya itu, ia menjadi berdiri tertegun."Bee Siang Kong, apakah aku telah salah bicara?" tanya Na Siao Tiap setelah melihat sikapnya Bee Kun Bu yang tiba- tiba berubah,"Tidak," jawab Bee Kun Bu, "Kau mengatakan bahwa kau dapat mengajarkan aku ilmu Toa Pan Yok Hian Kong dengan cara yang cepat Bagaimanakah itu?"Na Siao Tiap menatap Bee Kun Bu sejenak, lalu berkata "Urat-urat syaratku betul sudah aku dapat mengendalikannya dengan sempurna, tetapi jika aku belum berusia tiga puluh tahun atau lebih, aku tak dapat mempergunakan ilmu Toa Pan Yok Hian Kong itu dengan sempurna jika aku tidak makan Leng Tan pil mustajab yang dibuat dari Ban Lian Hwee Kwi kura sakti dari ayahku, Sayang Leng Tan itu telah aku makan habis, karenanya aku tak dapat membagi kau! jika kau makan Leng Tan itu, mungkin juga pada pertengahan bulan delapan lain tahun kau dapat menunjukkan gigi di markas besarnya partai Thian Liong, Tapi masih ada akal agar kau dapat mempelajari ilmu itu lebih cepat ""Bagaimanakah caranya?" tanya Bee Kun Bu dengan Siao Tiap tidak segera menjawabnya, ia menatap Bee Kun Bu dengan wajah yang penuh kaSih sayang, Lalu ia berkata "Jika aku memikirkan hal ini, aku menjadi cemas, Cara itu adalah usul dari Pek Cici."Bee Kun Bu terkejut dan berkata "Aku tahu, Kau harus berkorban dengan membuang-buang banyak tenaga dalammu untuk membantu aku melatih mengendalikan semua urat-urat syarafku, BetuIkah?""Jika hanya demikian, aku tak akan menjadi cemas," jawab Na Siao Kun Bu mengerutkan dahi dan berkata "Jika masih ada cara yang lain, akupun tak mengetahuinya.""Nah, dengar baik-baik!" kata Na Siao Tiap. "Setelah aku makan Leng Tan yang terkenal dari Ban Lian Hwee Kwi, maka darahku menjadi berlainan daripada darahnya orang umumnya. Bila aku dapat berhasil menyalurkan darahku ke dalam tubuhmu dengan dibantu Pek Cici yang mendorong kau mengeluarkan tenaga dalammu, maka dalam jangka waktu hanya enam bulan, hasil latihanmu akan sama dengan hasil latihan selama sepuluh tahun lebih, Dan setelah kau berhasil, kau dapat mengendalikan semua urat-urat syaraf mu dan melancarkan jurus-jurus ilmu silat yang kau telah pelajari dan dapat menjagoi di kalangan Kang-ouw!" "Tetapi... tetapi cara itu adalah cara yang tak mungkin dilakukan!" bantah Bee Kun Bu. "Janganlah kau berpikir demikian!""Aku akan mendesaknya, aku tak merasa puas jika aku tak melaksanakan cara tersebut untuk menolong kau!" mendesak Na Siao Tiap."Tidak!" bentak Bee Kun Bu dengan berlagak marah, "Kau terlalu berkeras kepala! Jika demikian, aku harus siang-siang berlalu dari sini!" Dan iapun berjalan keluarTetapi Na Siao Tiap meloncat menghalangi dan berkata dengan sabar "Aku bermaksud baik, Apakah aku telah salah bicara?""Tetapi kau sangat keras kepala," jawab Bee Kun Bu. "Orang harus selalu menuruti kehendakmu tapi kau sebaliknya segan menerima pendapat orang lain, Aku khawatir jika aku berdiam lama-lama di sini, kita akan sering-sering berselisih Lebih baik aku berlalu sekarang?"Air mata mengucur keluar dari kedua belah matanya Na Siao Tiap dan sambil memegangi tangannya Bee Kun Bu ia berkata "Jangan gusar, aku tak akan memaksa kau lagi, Lain kali aku akan berunding untuk mengetahui keputusanmu. ""Celaka!" pikir Bee Kun Bu. "Agaknya dia tidak mau melepaskan aku lagi. Dia ingin selalu menyertai aku!"Dalam keadaan yang serba salah itu, sekonyong-konyong terdengar suaranya Pek Yun Hui yang ia tidak tampak sudah sepuluh hari Siao Tiap mendongak dan berseru "Pek Cici, kau sudah kembali?"Pek Yun Hui menghampiri mereka seraya berkata "Ya, aku sudah kembali, dan bagaimanakah kalian ber-dua?Apakah kalian berselisih?" ia menanya demikian karena melihat Na Siao Tiap berlinangkan air mata, "Aku tidak berselisih, aku telah membikin dia gusar!" jawab Na Siao Tiap,Setelah menatapi Bee Kun Bu sekian lama, Pek Yun Hui berkata "Sudahlah, kau jangan marah, Kau harus terus belajar dan berlatih, sekarang berita tentang ke-sembilan partai silat akan mengadu kepandaian di markas besar partai Thian Liong tahun depan sudah tersiar luas, pertandingan silat pada waktu itu tak dapat dianggap remeh silat dari partai-partai silat Kun Lun, Ngo Bi, Siat San, Tiam Cong dan Hua San, setelah mereka datang ke pegunungan Koat Cong San ini untuk merebut kitab-kitab Kui Goan Pit Cek, mungkin sudah mengetahui tenaga dari partai Thian Liong, dan mungkin pula sudah memperhitungkan masak-masak untuk menghadapi pikir, semua jago-jago silat dari kelima partai silat itu telah bergabung menggempur jago-jago dari partai Thian Liong, mereka masih tak mampu menggempurnya, Karena itulah kita harus membikin persiapan yang semestinya untuk menghadapi peristiwa lain tahun, sekarang jangka waktunya masih lima-enam bulan lagi, waktu sesingkat ini sangat berharga, Jika kau tidak bertekun belajar, kau akan menyesal seumur hidupmu!"Bee Kun Bu menundukkan kepalanya dan berkata "Aku tidak marah."Dengan wajah yang cemas,-Na Siao Tiap berkata "Cici, jika jangka waktunya sudah sedemikian singkat nya, bagaimanakah kita dapat mendesak Bee Siang Kong memahami ilmu Toa Pan Yok Hian Kong? Ya, cara-cara melancarkan jurus-jurus, mengelit mengegos, menangkis dan melabrak lawan, dapat dia melatih diri dengan memuaskan dengan dibantu oleh Cici, Tetapi untuk dapat memiliki ilmu Toa Pan Yok Hian Kong waktunya terlalu sempit!" Pek Yun Hui tersenyum dan berkata "Tentang ini kita tak dapat berbuat lain. Kita hanya dapat mengajar dan memberi petunjuk sedapat mungkin. Namun jika dia tekun belajar dan berlatih, hasilnya akan diluar dugaan, dia dapat mengimbangkan kekuatannya partai Thian Liong dan kesembilan partai-partai silat lainnya.""Tetapi kita masih ada cara lain yang lebih cepat," kata Na Siao Tiap, "Hanya Bee Siang Kong tak sudi inilah kami tadi telah bertengkar!"Pek Yun Hui berpikir setelah mendengar penjelasan itu, Kemudian sambil tersenyum ia berkata "Betul, cara itu adalah cara satu-satunya untuk mempereepat hasiU nya!"Bee Kun Bu membungkam. Agaknya ia terpaksa menerima saran tersebut yang membikin Na Siao Tiap berkorban lebih besar lagi. Menampak sikap itu, Na Siao Tiap menggoda dengan ejekannya "Pek Cici, agaknya Bee Siang Kong membenci aku!""Tiap Moi ini betul-betul pandai menggoda!" pikir Pek Yun Hui. Lalu ia berkata "Tiap Moi, cobalah beritahukan aku tentang cara yang dapat mempereepat itu."Dengan sikap kemalu-maluan Na Siao Tiap menjawab Tak usah aku menyebut lagi cara itu. Bukankah Cicipun telah mengetahuinya?"Tanpa disuruh Bee Kun Bu berjalan keluar dari kamar itu. Di luar suasana sangat tenang dan sunyi, Awan putih terlihat terapung-apung diantara puncak-puncak gunung Koat Cong San itu, Namun hatinya tak tenang, seolah-oleh air yang deras mengalir ke muara!"Bee Siang Kong!" tiba-tiba terdengar Pek Yun Hui memanggil "Mengapa kau tidak kembali untuk berlatih silat? Lupakah kau akan tugasmu?"Seperti orang yang baru sadar dari lamunannya, Bee Kun Bu berbalik dan berjalan masuk ke dalam kamar lagi, Setelah mereka berada lagi di dalam kamar, Na Siao Tiap menanya Pek Yun Hui "Pek Cici, aku tiba-tiba ingat akan adik Lie Ceng Loan, Cici pernah berjanji mencari dia, apakah sudah ada kabar tentang dia?"pertanyaan itu mengejutkan Bee Kun Bu, dan segera terbayang roman bentuknya Lie Sumoynya yang ia sangat cintai, ia teringat akan kasihnya yang tak terhingga, keluhurannya yang tiada taranya, Baginya Lie Sumoynya adalah pujaan nya. Gadis yang masih sangat muda itu belum pernah membenci atau menyakiti hatinya, iapun merasa berdosa jika mengingat sikap atau perbuatannya terhadap Sumoynya itu. Dengan tak terasa ia menghela napas dan berdiri termenung lagi."Bee Siang Kong," tegur Pek Yun Hui, "Kau tengah memikirkan Lie Sumoymu?"Dengan mata berlinang Bee Kun Bu berkata "Pek Cici, apa gunanya aku memikirkan padanya? Dunia yang luas dan lebar ini, di manakah aku dapat menjumpai dia lagi.,.?""Dengan tekad Bee Kun Bu pergi mengangkat namanya Kun LunKata-kata Bee Kun Bu itu menusuk hatinya Na Siao Tiap, siapapun harus memuji Lie Ceng Loan yang polos itu. Entah apa alasannya Na Siao Tiap merasa cemburu terhadapnya, Malah ia berkata dengan simpati "Pek Cici, Saudari Li itu betul-betul harus dikasihani Aku khawatir akan keselamatannya jika dia berkelana seorang diri di kalangan Kang-ouw yang penuh dengan tipu-tipu muslihat busuk. Pek Cici, akupun mohon Cici mencari dia "Bee Kun Bu mencengkeram dadanya sendiri menahan pedih dan sakit hatinya memikiri nasib Lie Sumoynya yang malang itu, Tiba-tiba ia berseru "Na Siocia, mulai saat ini, aku tak akan belajar ilmu silat dari kau lagi!" Kedua gadis yang mendengar kata-kata itu bukan main terkejutnya dan menanya dengan berbareng "Bee Siang Kong, kau kenapakah?"Teguran itu membikin Bee Kun Bu menjadi sadar akan pesan Pek Yun Hui, bahwa ia jangan menyinggung perasaannya Na Siao Tiap yang dapat melakukan perbuatan yang tidak diingini jika gadis itu menjadi kalap atau meredakan suasana, Pek Yun Hui yang lebih berpengalaman berkata kepada Na Siao Tiap "Bee Siang Kong akan belajar terus darimu, Hanya ketika kau sebut-sebut Lie Ceng Loan, dia tiba-tiba tergerak hatinya untuk mencari Lie Sumoynya yang dia sangat khawatirkan akan keselamatannya berkelana seorang diri. ""Akupun tak seharusnya menahan Bee Siang Kong terlampau lama di sini," memotong Na Siao Tiap. "Dia harus pergi mencari Lie Sumoynya "Bee Kun Bu terharu mendengar kata-kata dari ketulusan hati menghadapi Bee Kun Bu, Na Siao Tiap berkata lagi "Bee Siang Kong, aku tahu kau selalu memikiri Lie Sumoymu. ketika aku sebut-sebut Lie Sumoymu kau segera terperanjat Apakah kau takut aku dan Pek Cici tersinggung?""Sudahlah, Tiap Moi!" kata Pek Yun Hui. "Jangan menyiksa dia lagi! Dia sedang menderita, kita tidak seharusnya menambah siksaan kepadanya!" Lalu kedua gadis itu tertawa gelak-gelak, sehingga Bee Kun Bu menjadi lebih terperanjat Lalu tanpa ada yang menyuruh mereka berjalan keluar dari kamarSuasana di luar masih tetap sunyi dan tenang, Angin gunung meniup sepoi-sepoi, Mereka berhenti dan berdiri di bawah sebuah pohon cemara, Dalam suasana sunyi senyap itu, tiba-tiba mereka dibikin terkejut oleh suara derap kaki manusia, Yun Hui mengawasi keadaan disekitarnya dan melihat berkelebatnya sesosok tubuh tidak jauh dari tempat dimana mereka berdiri, yang lari masuk ke belakang semak belukar Pek Yun Hui mengejar untuk segera tertawa setelah dapat kenyataan, bahwa orang itu adalah Pang Siu Wie."Pang Siocia, mengapa kau lari kesini?" tanyanya,Pang Siu Wie memberi isyarat untuk bersikap tenang, Lalu dengan suara perlahan ia berkata "Tadi selagi aku berada di luar mulut gua, aku melihat di dekat semak belukar ini berkelebat bayangan orang, Lalu aku datang mengejar...""BetuIkah kau melihat orang datang ke daerah ini?" tanya Pek Yun Siu Wie mengangguk Lalu dengan hati-hati mereka mencari orang yang dicurigai itu, tetapi mereka tak berhasil mencarinya. sekonyong-konyong terdengar Na Siao Tiap memanggil "Pek Cici, apakah kau melihat orang menerobos masuk ke kamar Thian Kie Ciok Hu?"Tadi Pang Siocia melihat ada orang lari ke belakang semak belukar sekarang kau bilang kau melihat orang masuk ke kamar," jawab Pek Yun Hui, "Tetapi aku tidak melihat orang itu!""Aku lihat betul ada orang menerobos masuk ke kamar!" kata Na Siao Tiap,Dengan cemas Pek Yun Hui mengertek giginya, ia berpikir "Agaknya banyak jago-jago silat telah datang kembali untuk mencari kitab-kitab Kui Goan Pit Cek itu.,."Bee Kun Bu yang juga menyertai Na Siao Tiap mengejar tidak sabar lagi menanyai "Pek Cici, aku hanya membawa malapetaka kepada kalian, Karena aku berada disini, telah banyak orang datang mengganggu keten-teraman pegunungan Koat Cong San ini!" "Bee Siang-kong," kata Pek Yun Hui, "mengapa kau selalu menyalahkan diri sendiri? Bukankah kami berdua telah berjanji menolong kau membereskan semua urusan-mu? Bukankah janji tersebut dilaksanakan dengan jalan Tiap Moi mengajarkan kau ilmu-ilmu silat yang tereatat didalam kitab- kitab Kui Goan Pit Cek?"Bee Kun Bu menundukkan kepalanya karena merasa malu, kemudian ia berkata "Aku sangat berterima kasih kepada Tiap Moi yang rela mengajarkan aku. Dan aku menerima salah atas sikapku yang keliru."Nyata membuktikan bahwa kedua gadis itu disamping kasih sayangnya terhadap ia, mereka pun memikiri akan keselamatan Lie Sumoynya,Disaat itu tiba-tiba terdengar suara seruling yang ditiup demikian memilukan hati Bee Kun Bu terkejut"Apakah iblis wanita itu datang pula ke pegunungan Koat Cong San mengganggu aku lagi?" pikirnya,Lalu Pek Yun Hui menanya Pang Siu Wie "Pang Siocia, apakah orang yang kau lihat menerobos masuk itu mengenakan pakaian serba hitam?"Pang Siu Wie mengangguk "Betul! Dan dia sangat lincah dan sukar dikejarnya!" jawabnya,sementara itu suara seruling tersebut terdengarnya semakin dekat Segera dari lembah terlihat mendatanginya seorang wanita yang mengenakan pakaian serba hitam sambil meniup serulingnya, Wanita itu adalah Giok Siu Sian wanita itu datang dekat sekali ketempat mereka, ia berhenti meniup serulingnya, dan tertawa ge!ak-gelak. Suara tertawanya itu menggetarkan hatinya Bee Kun Bu. "Bee siang- kong, apakah kau masih ingat kepada aku?" tanya Giok Siu Sian Cu. Bee Kun Bu terpaku dan menatap wanita itu, siapa berkata kepada Pek Yun Hui "Pek Siocia, urusan ini tak bersangkut paut dengan kau. Aku minta kau tidak turut campur."Ditegur secara demikian, Pek Yun Hui merasa tersinggung "Giok Siu Sian Cu, menurut kata-katamu seolah-olah kautidak mengetahui bahwa daerah pegunungan Koat Cong San ini tak dapat diganggu oleh sembarangan orang!" kata Pek Yun Hui agak mendongkolGiok Siu Sian Cu segera insyaf akan kesalahannya, tetapi dalam keadaan terdesak itu, ia berkata "Pek Siocia, maafkan aku. Tetapi kedatanganku ini adalah untuk menjumpai aku heran mengapa kau menahan dia di dalam kamarmu demikian lamanya?"pertanyaan yang kasar itu membikin Pek Yun Hui, juga Na Siao Tiap dan Bee Kun Bu, merasa agak malu, Pang Siu Wie tak sabar Iagi. ia mendamprat "Hei! Halnya Bee Siang-kong berada disini adalah urusan Pek Siocia, kau tak perlu tahu seluk beluknya!"Giok Siu Sian Cu menjawab dengan ejekannya "Dari manakah datangnya wanita yang jelek ini ke pegunungan Koat Cong San? Aku menasehatkan jangan kau turut campur urusannya orang lain, Lebih baik kau mencari Si Tian Hauw yang telah merusak wajahmu!"Ejekan yang menusuk hati itu tak dapat diterima begitu saja oleh Pang Siu Wie, karena hatinya yang telah terluka bertambah dilukai lagi, Dengan memegangi pasir beracun ia mengancam "Siapakah yang kasih izin kepadamu berbuat sewenang-wenang di pegunungan Koat Cong San ini? Lekas kau enyah dari sini sebelum aku sambit kau dengan pasir beracun ini!"Giok Siu Sian Cu tidak gentar digertak Dengan tenang ia menjawab "Pang Siu Wie, janganlah kau menggertak aku dengan pasir yang tiada gunanya itu, Aku Giok Siu Sian Cu tidak takut!" Lalu ia berdiri jejak menghadapi lawannya seolah- olah menantang Siu Wie yang dianggap sepi menjadi makin panas hatinya, ia siap menyambit lawannya dengan pasir beracunnya, tetapi Pek Yun Hui segera mencegah seraya berkata "Kalian jangan turun tangan! Aku melarang kalian bertempur dihadapanku!"Dengan tersenyum Giok Siu Sian Cu berkata "Pek Siocia, itulah caranya menghadapi tamu, Lagi sekali aku ingin memberitahukan kepadamu bahwa kau tidak mempunyai alasan untuk menahan Bee Siangkong di pegunungan Koat Cong San!"Na Siao Tiap juga merasa tersinggung, ia menghampiri Giok Siu Sian Cu dan sambil menuding ia berkata "Bee Siangkong berada di pegunungan Koat Cong San ini adalah kehendaknya sendiri Kami tak ada maksud menahan dia disini. Jika kau anggap kami yang menahannya, perbuatan kami itu adalah demi kepentingan-nya. Lain tidak!"Giok Siu Sian Cu mengawasi Na Siao Tiap dari kepala sampai kekaki, lalu ia berkata "Siocia, aku tidak menduga seorang gadis yang tidak lebih berusia tujuh belas atau delapan belas tahun dapat mengucapkan kata kata demikian Kau menahan seorang pemuda yang tampan dengan mengatakan untuk kepentingannya, apakah orang dapat pereaya?"Kata-kata tajam bagaikan pisau itu menyayat hatinya Na Siao Tiap, Bee Kun Bu yang mendengar kata-kata itupun menjadi merah mukanya,Dengan beringas Na Siao Tiap membentak "Hei! HatUhati kau menggoyangkan lidahmu! jangan sembarangan menyinggung orang!"Giok Siu Sian Cu yang berpengalaman tak melayani gadis yang muda belia itu, ia berpaling kepada Bee Kun Bu dan menegur "Hengtee, apakah kau telah lupa peristiwa di kuil Toa Ciok Sie? siapakah yang telah mengambil resiko yang besar pergi mencuri buah Sie-can-ko untuk menolong jiwamu?"Seperti cacing kena abu, Bee Kun Bu menjadi gelisah dan tak dapat berkata,"Hengtee." Giok Siu Sian Cu meneruskan, "aku ada suatu permintaan Aku minta kau meninggalkan Koat Cong San ini bersama-sama aku. Apakah kau dapat mengabulkan permintaanku itu?"Dengan gugup Bee Kun Bu menjawab "Permintaanmu itu, aku... aku... tak dapat turuti."Belum lagi kata-kata itu selesai, tiba-tiba Giok Siu Sian Cu yang sudah tak sabar lagi menotok dadanya Bee Kun Bu dengan ujung seruling batu Kun Bu lekas-lekas berkelit, tetapi Pek Yun Hui sudah berhasil mendorong Bee Kun Bu ke belakang seraya berkata "Bee Siangkong, kau mundurlah! Biarlah aku yang membereskan urusan ini!" Tanpa berbalik lagi ia menjotoskan tinju kanannya ke arah Giok Siu Sian Cu sehingga wanita itu terdampar mundur oleh hembusan dapat berdiri jejak lagi, Giok Siu Sian Cu agaknya hendak menyerang lagi, Tapi Pek Yun Hui mengancam "Giok Siu Sian Cu, kau jangan mengganggu dia lagi!""Tapi, Pek Siocia, jika kau tidak mempunyai sangkut paut dengan dia, mengapa kau masih juga menahan dia di kamar Tian Kie Ciok Hu-mu? Apakah kau tidak malu ditertawai oleh orang-orang Kang Ouw jika berita ini tersiar?" kata Giok Siu Sian Cu menyindirPek Yun Hui yang telah mengenal Giok Siu Sian Cu sebagai satu iblis wanita di kalangan Kang-ouw, menjadi khawatir jika iblis itu membalas dendam terhadap Bee Kun Bu yang tidak membalas cintanya. Maka ia terpaksa menjelaskan mengapa Bee Kun Bu berdiam di pegunungan Koat Cong mendengar penjelasan itu, Giok Siu Sian Cu menghela napas dan berkata "Jika kalian betul-betul dan dengan sungguh-sunggun hati ingin mengajarkan kepadanya ilmu-ilmu silat untuk maksud menghadapi jago-jago silat di markas besar partai Thian Liong nanti pada pertengahan bulan delapan tahun depan itu, beradanya dia disini lebih lama lagipun tak akan menjadi keberatan bagiku, Aku datang kesini karena tidak puas akan sikapnya terhadap telah meninggalkan aku tanpa mengucapkan sepatah kata, Dari itu jika kelak ternyata bahwa keteranganmu ini dusta belaka, aku terpaksa..." tiba-tiba ia menatap Bee Kun Bu sejenak, lalu dengan tidak mengakhiri kata-katanya, ia segera berlalu pergi,Bee Kun Bu tetap berdiri terpaku, sikapnya ini dilihat oleh Na Siao Tiap yang menegur "Bee Siangkong dia sudah berlalu! Apa lagi yang kau pikiri?"Seperti juga baru sadar dari mimpinya, dengan menundukkan kepala Bee Kun Bu berjalan kembali ke kamar Tian Kie Ciok berada di dalam kamar, Pek Yun Hui me-nanya Na Siao Tiap tentang cara mengajarkan Bee Kun Bu ilmu Toa Pan Yok Hian Kong dengan jalan tereepat "Cici pernah melihat aku melayang-layang di angkasa seperti seekor kupu- kupu. Apakah Cici mengetahui dengan ilmu apa aku melakukannya?""Kau telah dapat mengendalikan semua urat-urat syrafmu, aku tak akan merasa heran kalau kaupun dapat berjalan di angkasa!" jawab Pek Yun tersenyum Na Siao Tiap berkata lagi "Jika ilmu Toa Pan Yok Hian Kong telah dapat dilancarkan dengan mahir, maka berjalan di angkasa dapat aku lakukan dengan mudah, Akan tetapi aku belum dapat menguasai ilmu tersebut sepenuhnya. Aku dapat melakukan itu hanya berkat Leng-tan dari Ban Lian Hwee Kwi yang ayahku berikan aku merasa sekarang, setelah aku makan Leng-tan itu, jika aku mengerahkan tenaga dalamku sedikit saja, segera aku merasa tubuhku menjadi ringan, dan aku dapat terbang ke atas, Oleh karena itu, aku yakin bahwa darahku berlainan daripada darahnya orang lain, Jika darahku ini disalurkan ke dalam tubuhnya orang lain, aku pereaya orang itu dapat memahami dan melancarkan ilmu Toa Pan Yok Hian Kong dalam jangka waktu yang singkat!"penjelasan itu membikin Pek Yun Hui terpesona, Lama juga ia menjadi bisu, "Aku belum mendengar penjelasan sedemikian rupa!" kata Pek Yun Hui. "Lagi pula penyaluran darah belum pernah kita lakukan, Ba-gaimanakah jika akibatnya berlainan daripada tafsiran-mu? Bukankah itu, hanya membawa bahaya bagimu?""Aku yakin tak akan gagal! Tapi jika tidak bermanfaat baginya, tentang itu aku belum berani pastikan," kata Na Siao Tiap,"Cara itu hanya suatu cara pereobaan, dan hasilnya belum kita ketahui Lebih baik kau mengajarkan nya secara yang lazim!" kata Pek Yun Hui,Demikianlah kedua gadis tersebut dengan bergiliran mengajarkan Bee Kun Bu macam-macam ilmu silat yang sakti dengan tekun berbu!an-bu!an tanpa mengenal letih dan jerih payah sehingga hasilnya melampaui perhitungan kedua guru silat yang muda belia itu,Pada suatu hari setelah Pek Yun Hui habis mengajar, ia berkata "Di dalam beberapa bulan saja, kau telah berhasil mempelajari dan melakukan segala jurus, sodok-an, jotosan, totokan maupun egosan dan kelitan dengan baik sekali Meskipun belum dapat dikatakan sempurna, akan tetapi aku yakin kau sudah dapat menjatuhkan banyak jago-jago silat, karena semua ilmu-ilmu silat dari kitab-kitab Kui Goan Pit Cek itu adalah ilmu-ilmu silat yang sakti Ilmu-ilmu tersebut bahkan dapat mempergunakan tenaga lawan untuk membasmi lawan, Kau hanya perlu berlatih dua atau tiga bulan lagi, dan kau sudah siap menghadapi jago-jago silat yang manapun dari semua partai-partai silat pada dewasa ini! Tetapi sekarang sudah bulan ke tujuh, tinggal lagi dua puluh hari kau sudah harus pergi ke markas besarnya partai Thian pertemuan tersebut, kau harus lebih dulu berada di bagian utara dari propinsi Kwiciu, dan bangauku dapat membawa kau kesana, Tetapi sekarang aku mengambil keputusan lain. Aku minta kau pergi kesana dengan menunggang kuda seorang diri.""Bila aku harus berangkat?" tanya Bee Kun Yun Hui berpikir sejenak, lalu berkata "Lebih lekas lebih baik, Jika kau dapat berangkat sekarang, akupun setuju!"Lalu dengan wajah yang khidmat ia memandang Bee pandangan mata yang agung itu, Bee Kun Bumenundukkan kepalanya, lalu berkata "Baiklah, sekarangpun aku bersiap untuk berangkat!"ia membalikkan tubuhnya dan berlalu, Tapi tiba-tiba ia berhenti dan sambil menoleh ke belakang ia menanya "Cici, jika kita berpisah sekarang, apakah ada kesempatan bagi kita untuk dapat berjumpa puIa?"Pek Yun Hui menyahut "Ong Han Siong yang mahir tentang ilmu siasat dan ilmu falak, aku yakin dia mengatur siasatnya di markas besarnya partai Thian Liong, Sedia-nya akupun hendak mengajarkan kepadamu ilmu siasat dan ilmu falak itu. Tetapi karena waktunya sudah demikian mendesak, aku tak berani memusingkan kau dengan ilmu-ilmu yang agak ruwet dan sulit itu.,."Lalu sambil mengambil satu buku kecil dari kantong di dadanya, ia berkata "Siasat pertempuran dan langkah penyerbuan maupun cara menghalaukan jaring perangkap aku telah catat di dalam kitab kecil ini. Meskipun siasat inipun tertera di dalam kitab-kitab Kui Goan Pit Cek, akan tetapi aku telah perbaiki banyak Bahkan Tiap Moi pun tak dapat menandingi aku dalam siasat tersebut, Kau hanya harus mempelajarinya dengan kedua halaman terakhir dari kitab kecil ini, akupun telah menggambar sebuah rencana siasat pertempuran dan penjagaan. Siasat tersebut adalah yang diciptakan oleh Tian Kie Cin Jin bersama San Im Shin Ni untuk menjaga diri dari gangguan luar, Aku dapat menyombongkan diri bahwa ilmu siasat itu tak ada orang yang mengetahuinya kecuali kau dapat memahaminya, kau akan membuktikan betapa kegunaannya. Dan ingat pesanku, jika kau sudah dapat memahaminya, kau harus bakar musnah kitab ini."Bee Kun Bu mengambil kitab sakti itu dengan ber-kata "Budi Cici sebesar ini, aku Bee Kun Bu tak akan lupakan, Tapi apakah perpisahan kita kali ini juga menjadi yang terakhir???"Dengan senyuman yang sedih, Pek Yun Hui menjawab "Apakah kau betul-betul ingin menjumpai aku lagi?" ."Cici adalah serupa dewi, aku... aku.,." karena terharunya Bee Kun Bu tak dapat meneruskan kata-katanya."Aku bukannya dewi, akupun seorang manusia," kata Pek Yun Hui. "Namun aku hanya memiliki kepandaian dan otak yang agak lebih baik daripada kebanyakan orang, Lekaslah kau menyiapkan barangmu, jangan lupa minta diri kepada Tiap Moi, dan ingat kau harus bersikap ramah terhadapnya, Keberangkatanmu yang mendadak ini mungkin menghancurkan hatinya, Kau harus hati-hati...Bee Kun Bu mengangkat kedua tangannya memberi hormat seraya berkata "Terima kasih, Aku mengerti!" Lalu ia terus pergi menemui Na Siao Siao Tiap berada di kamar Tian Kie Cok Hu dan sedang duduk termenung. Begitu melihat Bee Kun Bu masuk, ia berkata "Kau kebetulan sekali datang kesini, Mari duduk disampingku. Aku sedang memikirkan suatu urusan yang sulit, aku tak tahu bagaimana memecahkan soalnya." ia bangun dan membetot tangannya Bee Kun Bu untuk diajak duduk bersama-sama di atas sebuah bangku,Bee Kun Bu terpaksa harus menuruti kehendaknya dan duduk diam mendengari pembicaraannya."Di dalam beberapa bulan ini, aku merasa berbahagia sekali," kata Na Siao Tiap, "karena aku selalu dapat melihat kau.""Akupun merasa senang," kata Bee Kun Bu menimpalinya, "Tetapi disamping itu akupun mengetahui ada orang yangmerasa sedih. Apakah kau tahu sebabnya?" tanya Na Siao Tiap."Siapakah gerangan?" tanya Bee Kun Bu."Lie Sumoy-mu," jawab Na Siao Tiap, "Aku sekarang mengerti mengapa dia bersedih hati, Dulu aku tidak mengerti mengapa orang bersedih hati,""Dia adalah seorang yang berbudi, berhati suci murni," kata Bee Kun Bu sambil menundukkan kepala dan memikiri Lie Sumoynya,"Dan aku bermaksud mengajak kau mencari dia untuk diajak tinggal bersama-sama disini," kata Na Siao Tiap,Bee Kun Bu terharu mendengar usul itu, dan ia berkata dengan nada yang gemetar "Tapi,., janji untuk aku pergi ke markas besarnya partai Thian Liong aku harus segera penuhi Kau dan Pek Cici telah dengan susah payah mengajarkan aku ilmu-ilmu silat, jika aku tidak memenuhi janji itu, jerih payah kalian berdua akan menjadi sia-sia belaka! Akupun merasa bersalah membikin kecewa harapannya Pek Cici.""Dan bila kau akan berangkat?" tanya Na Siao Tiap. "Sekarang juga!" "Mengapa demikian tergesa-gesa7" tanya si gadis dengan terperanjatDengan nada yang menghibur, Bee Kun Bu menjelaskan "Meskipun aku sudah diusir keluar oleh Susiokku, tetapi aku belum membalas budi kasih guruku, Aku pergi ke markas besar partai Thian Liong kali ini adalah untuk membela partai Kun Lun. Dan aku hendak berangkat sekarang mencari guruku agar aku dapat berangkat bersama-sama, karena aku akan bertempur sebagai murid partai silat Kun Lun.""Apakah kau sudah memberitahukan maksud keberangkatanmu yang mendadak ini kepada Pek Cici?"Bee Kun Bu berlagak gelisah, ia berkata "Aku bermaksud mengajak kau menghadap Pek Cici dan memberitahukan hal ini."Na Siao Tiap tidak berkata-kata lagi, ia betot tangannya Bee Kun Bu dan pergi mencari Pek Yun di dalam beberapa bulan itu, sikap maupun kelakuan Na Siao Tiap terhadap Bee Kun Bu sudah diketahui oleh keempat bujang perempuannya maupun oleh Pang Siu Yun Hui tersenyum ketika melihat kedua orang itu datang kepadanya. ia berlagak tak tahu menahu akan persoalan nya."Cici," kata Na Siao Tiap, "Bee Siangkong tiba-tiba memberitahukan kepadaku bahwa dia harus segera berangkat Aku sendiri takdapat mengatakansesuatu, maka aku datang menanya pendapat Cici."Pek Yun Hui berlagak terperanjat dan ia menatap Kun Bu berkata "Meskipun aku telah diusir keluar dari partai Kun Lun, tetapi aku belum membalas budi kasih Suhu dan Susiokku, Oleh karena itu aku bermaksud berangkat sekarang untuk mencari Suhu dan Susiokku dan minta perkenan mereka agar aku bertempur sebagai murid partai silat Kun Lun, dan mudah-mudahan aku berhasil menegakkan namanya partai Kun Lun!""Di kalangan Bu Lim, menghormati dan menghargai guru adalah sangat penting, Jika kau mempunyai pikiran yang mulia itu, akupun tak dapat mencegah keberangkatanmu." kata Pek Yun Hui,"Hatiku sudah berdebar-debar ingin menjumpai Suhu dan Susiokku." kata Bee Kun Bu, "dan aku sekarang hendak minta diri kepada Cici berdua!"Pek Yun Hui tersenyum seraya berkata "Sedianya aku menginginkan kau pergi dengan menunggangi bangauku, Tetapi aku tahu bahwa partai Kun Lun sangat benci Tiap MoU maka aku terpaksa mengurungkan maksud itu."Lalu sambil mengangkat kedua tangannya memberi hormat, Bee Kun Bu berkata dengan khidmat "Selama setengah tahun ini, aku telah menerima banyak sekali zbudi Cici berdua, Aku Bee Kun Bu bersumpah, gunung dan sungai dapat berubah, tetapi tekadku tak akan berubah Aku tak akan lupakan budi sebesar itu. Sampai berjumpa pula!"Lalu ia berbalik dan keluar dari kamar Tetapi seolah-olah ingat sesuatu, Pek Yun Hui memanggil "Bee Siang-kong, tunggul Masih ada satu barangyang kau lupa bawa!" Lalu ia lekas-lekas lari masuk ke kamar tidurnya untuk mengambil barang yang dimaksud ia kembali lagi dengan membawa satu kotak kecil seraya berkata "Barang ini aku kembalikan kepadamu."Bee Kun Bu menyambuti kotak kecil itu, dan dengan perasaan heran ia menanya "Barang apakah di dalam kota kecil ini?"Sambil tersenyum Pek Yun Hui menjelaskan "Di dalam kotak itu berisi kulit ular sakti yang diperoleh oleh Susiokmu, Giok Cin Cu. Aku telah potong dijadikan dua kutang untukmu, Pakailah dan kau dapat buktikan bahwa kutang itu akan banyak menolong kau.""Terima kasih," kata Bee Kun Bu, dan dengan berdiri tegak ia berbalik dan berjalan keluarLalu ia menghampiri Na Siao Tiap seraya berkata Tiap Moi, jaga diri baik-baik. Aku sekarang minta diri darimu!"Air matanya Na Siao Tiap mengucur keluar dengan tak tertahankan, dan sambil menangis terisak-isak ia berkata "Terima kasih, Dan kau juga harus menjaga diri baik-baik!"Bee Kun Bu menarik napas panjang, lalu bertindak keluar, diikuti oleh Na Siao langkah yang gagah Bee Kun Bu keluar dari gua diawasi dari belakang oleh Na Siao Tiap dengan hati hancur dan air mata bereucuranUntuk mencegah hal-hal yang tidak dikehendaki Bee Kun Bu berkeras hati tidak menoleh ke belakang, ia terus bertindak maju dengan langkah yang gagah,Angin gunung yang sepoi-sepoi meniup pakaian sutera dari Na Siao Tiap seolah-olah menghibur si gadis jauh Bee Kun Bu terpisah dari ia, makin ia rasakan hatinya terbetot ia mengharap-harap pemuda itu menoleh ke belakang, tetapi harapannya itu hampa belaka,ia tak tahan kehancuran hatinya, ia menjatuhkan diri di atas sebuah batu gunung yang besar dan menangis tersedu- sedu seperti anak dara yang ditinggal mati oleh orang tuanya, Entah berapa lama ia menangis, dan ia dihibur oleh Pek Yun Hui yang telah datang menghampiri Tiap Moi, sudahlah jangan kau menangisi Langit sudah menggelap, kita harus pulang makan..."Hiburan itu hanya menambah kesedihan hatinya Na Siao Tiap, ia bangun dan merangkul dan memeluk saudari angkatnya itu seraya mengeluh "Ai, mengapa dia begitu kejam sampai tidak menoleh lagi, Apakah dia lupa akan kasih sayangku selama beberapa bulan aku disampingnya???"Seperti seorang ibu, sambil mengusap-usap rambutnya, Pek Yun Hui menghibur "Kau keliru menyang-kanya, Dia adalah orang yang mengenal budi, Dia tak menoleh ke belakang, karena diapun sedang menahan kehancuran hatinya, Bagaimanakah kau akan merasa jika kau melihat dia menangis, karena berat meninggalkan kau...? Tiap Moi, coba pandanglah aku, apakah aku juga tidak sayang padanya?""Sudah tentu sayang juga," jawab Na Siao Tiap seperti anak kecil."Untuk membantu dia menunaikan janjinya, kita sewaktu- waktu harus berkorban, bukan? Sudahlah, jangan menangisi kata Pek Yun Hui sambil memeluki saudari angkatnya dan berjalan kembali ke kamar Tian Kie Ciok ke markas besar partai silat Thian LiongPek Yun Hui berkata "Kita kaum wanita lebih mudah tersinggung daripada kaum pria, Hari ini aku memberitahukan kau dengan sejujurnya, bahwa akupun telah jatuh cinta kepadanya, Mungkin juga cintaku terhadap dia lebih dalam daripada cintamu, Akan tetapi setelah aku mempertimbangkan selama beberapa bulan ini, aku baru dapat mengerti betul akan soal asmara ini Jika kita betul-betul cinta dia, kita tak harus mempersulit atau mengganggu kepada nya. Kau baru saja keluar dari tempat yang pendapatmu jika kau sudah lama bergaul dengan seorang pemuda dan telah jatuh cinta, kau harus menjadi suami istri Jika semua gadis-gadis berpendapat seperti kau, maka di dunia ini wanita-wanitanya yang menderita tak akan terhitung jumlahnya, Bee Siangkong berada dalam kedudukan yang sulit sekali Lie Ceng Loan, misalnya, dia akan sukar hidup di dunia ini, jika cintanya tidak dibalas oleh Bee Siangkong. Souw Hui Hong boleh dikatakan sudah pernah hidup seperti suami isteri dengan Bee Siangkong, Jika kita juga melibatkan diri di antara mereka, bukankah soalnya akan menjadi bertambah sulit?"ia berhenti sejenak untuk melihat akibat nasehatnya, lalu ia meneruskan "Kau adalah seorang yang pintar dan yakin kau dapat mengerti akan jika kau tak menjadi muak, aku rela tinggal bersama sa ma kau seumur hidup..Na Siao Tiap menghela napas, lalu menjawab "Aku-pun mengetahui bahwa Cici sangat sayang aku. Aku hanya khawatir imanku tidak sekuat imanmu, Namun, aku akan mencoba mengatasinya,"Mendengar jawaban itu, Pek Yun Hui menjadi gi-rang. Tiap Moi, mari kita berpegang tangan meloncat turun dari batu yang besar ini," katanya dengan gembira, "aku ingin lihat apakah kau dapat membawa aku me-layang-layang di udara.""Aku sedang cemas," jawab Na Siao Tiap, "dalam keadaanku seperti ini, aku tak dapat mempergunakan ilmu Toa Pan Yok Hian Kong, Jika aku membawa Cici, aku khawatir kita akan jatuh tergelincir bersama.""Aku tidak takut," kata Pek Yun Hui, "misalnya kita benar- benar jatuh dan binasa, bukankah kesulitan kitapun akan berakhir pula?"Demikianlah Na Siao Tiap lalu memegang erat-erat tangannya Pek Yun Hui dan meloncat turun. Memang keduanya adalah jago-jago silat yang dapat mempergunakan ilmu meringankan tubuh dan loncatan tersebut telah dilakukan dengan mudah sekali, seolah-olah kupu-kupu melayang- layang dengan perlahan turun ke bawah."Ai.." seru Na Siao Tiap dengan heran, "llmu meringankan tubuh Cici lihay betul Jika Cici mempelajari dan melatih dengan tekun, aku yakin bahwa ilmu Toa Pan Yok Hian Kong dapat Cici kuasai dengan mahir Cici hanya memerlukan jangka waktu tiga tahun untuk dapat mempelajarinya sehingga mahir."Dengan khidmat Pek Yun Hui berkata lagi sambil menatap saudari angkatnya itu "Tiap Moi, kita sudah seperti saudari sekandung, Jika aku telah mengatakan sesuatu yang salah, aku harap kau tidak tersinggung atau menjadi salah faham.""Sudah tentu tidak," jawab Na Siao Tiap, "Jika Cici ingin memberitahukan sesuatu yang penting atau rahasia, aku tak akan tersinggung atau membenci Cici"Pek Yun Hui tersenyum, hatinya girang, ia berkata "Semenjak aku menjumpai kau, aku selalu berhasrat memperdalam ilmu silatku, karena aku merasa ilmu silatku belum dapat dikatakan baik, Kau telah memahami semua catatan-catatan di dalam kitab-kitab Kui Goan Pit Cek, pada dewasa ini tiada seorang jago silat yang setaraf dengan kau dalam hal ilmu silat Jika kau sudi membantu aku memperdalam ilmu silatku, aku sangat berterima kasih.""Cici adalah seorang yang bijaksana, sangat pintar dan cerdas, Tentang permintaan Cici itu, aku rela membantu dengan sekuat tenaga."Dengan girang Pek Yun Hui berkata "Jika kau sudi membantu, keyakinanku menjadi lebih tebal lagi, Sore ini aku akan membentangkan semua catatan-catatanku selama beberapa tahun dan merundingkannya dengan kau. Dapatkah kita mulai sore ini?"Demikianlah mereka bereakap-cakap sambil berjalan menuju ke kamar Tian Kie Ciok Hu. Pang Siu Wie mengajak Tan Pao, Song Yu dan keempat bujang perempuannya Na Siao Tiap menyambut mereka di depan beberapa bulan belakangan ini Na Siao Tiap tenggelam di dalam gelombang asmara, selama itu ia tidak memperhatikan ke empat bujang perempuannya, Kali ini ia baru memperhatikan, bahwa mereka sudah jauh lebih besar dan bertambah cantik, "Tiap Moi," kata Pek Yun Hui sambil tersenyum, "Setelah urusan kita beres, kita akan ajak mereka bersama bangauku pergi ke suatu tempat yang terpencil dan sepi, tetapi indah pemandangan nya. Kita akan hidup tenteram sambil menikmati keindahan alam dan berlatih ilmu-ilmu silat."Kata-kata itu telah membangunkan semangatnya Na Siao Tiap, "Betul!" sahutnya, "kita kumpulkan anak-anak perempuan yang yatim piatu dan mengajarkan mereka ilmu silat Cici menjadi ratu dan aku menjadi perdana menteri, bersama-sama membentuk suatu negara wanita, Laki-laki yang tanpa ijin berani datang ke negara kita itu, kita bunuh mati!"Pereakapan mereka itu membingungkan semua orang yang mendengarnya, Lalu Song Yun berkata "Jika Kong-cu puteri ingin membentuk satu negara kaum hawa,Tan Pao-lah orang pertama yang akan dibunuh mati, karena ia adalah seorang laki-laki!"Na Siao Tiap tertawa gelak-gelak dan berkata "Di dunia ini ada dua orang laki-Iaki yang dapat dikecualikan yakni ayahku dan Tan Pao!"Tan Pao yang sangat menghormati majikannya, Pek Yun Hui, juga menghormati Na Siao Tiap, saudari angkat majikannya, ia membungkukkan tubuh menghaturkan hormat seraya berkata "Terima kasih atas perhatian kedua Siocia!"Dengan wajah yang sungguh-sungguh Na Siao Tiap berkata lagi "Jika Cici betul-betul hendak membentuk suatu negara wanita, aku setuju sekali...""Soal itu dapat kita rundingkan dilain hari," jawab Pek Yun Hui, "waktunya masih banyak, kita tidak pergi tergesa-gesa." ia betot tangannya Na Siao Tiap dan masuk ke dalam kamar Tian Kie Ciok kita menengok kepada Bee Kun Bu yang meninggalkan kamar Tian Ciok Hu. Setelah melalui jalan sejauh empat-Iima belas lie baru ia berhenti ia menoleh dan tampak puncak-puncak dari pegunungan Koat Cong San yang terselubungi awan-awan telah terpisah jauh di belakangnya, ia merasa seperti bermimpi Sudah setengah tahun ia hidup bereampur gaul dengan kedua gadis itu dan hampir setiap hari ia berada disampingnya Na Siao Tiap, ia merasa bahwa, betapa kuat imannya, namun ia telah tertarik oleh gadis yang cantik itu, ia duduk disisi jalan mengenangkan peristiwa yang lampau, Tiba-tiba ia dikejutkan oleh teguran "Tidak terduga kau berada di sini!"Bee Kun Bu segera bangkit, siap sedia menghadapi orang yang menegur itu. ia terperanjat ketika melihat, bahwa orang itu adalah Giok Siu Sian Cu. ia berbalik menegur "Mengapa kau datang kesini?""Kemanapun kau pergi, aku pasti dapat mencari kau!" kata Giok Siu Sian kasih untuk perhatianmu Di kuil Ban Hut Teng di pegunungan Ngo Bie San kau pernah menolong aku. Dua kali kau datang menengoki aku di pegunungan Koat Cong berterima kasih, Tetapi aku mohon kau jangan mengganggu aku lagi, Untuk membalas budi-mu, aku rela mengajarkan kau tiga jurus ilmu silat yang luar biasa," kata Bee Kun Siu Sian Cu tersenyum, lalu ia berkata puIa "Aku selalu rela menolong kau dengan tak mengharap balasanmu, Kini aku hanya ada satu permintaan Apakah kau dapat mengabu!kannya?"Bee Kun Bu berpikir sejenak, lalu berkata "Sebutkanlah dengan jelas permintaanmu itu, jika kurasa pantas dan yang mungkin dilakukan, aku tak akan menolaknya!" Sambil tertawa Giok Siu Sian Cu berkata "Permintaanku tidak sukar Aku telah merasa, bahwa aku tak dapat selamanya hidup disampingmu, Kau telah mempunyai beberapa gadis yang cantik-cantik dan kau tentu tak akan memperhatikan aku yang sudah tua dan terkenal jahat..." "Sudahlah! Kau jangan sebut-sebut urusan yang tak ada artinya itu," kata Bee Kun Bu, "sebutlah apa permintaanmu. Aku tak mempunyai banyak waktu lagi, karena aku harus lekas-lekas pergi ke sebelah utara propinsi Kwiciu!""Hengtee!" kata Giok Siu Sian Cu. "Kau jangan salah paham, Aku hanya minta kau memperkenankan aku untuk dapat membantu kau sekali lagi!""Terima kasih," jawab Bee Kun Bu, "tetapi aku tak perlu bantuanmu lagi," La!u ia berbalik dan ingin berlalu."Berhenti dahulu," bentak Giok Siu Sian Cu. "Apa-kah kau hanya seorang diri pergi ke markas besar partai Thian Liong untuk turut serta dalam perlombaan ilmu silat?"Bee Kun Bu berhenti dan menjawabnya "Betul! Perlu apa kau menanya demikian?"Sambil tertawa Giok Siu Sian Cu berkata pula "Letaknya markas besar partai Thian Liong jauh sekali, jika kau pergi tidak dengan aku, mungkin kau tak dapat mencari tempat itu selama dua bulan!""Betul juga," pikir Bee Kun Bu. "Aku tidak tahu jalan, Lagi pula aku tak mengenal betul keadaan di kalangan Kang-ouw. Aku harus sudah tiba di markas besarnya partai Thian Liong di dalam jangka waktu setengah bulan, Jika kedatanganku terlambat aku akan membikin kecewa Suhu dan Susiokku, juga Pek Yun Hui dan Na Siao Tiap."Sambil tersenyum, seolah-olah mengetahui isi hati Bee Kun Bu, Giok Siu Sian Cu berkata lagi "Semua orang mengetahui, bahwa markas besar partai silat Thian Liong berada di sebelah utara dari propinsi Kwiciu, Tetapi dimana letaknya, hanya beberapa orang saja yang menge-tahuinya, Apakah kiramu mudah dicarinya?""Apakah kau tahu dimana letaknya?" tanya Bee Kun Bu. "Tentu aku tahu," jawab Giok Siu Sian Cu. "Di kalangan Kang-ouw jago silat yang manakah yang tidak jeri terhadap aku? Tetapi di matamu, aku seolah-olah tak ada harganya. Soal ini akupun menginsyafinya bahwa aku sendirilah yang membikin diriku rendah..."Dengan tak menghiraukan pengakuan wanita itu, Bee Kun Bu berkata "Jika demikian halnya, maka markas besar partai Thian Liong tentu sangat tersembunyi"Pada tahun yang lalu, pemimpin partai Thian Liong ingin aku turut serta dan menggabungkan diri ke dalam partai Thian Liong, Aku telah dicari dan dibujuk Aku meno!ak, tetapi dengan diam-diam aku telah menyelidiki letaknya markas mereka yang diatur demikian rupa sehingga merupakan suatu jebakan atau perangkap, Ya, tak mudah kau dapat mencarinya."Dengan terpaksa Bee Kun Bu berkata "Jika kau tak ada urusan yang penting, aku minta kau sudi mengantarkan Siu Sian Cu tersenyum girang, "Jika kau menghendakinya, aku suka mengikuti atau menyertai kau kemana saja kau pergi. Mungkin kini jago-jago silat dari kesembilan partai silat sudah pada berangkat menuju ke markas besar partai Thian Liong, Kita harus berangkat sekarang!""Baiklah!" jawab Bee Kun Bu, lalu dengan langkah yang gagah ia berjalan maju. Latihannya selama berada di kamar Tian Kie Ciok Hu kini ia telah menjadi seorang jago silat yang lihay sekali, Dengan ilmu meringankan tubuh mereka telah keluar dari pegunungan Koat Cong San pada waktu senja,Cuaca di daerah sebelah selatan sungai sangat panasnya pada bulan ke tujuh, Mereka basah kuyup dengan keringat menempuh perjalanan yang jauh itu,Pada suatu hari ketika mereka masuk di daerah sebelah utara propinsi Kwiciu, sambil menunjuk ke puncak gunung dihadapannya, Giok Siu Sian Cu berkata "Jika kita jalan kira lima-enam puluh lie lagi, kita akan tiba di daerah terlarang partai silat Thian Liong, Pada waktu biasa, orang-orangnya partai silat itu selalu meng-intai-intai orang yang masuk ke daerah pereaya kali ini karena Souw Peng Hai telah mengundang jago-jago silat dari kesembilan partai silat lainnya, mungkin mereka tidak memasang perangkap atau membokong lawan-lawan mereka.,."Belum lagi kata-katanya itu habis diucapkan, tiba-tiba terdengar suara derap kaki kuda yang datang mengejar dan dalam sekejap saja empat orang penunggang kuda telah tiba di belakang mereka!penunggang kuda yang-tertua, seorang pria bertubuh tinggi besar dan berusia setengah abad, setelah menahan les kudanya, berkata sambit tersenyum "Apakah kalian ini juga hendak turut serta di dalam pertandingan adu silat yang diselenggarakan oleh partai Thian Liong?""Betul!" jawab Giok Siu Sian Cu."Kalian dari partai silat manakah?" tanya penunggang kudaitu,"Aku sendiri dari partai silat Kun Lun dan Siocia ini adalahGiok Siu Sian Cu," jawab Bee Kun Bu, "dan saudara-saudara semuanya apakah dari partai silat Thian Liong?""Ya, kami dapat perintah untuk minta kalian berdua menunggangi kuda.""Naik kuda tidak sukar," kata Giok Siu Sian Cu, "tetapi kalian hendak membawa kami kemana?"Sambil tertawa orang itu berkata "Siocia tak usah khawatir Untuk menyambut para jago silat, partai kami telah mendirikan pos-pos di pelbagai tempat di pegunungan ini. Kami ditugaskan menyambut tamu dengan seksama dan minta kalian segera menunggang kuda." Melihat sikap yang sungguh-sungguh dari orang-orang itu, Giok Siu Sian Cu berpendapat tidak guna menanya lagi, ia mengawasi Bee Kun Bu sambil Kun Bu masih juga mencurigai keempat orang itu, yang dua diantaranya telah turun dari kudanya, Dengan sikap yang hormat ia berkata "Kami tak dapat menolak sambutan yang baik ini." Dan dengan ringannya ia telah meloncat naik ke atas satu kuda,Orang yang menjadi pemimpin lalu minta Giok Siu Sian Cu naik kuda juga seraya berkata "Harap Siociapun menunggang kuda dan aku akan berjalan di depan memimpin ja!an!" Lalu ia kaburkan kudanya, diikuti di belakang oleh Bee Kun Bu dan Giok Siu Sian Cu. Tetapi ketika Bee Kun Bu menoleh ke belakang, seorang yang menunggang kuda dan dua kawannya yang telah menyerahkan kuda-kudanya tidak ikut serta dengan mereka,"Apakah maksudnya mereka ini?" berbisik Giok Siu Sian Kun Bu menggeleng-gelengkan kepalanya, "Entahlah, Mustahil mereka akan membokong kita?"Tentang dilakukannya pembokongan atau tidak, kita belum dapat memastikan," kata Giok Siu Sian Cu, "tetapi beruntung sekali aku menyertai kau datang ke-sini!""Ha! Apakah mereka akan mengajak kita ke tempat yang terlarang, dan kemudian menyerang kita?" tanya Bee Kun belum dapat dikatakan sekarang," jawab Giok Siu Sian Cu, "tetapi aku tidak khawatir segala serangan, Kita hanya harus waspada!""Baiklah," kata Bee Kun Bu, lalu ia tarikan kudanya mengejar orang yang memimpin jalan itu,Setelah melalui beberapa belas lie, mereka tiba di kaki satu puncak gunung. Orang itu berhenti dan berkata "Setelah kita melalui lembah gunung yang agak sempit ini, kita akan tiba di salah satu pos dan disitu akan ada dua orang lagi yang akan menyambut kalian,"Bee Kun Bu mengawasi keadaan di sekitarnya dan juga tingginya puncak dihadapannya, jalan yang mereka harus lalui hanya tiga kaki lebarnya, dan pembokongan di jalan yang sempit itu dapat dilakukan dengan sempurna, Maka ketika mereka mulai masuk ke dalam lembah yang sempit itu, Giok Siu Sian Cu berbisik "Hengtee, jangan lengah!"Giok Siu Sian Cu sudah siap menerkam orang di depannya itu jika terjadi mereka menunggang kuda melalui jalan lembah yang sempit itu, dan setelah menempuh dua-tiga lie, jalannya makin curam dan makin berbahaya. Lalu setelah menempuh satu-dua lie lagi, jalannya mulai agak lebar "jalan selebar dua-tiga tombak ini, aku tidak khawatir diserang!" pikir Bee Kun Bu."Sebentar lagi kita harus menyeberangi sungai yang deras," kata orang yang memimpin itu, "Biarlah aku berjalan di depan!" Lalu ia melarikan kudanya,Giok Siu Sian Cu juga melarikan kudanya, diikuti oleh Bee Kun Bu, Tetapi mereka merasa bahwa kuda-kuda yang mereka tunggangi seolah-olah tak dapat lari lagi,Tidak kusangka, bahwa partai Thian Liong yang besar dan terkenal itu mempersulit perjalanan kita ke markas besarnya," kata Bee Kun ia mempergunakan ilmu silat yang ia dapat belajar dari Na Siao Tiap dan Pek Yun Hui. ia berdiri di punggung kuda dan meloncat menerkam orang yang memimpin jalan di depannya, Terlihat bagaikan terbang ia melayang ke depan, dan segera terdengar jeritannya orang itu karena dicekal batang lehernya,"Hm! Apakah kau kira kau dapat menjalankan tipu muslihatmu yang keji?" bentak Bee Kun Bu. Orang tersebut meronta-ronta, sementara itu kudanya seolah-olah tenggelam ke dalam tanah yang empuk itu, sebetulnya tanah itu adalah rawa yang hanya ditutupi oleh tanah dan rumput, dan orang itu sengaja memimpin mereka ke tempat itu yang merupakan suatu perangkap. "Pukul mati padanya! Lekas-lekas loncat keluar!" seru Giok Siu Sian Kun Bu mengerahkan tenaga dalamnya dan memukul punggungnya orang itu. Satu jeritan yang ngeri terdengar, tetapi orang itu masih dapat merangkul tubuh Bee Kun Bu dengan maksud menyeretnya untuk ber-sama-sama mati di dalam rawa! Tetapi Bee Kun Bu lekas-lekas mendorong tubuhnya orang itu sepenuh tenaga dan dengan kedua kakinya ia mengenjot keluar dari perangkap maut itu. Segera orang itu tenggelam didalam rawa dan tak kelihatan lagi!Tetapi Bee Kun Bu tidak jatuh di atas tanah yang keras. i telah jatuh lagi di atas rawa yang ditutupu dengan tanah dan rumput! ia berdaya mempergunakan ilmu meringankan tubuhnya untuk keluar dari rawa yang merupakan perangkap itu,Giok Siu Sian Cu turun dari kudanya dan datang menolong. "Lekas kerahkan tenaga dalammu! Aku membantu kau keluar dari rumput ini!" seru Giok Siu Sian Cu. Bee Kun Bu sudah tenggelam di dalam lumpur sebatas pinggangnya, Makin ia berdaya untuk dapat keluar, makin tenggelam tubuhnya, Sambil berlutut Giok Siu Sian Cu menariknya keluar sambil memegangi kedua pundaknya, Tiba-tiba ia berseru "Ah, celaka!" dan iapun turut tenggelam, karena tanah dimana ia berlutut adalah pinggiran rawa,"Hengtee! jangan bergerak lagi sebelumnya kita mencari daya," kata Giok Siu Sian itu bersama kuda yang ditungganginya telah tak kelihatan lagi di dalam lumpur ketika Bee Kun Bu melihat ke arah rawa perangkap di depannya, ia terkejut "Jika aku tidak lekas-lekas keluar dari rawa ini, aku pasti akan mati konyol terbenam di dalam lumpur Mungkin Giok Siu Sian Cu akan ikut mati konyol juga," pikirnya, "Jika sekarang kita diserang oleh musuh, kitapun tak berdaya lagi!"ia mengawasi Giok Siu Sian Cu yang masih bersikap tenang, ia merasa kagum atas ketenangannya itu."Apakah kita harus menanti mati dengan tidak berbuat apa-apa?" tanya Bee Kun Bu dengan cemas."Ha! Bukankah kau tak takut mati? Mengapa sekarang menjadi takut mati?" tanya Giok Siu Sian Cu bersenda gurau."Aku tidak takut mati! Tetapi dengan begini bukankah kita akan mati konyol?""Aku bukannya tidak memikirkan daya," kata Giok Siu Sian Cu, "aku khawatir jika kita salah bertindak lagi, kita akan bertambah tenggelam, sekarang kita harus berdaya mencegah jangan sampai kita makin tenggelam,Bee Kun Bu tidak menyahutinya, ia memperhatikan rumput yang tumbuh disekitarnya, "Jika aku dapat memegang erat- erat rumput yang berakar dalam, mungkin aku dapat menarik keluar tubuhku dari lumpur ini," pikirnya,Rupanya Giok Siu Sian Cu dapat menduga maksudnya. ia berkata "Jika kau dapat menjambret rumput yang berakar dalam, mungkin kau dapat keluar dari lumpur ini, Aku akan membantu mendorong kau! Jika aku mendorong, kau harus mengerahkan tenaga dalam dan mempergunakan ilmu meringankan tubuhmu, Hayo, kita mulai Satu... dua... tiga!"Dengan mengerahkan tenaga dalamnya Giok Siu Sian Cu menjotos ke arah punggungnya Bee Kun Bu yang juga mempergunakan ilmu meringankan tubuhnya untuk loncat keluar dari lumpur rawa itu dan menjambret rumput yang berakar di tepi rawa, ia berhasil menjambret rumput, dan dengan secepat kila ia membetot tubuhnya keluar dari lumpur rawa yang berbahaya itu! Tetapi Giok Siu Sian Cu menjadi makin tenggelam setelah membantu mendorong Bee Kun Bu dengan mempergunakan hembusan angin kedua tinjunya!Bee Kun Bu terkejut melihat keadaan Giok Siu Sian Cu yang sudah tenggelam sampai sebatas lehernya. Na-mun wanita itu tersenyum puas, seolah-olah ia merasa bahagia dapat menolong kekasihnya!"Cici!" teriak Bee Kun Bu. "Kau sabarlah! Aku akan menolong kau keluar!""Jangan cemas," jawab Giok Siu Sian Cu dengan tenang, "seumur hidupku, baru kali ini aku merasa senang dan puas, karena aku dapat berkorban untukmu!""Tidak!" teriak Bee Kun Bu. "Aku harus menolong kau. Aku rela mati daripada menyaksikan kau mati konyol di dalam lumpur rawa itu." Lalu ia siap sedia terjun kedalam rawa untuk menolong wanita itu, atau mati bersama-sama!Pedang yang dilancarkan dengan ilmu silat yang sakti menolong jiwaMelihat kenekatannya Bee Kun Bu, Giok Siu Sian Cu membentak "Tahan! itulah bukan caranya kau menolong aku! Dengarlah petunjuk-petunjukku bagaimana harus menolongnya!"Segera Bee Kun Bu insyaf akan kekeliruannya. Jika ia bertindak dengan sembrono, ia hanya akan mati konyol bersama-sama."Coba lihat batu-batu gunung di lereng gunung itu," kata Giok Siu Sian Cu. "Bukankah di dekat batu-batu gunung itu tumbuh banyak pohon-pohon yang rambat? Kau ambil dan sambung batang-batang pohon-pohon itu, yang kuat seperti rotan, ikatkan salah satu ujungnya ke suatu batu yang besar, dan ujung lainnya kau melemparkan kepadaku."Bee Kun Bu tampak bahwa betul dilereng gunung banyak tumbuh pohon-pohon rambat yang batangnya kuat seperti rotan, Tanpa menanti lagi, ia lari dan potong batang-batang pohon tersebut untuk disambung dan diikat satu ujungnya ke suatu batu gunung yang besar, dan ujung lainnya ia lemparkan kepada Giok Siu Sian Cu yang segera menjambret dan memegang erat-erat dengan tangannya, Lalu dengan membetot rotan-rotan yang telah tersambung itu, Giok Siu Sian Cu menarik tubuhnya keluar dari lumpur terdengar suara gemuruh! Giok Siu Sian Cu menjerit "Hengtee, awas!"Bee Kun Bu menoleh ke belakang, dan melihat batu gunung yang diikatkan rotan itu sedang menggelinding ke arahnya! Dengan pedangnya ia menabas putus ikatan-nya, lalu dengan mengerahkan seluruh tenaga dalamnya ia menusuk ke arah batu besar yang tengah menggelinding ke arah itu!Giok Siu Sian Cu yang sudah berada di tepi rawa memperhatikan dengan cemas, tereampur kagum akan tenaga dalamnya Bee Kun Bu yang berhasil menahan menggelindingnya batu sebesar itu. Bee Kun Bu merasa heran akan kelihayannya, "Baru setengah tahun aku mempelajari dan melatih ilmu silat dari kitab-kitab Kui Goan Pit Cek dengan mudahnya aku sudah dapat melakukan sesuatu yang menolong jiwaku dan Giok Siu Sian Cu!" Lalu ia berjalan menghampiri Giok Siu Sian Cu yang sudah berlepotan lumpur"Hari ini kau tidak ingin aku mati," kata Giok Siu Sian Cu sambil tersenyum "kelak jika aku menggangu kau lagi, aku tak dapat dipersalahkan."Baru saja Bee Kun Bu hendak menentangnya, ketika Giok Siu Sian Cu menoleh ke atas jurang, iapun ikut menoleh dan mengawasi ke arah tersebut Mereka melihat dua orang laki- laki yang bertubuh tinggi besar sedang berdiri di atas puncak,"Untung kita sudah keluar dari rawa maut tadi," kata Giok Siu Sian Cu, suaranya rendah, "jika terlambat sedikit saja, maka tamat lah riwayat kita berdua!" Lalu tanpa memberi isyarat, ia berlari-lari mendaki lereng gunung yang curam itu menuju ke atas puncak,Bee Kun Bu segera mengikuti dan iapun dapat mendaki lereng gunung yang curam itu dengan mudah-nya. Sebentar saja mereka sudah berhadap-hadapan dengan kedua orang yang berdiri di atas puncak itu, Mereka menjadi heran menampak kedua orang itu berdiri diam seperti patung, Setelah diperhatikan ternyata bahwa orang tersebut telah ditotok jalan darahnya dan telah menjadi tak berdaya dan berdiri diam seperti patung!Di belakang kedua orang itu telah tertumpuk banyak balok- balok yang besar, balok-balok tersebut adalah untuk digelindingkan ke Siu Sian Cu dan Bee Kun Bu pasti akan binasa atau celaka jika kedua orang itu melakukan perbuatan yang keji itu, Untung bagi mereka, kedua orang itu entah oleh siapa telah ditotok jalan darahnya dan tak dapat berbuat jahatTiba-tiba Giok Siu Sian Cu berseru sambil menunjuk dengan seruling batu Gioknya ke suatu jurusan "Siapakah gerangan mereka itu?"Bee Kun Bu menoleh, dan tampak dua orang yang berjubah dan bersenjatakan pedang sedang menjaga satu jalan sambil bertempur melawan serombongan orang, Kedua orang tersebut lihay sekali ilmu silatnya, karena mereka dapat melawan musuh yang jauh lebih besar jumlahnya,Tidak peduli siapa mereka, kita harus membantunya!" seru Bee Kun Bu, dan iapun segera berlari dengan maksud memberi bantuannya, diikuti oleh Giok Siu Sian yang di sebelah kiri, melihat Bee Kun Bu datang membantu, berseru dengan tegurannya setelah ia menyabet lawan-lawannya mundur "Mengapa Pek cicimu tidak turut?"Bee Kun Bu terkejut, lalu iapun berseru "Liong Cici! Kau ada disini?!" Lalu terdengar orang yang di sebelah kanan berseru "Liong Cici, betullah katamu, bahwa Bu Koko tentu akan dapat dijumpai disini!" Suara yang lemah lembut dan manis itu tak asing lagi bagi Bee Kun Bu, yang segera menghajar lawan- lawannya kedua Suci dan Sumoy itu dan berhasil membunuh dua orang dan mengusir lain-Iainnya. Lalu ia loncat di samping Lie Ceng Loan,"Kalian berdua dapat bicara dengan tenang, Biarlah aku yang menghajar bangsat-bangsat ini!" seru Giok Siu Sian Cu, yang juga berhasil melukai dua orang dan mengusir Iain- wajah yang berseri-seri Lie Ceng Loan berkata "Bu Koko, akhirnya aku berhasil menjumpai kau lagi! aku menyesal berpisah dari Koko, sehingga aku selalu memikirkannya, Aku tak akan berpisah lagi dari Koko meskipun dimaki atau dipukul."Bee Kun Bu berdiri dengan bengong. ia sedih melihat Lie Ceng Loan yang sudah menjadi kurus kering karena menderita rindu, ia menyesal telah melukakan hatinya gadis yang menyintai ia dengan segenap jiwa raganya,Air mata mengucur keluar dari sepasang matanya Lie Ceng Loan,Dengan terharu Bee Kun Bu berkata "Loan moi, aku telah bersalah, berdosa! Dan dosaku ini aku belum pernah memberitahukan kepadamu,.,""Koko tak usah memberitahukan kepadaku," jawab Lie Ceng Loan, "aku pasti memaafkannya.,."Tiba-tiba terdengar bentaknya Giok Siu Sian Cu dari tempat jauh "Apakah kiramu kau dapat lari!?"semuanya menoleh ke jurusan suara itu dan menyaksikan Giok Siu Sian Cu sedang sibuk membunuh dan menghajar lawan-lawannya, Lalu Lie Ceng Loan berkata "Bu Koko, kita harus mengubur mayat-mayat orang itu."Bee Kun Bu mengangguk, dan dengan dibantu oleh Lie Ceng Loan dan Liong Giok Pin, ia mengubur tiga mayat Tiba- tiba Liong Giok Pin berkata sambil menuding Bee Kun Bu dengan ujung pedangnya "Untuk menanti kedatanganmu kami telah berada di daerah ini satu bulan lamanya, Akhirnya Lie Sumoymu menjumpai kau lagi disini, Tetapi aku tidak menduga bahwa kau sudah tergila-gila terhadap Giok Siu Sian Cu.""Liong Cici, kau salah paham! Aku..." bantah Bee Kun Bu, tapi ia tak dapat menjelaskan lebih lanjut, karena Liong Giok Pin telah berkata lagi "Aku tidak mempersalahkan kau. Tetapi buktinya aku telah mengalaminya sendiri, aku telah menjadi korban laki-laki, Aku benci tiap-tiap laki-Iaki yang tidak setia terhadap kekasihnya, sekarang aku serahkan kembali Lie Sumoy kepada mu, aku harap kau dapat menjaga dan memperlakukan dia dengan baik, atau..." ia berbalik dan berlalu tetapi ia berhenti dan menanyai "Apakah Co Hiong itu betul-betuI sudah tewas?""Dia telah jatuh dari atas jurang. Mungkin dia telah binasa di dasar jurang, hanya..."Lie Ceng Loan menghampiri Liong Giok Pin seraya menghibur "Liong Cici, jangan kau membenci Bu Koko. Dia selalu baik terhadap aku."Liong Giok Pin ingin menyahutinya ketika mereka mendengar suara jeritan, mereka terkejut"Mongkin juga Giok Siu Sian Cu menjumpai lawan yang lihay," kata Bee Kun Bu. "Aku harus membantu." Lalu secepat kilat ia berlari menuju ke tempat dari mana jeritan tadi terdengar Lie Ceng Loan segera mengikuti, disusul oleh Liong Giok Pin. Setelah melalui pengkolan lereng gunung, mereka menyaksikan Giok Siu Sian Cu sedang dikerubuti oleh sepuluh orang lebih. Giok Siu Sian Cu tidak menjadi gentar melawan musuh-musuhnya yang banyak itu, akan tetapi ia sangat terdesak meskipun ia telah mengeluarkan semua kepandaiannya,Lalu sambil menjerit Bee Kun Bu maju menyerang dengan pedang terhunus, Terlihat pedangnya berkelebat, disusul jeritannya seorang lawan yang tertabas oleh pe-dangnya, Terbunuhnya lawan itu segera terlihat akibat-nya, Lawan- Iawan yang lain merasa heran menyaksikan Bee Kun Bu dapat membunuh dengan tanpa kesukaran. Giok Siu Sian Cu juga merasa heran mengapa Bee Kun Bu yang baru datang membantu telah berhasil membunuh mati seorang lawan demikian cepatnya, Bahkan Liong Giok Pin dan Lie Ceng Loan menjadi terpesona, karena jurus ilmu silat pedang yang dilancarkan oleh Bee Kun Bu bukan lagi jurus silat pedang Kun Lun!Tentu Pek Yun Hui yang telah mengajarkan pada-nya," pikir Liong Giok Pin yang mengawasi Lie Ceng Loan dan merasa cemas akan nasib Sumoynya itu! Tetapi Lie Ceng Loan yang berbudi itu sedikitpun tidak berpikir demikian ia hanya mengagumi ilmu silat Bu Kokonya yang luar biasa itu, Dan pada saat itu juga terlihat Bee Kun Bu meloncat masuk kedalam gelanggang pertempuran membantu Giok Siu Sian Cu melawan beberapa detik saja dua dari musuh-musuhnya itu terlukai pula. Kesempatan itu digunakan oleh Giok Siu Sian Cu untuk melancarkan jurus Mo In Cap Pwee Cao. ia menotok musuh-musuhnya dengan ujung serulingnya dan dalam jangka waktu seperempat jam kemudian, delapan musuh- musuhnya dapat dilukai dan terbunuh mati, Hanya dua orang dapat melarikan diri!Giok Siu Sian Cu mengejar, tetapi setelah kedua orang itu menjerit dan terlihat asap putih mengepul jauh didepannya, ia berhenti karena ia yang banyak pengalaman yakin, bahwa asap itu adalah isyarat-isyarat minta bantuan, ia kembali dan berkata "Hengtee, isyaraUsya-rat itu akan terbukti dengan datangnya banyak musuh-musuh kita lagi Kita menanti kedatangan mereka!"Bee Kun Bu yang merasakan akan kelihayan ilmu silatnya dari kitab-kitab Kui Goan Pit Cek, berkata dengan gembira "Betul, kita basmi mereka semua!"Liong Giok Pin yang ingin menanya lagi tentang nasibnya Co Hiong menjadi terkejut ketika mendengar dan melihat beberapa belas orang dengan senjata terhunus datang menerjang, Tanpa menunggu lagi Bee Kun Bu maju, menyambuti dengan pedangnya, Giok Siu Sian Cu tak ingin ketinggalan iapun loncat maju dan berusaha menotok musuh- musuhnya dengan ujung serulingnya, segera juga tiga-empat musuh-musuhnya telah terluka oleh pedangnya Bee Kun Bu atau serulingnya Giok Siu Sian Cu."Kita harus menerobos dari kepungan mereka ini," seru Bee Kun Bu kepada Giok Siu Sian Cu."Loan Moi, kau ikut Bee Siang-kong bersama Liong Sucimu, Biarlah aku yang menahan bangsat-bangsat ini!" seru Giok Siu Sian silat maupun tenaganya Bee Kun Bu bukanlah Bee Kun Bu pada setengah tahun yang Ialu. ia memutar-mutar pedangnya bagaikan dtiran cepatnya, kelincahan maupun keganasannya melebihi seekor serigala atau harimau, Beberapa belas orang-orangnya partai Thian Liong itu tak dapat melawannya, justru pada saat itu terlihat seorang meloncat datang entah dari mana dan orang itu adalah Kiok Goan Hoat! ia mengangkat satu tangan ke atas, dan orang- orangnya berhenti menyerang untuk mundur beberapa tertawa Kiok Goan Hoat berkata "Maafkan kami jika penyambutan kami ini dilakukan dengan tak menuruti rencana." Bee Kun Bu membentak "Kiok Piauw-touw, apakah maksudnya penyambutan serupa ini? partai Thian Liong yang terkenal besar dan telah mengundang jago-jago silat dari kesembilan partai untuk datang ke markas besarnya untuk mengadu ilmu silat, tetapi telah memasang banyak perangkap atau membokong tamu-tamunya. Apakah perbuatan ini tidak keji?"sebetulnya kedatangan Kiok Goan Hoat itu kebetulan saja. Tugasnya hanya mengintai-intai daerah di dekat markas besar partainya, Setelah melihat murid-muridnya dihajar babak belur oleh Bee Kun Bu dan Giok Siu Sian Cu, ia terpaksa datang membantu Ketika Bee Kun Bu menelanjangi maksud busuk dari partai Thian Liong, ia menjadi malu, Untuk menutupi malunya itu, ia berbalik menuduh "Bee-heng, orang-orang kami ini ditugaskan menyambut kalian, tak kuduga mereka telah diserang dan dihajar oleh kalian, sekarang kalian telah membunuh mati dua orang kami, dan masih ingin mengejar yang lain. Apakah maksud kalian ini?"Bee Kun Bu yang balik dituduh demikian menjadi panas, "Dia betul-betul pandai bicara, Dia berbalik menimpakan kesalahan kepada orang lain," pikirnya, Giok Siu Sian Cu juga menjadi gusar ia mengejek "Kiok Piauw-touw, orang lain kau dapat abui, tetapi kau tak dapat berdusta dihadapan telah coba membokong kami, kau masih berlagak tidak tahu, bahkan balik menuduh kami!"Kiok Goan Hoat tak dapat menjawab, ia bungkam untuk sementara waktu, Tetapi untuk membela diri ia berbalik menanya "Giok Siu Sian Cu, kau bukan anggota dari kesembilan partai yang diundang oleh partai Thian Liong kami, Dengan alasan apa kau datang ke daerah kami?""Ha! Ha! Ha!" Giok Siu Sian Cu tertawa mengejek "pertandingan adu silat yang diselenggarakan oleh par-taimu bukankah untuk umum? Apakah partaimu takut melawan aku?"Kiok Goan Hoat menjadi gusar mendengar ejekan yang pedas itu, tetapi ia tak dapat menyangkal kebenarannya kata- kata wanita itu, Dengan senyuman terpaksa ia menjawab "Pertandingan silat yang diselenggarakan oleh partai kami mengundang tiap-tiap jago silat jika Siocia juga ingin turut serta, aku rela memimpin jalan kepada kalian pergi ke markas besar kami." Lalu ia berjalan sebagai penunjuk jalan,Mula-muIa Bee Kun Bu masih curiga akan sikap Kiok Goan Hoat itu. ia khawatir kalau-kalau menjumpai perangkap atau pembokongan lagi Tetapi Giok Siu Sian Cu berkata "Hengtee, jangan takut, kita ikuti dekat di belakangnya." Maka Bee Kun Bu mengikuti dengan pedang terhunus Lie Ceng Loan dan Liong Giok Pin di belakangnya, sedangkan Giok Siu Sian Cu berjalan paling belakang menjaga segala sesuatu!Setelah mereka berjalan lebih kurang seratus tombak lebih, lagi-lagi mereka harus melalui lembah gunung yang sempit pu!a. Berjalan di lembah itu mereka tak dapat melihat ke kanan atau ke kiri karena lereng gunung yang curam mencegah penglihatan mereka, Bee Kun Bu merasa khawatir, tetapi Giok Siu Sian Cu berkata "Hengtee, dampingi terus pada nya, jangan sampai dia kabur."Bee Kun Bu selalu mendekati Kiok Goan Hoat seolah-olah menjadi sanderanya, Tetapi mereka mem-belok, secepat kilat Kiok Goan Hoat berlari dan meloncat entah kemana, Bee Kun Bu tak mengetahui kemana Kiok Goan Hoat itu melenyapkan diri,Giok Siu Sian Cu datang memburu dan menanya "Hengtee, mengapa kau lengah? Kemana larinya dia?"Dengan amat kecewa Bee Kun Bu menghela napas, kemudian jawabnya "Aku benar-benar tolol! Aku tak dapat menjaga dia, dia telah lenyap entah kemana!""Sudahlah," menghibur Giok Siu Sian Cu. "Sekarang kita harus lekas lekas keluar dari sini! Mari kita maju terus dan berusaha menerjang keluar!" Lalu semuanya dengan senjata terhunus lari menerjang maju, Entah berapa lama mereka beriari-lari tanpa dapat gangguan, tetapi mereka masih juga belum dapat keluar dari lembah yang sempit itu. Rupanya Lie Ceng Loan sudah menjadi letih, karena terus menerus berlari-lari, maka Giok Siu Sian Cu berkata kepada Bee Kun Bu "Hengtee, biarlah aku yang jalan di depan menyelidiki jalan ini!"Lalu ia meloncat dan lari cepat. Kesempatan itu digunakan oleh Liong Giok Pin untuk menanyakan nasib Co Hiong,"Dia telah jatuh ke dalam jurang, akan tetapi." menerangkan Bee Kun Bu."Tetapi apa?" bentak Liong Giok Pin yang sudah berubah sekali sifat dan wataknya"Liong Cici telah menangis karena memikiri nasib Co Hiong," kata Lie Ceng Loan, "Bu Koko harus memberitahukannya dengan betul."Bee Kun Bu berkata "Co Hiong telah jatuh ke dalam jurang yang dalam, akan tetapi di bawah jurang itu, orang tak dapat menemukan mayatnya!"Liong Giok Pin berubah wajahnya, dari cemas menjadi agak gembira mendengar pemberitahuan itu, Dari Lie Ceng Loan ia pun pernah dengar, bahwa Co Hiong telah jatuh ke dalam jurang, dan ia anggap Co Hiong telah binasa, Setelah mendengar dari Bee Kun Bu, bahwa mayatnya Co Hiong tak dapat diketemukan, ia menjadi terharu, Apakah ia harus bergembira atau bersedih hati? Apakah itu cinta atau benci? ia menjadi bisu sejenak sebelumnya menanya lagi "Jika demikian halnya, dia belum mati!"Bee Kun Bu segera ketahui betapa hebatnya Liong Giok Pin mencintai Co Hiong yang telah menyiksa dan menganiaya Sucinya itu, "Dia telah tewas atau belum, akupun tak berani memastikan," kata Bee Kun Bu, "tetapi jika jatuh dari jurang yang demikian tingginya, sukar sekali orang dapat lolos dari kebinasaan..." "Sudahlah, jangan sebut-sebut tentang dia lagi, Hayo kita jalan," kata Liong Giok Pin."Liong Cici, aku masih ada omongan," kata Bee Kun Giok Pin berhenti dan menanyai "Omongan apa lagi?"Dengan menatap kepada Sucinya, Bee Kun Bu ber-kata "Aku telah diusir keluar dari partai Kun Lun oleh Susiok!""O, aku sudah mengetahuinya. Loan Moi yang memberitahukan hal itu kepadaku," kata Liong Giok Pin, "aku kabur keluar dari partai Kun Lun, dan kau diusir keluar dari partai Kun Lun, sebetulnya kita ini tidak pantas menjumpai orang lain lagi!"Bee Kun Bu menanyai "Suci ingin pergi kemanakah?" "Dunia ini luas sekali," jawab Liong Giok Pin. "Di-manapunkita dapat berlindung. Aku tak perlu mencari tempat tinggalyang tetap."Bee Kun Bu terperanjat mendengar keputusan Suci-nya itu, lalu ia berkata "Suci telah dipelihara, dididik dan disayang oleh Suhu dan Susiok semenjak kecil Kini semua jago-jago silat sedang menuju ke markas besarnya partai Thian Liong untuk mengadu silat Suci berpengalaman dan meskipun tak dapat menjagoi, namun sedikitnya Suci harus berusaha membantu partai Kun Lun. Dengan demikian dapat juga membalas budi Suhu dan Susiok."Tetapi bukankah kita sudah diusir keluar dan dianggap sebagai pemberontak Kita tidak ada muka lagi untuk membela partai Kun Lun.,." kata Liong Giok Kun Bu menghela napas, selang sesaat barulah ia dapat berkata "Meskipun kita telah diusir, akan tetapi budi kasihnya Suhu dan Susiok, kita belum balas, Pertandingan ilmu silat kali ini adalah suatu kesempatan untuk kita dapat membalas budi kasihnya Suhu dan Susiok kita." Liong Giok Pin berpikir agak lama, kemudian ia berkata dengan ketus "Aku mempunyai cara sendiri untuk membalas budi kasih itu, aku tak perlu petunjuk atau nasehatmu!" Lalu ia berbalik dan berjalan pergi,Lie Ceng Loan mengejar, dan menarik pergelangan tangan kanan Sucinya seraya berkata "Liong Cici."Liong Giok Pin berhenti dan dengan wajah yang penuh dengan kasih sayang ia berkata "Loan Moi, kau jangan khawatir Jika dia menyiksa kau, aku tentu tak dapat memberi ampun kepada nya." Lalu ia terus berjalan, meninggalkan Lie Ceng Loan berdiri mengawasi dari belakang Kemudian Lie Ceng Loan berbalik menghampiri Bee Kun Bu."Bu Koko," katanya, "tersinggungkah kau karena diperlakukan demikian oleh Liong Cici?"Sambil menggeleng-geleng kepalanya Bee Kun Bu menjawab "Adatnya Liong Cici berubah banyak sekali! Sudahlah, mari kita jalan terusl"Lie Ceng Loan mengikuti, dan setelah berjalan kira-kira seperempat jam, mereka tiba di suatu gundukan tanah yang menghalangi penglihatan mereka, Di balik gundukan tanah itu terdengar suara gaduh dari orang-orang yang serang bertempur Mereka berlari-lari untuk segera menyaksikan Giok Siu Sian Cu sedang dikerubuti oleh banyak orang,Dengan seruling batu Gioknya, Giok Siu Sian Cu melawan dengan gigih, dan ia telah membunuh mati tujuh-delapan lawan-lawannya, akan tetapi ia masih juga belum dapat memukul mundur mereka, Dengan tidak membuang tempo lagi, Bee Kun Bu meloncat majuDengan satu sabetan saja tiga lawan-lawannya telah luka dan binasa, lalu dengan jurus-jurus Beng Houw Keng Lok atau Harlmau galak menerkam menjangan, ia menusuk seraya menendang mati dua musuhnya lagi dengan pedang terhunus,Harus diketahui bahwa Bee Kun Bu sekarang bukanlah Bee Kun Bu pada setengah tahun yang lalu, Tenaganya tambah kuat dan ilmu silatnya lihay sekali Dengan satu sabetan saja tiga lawan-lawannya telah luka dan binasa, lalu dengan jurus-jurus Beng Houw Keng Lok atau Harimau galak menerkam menjangan, ia menusuk seraya menendang mati dua musuhnya lagi,Giok Siu Sian Cu menjadi gembira sekali mendapat bantuan itu, iapun segera melancarkan jurus-jurus Tok Coa Tui Kim atau Ular berbisa menyengat unggas, Beberapa musuh - musuhnya telah tertotok oleh ujung serulingnya, ada yang tewas seketika atau menjadi cacat jika masih dapat hidup,Lie Ceng Loan berdiri terpaku melihat kelihayan Bee Kun Bu membasmi musuh-musuhnya, sebetulnya iapun ingin membantu, akan tetapi ia merasa bahwa bantuannya tak perlu lagi Bahkan ia menolong musuh-musuh yang terluka,perbuatannya itu telah membikin seorang pemimpin partai Thian Liong yang melihatnya menjadi terharu, dan segera memberi isyarat menghentikan pertempuranKetika itu lebih dari separuh orang-orangnya partai Thian Liong yang telah tewas atau terluka, tiba-tiba mereka mendengar suara perintah "Berhenti." yang keras sekali, mereka segera mundur dan berhenti Kun Bu menoleh ke arah suara perintah itu, dan tampak disatu jalan pegunungan berdiri seorang yang berusia lebih kurang lima puluh tahun dan bersenjata martil bereagak tiga, Orang itu adalah pemimpin bendera hitam dari partai Thian Liong dan bernama Kiok Goan Hoat,Kiok Goan Hoat yang tadi lenyap dari kejarannya Bee Kun Bu telah berhasil lari ke markas besarnya untuk memberi laporan, Dan setelah ia dapat petunjuk lebih lanjut dari Souw Peng Hai, ia segera kembali Goan Hoat maju menghampiri dan menyuruh orang- orangnya untuk mengumpulkan mayat-mayat orang-orangnya yang telah tewas untuk dikubur sebagaimana layaknya dan mengobati mereka yang terluka, Kemudian dengan mengangkat kedua tangannya memberi hormat ia berkata kepada Giok Siu Sian Cu daa Bee Kun Bu "Kalian mengunjungi markas besar kami dengan tidak mengambil jalan yang telah ditetapkan sehingga menimbulkan salah faham kepada orang-orang kami, dan banyak dari mereka telah membayar dengan mahal sekali, Na, jika partai Thian Liong telah bersalah, aku minta jangan ditarik panjang lagi!"Giok Siu Sian Cu membereskan rambutnya yang telah kusut terurai, lalu ia menjawabnya "Partai Thian Liong telah mengundang para jago silat dari kesembilah partai silat untuk mengadu silat di markas besarmu, tetapi kalian telah memasang perangkap atau merintang-rintangi para jago silat yang datang berkunjung itu. Per^i buatan itu baguskah?Maksud apakah sebenarnya kalian" ini? Apakah kalian tidak malu akan perbuatan yang rendah itu?"Kiok Goan Hoat tak berdaya membela nama partai-nya, dan ia terpaksa menjawab dengan ramah "Kami dari partai Thian Liong memang betul telah mengundang para jago silat dari kesembilan partai silat yang terkenal pada dewasa tidak mengundang sembarangan jago-jago silat untuk mengadu silat! Aku ingin menanyai "Siocia ini mewakili partai silat yang manakah?"Ejekannya itu seperti juga satu hinaan terhadap Giok Siu Sian Cu. ia menjadi gusar sekali, dan dengan menuding- nuding ia berkata "Hei! Kiok Goan Hoat! Kau jangan menjual lagak disini, Jika aku turut mengadu silat, kau tak akan dapat menjadi pemimpin cabang bendera hitam lagi! Jika kau masih juga ingin mengetahui aku mewakili partai silat mana, kau dapat menyaksikan sendiri bahwa aku dapat menerobos melalui semua rintangan-rintanganmu!"Kiok Goan Hoat tertawa dan berkata "Jika kau ingin bertempur melawan aku, kau dapat melawannya sebentar lagi dihadapannya para jago silat, Aku sekarang hanya ditugaskan untuk mengantar kalian." Giok Siu Sian Cu melirik kepada Bee Kun Bu seraya berkata "Hengtee, diantara lima pemimpin cabang dari partai silat Thian Liong, pemimpin cabang bendera hitam inilah yang paling licik. Kita harus waspada menghadapi padanya!""Kiok Piauw-touw pernah menjumpai aku beberapa kali," jawab Bee Kun Goan Hoat berkata sambil tertawa "llmu silat pedang, watak serta sifat saudara Bee, aku sudah mengetahui juga, Aku yakin nanti kau dapat membuktikan dihadapan para jago silat, dan mungkin dapat mengangkat namanya partai silat Kun Lun, Kita sudah tidak jauh dari markas besar partai Thian Liong, Kita tak usah harus diingat pula bahwa hari ini baru tanggal sebelas bulan delapan, masih ada waktu tiga hati pada waktunya kalian boleh memilih lawan yang mana dari jago-jago silat partai Thian Liong yang kalian ingin gempur, pun diperbolehkan melawan jago-jago silat dari antara kesembilan partai lainnya, Mungkin juga jago-jago silat dari kesembilan partai itu sudah tiba di markas besar. Oleh karena itu kalian dapat menggunakan waktu tiga hari ini untuk beristirahat mengumpulkan tenaga."-ooo0ooo-Berjumpa lagi dengan Souw Hui HongBee Kun Bu menatap Giok Siu Sian Cu sambil berpikir "Wanita ini terkenal sebagai iblis wanita di kalangan Kang- ouw. Jika aku terus menerus mendampinginya, akan menarik perhatiannya para jago silat Dan jika Suhu dan Susiokku melihatnya, maka soalnya akan makin rumit lagi. Namun dia pernah menolong jiwaku beberapa kali, Tidak mudah aku mengusir dia..."Giok Siu Sian Cu segera dapat menerka pikirannya Bee Kun Bu, dan ia berkata sambil tersenyum "Hengtee tak usah cemas terhadap aku. Hengtee dapat hersamasa ma Sumoymu turut Kiok Goan Hoat pergi ke markas besar partai Thian Liong, Aku yakin dia tak akan menipu atau membokong kau berdua, Aku telah mengantar kau sampai di daerah partai Thian Liong, aku telah memenuhi janji Nah, kita berpisah disini saja!" Lalu ia meloncat ke atas, dan dengan ilmu meringankan tubuh ia berlari secepat kilat yang dalam sekejap saja sudah tak tampak pula, justru sikap yang terus terang dan mulia dari wanita itu membikin Bee Kun Bu makin cemas, ia merasa seolah-olah ia tak mengenal budi,Kemudian Kiok Goan Hoat mengangkat sebelah tangannya da di atas suatu puncak gunung yang hanya sepuluh tombak lebih jauhnya terlihat menonjol keluar satu bendera merah, Lalu ia berjalan maju, diikuti oleh Bee Kun Bu dan Lie Ceng Loan,Ketika mereka melalui suatu tempat yang sunyi senyap, tiba-tiba terdengar suara orang menghela napas dan mengeluh, Mereka memburu, tetapi mereka tak dapat lihat apa-apa. Mereka mendengar lebih teliti, dan merasa bahwa suara helaan napas itu seolah-olah tak asing lagi bagi mereka. Lalu dari belakang semak belukar keluar satu orang yang berseru "Bee Siangkong! Tidak terduga kita berjumpa lagi di sini!"Bee Kun Bu terkejut dan lari menuju ke semak belukar itu, ia segera mengenali orang itu dan berseru "Souw Siocia kau baikkah?"Souw Hui Hong tidak menjawab, bahkan mengajukan pertanyaan "Mengapa hanya kau dan Lie Sumoymu yang datang kesini, Apakah Suhu dan susiokmu tidak datang?"pertanyaan tersebut sukar dijawab oleh Bee Kun Bu. ia gelisah dan menoleh ke belakang,Kiok Goan Hoat lalu berkata "Souw Siocia, sudah-lah!Mari sama-sama ikut kami pulang!" Souw Hui Hong menjadi gusar dan membentak "Kiok Piauw-touw, kau boleh pulang dulu, Aku ingin bicara kepada Bee Siangkong dan Lie Sumoynya!"Kiok Goan Hoat pun merasa gusar dibentak demi-kian, tetapi ia menahan amarahnya karena memikir, bahwa gadis itu adalah puteri satu-satunya dari pemimpin nya, Souw Peng hanya berkata "Souw Siocia, aku mendapat perintah dari ayahmu untuk mengantar mereka, tugas itu tak dapat dipandang remeh!"Lie Ceng Loan maju setindak dan berkata kepada Kiok Goan Hoat "Kiok Piauw-touw, sebetulnya kedatangan kami ini adalah untuk menengoki Souw Cici, aku mohon kau dapat memberi kesempatan untuk kami bereakap-cakap sebentar."Kiok Goan Hoat tetap menolaknya dengan berkata "Lie Siocia, jangan salah paham, Aku bukannya kejam, tetapi perintah dari Souw Cong Piauw aku harus melaksanakan segera.""Kiok Piauw-touw, kau jangan mempergunakan nama ayahku untuk mencari alasan, jika ayahku menyalahkan kau, aku yang tanggung jawab!"sementara itu Bee Kun Bu memperhatikan wajah dan sikapnya Souw Hui Hong yang ia telah tidak melihatnya setengah tahun. Meskipun gadis itu masih tetap congkak, akan tetapi air mukanya agak pucat Lengannya yang telah buntung membikin ia ingat lagi akan kekejamannya Co Hiong, ia juga berkata "Kiok Piauw-touw, Souw Siocia dapat mengantar kami ke markas besar setelah kami selesai bicara."Kiole Goan Hoat terpaksa mengalah dan mengawasi ketiga orang itu bereakap-cakap dengan gembira dan ramah tamah dari tempat yang agak jauh,"Bee Siangkong," kata Souw Hui Hong dengan nada yang sedih, "kita sudah berpisah lama juga, Apakah kau masih ingat padaku?" Bee Kun Bu tereengang pertanyaan itu sangat memilukan hatinya itu. Segera terkenanglah ia kepada pe-ristiwa- peristiwa yang lampau menerjang berangsur-ang-sur di dalam otaknya,"SudahIah. Bee Siangkong! Kau tak usah pikir peris-tiwa- peristiwa yang lampau," kata Souw Hui Hong menghiburTetapi Bee Kun Bu tak dapat melupakan peristiwa- peristiwa tersebut ia membayangkan ketika ia diracuni oleh Co Hiong, jika bukannya Souw Hui Hong yang menolong pada nya, ia pasti mati konyol! Budi yang amat besar itu ia tak dapat lupakan,Lie Ceng Loan yang sementara itu mengawasi kepalanya Souw Hui Hong yang telah dicukur gunduI, dengan hati sejujurnya menanyai "Souw Cici, mengapa kau tidak memakai kerudung kain sutera, Dengan tak berkerudung kau kelihatannya tak pantas sekali!"Pertanyaan Lie Ceng Loan itu membuat Bee Kun Bu tambah gelisah, ia menjelaskan "Lie Sumoy, janganlah kau sebut-sebut soal itu. Kata-katamu itu akan membuat Souw Cici bertambah kesedihannya!"Tetapi Souw Hui Hong berkata kepada Lie Ceng Loan dengan penuh kasih sayang "Adikku, kau masih muda, kau belum mengetahui betul nasib manusia, Agak-nya aku telah berdosa, dan kini harus menjalankan hu-kuman...""Souw Siocia, akulah yang berdosa sehingga kau menjadi seorang yang cacat.,." kata Bee Kun Bu sambil menundukkan kepala."Tidak!" Souw Hui Hong memotong perkataan itu. "ltu semua adalah salahku, dosaku, Lagi pula kita tidak perlu menimbul-nimbulkan peristiwa-peristiwa yang lampau.,." ia tak dapat meneruskannya karena kata-katanya itu tertahan di tenggorokannya agaknya,"Souw Siocia," kata Bee Kun Bu. "Budimu yang telah menolong jiwaku tak dapat aku lupakan, aku tak akan merasa puas, jika belum tak dibalasnya... Kau telah mengembalikan nyawaku.,."Dengan senyum yang sedih Souw Hui Hong berkata "Sudahlah, makin kau bicara makin sedih hatiku..."Kepergiannya Bee Kun Bu ke markas besarnya partai silat Thian Liong dengan maksud membantu Suhu dan Susioknya, bila ia menang, ia dapat menebus dosanya, bila ia kalah, ia rela tewas dalam pertempuran ia tak menduga di dalam perjalanannya itu, ia telah menjumpai Giok Siu Sian Cu, kemudian Lie Ceng Loan dan kini Souw Hui Hong yang telah melepas budi demikian besar seorang pria yang bertubuh tinggi besar berlari- lari datang dan berhenti dihadapannya Souw Hui Hong, Setelah membungkukkan tubuhnya memberi hormat dia berkata "Aku diperintahkan untuk minta Souw siocia segera pulang!"Souw Hui Hong hanya tertawa gelak-gelak seolah-olah tak menghiraukan pesuruh itu. ia tertawa terus bagaikan orang yang tak beres tngatan,Kelakuan tersebut mengejutkan Lie Ceng Loan yang segera menegur "Souw Cici, mengapa kau terus menerus tertawa?"Tetapi Souw Hui Hong terus tertawa, bahkan makin keras suaranya. Lie Ceng Loan sangat terharu, dan ia menangis,Bee Kun Bu menjadi bingung tak berdaya menghadapi Souw Hui Hong yang terus tertawa, dan Lie Ceng Loan yang terus menangis,Kiok Goan Hoat datang menghampiri dan berkata "Bee- heng mari kita jalan!" Dan setelah itu terlihat dua orang wanita datang dan menggotong Souw Hui Hong. Bee Kun Bu juga membetot tangannya Lie Ceng Loan mengikuti Kiok Goan Hoat Di tengah jalan Kiok Goan Hoat berkata kepada Bee Kun Bu Tempat yang kita tuju masih ada lima-enam lie jauhnya, Jika kita dapat berjalan lebih cepat, maka sebentar saja kita akan tiba di tempat itu!" Lalu dengan mempergunakan ilmu meringankan tubuhnya ia berlari-laii"Bee Kun Bu mengerti, bahwa Kiok Goan Hoat hendak menguji kepadanya, ia tertawa di dalam hatinya, tetapi ia khawatir Lie Ceng Loan tak dapat meren-denginya, Tetapi setelah ia berlari-lari ia dapat kenyataan, bahwa Lie Ceng Loan dapat merendengi ia yang mem-bayangi Kiok Goan Bee Kun Bu mencekal pergelangan tangan kanannya Lie Ceng Loan dan membantu mengejar Kiok Goan Hoat ia terperanjat ketika ia merasa bahwa Lie Ceng Loan tak perlu dibantu, karena ilmu meringankan tubuhnya tidak lebih bawah daripada ia sendiri ia mengawasi Sumoynya yang hanya tersenyum, ia berkata "Lie Sumoy, didalam setengah tahun ini, ilmu silatmu telah bertambah maju sekali!"Harus diketahui bahwa pada setengah tahun se-belumnya, ilmu silatnya Lie Ceng Loan sangat dibawah kepandaiannya Bee Kun Bu, akan tetapi selama mereka berpisahan setengah tahun itu, meskipun Bee Kun Bu telah belajar banyak dari Na Siao Tiap dan Pek Yun Hui, Lie Ceng Loan pun memperoleh kemajuan,Maka atas kata-kata Bee Kun Bu itu, Lie Ceng Loan menyahut "Liong Cici telah menasehatkan bahwa aku harus tekun mempelajari dan berlatih silat agar aku dapat membantu Koko, Lalu kami bersama belajar dan berlatih silat dengan giat, Liong Cici mempunyai satu buku yang catat segala macam ilmu silat, ilmu meringan tubuh dan sebagai nya. Liong Cici juga mengatakan bahwa aku dapat mempelajarinya dengan mudah dan cepat karena aku pintar dan cerdas, Disamping itu, karena aku bertekad membantu Koko, maka aku telah mempelajarinya dengan tekun dan giat." Sambil tersenyum Bee Kun Bu berkata "Pendapat Liong Cici jitu sekali, Kau memang cerdas dan pintar, hasil latihanmu tentu akan bermanfaat sekali bagimu!sementara itu Kiok Goan Hoat berlari lebih cepat lagi, Bee Kun Bu pun terpaksa mengejar pula, Demikianlah mereka berlari-lari berkejar-kejaran cepat sekali dan telah melalui empat-lima puncak gunung sebelumnya mereka tiba di suatu lembah yang dikitari oleh lereng gunung,"Di depan kita adalah bangunan-bangunan untuk menerima tamu, dan semua jago-jago dari kesembilan partai menempati bangunan-bangunan itu." menerangkan Kiok Goan Hoat, "Lagi setengah lie, kalian akan mencapai tempat itu, dan disitu akan ada orang yang menyambutnya lagi, Maaf jika aku tak dapat mengantar lebih jauh!" Lalu ia memberi hormat dan segera berlalu,Bee Kun Bu memandang ke depan dan melihat bangunan- bangunan yang bertingkat di antara pohon-pohon yang tumbuh dengan segarnya, Dengan menuntun Sumoynya ia berjalan terus, Ketika hampir tiba di suatu bangunan, dari antara dua pohon cemara yang besar berjalan keluar dua anak tanggung yang berusia lebih kurang enam belas tahun menyambut mereka seraya berkata "Kongcu, Siocia, apakah kalian pun tamu yang diundang untuk turut serta di dalam pertandingan ilmu silat?""Betul!" jawab Bee Kun seorang diantaranya menanya lagi "Dari partai silat manakah?""Kami dari partai silat Kun Lun!" jawab Bee Kun yang lain berkata "Sudilah kalian ikut kami." Lalu ia memimpin jalan masuk ke dalam bangunan yang bertingkatBee Kun Bu dan Lie Ceng Loan mengikuti mereka melalui kelompok-kelompok pohon, dan tiba di dalam pekarangan bangunan bertingkat itu, Seorang anak berkata "Jago-jago silat partai Kun Lun berada di bangunan ini. silahkan masuk!" Lie Ceng Loan menanya dalam hatinya "Apakah Suhu dan Supek sudah berada disini?"Bee Kun Bu memperhatikan keadaan disekitarnya, dan melihat bahwa di lembah yang dikitari oleh lereng gunung seluas lebih kurang tiga ratus tombak persegi, dan dengan pohon-pohon bunga yang beraneka warna terdapat pula sepuluh bangunan yang bertingkat terpencar di lembah itu."Partai Thian Liong telah membikin persiapan yang baik sekali untuk menampung jago-jago dari kesembilan partai dengan masing-masing partai telah disediakan satu bangunan tersendiri Tetapi pikimya, merekapun mengintai-ngintai gerak- gerik jago-jago kesembilan partai silat yang telah diundang!"Lalu ia mengikuti Lie Ceng Loan masuk ke dalam bangunan tersebut Ruang depan bangunan itu sangat indah dan mewah, Seorang pemuda dengan pedang di pinggang menyambut mereka dengan wajah berseri-seri!Bee Kun Bu yang belum pernah datang ke kuil San Ceng Kiong di puncak Kim Teng Hong di pegunungan Kun Lun tidak mengenal pemuda itu, tetapi Lie Ceng Loan tersenyum seraya memanggil "Suheng!"pemuda itu setelah memberi hormat setayaknya terus mengawasi Bee Kun Bu. Dan ia menanya "Lie Sumoy, apakah pemuda ini juga murid dari partai Kun Lun kita?"Bee Kun Bu mendahului Lie Ceng Loan menjawab "Siauw tee bernama Bee Kun Bu, dan Hengtee ini siapakah?""Aku bernama Oey Ci Eng, murid dari Suhu yang memegang pimpinan partai!" jawab orang itu,Lie Ceng Loan menambahkan "Oey Suheng adalah Suheng tertua dari partai Kun Lun kita, dan sangat disegani oleh Supek!"Dengan menundukkan kepalanya, Bee Kun Bu mengaku "Aku Bee Kun Bu tidak beruntung telah diusir oleh Susiok yang memegang pimpinan!" Oey Ci Eng menghela napas, lalu berkata "Meskipun kita belum pernah berjumpa, akan tetapi dari Toa Supek dan Lie Sumoy aku telah mendengar tentang riwayat dan jejak Bee Sutee, Hari ini kita dapat berternu, aku girang sekali Toa Supek dan Suhu sangat gelisah terhadap peristiwa pengusiran Sutee, Aku yakin jika Sutee dapat menghormati Suhu, Supek dan Susiok, mungkin mereka akan menerima Sutee kembali!"Bee Kun Bu mengangkat kedua tangannya memberi hormat seraya berkata "Terima kasih atas nasehat Su-heng yang berharga itu. jika Siauwtee dapat diterima kembali oleh Suhu dan Susiok, aku tak lupa budi Suheng inL." Belum lagi ia bicara habis, tiba-tiba ia melihat Tong Leng Tojin dan Giok Cin Cu berdiri di depan pintu ruang tersebut. ia lekas-lekas berlutut memberi hormat dan berseru "Bee Kun Bu yang telah diusir datang menjumpai kedua Susiok!"Tong Leng Tojin tidak menghiraukan ia hanya berjalan mundar mandir didalam ruang itu."Loan Jie, mari sini!" memanggil Giok Cin Cu kepada Lie Ceng Ceng Loan juga sudah berlutut di hadapan Suhu dan Supeknya, segera berbangkit dan jalan menghampiri seraya berkata "Aku dan Bu Koko telah belajar dan berlatih banyak ilmu silat, dan kini datang untuk turut serta di dalam pertandingan adu silal.,."Dengan terperanjat Giok Cin Cu menanyai "Kemanakah kau pergi selama setengah tahun yang lalu?""Aku tinggal bersama Liong Cici, jawab Lie Ceng Loan. "Ha!" seru Giok Cin Cu. "Apakah Liong Giok Pin belummati?"Lie Ceng Loan menggeleng-gelengkan kepalanya, "Liong Cici sangat pandai Dia mempunyai satu buku yang mencatat banyak ilmu-ilmu silat, Akupun dapat belajar dari dia." "Hm!" kata Giok Cin Cu. "Sekarang dia ada dimana?Mengapa dia tidak datang menjumpai aku?!""Dia sebetulnya tinggal dan berkelana bersama-sama aku, tetapi setelah menjumpai Bu Koko, ia pergi berlalu memisahkan diri.""Dia pergi kemana?" tanya Giok Cin Cu dengan gusar Lie Ceng Loan menyahut "la tidak memberitahukanmeskipun Bu Koko menanyanya, Aku tidak berani ber-dusta, Jika Liong Cici ketahui aku memberitahukan hal-hal yang bersangkut paut dengan dia, dia pasti akan menjadi marah terhadap aku." Dalam keadaan demikian ia jadi bersangsl Meski ia sangat menghormati gurunya, tetapi iapun sangat sayangi Liong Sucinya, ia menjadi bungkam dan menundukkan kepalanya. Entah kapan Suhunya telah berlalu, dan ia terkejut ketika pergelangan tangan kirinya dipegang oleh seorang laki-Iaki, ia mengangkat kepala dan mengawasi orang itu."Sumoy, maafkan aku jika aku telah berlaku lancang!" kata orang laki-laki Ceng Loan tersenyum, karena laki-laki itu adalah Oey Ci Eng. ia berkata sambil tersenyum "Aku kira Bu Koko yang memegang aku!"pemuda itu pucat pasi wajahnya dan seluruh tubuhnya bergemetaran."Kau mengapa bersikap demikian? Apakah kau sakit?" tanya Lie Ceng Loan."Ada urusan yang aku hendak bicarakan dengan Sumoy," kata Oey Ci Eng."Aku siap mendengarnya," jawab Lie Ceng Loan, lalu ia mengikuti Oey Ci Eng berjalan ke ruang belakang, meninggalkan Bee Kun Bu di ruang itu seorang diri sendirian. Ketika mereka tiba di ruangan belakang, Oey Ci Eng menanya "Sumoy, apakah kau betul-betuI telah melihat Liong Sucimu?"Lie Ceng Loan mengangguk dan berkata "Bukan saja aku telah melihatnya, bahkan pernah tinggal bersama-sama dia lama sekaIi... Liong cici pandai sekali, dan aku belajar banyak ilmu silat dari dia.,."Dengan menatap Lie Ceng Loan, Oey Ci Eng berkata lagi "Sumoy harus memberitahukan dengan jujur, janganlah kau berdusta!"Lie Ceng Loan tersinggung karena kejujurannya diragukan ia berkata dengan sungguh-sungguh "Kita adalah murid partai Kun Lun, di antara kita dilarang keras berdusta, Tadi ketika Suhu menanya akupun menjawab demikian Mengapa Suheng tidak pereaya omonganku?"wajahnya Oey Ci Eng menjadi merah, ia malu karena mencurigai Sumoynya yang jujur dan sangat mulia hatinya itu. ia berkata "Maafkan aku. Jika aku tidak pereaya Sumoy yang jujur, siapa lagi yang aku dapat pereaya?" ia berhenti sejenak, lalu meneruskan "Sumoy, aku ada urusan yang sangat mengharap Sumoy memberitahu kan-nya.,.""Sebutlah, aku siap menjawab!" sahut Lie Ceng Loan,Oey Ci Eng mulai menanya "Apakah kau mengetahui sekarang Liong Sucimu berada dimana?""lni aku betul-betul tidak tahu," jawab Lie Ceng Loan. "Meskipun aku pernah tinggal bersama-sama dia selama setengah tahun, dikala dipepergian aku belum pernah menanyakan kemana dia pergi. Benar tolol aku ini!""Sudahlah," kata Oey Ci Eng. "Sumoy telah tinggal bersama-sama dia setengah tahun lamanya, Bagaimanakah penghidupannya? Apakah...""Apakah mengapa?" tanya Lie Ceng Loan. "Apakah dia sering menceritakan kepadamu urusan pribadinya?" meneruskan Oey Ci Ceng Loan berpikir sejenak lalu ia menjawabnya "Liong Cici telah berubah adat nya. Kadang-kadang ia bergembira dan tertawa-tawa, kadang-kadang dia bermuram durja, dia menangis dengan sedihnya. Aku menanya mengapa ia bersikap demikian, tetapi dia selalu tidak mau menjelaskannya, Dia hanya berkata Di dunia ini banyak dosa dan banyak orang-orang jahat!Tapi dia bilang aku ini seorang yang suci, dan dia tak ingin menceritakan soal-soal kejahatan dan dosa kepadaku, dan aku, katanya, tak dapat menginsyafi soal-soal tersebut Lebih baik aku belajar dan berlatih silat agar aku dapat membantu Bu Koko membasmi orang-orang yang jahat dan keji!"Oey Ci Eng pereaya bahwa Lie Ceng Loan telah memberitahukan segala sesuatu berkenaan dengan Liong Giok Pin dengan jujur, dan iapun tak dapat keterangan lebih lanjut tentang jejak Liong Sumoynya yang ia sangat cintai, Maka setelah mengucapkan terima kasih, ia lalu berjalan perlahan-lahan berlalu dari hadapannya Lie Ceng Loan,Selama berkecimpung di kalangan Kang-ouw. Lie Ceng Loan telah banyak melihat dan mendengar Sikap Oey Ci Eng yang muram itu membikin ia menjadi cemas, "Ai!" pikirnya, "Dia ingin sekali mengetahui jejaknya Liong Cici! cintanya terhadap Liong Cici sama hebatnya seperti cintaku terhadap Bu Koko!"Tiba-tiba ia bertekad menolong Suhengnya, dan ia memanggil "Oey Suheng, tunggul Aku ingin bicara lagi!"-ooo0ooo-Para jago silat turut serta di dalam pertandingan adu silat Oey Ci Eng berhenti, ia berbalik dan menanya "Sumoy,ada omongan apa? Sebutlah!" "Apakah Suheng memikiri nasibnya Liong Cici?" tanya Lie Ceng Loan."Jika aku mengetahui bahwa dia hidup dengan se-lamat, tenteramlah hatiku," jawab Oey Ci Eng, "melihat atau tidak melihat dia adalah urusan kecil!"Setelah menarik napas panjang, Lie Ceng Loan berkata "Kau berdusta! Kau sebenarnya ingin menjumpai Liong Cici, jika aku bertemu dia lagi, aku akan menarik dia untuk menjumpai kauf"Oey Ci Eng tak dapat berkata-kata karena menahan kesedihan hatinya,Lie Ceng Loan menambahkan "Liong cici bilang, bahwa dia akan menjumpai aku lagi, dia tentu tak ber-dusta, pereayalah bahwa aku akan berdaya mempertemukan kalian satu kepada lain!"Oey Ci Eng tersenyum dan berkata Terima kasih. Apakah kau juga mengetahui soal Bee Sutee diusir keluar dari partai kita?""Menurut penuturan partai Kun Lun kita," kata Oey Ci Eng, "tiap-tjap orang yang telah diusir keluar tak dapat menginjak lagi kuil Sam Goan Kiong di puncak Kim Teng Hong. Tetapi rupanya ketiga pemimpin partai kita menghargai kau yang berbudi luhur dan mulia, mereka tak akan menarik panjang urusan yang bersangkutan dengan kau. Kini dari pihak partai kita, disamping ketiga pemimpin kita, hanya aku seorang yang turut serta didalam pertandingan adu silat ini diperuntukkan partai Kun Lun, dan aku kira kau dan Bee Sutee dapat bersama tinggal disini, Aku hendak minta ijin dulu dari ketiga pemimpin kita, dan nanti aku segera memberitahukan kau seterusnya, sekarang kalian jangan masuk ke kamar lain, karena aku khawatir menyinggung ketiga pemimpin kita." Lalu ia pergi menemui ketiga pemim- pinnya, Lie Ceng Loan mengawasi Bee Kun Bu yang masih juga termenung-menung, ia menghampirinya dan mengajak duduk di ruang tersebut menanti kabar dari Oey Ci Eng, "Baiklah kita duduk menunggu kabar disini," kata Lie Ceng Loan,Bee Kun Bu menuruti saja, karena ia berpendapat bahwa ia dapat menunggu dimanapun asal saja ia tidak diusir keluarDemikianlah jago-jago silat dari kesembilan partai telah berturut-turut datang ke markas besarnya partai Thian Bee Kun Bu menukar pakaiannya yang sudah kotor dengan lumpur dan diam-diam ia mengenakan kulit ular yang dihadiahkan oleh Pek Yun Hui. Kulit ular tersebut dapat menahan tusukan atau bacokan senjata berselang kurang lebih seperempat jam, Oey Ci Eng kembali dengan wajah yang tegang, Dengan hati berdebar-debar Bee Kun Bu menanya "Suheng, apakah ketiga pemimpin memperkenankan aku.,."Oey Ci Eng menggeleng-gelengkan kepalanya dan berkata "Urusannya diluar dugaan ruwetnya, Ketiga pemimpin kita sukar ditebak maksudnya!""Apakah yang mereka katakan ?" tanya Bee Kun Bu. "Aku telah memmberi tahu kan maksud kedatangannyaberkata Oey Ci Eng, "tetapi mereka tidak mengatakan apa-apa!"Menampak hal itu, Lie Ceng Loan hanya dapat menarik napas menunjukkan kekecewaannya,"Menurut pendapatku," kata Oey Ci Eng, "Sutee dapat tinggal di kamar itu. Untuk sementara waktu jangan menemui ketiga pemimpin kita. Nanti aku akan berdaya mencari kesempatan mengajukan permohonan lagi untukmu."Tetapi," kata Bee Kun Bu, "tanggal untuk kita mengadu silat tinggal hanya dua hari lagi, waktunya demikian singkatnya, Jika Suhu dan Susiok tidak memperkenankan aku mengadu silat atas nama partai Kun Lun, aku khawatir aku terlambat,.,""Supek dan Susiok tidak berani mengambil keputusan," kata Oey Ci Eng, "hanya Suhuku yang harus menetapkan Meski dia belum sudi menerima kau, namun nampaknya dia tak akan mengusir kau.""Terima kasih," kata Bee Kun Bu, "menurut katanya Lie Sumoy, Suheng adalah kesayangannya Susiok, oleh karena itu aku berpengharapan besar akan daya usaha Suheng.""Aku pasti akan berdaya sedapat mungkin," kata Oey Ci Eng menghibur, "untuk sementara ini aku minta kau bersabar saja.""Baiklah," jawab Bee Kun Ci Eng lalu keluar dari ruang Ceng Loan dapat membaca isi hati Bee Kun Bu ketika itu, dan ia menghibur "Biarlah aku yang pergi menjumpai Supelt"Bee Kun Bu segera menahan "Jangan! Oey Suheng bertindak cepat Ketiga pemimpin tak akan mengusir aku lagi, Hanya sekarang mereka sedang berunding apakah aku dapat diterima kembali, Kita harus bersabar"Lie Ceng Loan pergi ke ruang lain, dan kembali setelah berselang lebih kurang seperempat jam. Sambil terseyum ia berkata kepada Bee Kun Bu "Ketiga pemimpin sedang bereakap-cakap, Aku dan Oey Suheng coba mencuri dengar dari luar, akan tetapi mereka hanya membicarakan ilmu-ilmu silat saja, Aku belum berani masuk menanyakan soal Koko. Karena aku khawatir Koko kesepian, maka aku segera kembali."Bee Kun Bu berkata "Adu kepandaian silat kali ini bukan saja merupakan pertandingan terhadap partai Thian Liong, tetapi juga terhadap partai-partai silat lainnya. Tidak heran jika Suhu dan Susiok merundingkan soal itu." Demikianlah satu hari satu malam telah lewat, dan pada keesokan harinya diwaktu lohor Oey Ci Eng datang dengan hati berdebar-debar, ia berkata "Agaknya Suhu, Supek dan Susiok telah merundingkannya, Aku belum lagi mempunyai kesempatan mengajukan soal Sutee!"Bee Kun Bu terseyum dan berkata "Terima kasih, Aku masih dapat menunggu."Hari ketiga telah tiba, dan hari itu adalah hari untuk mengadu ilmu silat, Fajar baru saja menyingsing ketika Ouw Lam Peng memimpin delapan orang-orangnya yang mengenakan pakaian serba hitam datang mengunjungi bangunan dimana orang-orang dari partai Kun Lun di- tampung,Teng Leng Tojin dengan disertai oleh Hian Ceng Tojin, Giok Cin Cu dan Oey Ci Eng menyambut di depan pintu, Bee Kun Bu tidak berani mengikuti terlampau dekat, ia berdiri jauh di belakang, didampingi oleh Lie Ceng Loan,Ouw Lam Peng yang mengenakan pakaian serba biru mengangkat kedua tangannya memberi hormat seraya berkata "Aku datang atas perintah pemimpin besar partai Thian Liong kami untuk mengundang ketiga pemimpin partai Kun Lun dan para muridnya datang ke tanah dataran tinggi Twan Hun Ya untuk mengadu silat orang-orang partai Thian Liong kami sudah menunggu!"Tong Leng Tojin membalas hormat tersebut dan menjawab "Sebetulnya partai Thian Liong dapat mengirim satu orang saja untuk memberitahukan kami, tetapi Piau-touw Pemimpin cabang telah sudi datang sendiri.""Pemimpin-pemimpin partai Kun Lun sangat terkenal di kalangan Kang-ouw," kata Ouw Lam Peng. "Jika ada kekurangan tentang penyambutan dan sebagainya, kami dari partai Thian Liong mohon dimaafkan!"Tong Leg Tojin seraya berkata "Baiklah kita berangkat sekarang!" Ouw Lam Peng berkata lagi "Kami telah sediakan kuda untuk kalian bertiga.""Terima kasih," jawab Tong Leng Tojin, "lebih baik kami berjalan saja!"Ouw Lam Peng tertawa dan berkata To-heng bersemangat besar, aku sangat mengagumi semangat itu! Tetapi letaknya tyaah dataran tinggi Twan Hu Ya ada lebih kurang sepuluh lie jauhnya dari sini, Lebih baik kalian naik kuda saja!""Kami yang telah biasa tinggal di pegunungan, lebih cocok berjalan kaki,""Baiklah, akupun turut berjalan kaki!" kata Ouw Lam Peng yang lalu berbalik dan memimpin jalan, diikuti oleh orang- orangnya, ketiga pemimpin partai Kun Lun dan Oey Ci Eng. Bee Kun Bu dan Lie Ceng Loan mengikuti paling be!akang,Ouw Lam Peng yang berjalan paling depan dapat berjalan cepat sekali, dan yang lain-lainnya terpaksa mengikuti dengan cepat juga, sehingga keadaan disekitar-nya tak dapat ingat diperhatikan dengan telitiHiang Ceng Tojin berbisik kepada Tong Leng Tojin "Mereka berjalan sangat pesat sekali, apakah maksud-nya? Mungkin mereka sengaja agar kita tak dapat ingat perjalanan yang kita telah tempuh.""Kata-kata Toa Suheng beralasan," jawab Tong Leng Tojin, Toa Suheng dapat memperhatikan jalan didepan, aku dan Sumoy dapat memperhatikan keadaan di kanan-kiri!"Betul saja sepanjang jalan mereka memperhatikan segala sesuatu sangat mencurigakan, dan jalan yang ditempuh itu rupanya tidak dilalui oleh jago-jago silat dari partai lainnya,Hian Ceng Tojin mengejar Ouw Lam Peng dan menanya "Ouw-heng, Twan Hun Ya masih berapa jauh dari sini?"Sambil berjalan terus Ouw Lam Peng menjawab "Jika kita telah melalui dua lereng gunung lagi, kita segera tiba di tempat itu!"Lalu mereka harus berjalan melalui satu gua yang gelap, Ouw Lam Peng menyalakan sebuah obor, dan memimpin masuk ke dalam gua yang gelap itu. ia berseru "Gua ini hanya dua ratus tombak lebih panjangnya, kalian mengikuti obor ini, dan tak usah khawatir!"Tong Leng Tojin memperhatikan bahwa jalan di dalam gua tersebut adalah buatan orang, dan betul saja berjalan belum lama mereka sudah keluar dari gua yang gelap melalui dua lereng gunung, Ouw Lam Peng berkata sambil tersenyum "Di depan kita adalah tanah dataran tinggi Twan Hun Ya!"Ketiga pemimpin partai Kun Lun dan juga lain-lainnya mengangkat kepala melihat ke tempat yang ditunjuk oleh Ouw Lam Peng. Tanah dataran tinggi Twan Hun Ya itu terletak di atas satu puncak gunung. Lapangan di tengah yang luas dikitari oleh rumput hijau dan bunga-bunga yang beraneka warna, Sangat indah permai dipandangnya !Sambil tertawa gelak-gelak Tong Leng Tojin berkata "Aha!Namanya Twan Hun Ya Jurang mengakhiri roh, tetapi tempatnya indah sekali!"Ouw Lam Peng berkata To-heng terlampau siang menyatakan pendapat tentang Twan Hun Ya. sebentar jika sudah berada disitu, To-heng mungkin berpendapat lain!""Hm! jangankan Twan Hun Ya, meskipun namanya Liong Tam Houw Siat Gua Naga dan Sarang Harimau pun kami tak gentar!"Baru saja kata-katanya habis diucapkan, tiba-tiba terlihat berkelebatnya bayangan orang di hadapan me-reka, dan ketika mereka melihat dengan tegas, Orang itu adalah Souw Hui Hong, puteri kesayangan Souw Peng Hai, pemimpin dari partai Thian Lam Peng terperanjat melihat datangnya Souw Hui Hong, ia menegur Twan Hun Ya bukannya tempat untuk kau! Tanpa ijin dari Souw Cong Piauw, siapapun tak dapat datang kesini, Meskipun kau puterinya Souw Cong Piauw, akan tetapi peraturan partai kita harus ditaati, Apakah kau sudah memperoleh ijin dari ayahmu ?"Souw Hui Hong yang sudah cacat kehilangan satu lengannya masih tetap berkepala batu dan manja di markas besar ayahnya, ia menjawab "Di daerah partai Thian Liong, siapapun tak dapat melarang aku, Aku dapat datang atau pergi ke tempat manapun sesukaku. Kau tak berhak melarang aku!"Ouw Lam Peng merasa tersinggung dengan jawaban yang kasar itu, tetapi ia menahan amarahnya karena memikir bahwa yang ia hadapi adalah puteri pemimpin-nya. Dengan senyuman terpaksa ia berkata "Kata-kata-mu itu memang betul, Tetapi hari ini adalah hari istimewa dimana telah datang banyak jago-jago silat dari kesem-bilan partai O!eh karena itu daerah partai kita pada hari ini harus dijaga dengan tertib, dan kau tak bisa sembarangan datang tanpa ijin dari ayahmu!"Dengan mata melotot Souw Hui Hong membentak "Ouw Piauw-touw, kau boleh mempersalahkan aku, aku rela dihukum ayahku! Kau tak usah ikut campur tangan lagi! Kau dapat mengajak ketiga pemimpin partai Kun Lun berjalan terus, karena aku hanya ingin bicara sejenak dengan Bee Siangkong, sebentar aku dapat membawa dia ke Twan Hun Ya!"Bentakan Souw Hui Hong itu membikin ketiga pemimpin partai Kun Lun terperanjat, demikianpun Ouw Lam Peng, Tetapi yang paling gelisah adalah Bee Kun Bu sendiri, karena turut serta dan iapun belum diterima kembali ke partai Kun Lun. sikapnya itu dilihat oleh Lie Ceng Loan yang membetot lengan bajunya dan menegur "Bu Koko, Souw Cici ingin bicara dengan kau sebentar saja, apakah kau sudi?"Bee Kun Bu hanya mengangguk dan melihat Suhu dan susioknya berjalan mengikuti Ouw Lam Peng,Souw Hui Hong tak segera menanya Bee Kun Bu. ia menatap lama sehingga Bee Kun Bu menjadi makin gclisah,"Souw Siocia," katanya, "Aku harus mengikuti guru-ku, aku minta Siocia jangan menahan aku !agi!""Bee Siangkong," kata Souw Hui Hong dengan ramah sekali, "Aku hanya ingin bicara sebentar saja!""Tetapi... tetapi..." kata Bee Kun Bu Ceng Loan maju seraya menyambungkan Te-tapi Bu Koko harus menunaikan janjinya terhadap Suhu dan Susioknya, Lebih baik Souw Cici menunggu sampai dia sudah mengadu silat di Twan Hun Ya, barulah Cici dapat bicara panjang Iebar..."Souw Hui Hong terharu mendengar pembelaan Lie Ceng Loan itu, ia menghela napas dan berkata "Baiklah, aku rela menunggu demi kepentingan kalian berdua!" Lalu iapun berbalik dan berjalan Lam Peng dilain pihak terus memimpin ketiga pemimpin partai Kun Lun pergi ke tanah dataran tinggi Twan Hun Ya. Mereka harus mendaki suatu jurang yang curam,Hian Ceng Tojin berkata kepada Sutee dan Sumoy-nya "Jurang itu agak berbahaya, Sutee dan Sumoy ikuti aku di belakang, biarlah aku mendaki dulu!"Dengan menggunakan ilmu meringankan tubuh semua jago-jago silat tersebut dapat mendaki jurang yang curam itu tanpa mendapat kesukaran, dengan mudah mereka tiba di atas puncak, Dari puncak gunung itu terlihat satu jembatan gantung untuk tiba di tanah dataran tinggi Twan Hun Ya yang terletak di puncak seberang, Mereka melihat bahwa di Twan Hun Ya itu telah berkumpul banyak orang dan banyak bendera berkibar kibar!Ouw Lam Peng menghadapi ketiga pemimpin partai Kun Lun dan berkata "Setelah kita menyeberangi jembatan gantung ini, kita akan tiba di Twan Hun Ya dimana Souw Cong Piauw telah menanti kedatangan kalian!"Tong Leng Tojin melongok ke bawah jurang dan berkata kepada Ouw Lam Peng sambil berkelakar "lika jembatan ini putus, kita pasti mati hancur di dalam jurang yang dalam itu!""Harap kalian jangan khawatir! Semua pemimpin cabang dan semua jago-jago silat dari kesembilan partai sudah berada disini. Kita tak akan berbuat keji memutuskan jembatan gantung inil" jawab Ouw Lam Peng,jembatan gantung itu panjangnya dua ratus tombak dan sangat kuat dibuatnya. Jika orang berdiri di tengah-tengah jembatan tersebut, maka semua pemandangan di dalam jurang dapat terlihat dengan nyata diwaktu siang hari Ketiga pemimpin partai Kun Lun merasa kagum atas pembuatan jembatan yang demikian kuatnya Lam Peng lalu berjalan di depan diikuti oleh yang di tanah dataran tinggi Twan Hun Ya telah dilakukan dengan sempurna. Tempat dari tiap-tiap partai silat telah diatur demikian rapi nya. Ketiga pemimpin partai Kun Lun disambut oleh empat anak yang mengenakan pakaian serba hijau dan memegang bendera warna-warni, Mereka diajak ke tempat yang sudah ditetapkanSementara itu Ouw Lam Peng juga berjalan menuju ke tempatnya sendiriTiba-tiba terdengar suara musik menyambut kedatangan mereka, dan sejenak kemudian terlihat dari jembatan gantung itu berturut-turut datang orang-orang dari partai silat lain- lainnya. Memang partai Kun Lunlah yang paling dulu diajak ke Twan Hun Ya itu, mereka hanya melihat orang-orangnya partai Thian Liong, tak tampak jago-jago silat dari partai lainnya,Hian Ceng Tojin berbisik kepada Tong Leng Tojin "Mengapa partai Thian Liong mengajak partai kita masuk paling dulu ke Twan Hun Ya? Apaicah maksud nya?""Akupun tak dapat menjelaskan," jawab Tong Leng Tojin dengan suara perlahan... "Apakah karena Souw Peng Hai ingin menyatakan terima kasihnya kepada kita karena kita telah berulang kali menolong puterinya...Tiba-tiba Hian Ceng Tojin berseru dengan wajah berseri- seri Tu-heng, sudah lama kita tak berjumpa!"Tu Wee Seng yang baru saja tiba membalasnya dengan gembira "Ya, sudah lamakah Totiang sampai? Kali ini rupanya tempat-tempat partai Kun Lun dan Hua San berdampingan Baik seka li !MTong Leng Tojin juga berkata "Ya, beruntung sekali tempat kita berdekatan!"Tetapi ketiga pemimpin partai Kun Lun adalah orang-orang pertama yang tiba disini, Kehormatan itu luar biasa!" kata Tu Wee Seng yang senantiasa mencurigai orang lain dan merasa iri hati terhadap penerimaan yang diberikan kepada partai Kun janganlah bereuriga terhadap kami. Adu silat kali ini bukannya main-main, pertandingan ini, disamping mempertahankan partai masing-masing, juga merupakan pertempuran mati hidupnya kita sendiri!"Tu Wee Seng masih juga menyindir "Kali ini pedang dari ketiga pemimpin partai Kun Lun sudah dapat membereskan urusan kita bersama terhadap partai Thian Liong!"iapun segera mengajak orang-orangnya dari partai Hua San ke tempat yang sudah disediakan Bee Kun Bu dan Ue Ceng Loan mencari tempat duduk belakang di tempat yang diperuntukkan partai Kun Lun, Mereka mengagumi keadaan di tempat yang segera akan menjadi medan pertempuran yang maha dahsyat pertandingan adu silat yang baru diselenggarakan lagi setelah tiga ratus tahun berselang! Semua jago-jago silat dari partai- partai silat yang terkenal telah datang untuk membela nama partainya masing-masing, mungkin juga nama pribadinya, Bendera beraneka warna dan yang berkibar-kibar diangkasa menambah pula kemeriahannya suasana,Tetapi jago-jago silat yang sudah datang tidak banyak. Bee Kun Bu memperhatikan bahwa tiap-tiap partai silat hanya membawa murid-murid yang dapat dipereayai Hanya partai silat Siauw Lim yang paling banyak jumlah nya t namun seluruhnya tidak melebihi sembilan belas orang. Orang-orang dari partai lain masing-masing hanya membawa lima atau enam orang saja, dan partai Tiam Cong hanya Sia Yun Hong sendiri yang datang, Oleh karena itu banyak tempat duduk terlihat kosong,Setelah semua orang berada di tempatnya masing-masing, lalu terdengar suara tambur berbunyi tiga kali, dan anak-anak yang mengenakan pakaian warna hijau dari partai Thian Liong yang sibuk melayani para undangan segera berlari-lari kembali berdiri di tempat partai Thian Liong sambil memegangi bendera,Setelah tambur berhenti dipukul, dari tempat partai Thian Liong berjalan keluar Souw Peng Hai, pemimpin partai Ouw Lam Peng. jenggotnya yang putih menutupi dadanya, ia berjalan perlahan-Iahan dengan congkaknya memegangi toya yang ujungnya berbentuk kepala naga, Keempat iblis dari propinsi Sucoan yang selalu mengawal padanya membuka jalan di depannya, dan pemimpin-pemimpin dari kelima cabangnya mengikuti di belakangnyasetibanya di tengah-tengah gelanggang pertempuran ia berhenti dan mengangkat tangan yang bebas ke atas seraya menancapkan toyanya di tanah, lalu ia ber-pidato dengan suara yang keras "Kami dari partai Thian Liong adalah sisa dari kalangan Kang-ouw yang telah berserikat membentuk partai silat ini. Kali ini para jago silat yang terhormat telah datang atas undangan kami, maka dengan jalan ini, kami atas nama partai Thian Liong menghaturkan diperbanyak terima kasih!" Setelah berhenti sejenak, ia melanjutkan pula"Pada tiga ratus tahun berselang, sembilan partai silat di kalangan Bu Lim, karena berebut nama dan kedudukan, telah mengadu silat di atas puncak gunung Sao Sit Hong, pertempuran tersebut telah menjadi perhatian para jago silat sehingga dewasa int. Sayang sekali ketika itu, Tian Kie Cin Jin dengan ilmu silatnya yang sakti, telah membubarkan pertandingan silat tersebut Banyak orang anggap bahwa perbuatan Tian Kie Cin Jin itu sangat bijaksana, karena dia telah berhasil mencegah pembunuhan, dan dengan demikian banyak jago-jago silat dapat hidup mewariskan ilmu-ilmu silatnya kepada angkatan belakanganNamun, menurut pendapatku, perbuatan Tian Kie Cin Jin tidak menghasilkan akibat yang baik, jika Tian Kie Cin Jin tidak mencegah pertempuran atau pertandingan silat itu, mungkin kini keadaan di kalangan Bu Lim akan berlainan karena nama dan kedudukan masing-masing partai silat mungkin sudah teratur, dan partai-partai silat tak akan berlomba dan bermusuhan lagi, Sayang maksud yang baik dari Tian Kie Cin Jin itu hanya menambah iri hati dan persaingan lebih hebat di antara partai-partai silat belaka!"Pidato pembukaan tersebut telah menggemparkan suasana, Mata Souw Peng Hai menyapu keadaan di sekitarnya, lalu melanjutkan pidatonya "Kali ini partai Thian Liong telah mengundang selain jago-jago silat dari kesembilan partai silat, juga para jago silat yang tak termasuk partai atau golongan di kalangan Kang-ouw, untuk datang berkumpul disini dengan maksud saling mengenal, dan mengatur nama dan kedudukan yang masih dibuat perebutan selama beberapa ratus tahun ini. Kami dari partai Thian Liong pun akan menggunakan kesempatan ini untuk menguji kepandangai kami. Para hadirin dengan tidak menghiraukan perjalanan yang jauh dan waktu yang berharga telah memenuhi undangan kami, kami atas nama partai Thian Liong menghaturkan diperbanyak terima kasih!" demikian ia mengakhiri pidatonya, ia memberi hormat kepada para hadirin dan berjalan kembali ke dua anak yang berpakaian serba kuning mengibar- ngibarkan bendera merah, Segera terdengar suara terompet berbunyi suara terompet berhenti, Souw Peng Hai bangun dari tempat duduknya dan mengangkat cangkir tehnya, dan sambil tersenyum lebar ia berseru "Atas kunjungan para hadirin ke tempat kami yang terpencil ini, kami yang terdiri dari sisa kalangan Kang-ouw mungkin kurang hormat menyambut atau melayaninya. Maka atas nama partai Thian Liong kami minta dimaafkan!" Lalu ia minum tehnya dan duduk kembaliTerdengar Tu Wee Seng berkata "Souw Cong Piauw terlalu merendahkan diri Kata-katamu itu hanya dapat diucapkan kepada jago-jago silat yang memiliki ilmu silat sakti, kami jago-jago silat gadungan tak berani menerima pujian itu!" Lalu ia tertawa gelak-gelak sambil memandangi ke arah ketiga pemimpin partai Kun Peng Hai bangun lagi dan berkata Tu-heng salah menduga maksudku Aku sudah lanjut usianya, Mungkin aku hanya dapat memimpin partai Thian Liong beberapa tahun lagi. Meski betul partai Thian Liong baru berdiri lebih kurang dua puluh tahun, dan telah berhasil menggabungkan sisa dari kalangan Kang-ouw, tetapi orang-orang partai Thian Liong masih harus belajar dari kalian."Tu Wee Seng rupanya tak dapat menjawab sindiran itu, maka Sia Yun Hong bangun dari tempat duduknya, dan minta bicara, ia membungkukkan tubuh memberi hormat kepada para hadirin sebelum ia mulai bicara "SebetuInya para jago silat yang dipimpin Souw Cong Piauw semuanya memiliki ilmu silat yang maha tinggi sehingga partai Thian Liong yang hanya baru berdiri dua puluh tahun saja sudah menjadi terkenal di kolong langit sangat mengagumi Souw Cong Piauw dan para pemimpinnya, Akan tetapi dalam hal menerima atau menyambut tamu, kami tampak ada keganjilan. Ada yang disambut dengan kemewahan, ada pula yang disambutnya dengan sikap yang dingin, Oleh karena ini, kami mohon penjelasan!"Souw Peng Hai tertawa gelak-gelak dan berkata "Sia Totiang, aku situa bangka mengira Totiang akan memberikan kami petunjuk yang bermanfaat bagi pertemuan ini, tetapi ternyata Totiang hanya mengejek dan menyindir seperti Tu- heng dari partai silat Hua San. Ah, sayang sekali jiwa yang besar rupanya tidak dimiliki oleh tiap-tiap jago silat!"Ejekan yang pedas itu membikin Sia Yun Hong gusar sekali, dan ia ingin mendamprat kembali ketika Tu Wee Seng bangun dari tempat duduknya dan berkata "Souw Cong Piauw agaknya menganggap partai Hua San dan partai Thian Cong dapat dibuat permainan Kini tidak perlu kita mengadu Kdah, kita jangan membuang-buang waktu lagi, aku minta Souw Cong Piauw segera mengatur acara pertempuran!"Segera terdengar suata gaduh di antara para hadirin, karena semuanya telah mulai mengeluh atau saling memberi komentar Tiba-tiba pemimpin partai Siat San, Teng Lee bangun dari tempat duduknya dan berteriak "Souw Cong Piauw, kata-kata Tu-heng betuI! sekarang bukan waktunya kita mengadu lidah, Kila mengadu ilmu silat! Umumkanlah segera acara pertempuran!"Souw Peng Hai tetap tenang, bahkan ia tertawa gelak- gelak, ia berkata, suaranya keras Teng-heng, mengapa kau tergesa-gesa? sekarang masih pagi. Aku situa bangka akan memperlihatkan daerah di sekitar Twan Hun Ya ini sebelum kita mulai mengadu ilmu silat Aku kira acara demikian lebih bagus, Bagaimanakah pendapat kalian?"Hian Ceng Tojin berpikir "Maksud apakah dia mengajak melihat-Iihat keadaan tempat ini? Apakah dia memasang perangkap lagi?" ia ingin menyatakan pikirannya agar pertandingan silat segera dimulai tetapi Tu Wee Seng sudah bicara lagi "Maksud Souw Cong Piauw mengajak kami melihat-Iihat Twan Hun Ya ini memang bagus, tetapi tempat ini bukannya tempat yang luar biasa, kami segan melihat lagi, Acara itu dihapuskan saja!""Kata-kata Tu-heng itu seolah-olah merasa curiga terhadap partai Thian Liong," jawab Souw Peng Hai. "Meskipun kami ini sisa kalangan Kang-ouw, tetapi kami mengerti dan mentaati peraturan yang lazim di kalangan Kang-ouw, Tu-heng tak usah khawatir kami akan melakukan sesuatu yang keji!" Lalu ia bertindak keluar, dikawal oleh keempat iblis dari propinsi Sucoan,ia berjalan mengitari tempat-tempat dari kesembilan partai silat itu, dan minta para jago silat turut padanya agar ia dapat tunjukkan keadaan di sekitar tanah dataran tinggi Twan Hun Ya itu, Entah mengapa, semua jago-jago silat bangun dari tempat duduknya masing-masing dan berjalan mengikuti dengan sikap yang waspada,Tanah dataran tinggi Twan Hun Ya tersebut terletak di antara banyak puncak-puncak gunung, dan di waktu pagi hari diselubungi oleh awan-awan yang putih, Di bawah adalah jurang yang curam, dan siapa saja yang jatuh ke bawah tak akan tertolong lagi, Para jago silat baru mengerti mengapa tempat itu dinamakan Twan Hun Ya tanah dataran tinggi yang mencabut nyawa,Setelah Souw Peng Hai mempertunjukkan keadaan di sekitar tempat itu, ia berseru "Kalian telah menyaksikan dengan mata kepala sendiri keadaan di sekitar Twan Hun Ya ini, segala kesan kalian akan kami terima dengan senang hati!" "Aku tak mempunyai kesan!" Sia Yun Hong menjawab dengan ketus,Souw Peng Hai mengurut-ngumt jenggotnya yang panjang, ia meraung seperti seekor naga sehingga suasana menjadi seram sekali, Lalu ia berkata Tu-heng tak usah mendesak Acara mengadu silat segera dimulai Kami berani mengundang semua jago-jago silat datang kesini, tentu saja kami ingin melihat kepandaian silat kalian, terutama dari partai Hua San..."sekonyong-konyong terdengar suara orang mendoa, dan Souw Peng Hai berhenti bicara untuk mendengari suara tersebut. Tiap-tiap perkataan diucapkan dengan tegas terang menarik perhatiannya para hadirin!Semua orang menoleh ke arah suara tersebut, dan mereka dapatkan bahwa suara itu datangnya dari tempatnya partai silat Siauw Lim. Seorang Hweeshio tua yang berjubah warna kuning bangun dari tempat duduknya, ia menyoja dan sambil memejamkan kedua matanya berkata "Kami Hweeshio- hweeshio dari Siauw Lim Pay jarang keluar dari lingkungan kampung halaman kami, terhadap soal batas membalas dendam atau pertandingan silat yang merupakan bunuh membunuh ini, kami tak harus turut serta, Akan tetapi kali ini undangannya Souw Cong Piauw, kami telah datang dengan tak menghiraukan akibatnya..."Terima kasih atas perhatian terhadap undangan partai Thian Liong kami!" sambutnya Souw Peng Hweeshio itu membuka matanya mengawasi Souw Peng Hai, ia meneruskan "Kami sebagai pemimpin partai silat Siauw Lim mesti memenuhi undangan Kami datang bukan untuk berebut nama atau kedudukan, tapi semata-mata untuk meredakan perselisihan di antara para hadirin!""Tetapi dengan cara apakah Taysu dapat meredakan- nya?" tanya Souw Peng Hai, Hweeshio itu menghela napas, lalu menjawabnya "Pada tiga ratus tahun yang lalu, peristiwa mengadu silat di atas puncak Sao Sit Hong mungkin masih diingat jelas oleh kalian. Kalian juga telah mengetahui berapa banyak korban telah runtuh di dalam pertempuran yang maha dahsyat itu! Hari ini Souw Cong Piauw, pemimpin partai silat Thian Liong, telah mengundang kalian dari kesembilan partai silat datang ke Twan Hun Ya juga untuk mengadu silatDan kali ini jago-jago silat yang datang untuk maksud tersebut jumlahnya jauh lebih banyak jika dibandingkan dengan jumlah jago-jago silat yang datang ke puncak gunung Sao Sit Hong pada tiga ratus tahun yang lalu, Aku yakin bahwa adu silat kali ini akan lebih dahsyat dan hebat, mungkin akan mengambil lebih banyak korban! Tetapi, bagaimanakah akibatnya nanti???"ia berhenti dan mengawasi jago-jago silat di sekitarnya, seolah-olah menanti jawaban atas pertanyaan itu,Tetapi semua orang membungkam. Mereka semuanya sedang memikiri peristiwa di puncak gunung Sao Sit Hong pada tiga ratus tahun yang lalu, dan nasib mereka masing- masing dalam pertandingan silat yang segara akan dilangsungkanPemimpin partai silat Siauw Lim itu meneruskan "Oleh karena itu, kami dari partai silat Siauw Lim inginmengajukan usul tentang pertandingan silat kali ini, dan mintapendapatnya kalian jika usul kami ini dapat diterima demi kepentingan semua!"Usul yang akan diajukan oleh pemimpin partai silat Siauw Lim itu menarik perhatiannya semua hadirin, terutama karena usul tersebut katanya untuk kepentingan mereka silat Siauw Lim ajukan usul Setelah mendengar pemimpin partai silat Siauw Lim bicara, Souw Peng Hai menyambut dengan kata-katanya "Jika Taysu ada usul, sudilah segera menjelaskan nya. Kami akan berusaha menerimanya jika beralasan!""Nama Souw Cong Piauw sudah terkenal dimana-mana, dan aku si Hweeshio tua ini menghormati Souw Cong Piauw yang pandai memimpin. Ilmu-ilmu silat dari berbagai-bagai partai silat atau golongan banyak sekali, akan tetapi jika kita menyelidiki lebih mendalam, dasar daripada ilmu-ilmu silat itu hampir serupa, Betul ilmu silat ada yang dikerahkan dengan tenaga luar, dan ada yang dikerahkan dengan tenaga dalam, ada yang kelihatannya keras, dan ada juga yang kelihatannya lemah dasarnya ialah menyerang dan membunuh lawan, dan mengegosi atau mengelit serangan-serangan lawan, Aku si Hweeshio tua ini merasa beruntung dapat berjumpa dengan jago silat dari kesembilan partai yang terkenal pada dewasa ini, Jika Souw Cong Piauw dapat mengubah pertandingan atau pertempuran silat kali ini menjadi suatu pertemuan untuk belajar mempelajari semua ilmu-ilmu silat dari semua partai- partai silat yang telah hadir disini, bukankah bermanfaat sekali bagi semua partai-partai silat umumnya dan semua jago-jago silat khususnya?"ia berhenti sejenak untuk melihat akibat dari usulnya itu. Lalu ia meneruskan "Jika usulku ini dapat diterima oleh Souw Cong Piauw dan para hadirin, maka kita dapat menghindarkan pembunuhan di antara kita, dan mungkin juga mengubah permusuhan menjadi persahabatan Sekianlah! OMiToHut!"Semua jago-jago silat berpikir setelah mendengar usul si Hweeshio tua itu, dan semuanya menghargai usul itu, Lalu Tu Wee Seng bangun dari tempat duduknya dan berkata "Tidak keliru jika dikatakan Taysu seorang yang suci dan luhur Usulnya telah membuktikan bahwa dia berusaha keras menghindarkan pembunuhan di antara kita, Tetapi belum tahu bagaimana pendapat Souw Cong Piauw yang telah mengundang kita datang ke sini!" Setelah ia mengatakan pikirannya, ia duduk kembali dan mengawasi semua jago-jago silat di sekitarnya, Rupa-nya jago-jago silat yang lain belum dapat mengatakan pendapatnya, karena semuanya masih juga duduk berpikirUsul pemimpin partai silat Siauw Lim yang disokong oleh Tu Wee Seng, pemimpin partai silat Hua San, tidak sedikit membikin Souw Peng Hai menjadi gelisah, ia bangun lagi dari tempat duduknya, dan berkata, suaranya keras "Usul Taysu yang disokong oleh Tu Wee Seng membuktikan bahwa mereka itu mempunyai hati yang baik, Tetapi aku yakin bahwa jago-jago silat dari partai-partai lainnya tak akan dapat menerimanya, karena pertemuan yang kami selenggarakan ini adalah suatu pertemuan yang luar biasa, dan baru dapat diselenggarakan setelah tiga ratus tahun semenjak pertemuan di atas puncak gunung Sao Sit para hadirin telah tidak menghiraukan perjalanan yang jauh dan waktu yang berharga untuk datang kesini dengan tekad mengadu ilmu silat, agar supaya nama dan kedudukan masing-masing dapat ditetapkan? Oleh karena itu, jika kita batalkan pertandingan silat ini berarti kita bekerja setengah jalan, Para hadirin yang terhormat! pikirlah dengan tenang sebelum kita batalkan pertemuan ini yang dapat membereskan perebutan nama dan mengakhiri iri hati di antara kita!"pemimpin partai silat Siauw Lim segera bangun dan berkata "Maksud semula Souw Cong Piauw sebetulnya bagus, tetapi kita harus menginsyafi bahwa pedang atau golok itu tak bermata, dan totokan atau jotosan itu tak mengenal kasihan. Di dalam pertempuran kita tak dapat mengendalikan napsu membunuh lawan kita, dan korban dari pertempuran demikian pasti ada! Menurut pendapat aku si Hweeshio tua, pertandingan ilmu silat ini dapat kita ubah menjadi pertunjukan kemahiran ilmu silat yang dilakukan oleh tiap-tiap jago silat, Dengan demikian kita semua dapat belajar men pelajari kepandaian mas ingin asin g, dan mungkin pula dapat mengikat tali persahabatan! Souw Peng Hai tak sabar lagi, Dengan kedua mata melotot ia berkata Tentang kemahiran ilmu silat masing-masing kita semua sudah mengetahui Sekali lagi aku tegaskan Kita datang kesini untuk membereskan perebutan nama dan kedudukan partai masing-masing agar supaya di kemudian hari kita tidak saling berselisih pula, Jika sekarang kita batalkan, maka pertemuan serupa ini yang kami telah usahakan dengan jerih payah tak dapat diselenggarakan lagi!"Tu Wee Seng yang mendengar tentangan Souw Peng Hai itu, dan menganggap bahwa partai Thian Liong sudah bertekad memperlihatkan keunggulannya, menjadi mur-ka. ia segera berdiri dan berkata dengan suara keras sekali "Souw Cong Piauw rupanya sudah bertekad menetapkan nama dan kedudukan dari semua partai yang telah diundang! Kamipun tak gentar mengadu ilmu silat!Nah, sekarang karena Souw Cong Piauw telah pertama menerima partai silat Kun Lun datang ke Twan Hun Ya ini, maka menurut aturan, partai silat Kun Lun yang harus bertempur melawan jago-jago silat dari partai Thian Liong! Para hadirin yang terhormat, setujukah dengan usul kami ini?"sebelumnya Souw Peng Hai dapat menjawab, Tong Leng Tojin dari partai silat Kun Lun telah bangun dan menjawabnya sambil tersenyum Tu-heng telah menghargai partai silat Kun Lun, dan telah ajukan usul untuk partai silat kami yang pertama melawan jago-jago silat partai Thian Liong, penghargaan tersebut, kami menghaturkan banyak terima kasih. Akan tetapi tentang urut partai silat yang mana harus bertempur adalah soal kita semua, tak dapat ditetapkan oleh Tu-heng seorang."Souw Peng Hai tertawa dan berkata "Tong Leng Totiang bicara betul! Mengatur urut itu bukannya soal perseorangan, Urut itu harus ditetapkan oleh kami! itu baru adil!"Sia Yun Hong dari partai silat Tiam Cong yang selalu membela Tu Wee Seng segera berdiri dan berkata "Partai silat Kun Lun sangat terkenal di kalangan Bu Lim, Jika partai silat Kun Lun bertempur pertama, kami anggap adil sekali!"Hian Ceng Tojin setelah memandang Suteenya, lalu berdiri dan berkata "Usul Tu-heng dan Sia Totiang kami sangat hargai, karena partai silat kami sangat dipuja! Namun partai silat kami tak berani keluar bertempur tanpa memperoleh persetujuan semua partai yang telah diundang, Aku pereaya bahwa Souw Cong Piauw yang menyelenggarakan pertemuan ini sudah mempunyai daftar urut tersebut Lebih baik kita serahkan kepada Souw Cong Piauw sajaf"Dari dalam saku di dadanya Souw Peng Hai mengeluarkan sehelai sutera putih yang tergulung ia buka gulungan tersebut dan sambil memegangi sutera itu ia berkata "Tentang urutan tersebut, aku si tua bangka sebetulnya sudah tetapkan sekarang kami bacakan nama-nama dari partai silat menurut urutan ini. Namun kalian masih dapat ajukan usul untuk mengubahnya!"Suasana segera menjadi sunyi senyap, karena semuanya ingin mengetahui partai yang manakah memperoleh kehormatan untuk keluar bertempur paling du!u. Semua perhatian ditujukan kepada Souw Peng Hai seorang,Souw Peng Hai menyapu semua hadirin dengan kedua matanya yang tajam, lalu mulai membaca nama-nama partai silat yang ia telah tulis diatas sutera putih itu dengan tenang dan nyata. Menurut urutan yang telah ditetapkan olehnya, partai silat Ngo Bie tereantum paling pertama, Ketika ia hendak membaca nama partai yang kedua, Tia Ceng, pemimpin ke empat dari partai silat Ngo Bie, lekas-lekas berdiri dan berkata "Souw Cong piauw terlampau menghormati partai silat kami." ""Partai silat Ngo Bie sangat dihormati dan terkenal di kalangan Bu Lim. Lagi pula partai silat kami dan partai silat Ngo Bie mempunyai dendam. Oleh karena itu kami sengaja ingin bertempur melawan lebih dahulu partai silat Ngo Bie Kami yakin partai silat Ngo Bie tak akan gentar melawan seorang jago silat dari partai kami." " jawab Souw Peng Hai dengan senyum menyindirTio Ceng Taysu sangat tersinggung dan mukanya menjadi merah, ia berkata "Souw Cong Piauw terkenal sebagai seorang jago silat yang lihay dan sebagai pemimpin satu partai silat yang besar, tidak seharusnya berbicara demikian! Mengapa kau harus menyebut-nyebut soal dendam! Dendam itu tak akan kami lupakan dan akan kami bayar sampai lunas! Nah, kita dapat bertempur sekarang!"Suasana segera menjadi tegang, karena Tio Ceng Taysu sudah maju keluar menantang partai Thian Liong,Tetapi Souw Peng Hai yang terkenal pintar, tak gentar dengan tantangan itu, Dengan tenang ia berkata pula "Kali ini kita hanya mengadu silat semata-mata, tentang soal dendam antara kedua partai silat kita, kita dapat membereskannya kelak, Aku minta Taysu ber-sabar!"Si Hweeshio tua dari partai silat Siauw Lim segera berbangkit dan berusaha meredakan suasana sambil men- doa "O Mi To Hut! pertandingan ilmu silat kali ini terlampau kejam. sebetulnya kita harus mencegahnya!"Souw Peng Hai tertawa getak-gelak dan berkata Taysu terlalu baik hati Aku si tua bangka menghargai kebaikan hati itu, Tetapi kami tak dapat membikin kecewa jago-jago silat dari kesembilan partai yang telah datang dari tempat-tempat jauh dan menghamburkan banyak waktu yang berharga untuk membereskan perselisihan yang telah berlangsung tiga ratus tahun ini!"Tiba-tiba terdengar seseorang berkata "Jika demikian nyata sekali Souw Cong piauw sudah bertekad bertempur melawan semua jago-jago silat dari kesembilan partai lainnya!"Semua menoleh ke arah orang itu, Orang itu berada di tempatnya partai silat Bu Tong, seorang yang penuh brewoican, bertubuh tegap, berjubah coklat, bersenjata pedang, dan seluruhnya menunjukkan seorang pemimpin yang dipandang dan ditakuti Dia adalah Ceng Hian Totiang, pemimpin partai silat Bu Tong,sebetulnya partai silat Bu Tong tidak lebih rendah daripada partai silat Siauw Lim dan ilmu silat Bu Tong sejajar dengan partai silat yang Wee Seng segera bangun dan berkata "Partai Thian Liong senantiasa mencari alasan yang bermusuhan terhadap lain-lain partai silat Ya, selama dua puluh tahun ini, orang- orang dari partai Thian Liong selalu berbuat sewenang- wenang di kalangan Kang-ouw seolah-olah orang-orang dari partai silat lainnya dapat diinjak dan dihina! Jika hari ini kami tak dapat memberi pengajaran kepada mereka, aku khawatir partai Thian Liong akan menjadi lebih congkak lagi!"Sia Yun Hong juga bangun dan menambahkan "Akupun berpendapat demikian Hari ini jika kita tidak membikin beres perselisihan dengan partai Thian Liong, maka seterusnya partai-partai silat lainnya tak dapat tempat lagi di kalangan Kang-ouw!""O Mi To Hut," puji pemimpin partai silat Siauw Lim-"Jika hari ini kita bertempur, maka seterusnya antara kita selalu ada dendam, partai silat kami telah diundang dan dipandang sejajar dengan partai-partai silat lainnya, Ke-datangan partai silat kami sebetulnya dengan maksud meredakan ketegangan, bukan untuk mempertunjukkan ilmu silat Siauw Lim, karena kami yakin akibatnya daripada pertempuran atau pembunuhan nanti.Search Cerita Silat Penginapan Pintu Naga. Djatilaksana (1) SD Liong (18) Siau Dji (1) Siauw Seng (2) Sin Liong (1) So Tat Kie (1) Suparto Brata (1) T Karena pada dasarnya ilmu silat itu harus dicocokkan dengan kemampuan fisik seseorang Wiro adalah seorang pendekar dengan senjata Kapak Maut Naga Geni 212 dan memiliki rajah "212" di dadanya Cerita silat Tangan Geledek (Pek-lui-eng) mengisahkan Jilid 37Bagaimana mungkin Lie Ceng Loan akan membiarkan mereka kabur? ia segera mengerahkan ginkangnya mengejar mereka, Begitu memasuki rimba itu, ia terheran-heran, karena di dalam rimba itu amat sunyi, sepertinya tidak ada orang sama sekali, Padahal mereka bertiga baru melesat ke dalam. Lagipula salah seorang dari mereka telah terluka, Bagaimana mungkin mereka bisa kabur begitu cepat? Mungkinkah mereka bersembunyi di suatu tempat? Pikir Lie Ceng berpikir demikian, ia tidak menggunakan ginkang lagi, melainkan melangkah biasa sambil menengok ke sana- terdengar suara di depan, Giranglah Lie Ceng Loan. Ketika ia baru mau melesat ke arah suara itu, mendadak tempat itu berubah gelap, Ternyata ada gumpalan awan hitam menutupi bulan di langitKarena itu, Ue Ceng Loan terlambat sehingga sudah tidak tahu di mana arah suara lama kemudian, tempat itu berubah agak terang lagi, karena awan hitam telah melewati bulan di langit sedangkan Lie Ceng Loan sudah ke luar dari rimba itu. Tampak sebuah jalan besar di situ, tapi tidak kelihatan bayangan ke tiga orang berbaju Ceng Loan penasaran sekali. ia yakin, ke tiga orang itu tidak mungkin pergi melalui jalan besar, sebab mereka bertiga harus menghindarinya Tapi Lie Ceng Loan juga tidak tahu arah mana yang mereka tempuh, Akhirnya ia terpaksa menuju jalan besar itu, lalu mengerahkan ginkangnyaKka-kira beberapa mil kemudian, tampak sebuah jalan kecil membelok ke kiri Ue Ceng Loan berhenti di situ, lalu memperhatikan jalan kecil itu. Terlihat enam buah tapak kaki di Lie Ceng Loan, itu pertanda ke tiga orang berbaju putih melalui jalan kecil tersebut Segeralah ia mengerahkan ginkang mengejarAkan tetapi, hingga hari mulai terang, Lie Ceng Loan masih belum berhasil mengejar ke tiga orang itu, Maka ia berhenti sambil berpikir Tiba-tiba ia tersentak, jangan-jangan ke enam tapak kaki itu merupakan suatu tipuan belaka, agar dirinya mengejar di situ. wajahnya langsung berubah murung, ia tidak menyangka kalau dirinya akan terjebak oleh tapak-tapak kaki itu. sedangkan gunung Kwat Cong San sudah dekat ia menjadi putus asa, Bagaimana mungkin dapat menemukan Kun Lun Sam Cu lagi? Lebih baik langsungmenuju gunung Kwat Cong San menemui Pek Yun Hui, sekaligus berunding dengannya pikir Ue Ceng Loan sambil mengerahkan ginkangnya menuju gunung Kwat Cong San.******Hari berikutnya, Lie Ceng Loan telah tiba di gunung Kwat Cong San, ia terus mengerahkan ginkangnya menuju ke gua Thian Kie Cinjin, Setelah mendekat, terdengar suara alunan suling yang amat memilukaLie Ceng Loan segera melesat ke tempat itu, Tampak Giok Siauw Sian Cu duduk di atas batu sambil meniup suIing."Kakak Giok Siauw! Kakak Pek ada?" seru Lie Ceng Siauw Sian Cu berhenti meniup suling, lalu menoIehkan kepalanya, ia tertegun ketika melihat Lie Ceng Loan."Eh? Nona Loan!" Giok Siauw Sian Cu menatapnya dengan penuh keheranan "Kenapa engkau meninggalkan gunung Taysan?""Ya." Lie Ceng Loan mengangguk "Kakak Pek ada di dalam gua?"Tiba-tiba air muka Giok Siauw Sian Cu berubah, lalu membalikkan badannya, ia mulai meniup suling lagi, sama sekali tidak meladeni Lie Ceng melihat sikap Giok Siauw Sian Cu, heranlah Lie Ceng Loan, karena selama ini Giok Siauw Sian Cu tidak pernah bersikap demikian terhadapnya."Kakak Giok Siauw!" Gadis itu mendekatinya, "Kenapa sih engkau? Kok tidak mau meladeniku?" "Nona Loan!" sahut Giok Siauw Sian Cu dingin, "Ternyata cintamu terhadap Bee Kun Bu cuma merupakan cinta palsu!""Eh?" Lie Ceng Loan terkejut. "Kakak Giok Siauw, apa maksudmu itu?""Engkau dan Na Siao Tiap berdua telah berjanji akan menemani Bee Kun Bu selama-lamanya di tempat itu, namun kini justru engkau seorang diri ke mari! itu membuktikan bahwa cintamu itu palsu!""Kakak Giok Siauw!" Lie Ceng Loan tersenyum"Engkau masih bisa senyum?" bentak Giok Siauw Sian Cu gusar "Kalau aku tidak memandang Nona Pek, engkau sudah kuhajar sekarang!""Kakak Giok Siauw!" Lie Ceng Loan tersenyum lagi seraya berkata, "Engkau jangan salah paham, aku bukan gadis macam itu.""Kalau begitu, kenapa engkau ke mari?" tanya Giok Siauw Sian Cu dengan kening berkerut"Kakak Giok Siauw!" Lie Ceng Loan memberitahukan. "Kakak Bu tidak mati."Ketika mendengar itu, Giok Siauw Sian Cu nyaris meloncat ia memandang Lie Ceng Loan dengan mata tak berkedip."Engkau... engkau bilang apa?" tanyanya."Aku bilang Kakak Bu tidak mati, dia masih hidup segar bugar.""Ba... bagaimana dia bisa tidak mati?" tanya Giok Siauw Sian Cu heran, "Bukankah engkau yang menyaksikan kematiannya?""Kakak Giok Siauw, sungguh panjang kalau dituturkan," ujar Lie Ceng Loan, "Mari kita masuk menemui Kakak Pek dulu, barulah aku menuturkannya!""Ayo!" Giok Siauw Sian Cu menarik Lie Ceng Loan. Ketika menikung di sebuah tebing, muncullah Pang Siu Wie. Begitu melihat Lie Ceng Loan, ia pun terbelalak"Cepat beritahukan pada Nona Pek, bahwa Bee Kun Bu tidak mati!" ujar Giok Siauw Sian Cu."Apa?!" Mendadak muncul Pek Yun Hui dengan wajah berseri"Kakak Pek!" Lie Ceng Loan langsung menubruknya, dan sekaligus mendekap di dadanya, "Kakak Bu tidak mati, dia sudah mau ke mari, Kalau dia sudah datang dia pasti menyalahkan aku karena tidak bisa menjaga guru dan Supek."ucapannya yang tiada ujung pangkal itu membuat Pek Yun Hui, Giok Siauw Sian Cu dan Pang Siu Wie melongo."Adik Loan, engkau bilang apa? Di mana Siao Tiap?" tanya Pek Yun Hui."Aku tidak tahu. Kakak Pek, aku... aku menghadapi suatu masalah yang amat aneh, yang membuatku resah sekali.""Adik Loan!" Pek Yun Hui tersenyum, "Engkau menghadapi masalah aneh yang bagaimana? Beritahu-kanlah perlahan-lahan!""Aku. " Wajah Lie Ceng Loan kemerah-merahan, barulahia sadar telah mengucapkan yang tiada cenderungannya. "Kita masuk dulu!" ajak Pek Yun bertiga memasuki gua Thian Kie. Setelah mereka duduk, Lie Ceng Loan bertanya."Kalian bertiga, siapa tahu apa artinya Mo Kui Ceh Yi?"Pek Yun Hui, Giok Siauw Sian Cu dan Pang Siu Wie tertegun, Mereka bertiga saling memandang dan menyahut serentak."Tidak tahu,""Adik Loan!" ujar Pek Yun Hui kemudian Tutur-kanlah cara bagaimana engkau bertemu Bee Kun BuI" Lie Ceng Loan mengangguk lalu menutur tentang pertemuannya dengan Co Hiong, bagaimana kematian Kim Hun Tokouw-Lam Kiong Siu, berikut Mo Kui Ceh Yi Perbatasan Setan Iblis dan lain sebagai mendengar Na Hai Peng berubah tidak waras, Pek Yun Hui, Giok Siauw Sian Cu dan Pang Siu Wie tampak terkejut sekaliSetelah Lie Ceng Loan usai menutur, mereka bertiga sama sekali tidak bersuara, Berselang sesaat, barulah Pek Yun Hui membuka mulut berkata pada Giok Siauw Sian Cu."Engkau paling berpengalaman dalam rimba per-silatan, tahukah engkau apa artinya Mo Kui Ceh Yi?""Aku tidak tahu." Giok Siauw Sian Cu menggeleng kepala. "Kedengarannya seperti nama suatu tempat, tapi tidak pernah mendengar tentang tempat itu.""Berdasarkan apa yang dituturkan Nona Loan tadi, kaum pedagang itu pasti tahu jelas tentang rahasia tersebut sayangnya pada waktu itu Nona Lie tidak bertanya pada orang tua itu." ujar Pang Siu apa." ujar Pek Yun Hui setelah berpikir sejenak "Ke lima orang berbaju putih itu pasti ada hubungannya dengan Mo Kui Ceh Yi. Kita tunggu kedatangan Kun Bu, barulah kita mengambil suatu ke-putusan."Giok Siauw Sian Cu, Pang Siu Wie dan Lie Ceng Loan mengangguk Lie Ceng Loan sudah lelah sekali, maka ia segera tidur******Bab ke 57 - Pertama Kali Pek Yun Hui jatuh di Bawah AnginKeesokan harinya, begitu bangun dari tidurnya, Lie Ceng Loan langsung ke luar untuk menunggu Bee Kun Bu, Namun sampai tiga hari lamanya, Bee Kun Bu belum juga datang, itu membuat hati Lie Ceng Loan jadi resah sekali, Pek Yun Hui pun begitu, tapi ia masih bisa berlaku Ceng Loan menunggu sehari lagi, tapi Bee Kun Bu tetap tidak muncul Gadis itu menjadi cemas dan mulai tiada nafsu makan. wajahnya pun tampak muram sekaliPek Yun Hui berpikir, kalau terus begini juga tiada gunanya. Maka pada hari ke Hma, ia berpesan pada Giok Siauw Sian Cu dan Pang Siu Wie, harus menjaga di depan gua Thian Kie. Kalau Bee Kun Bu datang, suruh dia menunggu di dalam gua, jangan pergi ia dan Lie Ceng Loan berdua akan pergi mencari Bee Kun Bu, paling lama setengah bulan pasti kembali ke gua Thian sesungguhnya, Giok Siauw Sian Cu ingin ikut mereka, namun Pek Yun Hui telah berpesan begitu, maka ia terpaksa menurutKeesokan harinya sebelum hari terang, Pek Yun Hui dan Lie Ceng Loan sudah berangkatHati Lie Ceng Loan sama sekali tidak bisa tenang, Dalam perjalanan ia terus-menerus bertanya pada Pek Yun Hui"Kakak Pek! Kakak Bu tidak akan terjadi sesuatu di luar dugaan kan?"sesungguhnya Pek Yun Hui juga tidak habis berpikir, karena urusan tersebut sangat aneh, Ketika melihat Lie Ceng Loan begitu gelisah, ia terpaksa menghiburnya."Adik Loan! Bee Kun Bu pernah mengalami kesulitan di dalam istana Pit Sia Kiong, tapi dia toh bisa selamat Nah, kini apa yang kau khawatirkan?""Mudah-mudahan begitu!" ucap Lie Ceng Loan sambil menarik nafas panjang, "Yaah! selanjutnya aku tidak mau berpisah dengan Kakak Bu lagi!""Adik Loan!" Pek Yun Hui tersenyunv "Engkau yang bersalah dalam hal ini." "Kok aku yang bersalah?" tanya Lie Ceng Loan keheranan"Siapa suruh engkau berpisah dengan dia?" Pek Yun Hui tersenyum Iagi.""Aku sendiri pun tidak tahu, kenapa aku tidak bisa tidak menurut perkataannya," sahut Lie Ceng Loan dengan wajah agak kemerah-merahan."Adik Loan!" ujar Pek Yun Hui setelah berpikir sejenak "Ada satu urusan yang aku sungguh tidak mengerti"Urusan apa?" tanya Lie Ceng Loan heran. "Engkau bilang pernah melihat di atas pintu gua di dasar telaga kering itu terdapat tulisan Sam 2m Sian Hu?" "Benar.""Kalau begitu, ketika engkau melihat Co Hiong, apakah dia tampak bersikap aneh?""Tidak juga," jawab Lie Ceng Loan seraya berpikir, kemudian melanjutkan "Dia cuma bilang mulai sekarang akan mendampingi Nyonya Souw dan putrinya di kuil Yang Sim Am, tidak mau berkecimpung di dalam rimba persilatan lagi.""Hm!" dengus Pek Yun Hui dingin, "Kakak Pek!" Lie Ceng Loan menatapnya heran. "Kenapa engkau mendengus?""Aku pikir Co Hiong yang begitu licik dan jahat, bagaimana mungkin akan tinggal di kuil itu? Pasti ada sebab musababnya!""Kakak Pek, untuk sekarang ini kita tidak perlu mempedulikannya." ujar Lie Ceng Loan. "Setelah kita ke luar dari gunung Kwat Cong San ini, ke mana kita mencari orang- orang berbaju putih itu?""Adik Loan!" Pek Yun Hui tersenyum getir, Terus terang, aku pun tidak tahu harus ke mana mencari mereka, Kita ikuti keadaan saja!""Ya." Lie Ceng Loan mengangguk Ketika hari mulai petang, mereka berdua hampir tiba di kaki gunung Kwat Cong San. sepanjang jalan, tak henti- hentinya Lie Ceng Loan menarik nafas dan berkeluh Yun Hui ingin menghiburnya, tapi pada waktu bersamaan, dari tempat yang tidak begitu jauh di depan, terdengar suara jeritan yang memilukanBegitu mendengar suara jeritan itu, Pek Yun Hui dan Lie Ceng Loan tertegun, lalu bersama melesat ke tempat mereka melesat, masih terdengar suara jeritan itu malahan semakin dekatTak seberapa lama kemudian, mereka melihat seseorang berlari-lari sambil menjerit, lengan kanannya telah kutung dan masih mengucurkan darah."Hah!" teriak Lie Ceng Loan dan seketika berdiri mematung di tempatini bukan karena ketakutan, melainkan merasa tidak tega menyaksikan keadaan orang itu berlari ke hadapan Pek Yun Hui dan Lie Ceng Loan, Dalam jarak dua depaan mendadak orang itu terkulai"Nona Pek! Cepat., cepat..." ucapnya terputus, Kepalanya terkulai dan tidak bergerak wajah orang itu, Pek Yun Hui langsung karena itu, mereka berdua segera mendekati orang itu, Siapa orang itu? Tidak lain Gin Tie Suseng-Kim Eng mengetahui orang itu Gin Tie Suseng, Pek Yun Hui pun tahu ada urusan yang tidak beres. Sebab Gin Tie Suseng tadi kelihatan ingin menyampaikan se-suatu, namun cuma mengucapkan "Cepat" saja. Kepandaian Gin Tie Suseng tidak rendah, namun kini sekujur badannya telah terluka parah, Da-pat dibayangkan betapa sadisnya orang yang melukainya."Kakak Pek, apakah dia... dia akan mati?" tanya Lie Ceng Loan Yun Hui segera meraba hidung Gin Tie Suseng, Ternyata masih ada sedikit nafas, dan Pek Yun Hui pun berkata."Dia belum mati, adik Loan! Menolong orang jauh lebih penting, Kita harus segera memapahnya ke gua Thian Kie!"Padahal Lie Ceng Loan ingin cepat-cepat pergi mencari Bee Kun Bu. Namun ketika melihat keadaan Gin Tie Suseng begitu parah, ia merasa tidak tega dan harus segera menyelamatkan nyawanya."Baik." Lie Ceng Loan menganggukMereka segera membuat sebuah usungan dari dahan pohon, kemudian membawa Gin Tie Suseng dengan usungan jaian, Gin Tie Suseng sama sekali tidak bergerak Darahnya masih mengucur di sekujur tubuh-nya. Walau sedang menggotong, Pek Yun Hui masih terus memeriksa nafasnya, Kian lama nafas Gin Tie Suseng kian lemah, itu membuat mereka berdua harus mengerahkan ginkang agar lekas-lekas sampai di gua Thian seberapa lama kemudian, mereka sudah sampai di depan gua Thian Kie. Kebetulan Giok Siauw Sian Cu dan Pang Siu Wie berada di situ, Ketika melihat Pek Yun Hui dan Lie Ceng Loan menggotong seseorang yang berlumuran darah, mereka terkejut"Apakah. Kun Bu terluka?" tanya Giok Siauw Sian Cudengan wajah memucat "Bukan," sahut Pek Yun Siauw Sian Cu dan Pang Siu Wie menarik nafas Giok Siauw Sian Cu bertanya. "Siapa orang itu?"Pek Yun Hui tidak menyahut, sebab Giok Siauw Sian Cu sudah melihat orang yang ada di dalam usungan itu, dan seketika juga wajahnya berubah Siauw Sian Cu dan Gin Tie Suseng pernah bersama meniup suling di dalam penjara istana Pit Sia Kiong. Bahkan ketika mau berpisah, Gin Tie Suseng masih mengundang Giok Siauw Sian Cu pesiar ke gunung Tay Pah San. itu pertanda Gin Tie Suseng telah jatuh hati tetapi kini Gin Tie Suseng terbujur di dalam usungan dengan sekujur badan berlumuran darah, Be-tapa dukanya hati Giok Siauw Sian Cu. ia segera mendekati Gin Tie Suseng lalu meraba hidungnya, ternyata masih ada sedikit nafas, itu cukup melegakan hati Giok Siauw Sian Cu."Nona Pek, bagaimana kalian bertemu dia?" tanya Giok Siauw Sian Yun Hui memberitahukan, kemudian memandang Giok Siauw Sian Cu seraya bertanya."Engkau bersedia mengobatinya dan mau menjaga-nya?" pertanyaan itu membuat wajah Giok Siauw Sian Culangsung memerah, sebab kalau mengobati Gin Tie Su-seng, otomatis harus membuka semua pakaiannya."Giok Siauw Sian Cu!" Pek Yun Hui tersenyum "Di gunung Taysan dia telah menaruh perhatian padamu, LagipuIa engkau wanita rimba persitatan, jadi tidak usah banyak peradaban!""Baik-" Giok Siauw Sian Cu mengangguk "Aku bersedia mengobatinya dan menjaganya." Usai berkata begitu, Giok Siauw Sian Cu segera menggendong Gin Tie Suseng ke dalam salah sebuah ruang di gua Thian Kie, tidak pedu!i sekujur badan Gin Tie Suseng berlumuran"Adik Loan!" Pek Yun Hui mengarah padanya, "Dia tadi kelihatan ingin menyampaikan sesuatu, Bagaimana kalau kita tanya setelah dia siuman?""Baik," Lie Ceng Loan menganggukPek Yun Hui dan Lie Ceng Loan masuk ke dalam gua Thian Kie. Mereka menunggu di luar ruang itu. Berselang beberapa saat kemudian, tampak Giok Siauw Sian Cu berjalan ke luar dari ruang itu."Bagaimana keadaan Gin Tie Suseng?" tanya Pek Yun Hui."Di badannya terdapat delapan luka bekas tusukan pedang dan golok," jawab Giok Siauw Sian Cu sambil mengerutkan kening, "Aaaakh! Bagaimana cara dia dapat meloloskan diri?""Pernahkah dia siuman?" tanya Lie Ceng Giok Siauw Sian Cu menggelengkan kepala, "Aku telah mengobati luka-lukanya, bahkan telah memasukkan obat ke dalam mulutnya Nafasnya sudah normal, tapi dia masih belum siuman."Apakah dia sama sekali tidak bersuara?" tanya Pek Yun Hui."Pernah bersuara." Giok Siauw Sian Cu memberitahukan "Dia mengucapkan "Cepat" saja.""Mari kita ke dalam menengoknya!" ajak Pek Yun Hui. Mereka bertiga masuk ke dalam ruang itu, sedangkanPang Siu Wie menjaga di luar Gin Tie Suseng berbaring di atas batu. wajahnya kelihatan tenang tapi masih pucat pias. Mereka bertiga mendekatinya, Pek Yun Hui memeriksa nadinya lalu lama ia berkata."Lukanya sudah tidak masalah, tapi sementara ini masih belum bisa siuman,""Kalau begitu kita harus bagaimana?" Lie Ceng Loan tampak gugup. "Kalau dia ada suatu urusan penting. "Ucapan Lie Ceng Loan terputus, karena tiba-tiba terdengar suara bentakan di luar gua."Siapa itu? Cepat berhenti!" Yang membentak Pang Siu Wie, yang menjaga di Yun Hui, Giok Siauw Sian Cu dan Lie Ceng Loan tertegun ketika mendengar suara bentakan itu."Giok Siauw Sian Cu!" pesan Pek Yun Hui. "Engkau tidak boleh meninggalkan Gin Tie Suseng, Adik Loan, mari kita ke luar melihat-lihat!"Pek Yun Hui dan Lie Ceng Loan melesat ke luar. Mereka melihat Pang Siu Wie tetap menjaga di luar gua, kelihatan bersiap-siap menghadapi depa di depan, tampak berdiri seorang berpakaian putih. wajahnya memakai kedok kulit manusia yang menyerupai muka setan iblis bertaring melihat orang berbaju putih itu, Pek Yun Hui dan Lie Ceng Loan sudah tahu bahwa orang itu berkepandaian tinggi, Pek Yun Hui maju beberapa langkah, dan Pang Siu Wie segera mendekatinya dan berbisik"Gerakan orang itu amat cepat, tapi setelah kubentak dia pun berdiri diam. Entah dia berasal dari golongan mana?""Engkau mundur du!u!" bisik Pek Yun Hui juga. "Engkau dan Lie Ceng Loan menjaga di depan gua berjaga-jaga kalau ada orang menerobos ke dalam Biar aku yang menghadapi orang itu." Pang Siu Wie mengangguk, lalu mundur ke sisi Lie Ceng Loan. Setelah mereka berdua berdiri di depan gua, Pek Yun Hui maju ke hadapan orang berbaju putih seraya bertanya lantang."Anda siapa? Ada urusan apa Anda ke mari?" Orang berbaju putih tampak sungkan sekali, ia segera menjura seraya menjawab dengan sopan"Maaf! Siapa aku, Nona tidak perlu tanyai Aku ke mari cuma menginginkan seseorang!"Pek Yun Hui melihat sepasang mata orang berbaju putih itu menyorot tajam sekali, pertanda memiliki Lwee-kang yang amat dalam Maka ia pun segera mengerahkan Toa Pan Yok Cin Khi Hawa Murni Tenaga Sakti untuk melindungi diri."Penghuni gua Thian Kie tidak begitu banyak, entah Anda menginginkan siapa?" tanya Pek Yun Hui. sesungguhnya ia sudah tahu bahwa yang dimaksudkan orang itu, tentu Gin Tie Suseng."Dia murid dari kuil Ceh Yun Si di gunung Tay Pah San, namanya Kim Eng Hauw! Dia telah terluka di luar gunung Kwat Cong San, namun kami tidak menemukan nya. Nona yang telah meno!ongnya! Harap Nona menyerahkannya pada kami!" sahut orang berbaju putih memberitahukan"Oh?" Pek Yun Hui tertawa panjang, Tidak salah, memang kami yang menotongnya. Bagaimana mungkin begitu gampang engkau menginginkannya? jangan bermimpi di siang hari bolong!""He he he!" Orang berbaju putih itu tertawa terkekeh "Nona mencetuskan omongan besar, bolehkah aku tahu siapa Nona?"Orang berbaju putih itu ke mari menginginkan Gin Tie Suseng-Kim Eng Hauw. Tentunya tidak terhindar dari suatu pertarungan Maka Pek Yun Hui maju selangkah seraya menyahut"Aku Pek Yun Hui!""Oh! Ternyata engkau Pek Yun Hui, yang telah menggemparkan rimba persilatan Tionggoan! Namun aku harus menasihatimu, jangan memaksakan diri untuk mencampuri urusan ini!""Jangan omong kosong di sini!" bentak Pek Yun Hui. "Engkau tuh apa? Berani banyak omong di sini!""Ha ha!" Orang berbaju putih tertawa aneh, "Nona Pek, kalau engkau tidak mau menyerahkan Kim Eng Hauw, aku akan menerjang ke dalam gua!""Oh?" Pek Yun Hui tertawa dingin "Kalau begitu, engkau boleh coba!""Baik!" Orang berbaju putih mengangguk, "Hati-hatilah Nona Pek!"Usai berkata begitu, orang berbaju putih melesat ke arah Pek Yun Hui sambil Yun Hui memang sudah siap, maka begitu melihat bayangan putih berkelebat ia langsung melancarkan sebuah pukulanPlak! Terdengar suara benturan Ternyata Pek Yun Hui dan orang berbaju putih telah mengadu sebuah Yun Hui tetap berdiri di tempat tak bergeming sama sekali, sedangkan orang berbaju putih terdorong mundur beberapa langkah, barulah bisa berdiri mengadu pukulan, Pek Yun Hui juga merasa terkejut akan kehebatan Lweekang orang berbaju putih."Cuma berkepandaian segitu sudah berani mengacau di sini?" ujar Pang Siu Wie dingin. Orang berbaju putih memandang ke arah Pang Siu Wie, kemudian mengarah pada Pek Yun Hui seraya berkata."Nona berkepandaian tinggi, aku kagum padamu!"Ketika mendengar orang berbaju putih berkata be-gitu, Pek Yun Hui mengira orang berbaju putih itu ingin pergi, maka segera membentak"Jangan kabur!""Ha ha!" Orang berbaju putih tertawa gelak, "Nona Pek sedang omong bergurau, Aku belum mengatakan apa pun, kok Nona Pek sudah mengira aku mau kabur? Aku memang bukan tandingan Nona, namun tentu ada yang berkepandaian tinggi akan menerjang ke dalam gua Thian Kie!"Orang berbaju putih menyurut mundur beberapa depa, kemudian bersiul panjang, seketika juga tampak berkelebat tiga sosok bayangan ke tempat itu. Salah satu bayangan itu bergerak cepat sekali laksana kilat, dan dalam waktu sekejap sudah sampai di tiga orang itu juga berpakaian putih dan memakai kedok setan iblis, Orang yang sampai duluan itu berbadan tinggi Yun Hui sudah tahu, bahwa Gingkang orang itu telah mencapai tingkat yang amat tinggi, Tentunya sangat berbaju putih yang beradu pukulan dengan Pek Yun Hui, segera menghampiri orang baju putih yang tinggi besar, lalu menepuk-nepuk bahunya seraya berkata dengan nada aneh."Di dalam gua itu ada seseorang yang terluka parah, cepatlah engkau menerjang ke dalam dan bawa orang itu ke luar!""Ack!" Orang baju putih yang tinggi besar mengeluarkan suara di tenggorokan seakan menyahut, kemudian melangkah ke arah Pek Yun Hui. Ketika melihat langkah orang itu, terkejutlah Pek Yun Hui, sebab sangat mirip Nai Hai Peng."Berhenti!" bentak Pek Yun berbaju putih itu tidak mendengar sama sekali, dan terus melangkah Pek Yun Hui mengerutkan kening, bagaimana mungkin ia membiarkan orang berbaju putih itu memasuki gua Thian Kie? Karena itu, ia langsung melancarkan sebuah pukulan ke arah orang baju putih itu, sedangkan orang berbaju putih itu pun melancarkan sebuah pukulan menyaksikan pukulan orang itu, terkejutlah Pek Yun Hui dan air mukanya pun berubah, Secepat kilat ia meloncat ke samping beberapa depa, kemudian bertanya dengan nada kaget"Si... siapa engkau?"Orang berbaju putih itu kelihatan tidak mendengarkan pertanyaan Pek Yun Hui. sedangkan pukulannya mengarah pada sebuah batu Terdengar suara ledakan dahsyat, dan batu besar itu telah hancurKalau Pek Yun Hui tidak berkelit ke samping, tentu ia sudah celaka, Lie Ceng Loan dan Pang Siu Wie menyaksikan keadaan itu. Mereka tahu Pek Yun Hui bukan lawan orang berbaju putih Siu Wie yang lebih berpengalaman segera menarik Lie Ceng Loan ke dalam gua. Pada saat itu Pek Yun Hui dan orang berbaju putih kembali mengadu Pek Yun Hui terdorong, wajahnya menjadi pucat pias."Nona Pek!" seru Pang Siu Wie. "Cepat masuk gua!"Saat ini, Pek Yun Hui sudah tahu bahwa Lweekang orang berbaju putih itu lebih tinggi dari padanya, LagipuIa ada satu hal yang membuatnya tidak habis berpikir dan merasa sangat terkejut Maka ketika mendengar seruan Pang Siu Wie, ia langsung melesat ke dalam Pang Siu Wie yang telah siap itu segera menutup pintu saja pintu gua itu tertutup, mendadak terdengar suara "Bum! Bum" yang amat dahsyat di pintu gua itu. Untung pintu gua itu sangat tebal, maka tidak bisa dihancurkan dengan tenaga Yun Hui mengintip ke luar dari sebuah lubang rahasia, Tampak orang berbaju putih itu sedang menghantam pintu gua dengan pukulan."Kita semua harus mundur ke dalam lagi!" ujar Pek Yun Hui. "Pintu ke dua dan ke tiga juga harus ditutupiSejak mengenal Pek Yun Hui, Lie Ceng Loan tahu bahwa Pek Yun Hui berkepandaian amat tinggi tiada tanding, Namun kini hanya beradu satu pukulan dengan orang berbaju putih itu, Pek Yun Hui sudah jatuh di bawah angin, Maka Lie Ceng Loan sangat terkejut"Kakak Pek, siapa orang itu? Dia kok begitu lihay?" Yun Hui tidak menyahut, melainkan menariknya ke dalam, Di dalam gua itu memang masih terdapat dua buah pintu, yang selama ini tidak pernah ditutup, Namun kini menghadapi musuh yang begitu tangguh, ke dua pintu itu pun segera ditutup."Musuh tangguh mana yang ke mari?" tanya Giok Siauw Sian Cu."Beberapa orang berbaju putih yang tidak jelas identitasnya," sahut Pang Siu Wie. "Hah?" Giok Siauw Sian Cu terkejut "Nona Pek... jatuh di bawah angin?""Ya." Pang Siu Wie menganggukTidak tahu siapa musuh tangguh itu?" Giok Siauw Sian Cu terperanjatPek Yun Hui mengibaskan tangannya, agar mereka jangan berbicara lagi, lalu duduk di atas sebuah batu dan berpikir dengan kening berkerut-kerut Lama sekali barulah ia menarik nafas panjang, Setelah Pek Yun Hui menarik nafas panjang, Lie Ceng Loan bertanya. "Kakak Pek sedang memikirkan apa?""Adik Loan! Menurutmu orang berbaju putih yang tinggi besar itu mirip siapa?" Pek Yun Hui balik bertanya."Kalau orang itu memakai jubah biru, aku pasti menganggapnya Paman Na." jawab Lie Ceng Loan."ltu bagaimana mungkin!" sela Giok Siauw Sian Cu. "Ketika aku melihat orang berbaju putih tinggi besar itu,aku pun berpikir begitu, Namun aku masih ragu dan mentertawakan diri sendiri lantaran berpikir begitu, Ke-tika orang berbaju putih tinggi besar melancarkan pu-kulan, ternyata memakai ilmu silat dari kitab Kui Goan Pit Cek.""Hah?" Pang Siu Wie terkejut "Maka Nona langsung menarik pukulan yang telah dilancarkan itu?""Ya." Pek Yun Hui mengangguk "Karena itu, aku cepat- cepat berkelit ke samping. Namun dia terus mendesakku dengan pukulan, maka aku terpaksa membalas dengan pukulan pula, sehingga pukulan kami beradu. ilmu Toa Pan Yok Sin Kangnya masih diatasku, Selain Na Siao Tiap, aku berani bilang hanya guru yang memiliki ilmu itu.""Maksud Kakak Pek orang berbaju putih itu Paman Na?" tanya Lie Ceng Loan cemas. "Aku masih tidak berani memastikannya." sahut Pek Yun semua tampak tertegun dan tenggelam dalam keheranan, karena urusan itu memang aneh sekaliSetelah mereka mundur ke ruang dalam, terdengar lagi suara "Bum" di luar gua. Tentunya orang berbaju putih itu masih terus menghantam pintu gua dengan pukulan yang amat dahsyatBerselang beberapa saat kemudian, tak terdengar suara apa-apa lagi, dan suasana di luar gua menjadi sunyi"Aku akan ke luar melihat-lihat sebentar," ujar Pek Yun Hui."Kakak Pek bukan lawan orang itu, aku ikut" sela Lie Ceng Loan."Aku tidak ke luar dari gua, hanya ingin mengintip dari lubang rahasia," sahut Pek Yun Hui memberitahukan"Kakak Pek!" ujar Lie Ceng Loan setelah berpikir sejenak "Aku ikut bersamamu, agar kalau Kakak Bu datang kita dapat menyambutnya bersama-sama.""Baiklah." sahut Pek Yun berdua berjalan ke luar Namun begitu sampai di pintu ke dua dan baru mau membuka pintu itu, tiba-tiba mereka mendengar suara seruan di luar gua."Kalian tidak mungkin selamanya di dalam! Lebih baik kalian serahkan orang itu, jadi kalian masih bisa selamat untuk sementara waktu!"Pek Yun Hui mengintip ke luar melalui sebuah lubang rahasia, Tampak beberapa orang berbaju putih berdiri di depan gua, sedangkan orang berbaju putih tinggi besar berdiri mematung di tempatPek Yun Hui merasa cemas sekali, sebab persediaan makanan di dalam gua tidak begitu banyak Apabila mereka terus menunggu di luar gua, otomatis yang di dalam gua akan kehabisan makananLagipuIa Bee Kun Bu bukan orang yang suka ingkar janji, Dia pasti datang menemui Lie Ceng Loan, Kalau dia datang dalam beberapa hari ini, bukankah akan bertemu orang-orang berbaju putih?Pek Yun Hui terus berpikir Setelah itu ia mundur dari tempat tersebut Giliran Lie Ceng Loan mengintip ke luar ia melihat orang-orang berbaju putih sedang asyik menyantap ayam panggang dan makanan lainnya, Mungkin mereka telah mengambil keputusan untuk terus menunggu di Ceng Loan juga mempunyai pikiran sama seperti Pek Yun Hui, Dalam beberapa hari ini, Bee Kun Bu pasti datang."Memang bagus sekali kalian menunggu di luar!" seru Pek Yun Hui mendadak sekeras-kerasnya, "Jadi kami punya kesempatan untuk mengobati Kim Eng Hauw sampai sembuh! Kalian begitu mendesak menginginkan-nya, sebetulnya karena apa?""Kalau kalian tidak menyerahkan Kim Eng Hauw sekarang, tetapi malah menunggu setelah lukanya sembuh, mungkin kalian pun tidak akan bisa meloloskan diri!" sahut salah seorang berbaju itu, Pek Yun Hui menduga, tentu Kim Eng Hauw mengetahui suatu rahasia mereka, maka mereka ingin membunuhnya untuk menutup mulut seandainya Kim Eng Hauw sembuh, otomatis akan membeberkan rahasia tersebut sehingga orang-orang berbaju putih itu tidak akan melepaskan mereka semua, Di saat Pek Yun Hui sedang berpikir, tiba-tiba terdengar suara seruan Pang Siu Wie dari dalam gua."Nona Pek cepat ke mari!""Ada apa?" tanya Pek Yun Hui sambil menoleh. "Kim Eng Hauw sudah siuman, dia ingin bicara dengan Nona." sahut Pang Siu Wie memberitahukan"Kami segera ke dalam." ujar Pek Yun Hui lalu berkata pada Lie Ceng Loan, "Adik Loan, mari kita ke dalam!"Pek Yun Hui langsung menarik Lie Ceng Loan ke dalam, namun Lie Ceng Loan tidak mau."Aku mau di sini menunggu Kakak Bu." katanya."Adik Loan,.,." Pek Yun Hui tertegun "Kalau Bee Kun Bu datang, bagaimana engkau ?""Aku,., aku akan ke luar menyambutnya," jawab Pek Yun ini yang dikhawatirkan Pek Yun Hui, Ke-mudian ia berpikir tidak mungkin begitu kebetulan Bee Kun Bu akan ke mari di saat ini."Baik," Pek Yun Hui mengangguk Tapi kalau Bee Kun Bu ke mari, engkau tidak boleh membuka pintu gua,""Aku tahu, musuh berkepandaian begitu tinggi, kita semua bukan lawannya." sahut Lie Ceng Lie Ceng Loan menyahut begitu, barulah Pek Yun Hui melesat ke dalam, sedangkan Lie Ceng Loan masih tetap mengintip ke luar melalui lubang rahasia melihat beberapa orang berbaju putih sedang berkasak- kusuk, kelihatannya mereka merundingkan sesuatu Namun orang berbaju putih yang mirip Na Hai Peng masih tetap berdiri tak bergerak ia sama sekali tidak mempedulikan keadaan di Ceng Loan tidak tahu apa yang mereka rundingkan Mendadak orang-orang berbaju putih itu bangkit berdiri sambil memandang ke depan Lie Ceng Loan juga memandang ke sana, Tampak seseorang sedang menuju tempat itu. Orang itu ternyata Bee Kun Bu, yang sedang ditunggu Lie Ceng Loan Dalam beberapa hari ini, sungguh rindu gadis itu pada Bee Kun Bu, sehingga tiada nafsu makan dan tidak bisa tidun Kini ia melihat kemunculan Bee Kun Bu. Maka tidak heran kalau perasaannya menjadi girang, gugup, panik dan orang-orang berbaju putih itu segera bersembunyi Orang baju putih yang mirip Na Hai Peng juga ditarik untuk bersembunyiSaat ini, di depan gua Thian Kie sama sekali tidak tampak siapa pun, Lie Ceng Loan tahu, mereka sedang menunggu kedatangan Bee Kun Bu. sementara Bee Kun Bu terus menuju ke situ. Kelihatan ia tidak menyadari akan bahaya sedang mengancam lama kemudian, Bee Kun Bu sudah makin mendekat Lie Ceng Loan bisa melihat wajahnya yang tampak gelisah, Gadis itu berpikir, kalau saat ini ia tidak bersuara, Bee Kun Bu pasti celaka, Tapi kalaupun ia berteriak, bagaimana mungkin Bee Kun Bu dapat mendengarnya?Oleh karena itu, demi menyelamatkan Bee Kun Bu, Lie Ceng Loan sudah tidak bisa berpikir panjang lagi. ia segera mengangkat palang pintu gua, sekaligus membuka sedikit pintu gua itu, lalu secepatnya melesat ke luar ke arah Bee Kun Bu seraya berteriak"Kakak Bu, jangan maju!"Suara seruan Lie Ceng Loan membuat Bee Kun Bu tertegun, lalu bertanya dengan heran"Kenapa?""Ada mu. " Sebelum Lie Ceng Loan mengucapkan "Suh",sudah tampak dua orang berbaju putih melesat ke arah Bee Kun Bu dari balik sebuah batu bosanBee Kun Bu langsung menghunus pedangnya, dan terjadilah pertarungan Pada waktu bersamaan, berkelebat pula dua sosok bayangan ke arah Lie Ceng Loan, dan sekaligus menyerangnya. Lie Ceng Loan terpaksa menyambut serangan-se-rangan itu dengan tangan kosong, sehingga tidak sempat memandang ke arah Bee Kun Bu."Adik Loan, Kakak Pek tidak ada ya?" tanya Bee Kun Bu dan menambahkan, "Kalau dia ada, mereka semua bukan tandingannya!""Musuh amat tangguh, kami semua bukan lawannya!" sahut Lie Ceng Loan."Apa?" Bee Kun Bu terkejut "Engkau bilang apa?""Kakak Pek ada, tapi dia juga bukan lawan musuh tangguh itu!" Lie Ceng Loan memberitahukanDi saat mereka berdua sedang bereakap-cakap, tampak dua orang melesat ke arah mereka. Salah seorang adalah yang mirip Na Hai Peng."Cepat pergi!" ujar orang berbaju putih yang menarik orang berbaju putih yang mirip Na Hai Peng itu sambil menepuk ini, pintu gua itu terbuka sedikit Ketika mendengar orang berbaju putih itu mengatakan begitu, wajah Lie Ceng Loan langsung berubah pucat sedangkan orang berbaju putih tinggi besar telah melesat ke arah pintu gua. Karena demi menyelamatkan Bee Kun Bu, maka Lie Ceng Loan membuka sedikit pintu gua itu, sama sekali tidak berpikir kalau orang baju putih itu akan menerjang ke dibayangkan, betapa gugup dan cemasnya hati Lie Ceng Loan, ia langsung menyerang ke dua lawannya dengan jurus-jurus yang lihay, kemudian mendadak melesat ke arah pintu Lie Ceng Loan melesat begitu cepat, tapi gerakan orang berbaju putih tinggi besar itu jauh lebih cepat, bahkan telah masuk ke dalam gua."Kakak Pek!" teriak Lie Ceng Loan sekeras-keras-nya. "Cepat tutup pintu batu! Musuh sudah menerjang ke dalam!" Suara teriakan Lie Ceng Loan nyaring sekali, sehingga membuat orang berbaju putih tinggi besar melancarkan sebuah pukulan ke belakang, seketika juga Lie Ceng Loan terpental ke luar bagaikan layang-layang badannya terpental, ia segera menghimpun hawa murninya sambil memandang ke arah Bee Kun Bu. Tampak Bee Kun Bu berada diatas angin bertarung dengan ke dua orang berbaju di saat bersamaan, salah seorang berbaju putih mengayunkan senjata yang berbentuk aneh ke arah Lie Ceng melihat serangan itu, Lie Ceng Loan segera menghunus badannya melayang turun, Lie Ceng Loan mendengar suara "Bum! Bum" di dalam gua, sepertinya suara pintu batu ke dua di dalam gua, Maka ia menarik nafas di saat itu pula senjata berbentuk aneh mengarah pada dirinya dan mengeluarkan suara aneh, Lie Ceng Loan tahu kalau orang berbaju putih itu berkepandaian tinggi, sebab ia sama sekali tidak terluka ketika beradu pukulan dengan Pek Yun Lie Ceng Loan mengeluarkan jurus Chun Yun Cak Can Awan Musim Semi Mulai Mengembang untuk menangkis senjata aneh Terdengar suara benturan senjata, bunga api pun berpijakSetelah menangkis senjata aneh itu, sepasang kaki Lie Ceng Loan menginjak tanah, namun nyaris terjatuhSedangkan orang berbaju putih itu menyerang lagi, Guguplah Lie Ceng Loan dan mendengar suara seruan Bee Kun Bu. "Ngo Heng Mie Cong Pu llmu Langkah Ajaib!"Lie Ceng Loan segera mengerahkan ilmu tersebut, maka dirinya ter!uput dari serangan orang berbaju putih itu, Walau demikian tak urung keringat dinginnya mengucur"He he!" Orang berbaju putih itu tertawa aneh, "Bagus sekali! Engkau masih bisa menghindar di bawah senjata anehku! Coba lihat bisa menghindar berapa lama!""Pasti kusambut seranganmu!" sahut Lie Ceng Loan, lalu bersiul panjangsambil mengerahkan ilmu pedangnya, seketika tampak pedangnya berkelebatan, sehingga yang tampak hanya sinar putih, tidak tampak waktu bersamaan, Bee Kun Bu telah berhasil mengalahkan ke dua lawan nya. Kemudian secepat kilat ia melesat ke arah Lie Ceng Loan dan langsung menyerang orang baju putih itu dengan ilmu pedang Hun Kong Kiam Hoat, yakni Tui Hun Cap Ji Kiam Dua Belas jurus Mengejar Setan.Kacaulah orang baju putih itu, sehingga dirinya nyaris tertusuk pedang Lie Ceng Bee Kun Bu dan Lie Ceng Loan menyatukan diri menyerang orang baju putih, sehingga membuat orang baju putih itu terdesak"Adik Loan!" Bee Kun Bu memanfaatkan kesempatan ini untuk bertanya pada Lie Ceng Loan, "Apakah musuh berada di sini semua ? Kenapa kalian tidak bisa melawan mereka ?M"Masih ada satu orang yang telah menerjang ke dalam gua!" Lie Ceng Loan memberitahukan"Oh?" Bee Kun Bu terkejut "Siapa mereka itu dan di mana guru-guru kita?""Guru dan Supek telah mereka tangkap!" sahut Lie Ceng Loan dan nyaris Kun Bu terkejut bukan main, sehingga gerakan pedangnya jadi lamban, Kesempatan ini tidak disia-siakan oleh orang berbaju putih itu. ia langsung melesat pergi dan bersiul Kun Bu tidak mengejarnya, melainkan bertanya pada Lie Ceng Loan yang sedang terisak-isak."Bagaimana guru bisa ditangkap mereka?""Kakak Bu. " Lie Ceng Loan menarik nafas, ia tahu BeeKun Bu pasti mempersalahkannya. "Panjang sekali kalau dituturkan, maka lebih baik kita melawan musuh dulu!"Bee Kun Bu masih ingin mengucapkan sesuatu, namun terdengar lagi siulan panjang orang berbaju putih, Mendadak tampak sosok bayangan melesat ke luar dari dalam gua ke arah orang baju putih itu, Begitu melihat orang berbaju putih tinggi besar itu, terkejutlah Lie Ceng Loan."Hati-hati Kakak Bu!" Lie Ceng Loan segera memberitahukan "Kakak Pek masih tidak mampu melawannya!"Tepat di saat itu, orang berbaju putih yang bertarung tadi berseru pada orang baju putih tinggi besar"Bereskan ke dua orang itu!"Orang berbaju putih tinggi besar tidak menyahut, tapi langsung melesat ke arah Bee Kun Bu dan Lie Ceng menyaksikan gerakan orang berbaju putih tinggi besar itu, Bee Kun Bu mengeluarkan suara kaget"Eeeeh?"Pada waktu bersamaan, orang berbaju putih tinggi besar itu telah menerjang ke arahnya, Lie Ceng Loan membentak nyaring dan sekaligus menggerakkan pe-dangnya, dengan jurus Khie Hong Sen Ciauw Burung Hong Mengembangkan Sayap Dan Mematuk.Wa!au Bee Kun Bu amat terkejut tapi ia masih sempat menyerang orang berbaju putih tinggi besar itu dengan jurus Ku Hoa Chun le Bunga Di Hujan Musim Semi- Dua pedang berkelebatan ke arah orang berbaju putih tinggi besar itu, bahkan juga mengeluarkan suara mendesir- berbaju putih tinggi besar itu tidak berkelit Namun begitu ia menggerakkan tangannya, ke dua pedang itu langsung tereengkeram, serangan itu sangat aneh, sehingga membuat Bee Kun Bu dan Lie Ceng Loan tidak berani menyerang lagi. Ketika ingin menarik pedang masing-masing, mereka merasa tertekan oleh tenaga yang amat dahsyat Tekanan itu membuat badan mereka ter-goncang, Tangan mereka yang menggenggam pedang pun terasa ngilu, Kalau Bee Kun Bu dan Lie Ceng Loan tidak melepaskan pedang masing-masing itu, diri mereka pasti karena itu, mereka serentak melepaskan pedang masing-masing, lalu secepat kilat meloncat ke belakangKe dua pedang itu telah berpindah ke tangan orang berbaju putih tinggi besar Tampak tangan orang itu bergerakPlak! Plak! Ke dua pedang itupun patah. Kemudian tiba- tiba orang berbaju putih tinggi besar itu mengibaskan tangannya seketika ke dua kutungan pedang meluncur laksana kilat ke arah Bee Kun Bu dan Lie Ceng menyaksikan kepandaian orang berbaju putih tinggi besar itu, Bee Kun Bu dan Lie Ceng Loan terkejut bukan main sehingga meloncat mundur Belum juga rasa terkejut mereka hilang, ke dua kutungan pedang itu telah meluncur secepat kilat ke arah Kun Bu dan Lie Ceng Loan sudah tidak bisa berkelit pada waktu bersamaan terdengarlah suara bentakan nyaring di dalam gua Thian Kie, menyusul tampak pula meluncur dua titik cahaya putih laksana kilat ke arah kutungan pedang Trang! Terdengar suara benturan Luncuran kutungan pedang itu pun jadi berubah arah. Di saat itu tampak pula berkelebat sosok bayangan dari gua. sedangkan Bee Kun Bu dan Lie Ceng Loan terluput dari serangan kutungan pedang itu."Kun Bu, adik Loan!" Suara Pek Yun Hui. "Biar aku yang menghadapi guru! Kalian berdua menghadapi orang itu!"Ternyata tadi Pek Yun Hui menyambitkan dua butir mutiara ke arah kutungan pedang yang meluncur ke arah Bee Kun Bu dan Lie Ceng Loan, sehingga mereka berdua terluput dari bahaya itu."Engkau bilang apa?" Bee Kun Bu dan Lie Ceng Loan terkejut, karena tadi Pek Yun Hui menyebut orang berbaju putih tinggi besar itu guru."Nanti saja dituturkan! cepatlah kalian hadapi orang berbaju putih itu! jangan berbelas kasihan padanya!" sahut Pek Yun Hui yang sudah mulai menghadapi orang berbaju putih tinggi besar dengan ilmu Ngo Heng Mie Cong Pu."Kakak Pek, orang itu ayah angkatku?" tanya Bee Kun Bu. "Cepat serang orang berbaju putih itu!" bentak Pek pernah Pek Yun Hui bersikap demikian terhadap Bee Kun Bu, Maka Bee Kun Bu tahu, bahwa urusan pasti gawat sekali, Kalau tidak, bagaimana mungkin Pek Yun Hui bersikap demikian?Oleh karena itu, Bee Kun Bu langsung bersiul panjang sambil melesat ke arah orang berbaju putih itu. Lie Ceng Loan juga tidak mau ketinggalan, ia pun langsung melesat ke berdua mengerahkan ilmu Ngo Heng Mie Cong Pu. Maka tampak dua sosok bayangan berkelebatan tak menentu mengarah pada orang berbaju putih Plak! Bahu orang berbaju putih telah terpukul dua kali. Betapa gusarnya orang berbaju putih itu, sebab ke dua pukulan itu membuat badannya bergoyang-goyang, sehingga nyaris terjatuh. Secepat kilat Bee Kun Bu mencengkeram lengannya, Begitu melihat Bee Kun Bu mencengkeram lengan orang berbaju putih itu, Lie Ceng Loan segera menyerangnya dengan tangan orang berbaju putih itu. ia tidak tahu harus bagaimana mengelak justru di saat itu, Bee Kun Bu telah berhasil mencengkeram lengan orang berbaju putih itu. Kesempatan ini tidak disia-siakan oleh Lie Ceng kilat ia menghantam lengan orang berbaju putih Senjata aneh orang berbaju putih terpental sesungguhnya orang berbaju putih itu berkepandaiantinggi, namun bagaimana mungkin melawan serangan- serangan yang dilancarkan Bee Kun Bu dan Lie Ceng Loan?Karena Lie Ceng Loan memukul lengan orang berbaju putih itu, maka Bee Kun Bu melepaskan cengkeramannya. Kalau tidak pukulan Lie Ceng Loan akan terhalang-Orang berbaju putih itu langsung melesat pergi sambil bersiul aneh, kemudian berseru."Cepat pergi! Besok ke mari lagi!"Beberapa orang berbaju putih yang terluka itu segera kabur, Begitu pula orang berbaju putih yang bertarung dengan Bee Kun Bu dan Lie Ceng Loan, Orang berbaju putih tinggi besar yang bertarung dengan Pek Yun Hui juga ikut melesat Kun Bu dan Lie Ceng Loan ingin mengejar, tapi Pek Yun Hui segera mencegah mereka."Jangan mengejar!"Bee Kun Bu dan Lie Ceng Loan menurut Mereka yakin, Pek Yun Hui pasti mempunyai alasan tertentu mencegah mereka mengejar orang-orang berbaju putih itu. Di saat itu, tampak Pang Siu Wie dan Giok Siauw Sian Cu berjalan ke luar dari dalam gua."Kalian berdua harus menyediakan rangsum sebelum hari gelap." ujar Pek Yun Hui pada mereka. "Dan ingat, jangan sampai bertemu orang-orang berbaju putih!"Pang Siu Wie dan Giok Siauw Sian Cu mengangguk, lalu segera melesat pergi."Apakah orang-orang baju putih itu masih akan ke mari?" tanya Bee Kun Bu."Saat ini aku tidak berani memastikannya," jawab Pek Yun Hui. "Namun ada baiknya kita berjaga-jaga.""Kakak Pek!" tanya Lie Ceng Loan, "Benarkah orang berbaju putih tinggi besar itu Paman Na?"Pek Yun Hui menarik nafas, dan sepasang matanya tampak bersimbah air. Lama sekali barulah ia menyahut"Sebetulnya aku sudah bereuriga, Di kolong langit ini bagaimana mungkin masih ada orang lain yang memiliki ilmu silat Kui Goan Pit Cek? Lagipula orang berbaju putih itu bentuknya mirip guru." Pek Yun Hui memberitahukan "Ketika aku memasuki ruang dalam, Kim Eng Hauw menceritakan bahwa dia melihat dengan mata kepala sendi ri, orang-orang berbaju putih itu menggantikan jubah guru dengan pakaian putih, kemudian juga memakaikan kedok kulit manusia di muka guru, Setelah mendengar itu, barulah aku pereaya kalau orang berbaju tinggi besar itu Na Hai Peng, guruku.""Ayah angkat cuma tidak waras, kenapa menuruti perintah orang berbaju putih itu?" tanya Bee Kun Bu heran."Sudah pasti ada sebab musababnya," jawab Pek Yun Hui. "Aku sama sekali tidak tahu, tapi aku yakin Gin Tte Suseng mengetahuinya.""Kalau begitu, mari kita ke dalam bertanya pada Gin Tie Suseng!" ujar Bee Kun Bu dan langsung melesat ke dalam gua Thian Kie. ******Bab ke 58 - Urusan Yang Merupakan Teka-TekiBee Kun Bu sudah sampai di ruang dalam, akan tetapi Gin Tie Suseng justru tidur Kun Bu, Pek Yun Hui dan Lie Ceng Loan memang ingin segera mengetahui urusan itu, namun Gin Tie Suseng sedang tidur pulas, Keadaan itu ada baiknya bagi Gin Tie Suseng, maka mereka bertiga tidak mau mengusiknya."Kakak Bu!H ujar Lie Ceng Loan, "Tentunya selama itu engkau tidak bertemu dengan paman Na, tapi kenapa begitu lama baru ke mari?""Dalam perjalanan, aku bertemu urusan aneh," sahut Bee Kun Bu dan menambahkan "Sebelum aku menuturkan urusan itu, engkau tuturkan dulu cara bagaimana guru-guru kita diculik orang!"Lie Ceng Loan segera menutur tentang dirinya bertemu Co Hiong, kemudian bertemu dua orang berbaju putih dan Kun Lun Sam Cu mengikuti mendengar penuturan Lie Ceng Loan, Bee Kun Bu berpikir keras dengan kening berkerut-kerut, Berselang sesaat, barulah ia membuka mulut"Kalau begitu, guru bertiga pasti di bawah perintah orang, kan?""Paman Na yang berkepandaian begitu tinggi masih tidak terluput dari itu, apalagi guru-guru kita," jawab Lie Ceng Loan dan bertanya, "Kakak Bu, apakah engkau juga berteman orang-orang berbaju putih dalam perjalanan?"Tidak." Bee Kun Bu menggelengkan kepala, "Urus-an itu membuatku tidak habis berpikir hingga sekarang.""Urusan apa itu?" tanya Lie Ceng Loan dan Pek Yun Hui serentak Bee Kun Bu tampak mengerutkan kening, lama sekali barulah menutur tentang apa yang dialaminya dalam ketika berpisah dengan Lie Ceng Loan, Bee Kun Bu terus menuju ke arah timur Setelah hari mulai gelap, ia pun tiba di sebuah kota kecil Di kota itu ia membeli makanan lalu melanjutkan perjalanan malam, tempat-tempat yang dilalui Bee Kun Bu semakin sunyi. ia tidak tahu ada tempat apa di arah timur itu, sebab ia tidak pernah ke tempat tersebut Belum tentu Na Hai Peng terus menuju arah timur, kenapa tidak mencoba ke arah lain? Pikir Bee Kun saat ia sedang berpikir, mendadak terdengar derap kaki kuda di belakangnya, Bee Kun Bu segera menoleh ke belakang, tampak segerombolan orang sedang melakukan perjalanan Kun Bu tereengang, Kalau mereka itu kaum pedagang, tidak seharusnya melakukan perjalanan malam, Seandainya mereka bukan kaum pedagang, mungkinkah kaum rimba persilatan?Berpikir sampai di sini, Bee Kun Bu segera melesat ke belakang pohon untuk menyembunyikan diri Tak seberapa lama kemudian, muncullah serombongan kuda dan tampak pula beberapa kereta kuda yang terus berpacu ke memperhatikan kuda-kuda dan kereta itu, Bee Kun Bu terkejut karena ia tidak melihat seorang pun, ia masih ingat, bahwa itu rombongan pedagang, yang dikepalai oleh orang tua berjenggot yang pernah ditemuinya ketika bersama Lie Ceng tetapi, saat ini tidak tampak seorang pun, sehingga kuda-kuda itu berlari serabutan, Setelah memperhatikan dengan seksama, Bee Kun Bu melihat ada seseorang mendekap di punggung kuda. Karena gelap dan kuda itu berlari kencang, maka Bee Kun Bu tidak melihat jelas wajah orang itu, Karena merasa heran dan teringat pula orang tua berjenggot agak tahu tentang Mo Kui Ceh Yi, maka Bee Kun Bu segera melesat ke luar mengejar kuda itu, dengan harapan yang mendekap di punggung kuda itu orang tua lama kemudian, ia telah berhasil menyusul kuda yang dikejarnya, Ternyata kuda itu menarik kereta, Segeralah Bee Kun Bu meloncat ke dalam kereta, Bam saja ia duduk tangannya telah menyentuh sesuatu, Bee Kun Bu menolehkan kepalanya, ia terkejut karena yang di-sentuhnya itu ternyata mayat Bahkan di dalam kereta itu terdapat enam sosok mayat, yang semuanya mayat kaum Kun Bu mengerutkan kening, ia tidak habis berpikir, kenapa kaum pedagang itu dibunuh? ia menarik nafas panjang, lalu meninggalkan kereta Kun Bu lalu meloncat ke kereta lain, Ternyata di dalam kereta itu pun terdapat beberapa sosok mayat, Karena merasa penasaran, ia melesat ke kereta yang lainnya lagi, Di sana juga ada beberapa sosok Bee Kun Bu langsung mendidih lantaran kekejaman si pembunuh, sebab ia menemukan belasan mayat yang semuanya kaum Kun Bu melesat ke luar dari dalam kereta sambil bersiul panjang, lalu mengejar kuda yang di depan, Ternyata tadi ketika ia meloncat ke dalam kereta, kuda yang menarik kereta itu terkejut sehingga berlari sekencang-kencangnya membuat tali yang mengikat di kereta itu menemukan begitu banyak mayat, Bee Kun Bu mengira orang yang mendekap di punggung kuda itu si pembunuh, Maka begitu berhasil menyusul kuda itu, ia pun melayang ke atas sambil menyambar orang tersebutAkan tetapi, sungguh mengherankan, sebab orang itu sama sekali tidak melawan, sehingga dengan mudah sekali Bee Kun Bu menyambarnya. sepasang mata orang itu mendelik, mulutnya berlumuran darah dan sudah mati. Siapa orang itu? Ternyata orang tua berjenggotBee Kun Bu tertegun, ia melihat tangan orang tua berjenggot menggenggam sebilah belati tajam menancap di badan Kun Bu menaruh mayat itu, sedangkan kuda terus berlari seakan tahu jalan, Tak lama kuda itu membelok ke kiri dan terus berlari lagi, Kuda-kuda lain terus mengikuti kuda beberapa saat kemudian, kuda itu berhenti di depan sebuah rumah besar, justru mengherankan, di tempat yang amat sunyi sepi ini terdapat sebuah rumah yang begitu Kun Bu meloncat turun dari punggung kuda itu, lalu mengamati rumah tersebut Suasana di dalam rumah itu sunyi sepi, kelihatannya tidak ada orang, Bee Kun Bu berpikir, kini ia telah tiba di tempat ini, bagaimana cara memasuki rumah itu untuk melihat-lihat? Setelah berpikir demikian, Bee Kun Bu langsung melesat ke arah pintu rumah itu, Kebetulan pintu rumah itu terbuka sedikit"Siapa penghuni rumah ini? Apakah ada di dalam rumah?" teriak Bee Kun tiada sahutan dari dalam, Kemudian Bee Kun Bu berteriak lagi, namun tetap tiada sahutan dari dalam, Karena itu, ia langsung mendorong pintu Krek! pintu itu Bee Kun Bu merasa ada angin yang amat dingin menghembus ke luar, membuat sekujur badannya jadi melongok ke dalam, tampak ruangan yang sangat besar dan indah, namun sunyi sekali, Bee Kun Bu segera menghunus pedangnya, melangkah ke dalam. Setelah berada di ruangan besar itu, Bee Kun Bu berdiri diam, lalu menyalakan semacam batu yang bisa mengeluarkan api. Begitu batu itu menyala, keadaan di ruangan itu tampak Kun Bu termasuk pemberani, namun ketika menyaksikan keadaan ruang tersebut, ia tampak terkejut sekali dengan mata terbeliak lebaria menyurut mundur beberapa langkah, lalu menyalakan lilin yang ada di situ, barulah memandang dengan penuh perhatian Di tengah-tengah ruang itu terdapat sebuah meja bundar yang penuh makan an. Di atas meja itu tampak belasan orang dalam posisi tongku rap. Orang-orang itu telah mati dan dibagian belakang kepala mereka terlihat ada sebuah lubang kecil, Darah masih mengalir ke luar dari lubang kecil Kun Bu melihat semangkok kuah di atas meja. Dari kuah itu masih tampak sedikit uap panas mengepul ke atas, itu membuktikan peristiwa mengenaskan itu belum lama terjadiBee Kun Bu memeriksa semua orang yang telah mati itu, Ternyata kaum wanita juga tidak terluput, bahkan juga termasuk anak kecil Akhirnya Bee Kun Bu sampai di kandang kuda, Tampak seseorang tergeletak di atas tumpukan rumput, dan masih bergerak sedikit"Siapa pembunuh itu?" tanya Bee Kun Bu. "Cepat katakan, aku akan membalas dendam kalian!"sepasang mata orang itu mendelik-delik, kemudian mengucapkan beberapa patah kata yang tak dimengerti Bee Kun Bu, yakni bahasa suku di luar perbatasan"Engkau tidak bisa berbahasa Han?" tanya Bee Kun Bu. Orang itu menatap Bee Kun Bu dengan mata redup, lalu bersusah payah mengucapkan beberapa patah dalam bahasa Han."Se... setan iblis..." usai mengucapkan itu, nafasnya putus. Setan Iblis! Tentunya berhubungan dengan Mo Kui Ceh Yi,pikir Bee Kun Bu. Setelah itu, ia meloncat ke punggung kuda dan langsung meninggalkan tempat itu, Tak seberapa lama kemudian, kuda itu telah berlari belasan yang dilalui Bee Kun Bu, tetap sunyi sepi, Kuda itu masih terus berlari kencang ke depan, Tak lama hari mulai Kun Bu memandang ke depan, tampak sebuah pura kecil di pinggir jalan, Walau jarak masih begitu jauh, tapi Bee Kun Bu telah melihat jelas ada seseorang duduk di dalam pura kecil itu, Setelah dekat, ternyata itu cuma orang-orangan dari dari rumput itu duduk menghadap ke arah selatan, Sebelah tangannya terangkat ke atas menunjuk ke arah selatan Kun Bu berpikir, itu pasti merupakan suatu kode dari kaum golongan hitam. Bagaimana kalau mengikuti arah yang ditunjuk orang-orangan itu?Setelah berpikir demikian, Bee Kun Bu mengambil keputusan ke arah selatan, Tak lama, kuda itu berlari yang sampai sepuluh mil, tampak lagi orang-orangan rumput berdiri di atas dahan pohon, Sebelah tangannya juga menunjuk ke arah selatan Kini Bee Kun Bu semakin yakin, bahwa orang-orangan itu merupakan suatu kodeHari ini Bee Kun Bu telah menempuh jalan begitu jauh, Setiap belasan mil pasti terdapat sebuah orang-orangan rumput yang tangannya menunjuk ke arah selatan. Walau sudah sehari penuh Bee Kun Bu terus mengejar yang dilihatnya cuma orang-orangan rumput, tidak melihat orang yang dikejarnya, Kalau orang lain, mungkin sudah putus asa. Namun Bee Kun Bu bukan orang yang gampang putus asa. ia masih terus mengejarHari berikutnya, sudah tidak tampak orang-orangan rumput lagi, Tempat yang dilaluinya juga terlihat banyak orang berlalu Kun Bu terus berpikir Tiba-tiba ia teringat sesuatu, yakni setiap jarak belasan mil, pasti tampak sebuah papan dipantek di atas pohon di pinggir jalan, Papan tersebut bergambar orang yang tangannya menunjuk ke suatu teringat itu, Bee Kun Bu tidak begitu ter-buru-buru mengejar lagi seperti kemarin Dengan adanya tanda tersebut, ia yakin akan dapat menemukan sarang mereka. Maka ketika malam tiba ia bermalam di penginapan .Beberapa hari berturut turut ia terus menuju selatan, Hari ini ia telah tiba di Kang Lam dan tanda itu tetap tetapi, gambar orang yang dipapan menunjuk ke arah timur, kadang-kadang menunjuk ke arah barat, membuat Bee Kun Bu harus menempuh perjalanan beberapa hariTerakhir, gambar orang disebuah papan menunjuk ke arah gunung Kwat Cong San. Tentunya mencengangkan Bee Kun Bu. Oleh karena itu, ia langsung menuju gunung Kwat Cong memasuki kawasan gunung Kwat Cong San, ia melihat dua buah papan bergambar orang menunjuk ke arah gua Thian Kie. Maka Bee Kun Bu langsung menuju gua tersebutSeusai Bee Kun Bu menutur, Pang Siu Wie dan Giok Siauw Sian Cu muncuL Mereka berdua membawa berbagai macam buah-buahan dan makanan "Kalian berdua bertemu orang-orang berbaju putih?" tanya Pek Yun Hui."Tidak," sahut Giok Siauw Sian Cu."Oh?" Pek Yun Hui tampak berpikir, kemudian melanjutkan "Kun Bu, apa yang engkau lihat itu tentu perbuatan orang- orang berbaju putih, Namun entah apa sebabnya tadi mereka mau mengundurkan diri, Mungkin mereka akan ke mari lagi esok. Maka kita waspada dan berjaga-jaga, tidak boleh lengah sedikit pun."Kemudian Pek Yun Hui menyuruh Pang Siu Wie menutup pintu batu di dalam gua. Pada waktu bersamaan, Gin Tie Suseng Ceng Loan, Pek Yun Hui dan Bee Kun Bu langsung memandangnya."Saudara Kim, apakah engkau sudah merasa mem-baik?" tanya Pek Yun Hui."Terimakasih Saudara Bee engkau telah menyelamatkan nyawaku!" ucap Gin Tie Suseng. Karena Bee Kun Bu adalah lelaki, maka ucapannya di arahkan pada Bee Kun ia pun mengira bahwa Bee Kun Bu yang mengobati lukanya."Saudara Kim, aku baru tiba di sini," sahut Bee Kun Bu. "Bukan aku yang menolongmu.""Kalau begitu. " Wajah Gin Tie Suseng kemerah-merahan, "Siapa yang menolong diriku?"Pek Yun Hui menoleh, ia melihat Pang Siu Wie dan Giok Siauw Sian Cu sudah usai menutup pintu batu di dalam gua, dan mereka berdua sedang menuju ke situ."Saudara Kim!" ujar Pek Yun Hui memberitahukan "Yang mengobatimu Giok Siauw Sian Cu."Betapa terharunya hati Gin Tie Suseng-Kim Eng Hauw, ia berusaha bangun tapi tidak bisa. "Saudara Kim!" Giok Siauw Sian Cu segera men- dekatinya, "Engkau berbaring saja! jangan sembarangan bergerak!""Terimakasih Kakak!" ucap Gin Tie Suseng dan mendadak menggenggam tangan Giok Siauw Sian Cu."Eh?" Wajah Giok Siauw Sian Cu langsung memerah sambil mengibaskan tangannya "Kenapa engkau jadi cerewet?"Walau bernada gusar, namun mengandung pun dapat melihat bahwa Giok Siauw Sian Cu sangat menaruh perhatian pada Gin Tie Suseng."Saudara Kim!" ujar Lie Ceng Loan yang polos itu. "Walau Kakak Giok Siauw menegur, namun hatinya sangat girang karena Saudara Kim sudah membaikiWajah Giok Siauw Sian Cu bertambah merah, bahkan tampak tersipu."Adik Loan, jangan banyak omong!" tegur Pek Yun Hui. "Eh?" Lie Ceng Loan terbelalak "Aku tidak banyak omongkok. Lagipula aku pun tidak salah omong.""Memang benar." Pek Yun Hui tersenyum Tapi lihatlah wajah Giok Siauw Sian Cu itu!""Nona Pek!" Giok Siauw Sian Cu membanting kaki "Engkau juga mentertawakanku?"Tentunya tidak," sahut Pek Yun Hui sambil tertawa kecil. "Sudahlah! Kesampingkan dulu urusan yang menyangkutperasaan ini!" sela Pang Siu Wie mendadak "Lebih baik kita mendengarkan penuturan Gin Tie Su-seng, kenapa dia sampai ke Pang Siu Wie mengheningkan suasana, sedangkan Gin Tie Suseng sudah tahu bagaimana perasaan Giok Siauw Sian Cu terhadapnya Sebab dia yang mengobati Gin Tie Siiseng, otomatis harus membuka semua pakaiannya "Waktu apa sekarang?" tanya Gin Tie Suseng sambil memandang Giok Siauw Sian Cu."Sudah sore," sahut Pek Yun Hui."Kalau begitu. " Air muka Gin Tie Suseng tampak berubah"Na Locianpwee sudah ke mari kan?""Saudara Kim, apa sebabnya engkau bertanya de-mikian? Lebih baik Saudara Kim menutur dari awal saja," ujar Pek Yun Hui."Aaakh. !" Gin Tie Suseng menarik nafas panjang,"Urusan ini memang panjang sekali kalau dituturkan Aku hanya tahu kini Na Locianpwee telah dikendalikan oleh seorang Maha iblis dari Mo Kui Ceh Yi, sehingga jadi tidak waras dan pasti ke mari mencariku.""Dia memang sudah ke mari, namun kami berhasil mengusirnya Giok Siauw Sian Cu memberitahukan Tapi akan ke mari lagi esok.""Untung masih ada waktu, maka kita bisa bersiap-siap," sahut Gin Tie Suseng sambil menarik nafas lagi."Apa artinya Mo Kui Ceh Yi?" tanya Bee Kun Bu dan Lie Ceng Loan serentak, kemudian Bee Kun Bu melanjutkan "Kini bukan cuma ayah angkat, bahkan guru-guru dan Pat Pie Sin Ong-Tu Wee Seng pun sudah tidak waras pula."Mendengar itu, wajah Gin Tie Suseng langsung berubah kelam, bahkan sekujur badannya pun tampak gemetar, dan mulutnya pun membungkam."Saudara Kim, apa gerangan yang telah terjadi?" tanya Pek Yun Hui."Kalau begitu, dia memang sudah siap bergerak." sahut Gin Tie Suseng tiada ujung pangkalnya."Saudara Kim!" Pek Yun Hui heran. "Siapa yang engkau maksudkan itu?" "Kalau disuruh bilang siapa orang itu, aku sendiri pun tidak tahu." ujar Gin Tie Suseng."Kalau begitu, lebih baik engkau menuturkan tentang kejadian itu." Pek Yun Hui menatapnya, -"Baik!" Gin Tie Suseng mengangguk "Aku akan memu!ainya ketika bertemu Na Locianpwee."Seketika juga semua orang mendengar dengan penuh perhatian Wajah mereka pun tampak ketika menuju gunung Tay Pah San bernama Kuang Ti Taysu, pada hari berikutnya mereka guru dan murid melihat empat orang berbaju putih, melesat laksana kilat melewati sisi mereka. Dalam waktu sekejap, ke empat orang itu telah lenyap dari pandangan Tie Suseng tidak begitu memperhatikan ke empat orang itu, ia menganggap ke empat orang itu kaum Bu Lim yang sedang melakukan perjalanan tetapi, ketika ia menoleh ke belakang, tampak Kuang Ti Taysu berdiri tertegun di tempatTentunya mengherankan Gin Tie Suseng, sebab ia pun menyaksikan wajah gurunya yang tampak begitu terkejut Karena itu ia segera berseru."Guru! Guru!"Walau Gin Tie Suseng memanggil berkali-kali, tapi Kuang Ti Taysu tetap tidak menyahut Tereenganglah Gin Tie Suseng, dan segera mendekati gurunya."Guru! Guru!" panggilnya lagi."Oh!" Kuang Ti Taysu tersentak dan segera menyahut "Mari kita cepat pergi!""Guru!" Gin Tie Suseng terheran-heran menyaksikan sikap Kuang Ti Taysu, "Guru barusan kenapa?" "Aku. " Kuang Ti Taysu tampak tertegun, "Aku tidak apa-apa. Mari kita melanjutkan perjalanan!"Karena Kuang Ti Taysu menyahut demikian, Gin Tie Suseng bertambah curiga."Guru. ""Anak Hauw, engkau tidak perlu bertanya lagi," potong Kuang Ti Taysu."Guru, sebetulnya apa yang terjadi?" Gin Tie Suseng tetap bertanya, karena merasa penasaran sekali"Lebih baik engkau tidak tahu apa-apa," sahut Kuang Ti Taysu serius. "Oleh karena itu, aku tidak akan mem- beritahukan.""Guru!" Gin Tie Suseng langsung menjatuhkan diri berlutut di hadapan Kuang Ti Taysu."Eh? Kenapa engkau?""Murid tahu kebaikan guru, Demi keselamatan mu-rid, maka guru berkeras tidak mau memberitahukan apa-apa. Tapi biar bagaimana pun, murid harus tahu. Guru, jangan menganggap murid sebagai orang luar!""Cepatlah engkau bangun!""Ka!au guru tidak memberitahukan, murid tidak akan bangun."Kuang Ti Taysu tertegun mendengar ucapan muridnya, Maka mendadak wajahnya berubah gusar dan membentak sengit"Engkau ingin terus berlutut di sini, terserah!" Kuang Ti Taysu berjalan pergi sambil membawa toya bajanya."Guru!" seru Gin Tie Suseng Ti Taysu berhenti, maka giranglah hati Gin Tie Suseng. Akan tetapi, tiba-tiba Kuang Ti Taysu melintangkan toya bajanya, sikapnya seperti sedang menghadapi musuh tangguh, Gin Tie Suseng tereengang dan mendongakkan kepala, ia melihat ke empat orang berbaju putih telah kembali ke itu, Gin Tie Suseng yakin ada hubungannya dengan ke empat orang berbaju putih itu, maka Kuang Ti Taysu tidak mau memberitahukan apa-apa melihat ke empat orang berbaju putih, Gin Tie Suseng segera bangkit berdiri, dan sekaligus mencabut suling peraknya."Anak Hauw! Cepat Pergil Semakin jauh semakin baik" seru Kuang Ti Taysu mendadak"Guru bilang apa?" Gin Tie Suseng seakan tidak pereaya apa yang didengarnya kemudian mendekati Kuang Ti tetapi, Kuang Ti Taysu mengayunkan toya bajanya ke arah Gin Tie Suseng, Betapa terkejutnya Gin Tie Suseng dan cepat-cepat berkelit"Kalau engkau masih tidak mau pergi, mulai sekarang putus hubungan guru dan murid!" bentak Kuang Ti Taysu."Guru. " Gin Tie Suseng memandang ke depan. Ke empatorang berbaju putih itu sudah makin mendekat ia tahu akan ketegasan gurunya, Kalau saat ini ia tidak pergi, jelas dirinya akan diusir dari pintu perguruan "Guru, murid menurut perintangGin Tie Suseng melesat, namun tidak pergi jauh, melainkan bersembunyi di belakang sebuah pohon yang tak jauh dari tempat ke empat orang berbaju putih pun makin dekat, dan air muka Kuang Ti Taysu bertambah seberapa lama kemudian, ke empat orang berbaju putih itu sudah berada di hadapan Kuang Ti Taysu, dan sekaligus mengurungnya. Badan Kuang Ti Taysu berputar, toya bajanya juga berputar-putar ke arah ke empat orang berbaju putih, itulah jurus Coh Im Pik Ya Menghalau Suara Me-mecahkan Tebing.Ke empat orang berbaju putih menggeram, lalu menyurut mundur jurus yang di keluarkan Kuang Ti Taysu sama sekali tidak dapat melukai seorang pun dari mereka."Hweeshio tua!" bentak salah seorang berbaju putih, Tadi kalian dua orang, ke mana yang seorang itu?""Sudah pergi!" sahut Kuang Ti Taysu."Hm!" dengus orang berbaju putih, kemudian mengibaskan tangannya seraya memberi perintah kepada dua orang berbaju putih lainnya, "Cepat kalian kejar orang itu?"Ke dua orang berbaju putih mengangguk lalu segera melesat pergi, Kuang Ti Taysu ingin menghadang, tapi terburu dirintangi orang berbaju putih itu."Kuang Ti Taysu!" bentak orang berbaju putih itu sambil tersenyum dingin, "Engkau memang bernasib sial, karena bertemu kami berempat? sedangkan gerak-gerik kami tidak boleh sampai orang lain tahu! Oleh karena itu, kami harus membunuhmu!"Gin Tie Suseng yang bersembunyi di belakang pohon baru paham, ternyata gurunya mengenal ke empat orang berbaju putih itu, Mereka ingin membunuh Kuang Ti Taysu, apakah mereka mampu? Ketika Gin Tie Suseng sedang berpikir, terdengarlah suara bentakan Kuang Ti Taysu."Jangan banyak omong!" Kuang Ti Taysu pun mengayunkan toya bajanya, Begitu cepatnya gerakan toya bajanya itu, sehingga menimbulkan suara berbaju putih itu segera berkelit Seorang berbaju putih yang berdiri di belakang Kuang Ti Taysu, langsung menggerakkan tangannya, dan seketika tampak empat titik cahaya meluncur ke arah punggung Kuang Ti Taysu. Tanpa menoleh Kuang Ti Taysu memutarkan toya bajanya ke belakang, dan terdengarlah suara benturanTing! Ting! Ting! Ting! Ke empat senjata rahasia itu terpukul jatuh."Cepat turun tangan! Kita masih ada urusan penting!" ujar salah seorang berbaju putih pada itu mengangguk Mereka berdua lalq menghunus pedang masing-masing, sekaligus menyerang ke arah Kuang Ti Taysu, Ke dua pedang itu berkelebatanBetapa terkejutnya Gin Tie Suseng, sebab ia tahu ke dua orang berbaju putih itu berkepandaian amat tinggi Di saat itu terdengar suara teriakan Kuang Ti Taysu, dan tampak toya bajanya,melayang ke melihat toya baja Kuang Ti Taysu melayang ke atas, Gin Tie Suseng terkejut sebab ia tahu itu adalah jurus Hui Liong Tou Jit Naga Terbang Menembus Matahari, Kalau tidak dalam keadaan bahaya sekali, jurus tersebut tidak akan di keluarkanSetelah menyaksikan itu, Gin Tie Suseng tampak tertegun, karena tidak tahu apa yang harus diperbuatSementara toya baja Kuang Ti Taysu telah berhasil menghantam salah seorang berbaju putih hingga mulutnya menyemburkan darah segar, kemudian terkulai Akan tetapi, sebilah pedang pun berhasil menembus dada Kuang Ti sampai di sini, Gin Tie Suseng sudah tiada keberanian untuk melihat lagi. Maka ia memejamkan matanya, Namun mendadak ia tersentak sendiri Gurunya dalam bahaya, sedangkan dirinya malah bersembunyiKarena berpikir demikian, ia langsung melesat ke tuan Sebelum kakinya menginjak tanah, ia melihat orang berbaju putih itu telah melukai kaki gurunya dengan Ti Taysu memekik keras, kemudian menyerang orang berbaju putih itu dengan tangan kosong. "He he!" Orang berbaju putih itu tertawa dingin sambil menggerakkan pedangnya ke arah lengan Kuang Ti Tie Suseng telah sampai di tempat itu, dan sekaligus mengayunkan suling peraknya mengeluarkan jurus Sam Sing Cuh Goat Tiga Bintang Mengelilingi BuIan, Suling peraknya mengarah pada punggung orang berbaju putih berbaju putih itu terkejut, lalu secepat kilat ia berkelit Namun Gin Tie Suseng telah menyusulkan serangan Pit Hai Seng Poh Laut Tenang Menimbulkan Badai, Tampak suling peraknya berkelebatan bagaikan cahaya putih mengarah pada orang berbaju putih waktu bersamaan, Kuang Ti Taysu mencabut pedang yang menembus dadanya, lalu mendadak menyerang pinggang orang berbaju putih berbaju putih itu berhasil mengelak serangan Gin Tie Suseng, tapi tidak dapat menghindar serangan pedang Kuang Ti Taysu." jeritnya, ia lalu terkulai dengan pinggang berlumuran darah."Cepat,.!" seru Kuang Ti Taysu, tapi ia pun Tie Suseng masih ingat akan dua orang berbaju putih yang pergi mengejarnya, ia yakin bahwa tidak lama lagi mereka berdua akan kembali ke tempat ini. Kalau ke dua orang itu kembali, celakalah Kuang Ti Taysu dan Gin Tie itu, ia segera menyobek bajunya, kemudian secepatnya membalut dada gurunya yang terluka dengan sobekan bajunya, Setelah itu sebelah tangannya membawa toya baja, tangan yang sebelah lagi memapah gurunya meninggalkan tempat mil kemudian, terdengarlah suara siulan panjang di belakangnya, itu pertanda ke dua orang berbaju putih telah kembali ke tempat tadi. Gin Tie Suseng yakin, bahwa ke dua orang berbaju putih itu pasti akan mengejarnya dengan ginkang, sedangkan ia tidak bisa mengerahkan ginkang, sebab harus memapah gurunya dan membawa toya baja. LagipuIa, saat ini gurunya telah pingsan. Oleh karena itu, ia cepat-cepat memasuki rimba lalu bersembunyi disuatu tempatTak lama setelah ia bersembunyi bersama gurunya, tampak dua sosok bayangan putih melesat menuju ke depan. Ketika ia baru mau menarik nafas lega, ke dua orang berbaju putih sudah kembali lagi. Namun berselang sesaat, ke dua orang berbaju putih itu melesat pergi IagLBarulah Gin Tie Suseng menarik nafas lega, sementara hari sudah mulai gelap, Gin Tie Suseng memandang gurunya, ia melihat wajah gurunya semakin pucat pias, Sobekan baju yang membalut dada gurunya tampak memerah, ternyata luka bekas tusukan pedang itu masih mengucurkan darah."Guru.,." panggil Gin Tie Suseng."Suruh,., suruh pergi, engkau,., engkau kenapa tidak mau pergi?" Suara Kuang Ti Taysu lemah."Guru, kini sudah tiada bahaya lagi.""Engkau tahu apa?" bentak Kuang Ti Taysu, "Kini... engkau sudah dalam bahaya besar.""Guru, sebetulnya siapa musuh tangguh itu?" tanya Gin Tie Suseng, "Benarkah begitu lihay?""Anak Hauw.,.," Kuang Ti Taysu menarik nafas, "Aku... aku sudah tidak bisa bertahan lama. Setelah aku mati, engkau harus.,, harus pergi jauh! Jangan.,, jangan berniat membalas dendam!""Guru.,,." Gin Tie Suseng berduka sekali Tak terasa air matanya telah meleleh, "Maaf guru, tentang ini murid tidak bisa menuruti "Engkau,.,." Kuang Ti Taysu tampak gusar sekali, sehingga nafasnya memburu, "Binatang.,.!""Guru! Murid dan dua wanita Kwat Cong San sudah menjadi teman, Kepandaiannya mereka amat tinggi, Apa-kah mereka berdua masih tidak bisa membantu murid untuk membalas dendam? Guru, beritahukanlah siapa musuh tangguh itu?""Mo Kui Ceh Yi,.,." Kuang Ti Taysu menggeleng-gelengkan kepala, "Sulit dilawan dengan tenaga manusia, engkau jangan,.,.""Guru, apa artinya Mo Kui Ceh Yi? Jelaskanlah!" desak Gin Tie Suseng."lblis itu,.,." Suara Kuang Ti Taysu sudah semakin lemah, "Kalau sudah mulai bergerak, pertanda bencana telah tiba bagi rimba persilatan.""Guru!"Kuang Ti Taysu diam. Gin Tie Suseng segera memeriksa nadinya, ternyata sudah tidak berdenyut lagi, Betapa sedihnya Gin Tie Suseng, tapi ia justru tidak mengucurkan air Kuang Ti Taysu telah mati, Orang berbaju putih yang membunuh gurunya juga telah mati Namun mereka semua cuma merupakan anak buah, Lalu siapa pemimpin mereka ?Kuang Ti Taysu menyebut Moh Kui Ceh Yi, itu membuatnya tereengang, karena selama ini ia sama sekali tidak pernah mendengar nama itu. Tentunya Kuang Ti Taysu tahu jelas, tapi justru telah Tie Suseng termangu-mangu, lama sekali barulah ia mengubur mayat gurunya di tempat itu juga, Kemudian ia berlutut di hadapan makam itu sambil menangis sedih, Setelah larut malam, barulah ia berhenti mengambil keputusan, tidak akan kembali ke Tay Pah San, melainkan berangkat ke gunung Kwat Cong San untuk menemui Pek Yun Hui. Keputusan ini membuat dirinya langsung berangkat ke gunung Kwat Cong San, Dalam perjalanan ini, ia sama sekali tidak mengalami apa ini, Gin Tie Suseng sudah hampir tiba di gunung Kwat Cong San. Kalau sudah bertemu Pek Yun Hui, ia akan minta bantuannya untuk membalas dendam guru-nya, Bahkan akan menanyakan tentang Mo Kui Ceh Yi. Mungkin Pek Yun tahu tentang itu, sebab Pek Yun Hui adalah gadis yang amat cerdas. Demikian pikir Gin Tie Suseng sambil melanjutkan hampir tiba di gunung Kwat Cong San, walau sudah merasa lelah sekali, tapi ia sama sekali tidak beristirahat sejenak pun, masih terus melakukan perjalananPada saat hari sudah mulai terang, ia sudah mulai memasuki kawasan gunung Kwat Cong San, mendadak ia melihat ada cahaya di depan, sebelumnya ia tidak pernah datang di gunung Kwat Cong San, Maka ketika melihat cahaya itu, ia mengira Pek Yun Hui dan lainnya berada di tempat itu. Segeralah ia ke mendekati tempat itu, ia melihat ada bayangan- bayangan bergerak Ketika baru mau membuka mulut berseru, malah mendadak ia terperangah karena melihat tujuh delapan orang berbaju putih dan memakai kedok setan iblis sedang duduk di tempat itu mengelilingi api unggun, Dandanan mereka persis seperti orang berbaju putih yang membunuh gurunya, Karena itu, ia maju lagi agar lebih mendekap sekaligus bersembunyiSetelah bersembunyi ia lalu mengintip ke arah itu, seketika hatinya berdebar-debar tegang, Ternyata di antara mereka terdapat orang berjubah biru, yang tidak lain Na Hai membuat Gin Tie Suseng tereengang, Bagaimana mungkin Na Hai Peng bereampur dengan orang-orang berbaju putih itu? ia tahu jelas Na Hai Peng adalah orang gagah yang telah menolong mereka semua dari istana Pit Sia Kiong. Lama sekali ia memperhatikan Na Hai Peng. ia merasa ada keanehan pada diri Na Hai Peng, sebab Na Hai Peng terus berdiri mematung di Tie Suseng tahu betapa tingginya kepandaian Na Hai Peng. Selain Na Siao Tiap yakni putrinya, tiada orang lain yang dapat menyamai kepandaiannya, Namun saat ini, kenapa dia jadi begitu aneh?"Ambil pakaian putih, dan cepat ganti jubah birunya itu!" perintah salah seorang berbaju putih, "Orang ini berkepandaian tinggi, kita bisa memperalatnya."Tidak salah," sahut orang berbaju putih lain. "Kalau maha iblis tahu kita punya orang yang berkepandaian sedemikian tinggi, tentunya kedudukan kita akan naik."Setelah mendengar pembicaraan mereka, Gin Tie Suseng terkejut bukan main, karena ia tahu kini Na Hai Peng telah dikendalikan orang berbaju terkejutnya, Gin Tie Suseng tanpa sadar menyurut mundur selangkah dari tempat persembunyian Secara tidak langsung ia telah memperlihatkan tetapi, orang-orang berbaju putih itu sedang sibuk mengganti jubah biru Na Hai Peng dan memakaikan kedok setan iblis di mukanya, maka tidak mengetahui akan jejak Gin Tie menyaksikan semua itu, Gin Tie Suseng tahu urusan tersebut sangat gawat, harus segera memberitahukan pada Pek Yun Hui. Namun ketika ia baru mau meninggalkan tempat itu, mendadak ia mendengar pembicaraan orang-orang berbaju putih itu lagi."Keledai gundul Kuang Ti entah hilang ke mana? Muridnya bernama Kim Eng Hauw juga tiada jejaknya, Tapi orang-orang kita sedang mencarinya, dia pasti tidak bisa kabur" "Hm!" dengus salah seorang berbaju putih. "Bagai-mana mungkin mereka bisa meloloskan diri? Lebih baik kita bawa orang ini menerjang ke dalam gua Thian Kie."Mendengar ucapan itu, terkejut lah Gin Tie Suseng, Bahkan lebih terkejut lagi ketika melihat orang berbaju putih itu menarik Na Hai Peng menuju tempat persembunyian segeralah ia mengambil langkah seribu. "Siapa di situ?" bentak orang berbaju putih Tie Suseng terus kabur, namun sudah ada orang berbaju putih mengejarnya, Mati-matian Gin Tie Suseng mengerahkan ginkangnya, Tujuh delapan mi! kemudian, ia telah tersusul oleh dua orang berbaju Tie Suseng tidak banyak bicara, langsung menyerang mereka dengan suling peraknya, Ke dua orang berbaju putih tertawa terkekeh, lalu membentak"Ternyata engkau Gin Tie Suseng-Kim Eng Hauw!" "Sudah tahu kok masih mengantar nyawa ke mari?" sahutGin Tie Suseng, sekaigus menyerang mereka tetapi, muncul lagi dua orang berbaju putih dan membaurkan diri dengan ke dua temannya menyerang Gin Tie Tie Suseng tahu bahwa dirinya tidak bisa melawan mereka, Apalagi yang lain sudah muncul, ia pasti sulit meloloskan diri. Segeralah ia bersiul panjang, lalu kabur menggunakan tetapi, ke empat orang berbaju putih tidak membiarkannya meloloskan diri Mereka langsung menyerang Gin Tie Suseng dengan senjata rahasia, Gin Tie Suseng terpaksa berkelit, sehingga menghambat lari empat orang berbaju putih telah berhasil menyusulnya, dan sekaligus menyerangnya, Gin Tie Suseng terpaksa harus melawan, Puluhan jurus kemudian suling peraknya telah terlepas dari tangannya, Karena itu, ia harus melawan dengan tangan tetapi, bagaimana mungkin ia melawan mereka dengan tangan kosong? Sekujur badannya menjadi sasaran bacokan golok dan tusukan pedang, Di saat nyawanya sudah berada di ujung tanduk, mendadak dari kejauhan terdengar dua kali siulan mendengar siulan panjang itu, ke empat orang berbaju putih itu langsung melesat Tie Suseng sama sekali tidak menyangka kalau dirinya akan lolos dari kematian Tiba-tiba ia teringat Na Hai Peng akan dibawa untuk menyerang gua Thian Kie, tempat tinggal Pek Yun Hui, Maka ia memaksa diri untuk ke seberapa lama kemudian, muncullah Pek Yun Hui dan Lie Ceng Loan, Ketika melihat mereka berdua, Gin Tie Suseng cuma mampu mengucapkan sepatah kata, sebab keburu sadar, Gin Tie Suseng sudah berada di dalam gua Thian Kie. Ketika melihat Pek Yun Hui, ia langsung berkata terputus-putus."Nona Pek,.,, Di antara orang-orang berbaju putih, ada... ada Na Locianpwee,"Setelah mendengar apa yang dikatakan Gin Tie Suseng, Pek Yun Hui manggut-manggut, karena dugaannya tidak salah, orang baju putih tinggi besar itu ternyata Na Hai Peng, Gin Tie Suseng menutur, semua orang saling memandang, Semula mereka mengira Gin Tie Suseng tahu jelas tentang Mo Kui Ceh Yi, namun ternyata juga tidak, Yang tahu Kuang Ti Taysu, namun justru telah ke lima puluh sembilan Gua Thian Kie Diserang Hening di dalam ruang batu itu, Semua orang cuma salingmemandang dengan kening berkerut-kerut. "Aaakh.,.!" Bee Kun Bu menghela nafas panjang, "Yang kucemaskan guru-guruku, entah bagaimana mereka sekarang?""Sebelum mati, Kuang Ti Taysu mengatakan bahwa bencana telah tiba di rimba persilatan mungkin ada alasannya," ujar Pek Yun Hui."Menurut pendapatku, itu belum tentu." sela Pang Siu Wie. "Kalau di Mo Kui Ceh Yi terdapat seorang Maha Iblis, bagaimana mungkin kaum Bu Lim sama sekali tidak mengetahuinya?""Banyak tokoh aneh berkepandaian tinggi dalam rimba persilatan, begitu pula di luar perbatasan dan di seberang laut Misalnya Kim Hun Tokouw-Lam Kiong Siu, Miauw Muk Jin Mo-Ciu Lin, Ku Ciok Lo Koay dan lain sebagainya, Bukankah sebelumnya kita juga tidak pernah mendengar tentang mereka? sedangkan kini guruku sudah jadi begitu macam, Mau tidak mau kita harus pereaya." ujar Pek Yun Hui dan kemudian menarik nafas panjang."Apayang dikatakan Nona Pek memang benar." Gin Tie Suseng manggut-manggut "Hanya saja... aku merasa heran akan apa yang dikatakan guru di saat nafasnya hampir putus. ""Apa yang engkau herankan?" tanya Pek Yun Hui."Aku merasa heran karena orang-orang berbaju putih itu tidak memiliki kepandaian istimewa, sama sekali bukan tandingan Na Locianpwe Tapi kenapa Na Lo-cianpwee dapat ditundukkan oleh mereka?" jawab Gin Tie Suseng sambil menggeleng-gelengkan kepala, "Guru-ku bilang, Maha iblis itu tidak bisa dilawan dengan tenaga manusia, itulah yang kuherankan, Entah apa maksud guruku itu?""Huh!" dengus Giok Siauw Sian Cu. "Omong kosong!Mana ada setan iblis?" "Itu... itu karena sungguh aneh urusan tersebut" Wajah Gin Tie Suseng kemerah-merahan. "Aku.,, aku cuma menduga, harap Kakak Giok Siauw jangan menertawakanku!""Eh?" Giok Siauw Sian Cu tampak cemberut "Berdasarkan apa aku harus menyalahkan mu?"Walau dalam keadaan tegang, namun tingkah laku Gin Tie Suseng dan Giok Siauw Sian Cu justru membuat semua orang tertawa, Setelah itu, mereka pun mulai berunding."Untuk sementara ini, tugas yang paling penting bagi kita adalah menyembuhkan ayah angkat dan lain nya. Menurutku, selain Siao Tiap, siapa yang punya kemampuan itu?" ujar Bee Kun Bu."Tidak salah, memang hanya Na Siao Tiap yang memiliki kemampuan itu," sahut Pek Yun Hui. Tapi kita tidak tahu dia pergi ke mana? Maka kita harus ke mana mencarinya?"Mendengar itu, semua orang membungkam dengan kening berkerut-kerut, Mereka semua memang tidak tahu jejak Na Siao Tiap, lalu harus ke mana mencari gadis itu?Malam harinya, mereka bergilir mengintip ke luar melalui lubang rahasia. Namun mereka tidak melihat apa-apa dan tidak terjadi apa paginya, kebetulan giliran Bee Kun Bu dan Lie Ceng Loan, Bee Kun Bu mengintip ke !uar, sedangkan Lie Ceng Loan bersandar di badannya."Kakak Bu, engkau melihat ada orang ke mari?" tanya gadis Bee Kun Bu menggelengkan kepala."Kakak Bu!" ujar Lie Ceng Loan lembut "Engkau pasti sudah lelah, lebih baik beristirahatlah sejenak!MTidak," Bee Kun Bu menggelengkan kepala lagi, "Adik Loan, aku sudah berpikir semalaman Kalau cuma berdiam diri di dalam gua, itu bukan jalan keluarnya. Lebih baik kita pergi untuk mencari tahu tentang Mo Kui Ceh Yi, sebetulnya itu merupakan tempat apa.""Memang ada baiknya begitu, tapi,.,." Lie Ceng Loan menarik nafas. "Kakak Pek tidak setuju."Bee Kun Bu menghela nafas, lalu mengintip ke luar mengintip ke luar, seketika juga ia terkejut bukan main."Adik Loan! Cepat beritahukan pada mereka, musuh sudah datangi Ternyata Bee Kun Bu melihat beberapa orang berbaju putih menuntun empat orang menuju gua Thian Lie Ceng Loan sudah berjalan ke dalam Tak lama ia sudah kembali bersama Pek Yun Hui, Giok Siauw Sian Cu dan Pang Siu waktu bersamaan, wajah Bee Kun Bu tampak berubah. Kini ia telah melihat jelas ke empat orang yang dituntun itu, tidak lain Na Hai Peng dan Kun Lun Sam Cu. Bahkan mereka berempat menggotong sebuah batu besar yang menyerupai mereka tampak meringis, menyengir, menyeringai dan kadang-kadang tampak tersenyum keadaan itu, Bee Kun Bu berduka sekali sehingga nyaris tak kuat berdiri"Ada apa?" tanya Pek Yun Hui."Lihatlah sendiri!" sahut Bee Kun Bu sambil menarik Yun Hui dan lainnya langsung bergantian mengintip ke luar melalui lubang rahasia itu."Mereka sudah datang lagi dan mau mendobrak pintu gua menggunakan batu besar itu, Kita semua jangan gugup, Kalau pintu gua didobrak dan terbuka, kita harus bertindak sesuai dengan cara yang telah kita rundingkan semalam." ujar Pek Yun Hui tenang. "Engkau menghadapi ayah angkatku, aku menghadapi orang-orang berbaju putih itu?" tanya Bee Kun salah." Pek Yun Hui mengangguk "Kalau orang- orang berbaju putih itu kalah, guruku dan Kun Lun Sam Cu pasti mundur juga,""Aaakh!" Bee Kun Bu menarik nafas panjang. Bummm! Terdengarlah suara yang amat dahsyat,sehingga mengejutkan semua orang. Pintu gua itu ter- goncang Yun Hui segera mengintip ke luar, Ternyata Na Hai Peng dan Kun Lun Sam Cu sedang mendobrak pintu gua dengan batu besar yang mereka gotong."Hati-hati!" seru Pek Yun Hui, "Dobrakan ke dua menyusul!"Bummm! Suara itu lebih dahsyat dari suara tadi, sehingga memekakkan telinga semua orang yang di dalam gua."Kakak Pek!" teriak Bee Kun Bu, "Apakah kita harus terus berdiam diri di dalam gua ini?""Kun Bu!" Pek Yun Hui mengerutkan kening, "Akan lebih berbahaya kalau kita menerjang ke luar!"Bummmm! Terdengar lagi suara yang amat dahsyat itu, bahkan menggoncangkan gua, sedangkan pintu batu gua itu tampak Pek Yun Hui berubah menyaksikan keadaan pintu itu, ia segera berseru sekeras kerasnya."Mari kita mundur ke dalam!"Mereka semua langsung mundur ke dalam, sekaligus menutup pintu batu ke dua, Tak seberapa lama kemudi an, mereka mendengar suara hiruk pikuk di Blang! Byurrr! Tidak perlu dilihat tagi, mereka semua sudah tahu kalau pintu gua itu telah hancur Tentunya mereka menjadi tegang dan berduka, karena orang-orang yang mendobrak pintu gua itu guru-guru mereka sendiriLagipula Pek Yun Hui, Bee Kun Bu dan lainnya, bagaimana mungkin melukai mereka? Kini mereka mulai panik, tidak tahu apa yang harus diperbuat Berselang beberapa saat kemudian, terdengarlah suara yang amat dahsyat lagi, Ternyata pintu batu ke dua sudah mulai didobrak."Kita harus mundur lagi!" seru Pek Yun Bee Kun Bu sangat menghormati Pek Yun Hui, tapi kali ini ia mulai memprotes."Mundur dan mundur lagi, lalu harus bagaimana?" "Kun Bu!" sahut Pek Yun Hui sungguh-sungguh,"Pertarungan tidak dapat dihindarkan lagi, maka ada baiknya kita punya waktu sedikit."Saat ini, sepasang mata Bee Kun Bu telah berapi-api, Kemudian mendadak ia menghantam dinding gua."Kakak Bu!" Lie Ceng Loan cepat-cepat memegang tangannya,"jangan terlampau berduka!"" keluh Bee Kun mereka semua mundur lagi ke ruang da! batu ke tiga pun langsung ditutup, pada waktu bersamaan, pintu batu ke dua telah hancur"Giok Siauw Sian Cu, engkau harus menggendong Saudara Kim!" pesan Pek Yun Hui, "Begitu pintu hancur, engkau harus segera kabur menggendong Saudara Kim! Kita berkumpul lagi nanti!""Ya!" Giok Siauw Sian Cu segera berjalan ke dalam. "Kakak Pang!" pesan Pek Yun Hui lagi, "Engkau harus bersiap-siap dengan pasir beracun! Begitu melihat orang berbaju putih, jangan memberi hati pada mereka!""Ya." Pang Siu Wie segera memakai sarung tangan. sementara pintu batu ke tiga sudah mulai didobrak,sehingga membuat ruang dalam terus Yun Hui menghunus pedangnya, Begitu pula Bee Kun Bu dan Lie Ceng Loan, Kini mereka sudah bersiap-siap dengan pedang di tangan."Adik Loan!" ujar Pek Yun Hui. "Di saat menghadapi Kun Lun Sam Cu, engkau tidak boleh menghadapi dengan perasaan!""Kakak Pek, aku... aku. " Wajah Lie Ceng Loan berubahpucat"Adik Loan!" Pek Yun Hui menarik nafas, "Kini Kun Lun Sam Cu bertindak atas perintah orang, sudah pasti tubuh mereka kena semacam racun, sehingga tidak me-ngenalimu lagi, Kalau engkau menghadapi mereka bertiga dengan perasaan, bukankah akhirnya dirimu yang akan celaka? Nah, pikirkanlah"Baik." Lie Ceng Loan mengangguk "Aku akan menghadapi guru dan Supek sebagaimana mestinya, Ka-kak Bu menghadapi orang-orang berbaju putih saja!""Kakak Pek!" sela Bee Kun Bu mendadak "Biar aku yang menghadapi ayah angkat, engkau menghadapi orang-orang berbaju putih saja.""Baiklah." Pek Yun Hui mengangguk "Tapi engkau harus berhati-hati!""Ya." Bee Kun Bu manggut-manggutPek Yun Hui mengibaskan tangannya, Mereka segera mundur ke tempat yang kosong, Giok Siauw Sian Cu sudah muncul, ternyata ia mengikat Gin Tie Suseng di punggungnya. Saat ini, terdengarlah suara hirup pikule Ternyata pintu batu ke tiga telah hancur, Pek Yun Hui langsung bersiul panjang, dan secepat kilat melesat ke samping Kun Lun Sam Cu. sedangkan Giok Siauw Sian Cu juga menerjang ke luar bersama Pang Siu itu juga, tampak empat orang berbaju putih sedang menerjang ke dalam, Begitu melihat Pek Yun Hui, ke empat orang berbaju putih itu terkejut dan segera bersiul Na Hai Peng dan Kun Lun Sam Cu berdiri mematung di tempat dan masih menggotong batu besarKetika mendengar suara siulan aneh itu, mereka berempat serentak menaruh batu besar itu, lalu menerjang ke arah Pek Yun tetapi, Na Hai Peng telah dihadang oleh Bee Kun Bu dengan pedang, sedangkan Lie Ceng Loan bergerak cepat ke hadapan Kun Lun Sam Pek Yun Hui sudah menerjang ke luar dengan pedang di tangan, Dia menggunakan ilmu pedang tingkat tertinggi yakni badan menyatu dengan terdengarlah suara jeritan, Ternyata ke empat orang berbaju putih telah tewas di pedang Pek Yun Hui, sedangkan Pek Yun Hui telah melesat sampai di luar Siauw Sian Cu dan Pang Siu Wie terus mengikuti Pek Yun Hui dari belakang Di luar gua masih ada delapan orang berbaju putih, maka begitu sampai di luar gua, Pang Siu Wie langsung mengayunkan tangannya, Ternyata ia telah menyebarkan pasir beracun ke arah orang-orang baju putih itu. Mereka secepat kilat meloncat mundur, namun dua orang berbaju putih terlambat dan seketika mereka berdua menjerit- jertt kena pasir beracun itu."Engkau tunggu kami di lembah Cu Ngu!" pesan Pek Yun Hui pada Giok Siauw Sian Cu. "Kalau sudah malam kami tidak ke sana, berarti kami sudah celaka." Giok Siauw Sian Cu mengangguk, lalu melesat pergi menuju lembah Pek Yun Hui sudah mulai menyerang orang- orang berbaju putih dengan pedangnya, Pang Siu Wie pun tak henti-hentinya menyebarkan pasir beracunnya ke arah orang- orang baju sampai tiga jurus, seorang berbaju putih sudah terluka parah, Sisanya, yang lima orang segera bersiul Yun Hui sudah tahu, bahwa siulan aneh itu merupakan suatu perintah pada Na Hai Peng dan Kun Lun Sam Cu. Maka kalau sisa ke lima orang itu dibunuh semua, Na Hai Peng dan Kun Lun Sam Cu pasti cuma berdiri itu, Pek Yun Hui langsung menyerang mereka. Namun mendadak terdengar suara teriakan Bee Kun Bu."Hati-hati Kakak Pek!"Pek Yun Hui terkejut dan cepat-cepat menoleh. ia melihat badan Bee Kun Bu melayang ke luar bagaikan layang-layang putus, Tampak Na Hai Peng melesat ke arahnya, bahkan telah melancarkan pukulan ke dahsyatnya pukulan itu, sehingga membuat Pek Yun Hui terkejut bukan main, Bahkan ia tertegun karena saking kaget saat yang begitu gawat, Pek Yun Hui malah tertegun, tentunya ada sebab musababnya, Ternyata pukulan itu membuatnya harus menangkis, sedangkan apabila ia menangkis, Na Hai Peng pasti terluka dan dirinya sendiri pun akan celaka, Sejak ia meninggalkan istana di ibu kota, ia hidup bersama Na Hai Peng, dan boleh dikatakan Na Hai Penglah pengganti orang tuanya, Maka bagaimana mungkin ia tega membuat Na Hai Peng terluka?Di saat Pek Yun Hui tertegun, pukulan itu justru telah mulai menekan dirinya. Pang Siu Wie yang berdiri tak jauh, keringat dingin pun sudah mengucur, tanpa banyak pikir lagi ia langsung menyerang Na Hai Peng dengan sebatang panah Bummm! Terdengar suara menyerang Na Hai Peng dengan panah api, Pang Siu Wie justru menjadi lengah terhadap ke lima orang berbaju putih, Salah seorang dari mereka menyerang Punggung Pang Siu Wie terpukulsedangkan Na Hai Peng berhasil memukul jatuh panah api itu, sehingga menimbulkan ledakan sahsyat, pada waktu bersamaan, Pek Yun Hui segera mengerahkan ilmu Ngo Heng Mie Cong Hai Peng sudah mengenali ilmu itu, maka ia segera mengejar Pek Yun Hui dengan ilmu yang Pek Yun Hui sehingga terpaksa menggunakan pedangnya menyabet lengan baju Na Hai Peng. Akan tetapi, terjadilah hal yang di luar dugaan, Ternyata lengan baju Na Hai Peng malah melilit pedang Pek Yun Hui sehingga tak bergerak sama sekaliPek Yun Hui mengerahkan Lweekangnya untuk menarik pedangnya. ia berhasil tapi di saat bersamaan, sebelah tangan Na Hai Peng telah bergerak melancarkan sebuah pukulan ke tiada kesempatan bagi Pek Yun Hui untuk berkelit, sehingga pukulan Na Hai Peng mengenai bahu-nya, Meskipun Pek Yun Hui memiliki ilmu sakti Toa Pan Yok Sin Kang, namun ilmunya itu masih di bawah Na Hai itu, setelah kena pukulan tersebut, hawa murni Pek Yun Hui buyar Badannya terhuyung-huyung ke belakang dengan wajah pucat pias. sedangkan Na Hai Peng sudah melesat ke arahnya. Pek Yun Hui yang terhuyung-huyung, akhirnya jatuh duduk di tanah, Di saat itu pula terdengar suara seruan Bee Kun Bu."Ayah angkat! jangan turun tangan!" Bee Kun Bu juga melesat ke situ dengan menghadapi Na Hai Peng di dalam gua, Bee Kun Bu sudah berada di bawah angin, maka ia bertarung sambil mundur Begitu sampai di luar gua, terdengar suara siulan aneh dari ke lima orang berbaju putih, karena itu Na Hai Peng langsung melesat ke arah Pek Yun sampai dua jurus, Pek Yun Hui sudah terluka, Kebetulan Bee Kun Bu mengarah ke sana, Begitu melihat Pek Yun Hui dalam bahaya, Bee Kun Bu segera berseru dan sekaligus melesat ke sana dengan Hai Peng berkelit, kemudian mendadak menjulurkan tangannya mencengkeram lengan Bee Kun serangan Na Hai Peng luput, Bee Kun Bu langsung meloncat pergi untuk memancing Na Hai ini, di luar gua Thian Kie tampak sinar pedang berkelebatan, namun keadaan sudah tidak menguntungkan bagi pihak Pek Yun Hui lagisedangkan Bee Kun Bu yang menghadapi Na Hai Peng dengan cara main kucing-kucingan, sewaktu-waktu akan terluka di tangan Na Hai Ceng Loan juga sibuk menghadapi Kun Lun Sam Cu. Namun gadis itu merasa tidak tega melukai mereka, maka ia cuma bertahanPek Yun Hui yang jatuh duduk itu berusaha bangun, maksudnya ingin membantu Bee Kun Bu, namun tenaganya sama sekali tak kuat untuk Siu Wie pun sudah terluka parah kena pukulan, ia jatuh duduk di tanah, dan ke lima orang berbaju putih langsung mengurungnya, Pang Siu Wie masih sempat menyerang mereka dengan panah api Dua orang berbaju putih kena panah api, sehingga sekujur badannya Yun Hui terus memandang mereka yang sedang bertempur kemudian ia berseru."Kun Bu, adik Loan! Katian berdua lebih baik meloloskan diri saja!""Kakak Pek! jangan berkata begitu!" sahut Bee Kun Bu. Karena menyahut, maka gerakannya jadi lamban,Mendadak ia merasa pedangnya berat sekali, ternyata pedangnya telah dicengkeram Na Hai Kun Bu terpaksa melepaskan pedangnya, dan secepat kilat meloncat mundur Akan tetapi, di saat bersamaan Na Hai Peng menyerangnya dengan pedang itu. Bee Kun Bu berusaha berkelit, namun jurus pedang itu telah berubah, sehingga membuat Bee Kun Bu tak bisa pahanya telah tertusuk pedang itu, dan darahnya pun mengucur Kun Bu tetap bertahan walau merasa sakit sekali, sedangkan Na Hai Peng sudah menyerangnya lagi Bee Kun Bu tampak putus asa. ia tahu sudah tidak mampu berkelit lagi, Apakah ia akan mati di tangan ayah angkatnya sendiri?Pada waktu bersamaan, mendadak tampak sosok bayangan melesat ke arah nya, disusul pula dengan bentakan keras."Na tua! Ada apa bicarakanlah baik-baik! Kenapa harus turun tangan terhadap tingkatan muda?"Bee Kun Bu mengenali suara itu, tapi tidak ingat siapa orangnya sementara bayangan itu telah melesat sampai di hadapan Na Hai Peng yang sedang menyerang dengan pedang, Begitu mendengar ada suara desiran angin, Na Hai Peng menarik pedangnya dan sekaligus menyerang orang yang baru muncul itu. Kelihatannya orang itu tidak menyangka kalau Na Hai Peng akan menyerangnya, Maka ia jadi tertegun sehingga lupa berkelit Ujung pedang Na Hai Peng berhasil melukainya hingga darah mengucur, barulah orang itu meloncat ke Hai Peng juga tampak melongo, kemudian membalikkan badannya, Bee Kun Bu sudah melihat orang itu, Ternyata orang itu berambut panjang sekali, yang tidak lain Kiu Tok Sian Ong-Bun Thian Kiu Tok Sian Ong telah tertusuk pedang Na Hai Peng, namun hanya terluka ringan."Sian Ong!" Giranglah Bee Kun Bu, "Cepat habiskan ke tiga orang berbaju putih itu!"Kiu Tok Sian Ong memandang ke arah tiga orang berbaju putih, Kebetulan ke tiga orang berbaju putih itu pun sedang memandangnya, Begitu mereka saling me-mandang, Kiu Tok Sian Ong tampak terkejut menyaksikan wajah Kiu Tok Sian Ong yang tampak terkejut itu, Bee Kun Bu dan Pek Yun Hui merasa dingin dalam hati, Di saat itu, bahu Bee Kun Bu pun tertusuk oleh pedang Na Hai Peng lagi."Sian Ong! Cepat habiskan ke tiga orang itu dulu!" seru Pek Yun Tok Sian Ong langsung bersiul panjang sambil melesat ke arah ke tiga orang berbaju putih itu, Ke tiga orang berbaju putih pun sudah siap menyerang, Namun sepasang tangan Kiu Tok Sian Ong telah bergerak dan berhasil mencengkeram lengan dua orang berbaju putih, sekaligus Krek! Ke dua orang itu terhempas remuk, nyawa mereka pun melayang hanya tersisa satu orang berbaju putih, Orang berbaju putih itu langsung bersiul aneh sambil melesat pergi, Akan tetapi, Kiu Tok Sian Ong bergerak cepat mencengkeramnya, Ternyata Kiu Tok Sian Ong tidak mencengkeram lengannya, melainkan mencengkeram bahunya, Kuku-kukunya yang panjang menembus ke dalam bahu orang berbaju putih itu."Kalau ingin hidup, cepat suruh mereka berhenti!" bentak Kiu Tok Sian berbaju putih itu ketakutan. Maka ia segera mengeluarkan sebuah peluit kecil yang dibikin dari semacam tulang, lalu ditiup tiga mendengar suara peluit itu, Na Hai Peng dan Kun Lun Sam Cu langsung berhenti, kemudian berdiri mematung di tempatLie Ceng Loan menarik nafas lega, Namun begitu melihat Bee Kun Bu terluka, gadis itu segera mendekatinya dengan air mata berlinang-linang."Sudah aman sekarang," ujar Pek Yun Ceng Loan membalut luka Bee Kun Bu dengan hati- hati sekali, namun air matanya masih terus mengucur"Jangan menangisi ujar Bee Kun Bu sambil tersenyum "Kakak Bu. " Lie Ceng Loan terisak-isak."Adik Loan!" Bee Kun Bu tersenyum lagi, "Aku tidak apa- apa.""Sian Ong!" tanya Pek Yun Hui. "Apakah Sian Ong tahu asal-usul orang-orang berbaju putih itu?""Aaakh. !" Kiu Tok Sian Ong menarik nafas dengan airmuka berubah, "lni sungguh menakutkan Kita tidak boleh lama-lama di sini, harus cepat meninggalkan tempat ini.""Sian Ong, bagaimana kalau kita ke lembah Cu Ngu?" tanya Pek Yun Hui."Biar tempat apa pun itu, yang penting kita harus segera meninggalkan tempat ini dulu," sahut Kiu Tok Sian Ong. Pek Yun Hui dan Pang Siu Wie berusaha bangun, sedangkan Kiu Tok Sian Ong berkata pada Bee Kun jalan darah ke empat orang itu, dan bawalah pergi!"Bee Kun Bu mengangguk, lalu berjalan terpincang-pincang mendekati dan kemudian menotok jalan darah mereka, Akan tetapi, ketika ia menotok Na Hai Peng, justru dirinya yang terpental Bamlah ia ingat, Na Hai Peng mempunyai ilmu Toa Pan Yok Sin Kang, pelindung diri."Bagaimana nih?" Bee Kun Bu kebingungan"Oh! Aku telah melupakan itu," sahut Kiu Tok Sian Ong, lalu berkata pada orang berbaju putih yang masih dalam cengkeramannya, "Engkau harus perintahkan dia mengikuti kami! Kalau engkau berani macam-macam, engkau yang mampus duluan!"Orang baju putih itu mengangguk, sedangkan Bee Kun Bu dan Lie Ceng Loan telah memapah Kun Lun Sam Cu, Pek Yun Hui dan Pang Siu Wie menguatkan diri untuk berjalan Kiu Tok Sian Ong tetap mencengkeram orang berbaju putih itu yang terus bersiul aneh, Maka Na Hai Peng mengikuti mereka dari seberapa lama kemudian, mereka sudah tiba di lembah Cu Ngu. Begitu melihat mereka, legalah hati Giok Siauw Sian Cu."Sudah tidak ada urusan apa-apa iagi?" tanyanya. "Kalau Kiu Tok Sian Ong tidak muncul pada waktu itu,kami semua pasti sudah mati," jawab Pek Yun Hui."Setelah meninggalkan pegunungan Altai Taysan, tiba-tiba aku teringat pada Nona Lie yang telah dewasa. Karena itu aku memasuki Tionggoan lagi Kebetulan melewati daerah ini, maka aku mampir ke gunung Kwat Cong San. Tidak disangka malah bertemu kalian dalam keadaan tidak karuan," ujar Kiu Tok Sian Ong. "Sian Ong!" Pek Yun Hui duduk di atas rumput "Apakah Sian Ong tahu asal-usul orang-orang berbaju putih itu?""Kalau dibicarakan aku pun tidak begitu jelas," jawab Kiu Tok Sian Ong dan me!anjutkan. "Ketika aku baru berguru belajar ilmu silat, aku pernah mendengar guru bereakap-cakap dengan beberapa tokoh tua rimba persilatan kalau bertemu dengan orang berbaju putih berdandan seperti ini di gurun pasir Sie Ih, lebih baik cepat-cepat menghindar Kalau tidak, diri kita akan menuruti perintah merekah"Mereka berempat memang sudah begitu." Pek Yun Hui memberitahukan"Dalam hidupku, aku memang sering mengarungi gurun pasir Sie Ih, namun tidak pernah bertemu orang berbaju putih yang demikian, Baru hari ini aku melihat mereka, Aku masih ingat akan pereakapan guruku dengan para tokoh tua rimba persilatan bahwa orang-orang berbaju putih bertempat tinggal di Mo Kui Ceh Yi.""Betul." sahut Bee Kun Bu dan Pek Yun Hui serentak "Di dalam Mo Kui Ceh Yi, terdapat tiga pemimpin yakniToa Mo Maha Iblis, Ji Mo lblis Ke dua dan Sam Mo lblis Ketiga, Siapa ke tiga orang itu, tiada yang tahu,""Sian Ong!" Pang Siu Wie menunjuk orang berbaju putih yang dicengkeram Kiu Tok Sian 0ng. Tanya dia bukankah kita akan mengetahuinya?""Benar." Kiu Tok Sian Ong manggut-manggut, kemudian membuka kedok orang berbaju Yun Hui dan lainnya segera memandang wajah orang itu. seketika juga mereka semua merinding, bahkan Lie Ceng Loan langsung menjerit sambil mendekap di dada Bee Kun di balik kedok yang menyeramkan itu, terdapat seraut wajah yang lebih menyeramkan, dagingnya tiada sedap dipandang, tiada hidung, mata cuma sebelah dan bibir atas pun hilang entah ke mana. Bahkan wajah yang menyeramkan itu masih tampak ada darah segar mengalirSetelah menyaksikan wajah itu, Kiu Tok Sian Ong pun tertegun, ia segera memakaikan kembali kedok itu pada wajah orang tersebut"Engkau datang dari Mo Kui Ceh Yi?""Kalian sudah tahu, maka harus cepat-cepat melepaskan diriku!" sahut orang berbaju putih."Hm!" dengus Kiu Tok Sian Ong dingin, "Engkau tidak perlu banyak bicara! Aku tanya engkau jawab!""Hm!" Orang berbaju putih itu pun mendengus. "Bagaimana cara menyembuhkan ke empat orang ini?"tanya Kiu Tok Sian Ong membentak "Jawab!" "Aku tidak tahu!" sahut orang berbaju putih."Benarkah engkau tidak tahu?" Kiu Tok Sian Ong mengerutkan kening."Benar!" Orang berbaju putih mengangguk"Kalau begitu, siapa yang tahu caranya menyembuhkan mereka berempat?" tanya Kiu Tok Sian Ong lagi."Toa Mo Maha Iblis Ji Mo lblis ke Dua dan Sam Mo lblis ke Tiga!" jawan orang berbaju putih. "Mereka bertiga yang mampu membuat orang tidak waras, dan bergerak berdasarkan suara siulan!"jawaban itu membuat semua orang saling memandang. "Siapa ke tiga orang itu?" tanya Kiu Tok Sian Ong."Aku tidak pernah bertemu mereka, Di dalam Mo Kui Ceh Yi, orang yang bisa bertemu mereka dapat dihitung dengan jari!" "Sebetulnya mereka berempat kena racun apa, sehingga berubah jadi begitu?" tanya Pek Yun Hui mendadak"Akusungguh tidak tahu!" jawab orang berbaju putih."Di mana Mo Kui Ceh Yi itu?" tanya Bee Kun Bu berang. "Aku tidak boleh bilang!" sahut orang berbaju putih Giok Siauw Sian Cu mencengkeram urat nadi orang berbaju putih itu, lalu mengerahkan Lwee-kangnya, sehingga orang berbaju putih itu merintih-rintih."Engkau mau bilang apa tidak?" bentaknya sengit. "Kalian bermusuhan dengan kami!" pekik orang berbajuputih itu. "Kalian semua pasti mampus!"Setelah memekik, mendadak jari tengahnya menyentil dan sebutir obat kecil langsung meluncur ke dalam Siauw Sian Cu bergerak cepat menekan teng- gorokannya, agar obat itu jangan masuk ke tenggorokan, namun sudah terlambatGlek! Kepala orang berbaju putih itu terkulai, dan nafasnya pun putus orang menggeleng-gelengkan kepala, sedangkan Kiu Tok Sian Ong segera berendus-endus di pakaian orang itu, kemudian tertawa."Ha ha!""Kenapa Sian Ong tertawa?" tanya Pek Yun Hui heran. "Akal ini memang mungkin dapat mengelabui aku?" sahutKiu Tok Sian Ong."Sian Ong!" tanya Giok Siauw Sian Cu. "Apakahyang ditelannya itu bukan racun?""Memang racun." Kiu Tok Sian Ong mengangguk "Tapi racun itu tidak akan mematikannya." Giok Siauw Sian Cu segera meraba hidung orang berbaju putih itu."Dia sudah tidak bernafas, pertanda dia telah mati!" ujarnya dengan kening berkerut"Engkau telah dikelabuinya." Kiu Tok Sian Ong tersenyum, "Bagaimana mungkin mereka akan membunuh diri? Memang, siapa yang menelan racun itu dalam waktu dua jam akan tampak seperti orang mati, Maka kalau tidak dikuburkan, dua jam kemudian dia akan kabur."Kini mereka semua baru mengerti, dan seketika mereka pun bertambah gusar"Apa yang dikatakannya tadi, kedengarannya tidak bohong," ujar Kiu Tok Sian Ong setelah berpikir beberapa saat, "Namun mereka telah terikat oleh suatu peraturan, jadi pereuma kita mendesaknya, Lebih baik kita bunuh saja dia!"Usai berkata begitu, Kiu Tok Sian Ong mengangkat tangannya dan terdengarlah suara "Plak".Pek Yun Hui ingin membuka mulut mencegahnya, tapi sudah terlambat Tadi orang berbaju putih berpura-pura mati dengan maksud ingin kabur, tetapi kini malah benar-benar mati."Sian Ong!" ujar Bee Kun Bu. "Nyawanya telah Sian Ong habiskan, mungkin kita semua tidak akan tahu di mana Mo Kui Ceh Yi itu.""Eh? Bocahl" Air muka Kiu Tok Sian Ong berubah. "Maksudmu ingin mencari tempat itu?""Tentu." sahut Bee Kun Bu mengangguk"Dasar bocah tak tahu tingginya langit! Sudahlah! jangan omong kosong !agi!" tegur Kiu Tok Sian Ong."Sian Ong!" sambung Pek Yun Hui. "Kalau kami tidak pergi mencari tiga iblis itu, bagaimana guruku dan Kun Lun Sam Cu? Apakah harus membiarkan mereka tetap tidak waras begitu?""Nona Pek!" Wajah Kiu Tok Sian Ong tampak serius, "Soal kepandaian, aku memang di bawahmu! Tapi usiaku lebih tua puluhan tahun darimu! Engkau mau dengar atau tidak adalah urusanmu, namun aku harus bicara!""Silakan bicara, Sian Ong!" ujar Pek Yun Tok Sian Ong memandang Na Hai Peng dan Kun Lun Sam Cu, kemudian menunjuk mereka berempat seraya berkata."Ke empat orang itu menjadi tidak waras karena perbuatan tiga iblis dari Mo Kui Ceh Yi. Kalian boleh menjaga mereka agar tidak ditemukan orang berbaju putih, berarti tidak akan terjadi apa-apa. Kalau kalian ingin pergi mencari Mo Kui Ceh Yi, itu sama juga kalian mencari mati."Walau Kiu Tok Sian Ong telah mengatakan begitu, tapi wajah Pek Yun Hui, Bee Kun Bu dan lainnya tampak biasa- biasa Tok Sian Ong menatap mereka satu persatu dengan kening berkerut seraya bertanya."Kalian tidak mau dengar?""Apa yang dikatakan Sian Ong memang benar dan masuk akal," jawab Bee Kun Bu. "Akan tetapi kami sebagai murid, bagaimana mungkin terus menyaksikan guru begitu selamanya?""Hm!" dengus Kiu Tok Sian Ong, "Kalian tidak tega menyaksikan keadaan mereka begitu, maka bertekad pergi mencari Mo Kui Ceh Yi, apakah itu akan mem-bantu? Setelah kalian seperti ke empat orang itu, barulah kalian tahu rasa!"Bee Kun Bu dan lainnya diam. sedangkan Kiu Tok Sian Ong mendekati Lie Ceng Loan. "Nona Li, aku boleh tidak peduli orang lain. Namun aku telah berhutang budi pada almarhum, maka engkau sama sekali tidak boleh mencari kerepotan itu!" ujar Kiu Tok Sian Ong sungguh-sungguh."Sian Ong!" Lie Ceng Loan memandangnya. "Aku tahu Sian Ong bermaksud baik pada kami semua, tapi Kakak Bu memutuskan bagaimana, aku pasti menurutinyaKiu Tok Sian Ong membalikkan badannya memandang pada Bee Kun Bu."Mungkin engkau mau mendengar nasihatku?""Harap Sian Ong sudi memaafkan, aku sungguh tidak bisa menuruti nasihat Sian Ong," sahut Bee Kun Bu."Baik, baik!" Akhirnya Kiu Tok Sian Ong menghela nafas. "Semuanya menganggap dirinya gagah berani, namun justru amat bodoh sekali!"Setelah berkata demikian, Kiu Tok Sian Ong melesat pergi, latapi Pek Yun Hui cepat-cepat memanggilnya."Sian Ong tunggu!"Kiu Tok Sian Ong terus melesat pergi, seakan tidak mendengar seruan Pek Yun Hui. Tak lama kemudian, ia sudah hilang dari pandangan"Kenapa Nona memanggilnya ?" tanya Pang Siu Wie heran."Dia menasihati kita, tentunya bermaksud baik," jawab Pek Yun Hui sambil menarik nafas. "Mungkin Mo Kui Ceh Yi memang merupakan suatu tempat yang amat bahaya, tapi bagaimana mungkin kita tidak ke sana?""Benar, Kakak Pek" Bee Kun Bu mengangguk "Kalau pun Mo Kui Ceh Yi merupakan suatu tempat yang amat bahaya, kita pun harus ke sana, Seperti halnya dengan istana Pit Sia Kiong, bukankah sangat lihay sekali? Toh kita semua tidak merasa takut kan?""Tapi itu tidak bisa disamakan dengan istana Pit Sia Kiong," ujar Pek Yun Hui."Oh?" Lie Ceng Loan terbelalak "Kakak Pek, apakah Mo Kui Ceh Yi jauh lebih lihay dari istana Pit Sia Kiong?""Saat ini aku masih tidak berani memastikannya," sahut Pek Yun Hui sambil tersenyum getir, "Guru yang menolong kita semua di istana Pit Sia Kiong, kini malah jadi begitu. "Apa yang dikatakan Pek Yun Hui memang benar, perasaan semua orang jadi tereekam, terutama Bee Kun Bu dan Lie Ceng Loan."OIeh karena itu. M lanjut Pek Yun Hui tampak telahmengambil keputusan "Biar bagaimanapun, kita harus pergi menyelidiki Mo Kui Ceh Yi! Adik Loan, engkau mau ikut?""Bagaimana Kakak Bu?" Lie Ceng Loan balik ber-tanya. "Dia pasti pergi," sahut Pek Yun Hui."Kalau dia pergi aku pasti ikut," ujar Lie Ceng Loan dan menambahkan "Pokoknya aku tidak mau berpisah dengan Kakak Bu lagi.""Adik Loan!" Pek Yun Hui menggenggam tangan-nya. "Kiia tidak bisa membawa guru, jadi guru harus ditinggalkan di sini. Kalau tiada seorang pun yang menjaga mereka, bukankah akan menimbulkan masalah lagi?""Kakak Pek!" Mata Lie Ceng Loan mulai basah, "Pokoknya aku harus ikut Kakak Bu."Ketika Pek Yun Hui ingin mengatakan sesuatu, Pang Siu Wie sudah mendahului membuka mulut"Nona Pek! Biar dia tkut, aku akan menjaga di sini." "Benar," sambung Giok Siauw Sian Cu. "Aku pun berada disini menjaga mereka, Jadi aku dan Pang Siu Wie tidak ikut," "ltu merupakan tanggung jawab yang amat besar Kalian berdua jangan main-main!" tegas Pek Yun Hui."Asal kami berdua masih bernafas, tidak akan membiarkan Na Locianpwee dan Kun Lun Sam Cu terjadi sesuatu," sahut Pang Siu Wie dan Giok Siauw Sian Cu serentak"Kalau begitu. " Pek Yun Hui berpikir sejenak lalumelanjutkan "Kita pun tidak boleh lama-lama di sini, juga tidak boleh kembali ke gua Thian Kie. Tak jauh dari sini, terdapat sebuah gua yang amat rahasia, Kalian boleh tinggal di dalam gua itu, tapi tidak boleh ke mana-mana.""Ya." Pang Siu Wie dan Giok Siauw Sian Cu mengangguk "Setelah lukanya sembuh, Saudara Kim pasti membantukalian," ujar Pek Yun Hui dan menambahkan "Kalau sudah lama sekali kami tidak putang, kalian harus berusaha mencari Na Siao Tiap!"Giok Siauw Sian Cu dan Pang Siu Wie mengangguk "Kalian berdua harus hati-hati!" pesan Pek Yun Hui."Sebab itu merupakan tanggung jawab kalian.""Kami tahu," sahut Giok Siauw Sian Cu dan Pang Siu Wie serentak"Kakak Pek!" ujar Bee Kun Bu. "Kalau begitu, mari kita berangkat sekarang!""Baik." Pek Yun Hui bertiga lalu meninggalkan lembah itu, sedangkan Giok Siauw Sian Cu dan Pang Siu Wie membawa Na Hai Peng dan Kun Lun Sam Cu ke gua rahasia yang ditunjuk Pek Yun Pek Yun Hui, Bee Kun Bu dan Li Ceng Loan sudah meninggalkan lembah Cu Ngu itu, Beberapa mil kemudian, Pek Yun Hui berkata."Kita masih harus ke gua Thian Kie dulu." "Kenapa?" tanya Li Ceng Loan heran."Orang-orang berbaju putih yang datang dari Mo Kui Ceh Yi semuanya mengenakan pakaian putih, juga memakai kedok kulit manusia, kan?" Pek Yun Hui tersenyum serius."Benar, Jadi kenapa?" Li Ceng Loan bertambah heran, Gadis itu sama sekali tidak mengerti akan maksud Pek Yun Hui."Kini kita akan menempuh bahaya pergi menyelidiki Mo Kui Ceh Yi, kalau dengan pakaian kita yang begini, sulit membaurkan diri." Pek Yun Hui menjelaskan "Me-ngerti, Adik Loan?""Oooh!" Li Ceng Loan manggut-manggut mengerti "Tidak salah," ujar Bee Kun Bu. "Kita harus menyalinpakaian mereka agar gampang membaurkan diri di sana."Mereka bertiga menuju gua Thian Kie, Tampak mayat- mayat orang berbaju putih terbujur di depan gua tersebut Mereka bertiga memilih orang berbaju putih yang berukuran sama dengan badan masing-masing, kemudian menyalin pakaian mereka dan sekaligus memakai kedok kulit manusia memakai kedok tersebut, mereka bertiga saling memandang dan sama-sama mengeluarkan suara "lh", karena wajah mereka telah berubah menyeramkan sekaliMereka bertiga meninggalkan tempat itu, namun mendadak Lie Ceng Loan berhenti sambil berseru."Eh? Benda apa yang bergantung di pinggang me-reka?" U Ceng Loan menunjuk ke arah benda yang bergantung di pinggang mayat orang berbaju setelah pakaian putihnya ditanggalkan, pada pinggang mayat-mayat itu tampak bergantung sebuah benda berbentuk segitiga menyerupai semacam medaH emas. Hati Pek Yun Hui tergerak ia segera mendekati dan mengambil benda itu, Di permukaan medali tersebut terdapat tulisan berbunyi "Mo Kui Ceh Yi" Di baliknya juga terdapat tu!isan, "Delapan puluh Tujuh"."Ka!ian berdua juga harus memakai medali itu," ujar Pek Yun Kun Bu dan Li Ceng Loan menurut Mereka mengambil medali dari mayat lain, lalu dipakainya di pinggang Pada medali itu juga terdapat tulisan yang sama, hanya saja nomornya Yun Hui memakai medali nomor delapan puluh tujuh, medali U Ceng Loan bernomor sembilan puluh satu, dan Bee Kun Bu memakai medali bernomor dua puluh empat"Medali ini merupakan tanda mereka, maka tidak boleh hilang." pesan Pek Yun Hui."Ya," sahut Bee Kun dan Li Ceng Loan serentak Kemudian Bee Kun Bu menambahkan, "Pihak Mo Kui Ceh Yi pasti tidak akan menyudahi urusan ini, sebab sudah banyak orangnya mati di sini Kalau mereka menemukan mayat di sini, bukankah akan tahu ada tiga orang menyamar sebagai orang-orang baju putih Mo Kui Ceh Yi?""Kita harus membuang mayat-mayat itu ke dalam jurang," ujar Pek Yun membuang mayat-mayat itu ke dalam jurang, mereka bertiga lalu meninggalkan gunung Kwat Cong San..Pek Yun Hui, Bee Kun Bu dan Lie Ceng Loan terus melakukan perjalanan, sepanjang siang dan malam mereka terus berjalan, dan hanya beristirahat sejenak di malam harinya, Mereka memburu waktu karena mencemaskan keadaan Na Hai Peng dan Kun Lun Sam Cu yang masih dikendalikan bulan kemudian mereka sudah mendekat Giok Bun Kwan. Hati mereka menjadi tegang karena masih belum mengetahui di mana Mo Kui Ceh Yi, dan belum mengetahui juga siapa sebenarnya ke tiga iblis Hai Peng yang berkepandaian begitu tinggi, masih dibuat tidak waras dan mereka kendalikan Kiu Tok Sian Ong juga menasihati mereka, agar tidak pergi menyelidiki Mo Kui Ceh Yi. itu pertanda tempat tersebut amat berbahaya sekali. Oleh karena itu, mereka bertiga boleh dikatakan sedang pergi mengadu nyawa, Namun apa boleh buat, mengingat keadaan guru mereka yang begitu memprihatinkan, meskipun berbahaya sekali, mereka tetap harus menempuhnya!Malam ini ketika bulan bersinar remang-remang, mereka bertiga meninggalkan Giok Bun Kwan untuk melanjutkan perjalananSetelah larut malam, sampailah mereka di gurun pasir yang tampak kekuning-kuningan karena tertimpa sinar bulan. Gurun pasir itu tampak begitu tenang, sama sekali tiada suara apa mengerahkan ginkang melesat di atas gurun pasir tersebut Mereka tahu bahwa dibalik ketenangan itu, justru ada bahaya besar mengancam diri mereka mana Mo Kui Ceh Yi itu, mereka sama sekali tidak mengetahuinya, hanya tahu kira-kira berada di sekitar gurun pasir karena itu, mereka bertiga mengarungi gurun pasir itu untuk mencari Mo Kui Ceh Yi tersebut Ketika hari mulai terang, mereka mendengar suara dering-dering di tempat yang jauh, Tak seberapa lama kemudian, muncullah iring- iringan Yun Hui, Bee Kun Bu dan Lie Ceng Loan segera memandang iring-iringan unta, dan seketika itu juga Bee Kun Bu berseru tak tertahanTernyata di dalam iring-iringan unta tidak tampak seorang pun, tapi banyak barang berada di atas punggung unta-unta itu. Bee Kun Bu teringat akan iring-iringan kereta kuda kaum pedagang, yang dikepalai seorang tua berjenggot Para pedagang itu semua mati terbunuh Kini muncul iring-iringan unta, namun tiada orangnya, Apakah orang-orangnya juga telah celaka?Mereka bertiga segera mengerahkan ginkang mendekati unta-unta itu, Begitu melihat mereka, unta-unta itu pun berhenti Unta-unta itu berjumlah delapan puluh ekor, tapi diantara mereka tidak tampak seorang bertiga saling memandang dengan kening berkerut-kerut, kemudian Pek Yun Hui berkata."Hati-hati! Jangan-jangan para penjahat berada di sekitar tempat ini!"Bee Kun Bu dan Lie Ceng Loan mengangguk Mereka bertiga memandang ke arah kafilah itu muncul dan kemudian melesat ke sana, Di sana mereka menyaksikan pemandangan yang amat mengenaskan, yaitu puluhan mayat bergelimpangan di atas gurun pasir yang tampak tenang yang sudah mati itu berpakaian ala Bangsa Han dan Bangsa mereka mendidih menyaksikan keadaan itu, Wajah Bee Kun Bu merah padam menyiratkan kegusaran"Kalaupun bukan demi ayah angkat dan guru, aku pun tidak akan melepaskan para iblis itu!""Kakak Bu, apakah kaum pedagang ini dibunuh oleh orang-orang berbaju putih?" tanya Lie Ceng Loan."Memang mungkin," sahut Pek Yun Hui dan menambahkan "Kalau bukan perbuatan mereka, siapa lagi yang begitu kejam membunuh para pedagang ini?"Pada saat mereka sedang berbicara, tiba-tiba sosok bayangan berkelebat menuju tempat itu, Meskipun masih begitu jauh, tapi Pek Yun Hui melihat dengan jelas, bayangan yang berkelebat itu adalah orang-orang berbaju putih. "Kita harus cepat bersembunyi di dalam gurun pasir untuk melihat gerak-gerik mereka!" ujar Pek Yun Kun Bu dan Lie Ceng Loan mengangguk Mereka bertiga lalu mengerahkan Ci'an Kin Tui llmu Memberatkan Badan Jadi Seribu Kati. Dengan ilmu tersebut badan mereka merosot ke dalam pasir, tinggal kepala mereka yang tampak dipermukaan.
Cerita Silat Lanjutan. Dulu kamu lucu,, dulu kamu gemesin,, dulu juga kamu ngangenin, tp sekarang kamu berubah.. Pendekar Manja membaca tulisan didinding sebuah goa yg tanpa sengaja ditemukannya.. Gak salah lagi dahulu goa ini pernah dihuni seseorang.. Ach.. Cemburu menghancurkan semua Nya.. Betapa Mata ingin melihat, betapa tangan ingin membelai betapa bibir ingin bisikan Cinta tp kebencian mengalahkan segalanya.. Satu lg tulisan yg terukir indah pada sebuah patung bidadari cantik.. Dimana dibawah kaki patung cantik itu terdapat 3buah kitab tua.. Berdebar hati pendekar Manja, iya sentuh kitab itu ia bersihkan debu yg menempel.. Tampak tulisan pada sampul kitab itu.. KITAB ILMU SILAT JURUS PATAH HATI.. Gak salah lagi goa ini dahulu dihuni seorang pendekar sakti yg mengasingkan diri.. Penasaran pendekar Manja bersihkan kitab yg kedua disana tertulis Kitab JURUS ILMU SILAT KUCING KAWIN, wadohh jurus enak niy hahaha. Dan kitab yg ketiga tertulis Kitab ILMU SILAT KUCING PIPIS.. hmmm ternyata kitab2 ini adalah kitab yg selama ini dicari2 dan diperebutkan kaum dunia persilatan.. Hmm jodoh g kemana2 para pendekar baik dari golongan hitam maupun putih berlomba2 berburu kitab2 ini malah pendekar Manja yg menemukan tanpa sengaja hehe.. Pembaca pendekar Manja nya pamit dulu mau berlatih jurus2 baru berkelebattt hahahah.. . jackygiar
Untukterakhir kalinya, sebelum meninggalkan ruangan itu, Wiro Download Cerita Silat Wiro Sableng 212 Literatur Fiksi silat karya A Literatur Fiksi silat karya A. Jagal Iblis Makam setan Ku Tunggu di Pintu Neraka: 70 " katanya sambil membungkuk sopan Cerita Silat : Pendekar Super Sakti [Kho Ping Ho] 7, Gudang Cersil [Cerita Silat], Cerita
Jilid 34"Anak Hiong. " Souw Peng Hai menarik nafas, "Masihluas di kolong langit, tentunya ada tempat untuk kita berteduh.""Guru telah terluka hingga sedemikian macam, kenapa Kim Hun Tokouw mau melepaskan Guru?" tanya Co Hiong heran."Dia memang sudah mau turun tangan membunuh guru, namun mendadak lonceng di istana Pit Sia Kiong berbunyi, maka dia segera kembali ke sana." Souw Peng Hai memberitahukan."Mungkinkah. Na Siao Tiap sudah datang?" Co Hiongtampak tersentak"Hm!" dengus Souw Peng Hai dingin, "Biar dia musnahkan istana itu!"Co Hiong mengerutkan kening, kelihatannya ia sedang memikirkan sesuatu, sedangkan Souw Peng Hai menarik nafas dalam-dalam, lalu duduk dan menghimpun hawa murninya, Tak lama ia sudah tampak agak bersemangat "Anak Hiong! sebetulnya siapa orang aneh di dalam gua itu?" tanyanya sambil memandang muridnya itu."Panjang kalau dituturkan," sahut Co Hiong."Apa yang engkau alami di dalam gua, tuturkanlah pada guru!" ujar Souw Peng Hiong mengangguk, lalu mulai Hiong mengaku dirinya Bee Kun Bu, melangkah ke dalam gua dengan hati kebat-kebit dan merasa takut tetapi, ia tetap memberanikan diri untuk terus melangkah ke dalam, Setelah melangkah masuk beberapa depa, ia berhenti seraya berkata."Cianpwee, aku sudah memasuki gua ini!"Tiba-tiba berkelebat sosok bayangan ke hadapannya, Bayangan itu tinggi kurus dan begitu cepat tanpa mengeluarkan sedikit suara pun, bagaikan arwah penasaranCo Hiong terkejut Ketika ia baru mau membuka mulut, mendadak merasa bahunya sakit sekali, ternyata bahunya telah dicengkeram orang."Cianpwee. "Baru mengucapkan kata tersebut, badannya telah terangkat dan melayang, Betapa terkejutnya Co Hiong, sebab ia sama sekali tidak mampu melawan atau mengerahkan lama ia sudah sampai di ruang batu yang suasananya remang-remang. Di ruang batu itu terdapat meja dan tempat duduk yang dibikin dari batu pula, Bahkan tampak sebuah lampu minyak menyala remang-remang di atas meja batu Co Hiong terbelalak, ternyata matanya melihat dua orang berdiri di situ, yakni dua anak gadis yang dilemparkannya tadi Kedua gadis itu masih hidup, Sungguh di luar dugaan karena orang aneh di dalam gua tidak menghisap darah mereka. Hanya saja mereka berdua berdiri seperti patung, Begitu melihat Co Hiong, salah satu gadis itu langsung memperlihatkan wajah Hiong menoleh melihat orang aneh itu, bukan main kagetnya setelah melihat orang aneh orang aneh itu putih dan panjang hampir menyentuh tanah, Separuh wajahnya tertutup oleh rambutnya yang panjang itu, cuma tampak sepasang matanya yang menyorot tajam."Cianpwee menyuruhku masuk ada urusan apa?" tanya Co aneh itu menatap Co Hiong, tapi tidak ber-suara, Tatapan yang begitu tajam membuat sekujur badan Co Hiong langsung merinding, Orang aneh itu mendorong sebuah pintu batu. Setelah pintu batu itu terbuka, terdengarlah suara rintihan anak gadis."Kakak Bu! Kakak Bu, engkau di mana?"Co Hiong mengenali suara itu, tidak lain adalah suara Lie Ceng Loan. Semula ia mengira gadis itu telah mati di tangan orang aneh, tapi ternyata tidak, itu membuatnya tertegun dan tidak habis berpikirOrang aneh memandang ke dalam ruang itu, kemudian menarik nafas panjang, lalu membalikkan badannya sambil menggerakkan tangannya memanggil Co Hiong, Sungguh menyeramkan, sebab kuku jari tangan orang aneh itu panjang- panjang Hiong menarik nafas dalam-dalam menenangkan hati, lalu menghampiri orang aneh dan tampak terheran-heran pula, Karena merasa dingin sekali ketika mendekati orang aneh itu, maka Co Hiong teringat akan kata-kata Souw Peng Hai, bahwa orang aneh itu melatih semacam ilmu yang mengandung hawa Hiong memasuki ruang batu itu, ia melihat Lie Ceng Loan duduk di atas sebuah batu. Hati Co Hiong langsung tersentak saking terpesona akan kecantikan Lie Ceng Loan, bahkan terpukau pula, Kalau di dalam gua itu tidak ada orang aneh, mungkin gadis itu telah menjadi miliknya."Nona Lie! Nona Lie!" panggil Co Hiong sambil Lie Ceng Loan berseri dan tersenyum manis, sehingga sepasang matanya berbinar-binar indah."Kakak Bu, engkau sudah selamat?""Ceng Loan!" Co Hiong menggenggam tangannya seraya bertanya lembut, "Kenapa engkau?""Kaka Bu, hatiku merasa lega karena engkau sela mat," ujar Lie Ceng Loan sambil menarik nafas dalam-dalam."Cianpwee!" Co Hiong berpaling memandang orang aneh itu, "Nona Lie kenapa? Apakah dia terluka?"Orang aneh itu cuma menarik nafas, ia tidak menyahut dan bahkan membalikkan Hiong diam, ia tidak berani banyak bertanya, khawatir akan menimbulkan kegusaran orang aneh memandang Lie Ceng Loan dengan penuh perhatian ternyata di kening gadis itu terdapat luka bekas goresan, itu membuatnya terkejut dan ke empat puluh tiga Menutur kejadian Masa Lalu sementara Lie Ceng Loan terus memandang ke depan,Mulutnya terus bergumam dengan suara rendah."Kakak Bu, Co Hiong bilang engkau ditangkap di istana Pit Sia Kiong, Aku... aku cemas sekali, Kakak Bu. Setelah engkau meninggalkan Gunung Kwat Cong San, tahukah engkau, aku sangat merindukanmu!" Hati Co Hiong terasa panas sekali begitu mendengar gumaman Lie Ceng Loan. Sebab gumaman itu merupakan curahan hati gadis itu kepada Bee Kun Bu."Kakak Bu!" Lie Ceng Loan tersenyum. "Akhirnya engkau kembali di sisiku."Usai berkata, gadis itu menggenggam tangan Co Hiong erat-erat, sehingga membuat pikiran Co Hiong Hiong tidak menyia-nyiakan kesempatan ini dan langsung mencium pipi Lie Ceng Loan, Gadis itu tersenyum manis, namun mendadak terbelalak"Siapa engkau? Siapa engkau? Engkau bukan Kakak Bu!Aku mau Kakak Bu!" Hiong terkejut sedangkan orang aneh itu men-dengus, Mendadak Co Hiong merasa bahunya sakit sekali, ternyata orang aneh itu telah mencengkeramnya"Engkau siapa?" bentak orang aneh itu. "Aku,., aku. " Co Hiong tergagap."Ayoh jawab!" bentak orang aneh itu lagi. "Engkau siapa?""Cianpwee, harap. harap dengar dulu!" Co Hiong bersikapsetenang mungkin, padahal ia amat ketakutan Dasar Co Hiong berhati licik. Seketika timbul pula suatu akal dalam benaknya, "Dengarkan dulu penjelasanku. ""Hmm!" dengus orang aneh itu dingin, lalu mengeraskan cengkeramannya."Aduuuh! Aduuuuh!" jerit Co Hiong kesakitan"Co Hiong!" bentak Lie Ceng Loan "Di mana Kakak Bu? Di mana dia?""Cianpwee, aku. aku mengaku diriku Bee Kun Bu, itudemi kebaikan Nona Lie," ujar Co Hiong sambil menahan sakit."Engkau siapa?" "Aku... aku teman baik Nona Lie." Co Hiong menjawab demikian, karena melihat sikap orang aneh itu menyayangi Lie Ceng Loan"Di mana Bee Kun Bu?""Bee Kun Bu ditangkap Kim Hun Tokouw, lalu dikurung di dalam istana Pit Sia Kiong." Co Hiong memberitahukanOrang aneh itu tampak tertegun, lalu memandang Lie Ceng Loan yang kebetulan juga sedang memandang-nya. Maka tersiratlah rasa ketakutan di wajah gadis itu."Nona Lie.,.," Orang aneh itu menarik nafas panjang, "Jangan begitu takut padaku!""Engkau cepat pergi! jangan mendekatiku, aku takuti" seru Lie Ceng Loan "Engkau bukan manusia! Bagaimana mungkin manusia menghisap darah manusia"/""Nona Lie. " Orang aneh itu menarik nafas panjang lagi,"Sudah puluhan tahun aku melatih ilmu Kiu Tok Im Han Kang llmu Hawa Dingin Sembilan Racun, Sudah amat dalam ilmu yang kulatih itu, maka di dalam tubuhku penuh mengandung hawa dingin Ketika engkau memasuki gua, kebetulan hawa dingin di dalam tubuhku sedang bergejolak, Karena tiada lain obatnya kecuali darah hangat, sehingga secara tidak langsung aku telah melakukan suatu kesalahan terhadapmu.""Phui! Siapa pereaya omonganmu? Ayoh, cepat enyah dari sini!" hardik Lie Ceng Loan"Nona Lie, aku cuma menghisap sebagian darahmu, tapi tadi aku telah menggantinya dengan darah ular, Walau engkau akan mengalami rasa panas yang luar biasa, namun justru sangat bermanfaat bagi tubuhmu." Orang aneh itu memberitahukan"Omong kosong! Aku tidak pereaya omonganmu, lebih baik engkau cepat enyah dari sini!" bentak Lie Ceng aneh itu menggeleng-gelengkan kepala, kemudian berjalan mondar-mandir di ruang batu itu. Semula Co Hiong amat mengkhawatirkan Lie Ceng Loan yang membentak-bentak orang aneh itu. Namun ketika melihat orang aneh itu cuma menarik nafas panjang dan menggeleng-gelengkan kepala, hatinya merasa tetapi, Co Hiong merasa heran, kenapa orang aneh itu cuma menghisap sebagian darah Lie Ceng Loan? Dan kenapa kemudian menolongnya lagi dengan darah ular? Co Hiong betul-betul tidak habis berpikir"Nona Lie, kini engkau telah sadar, Maka aku ingin menanyakan seseorang padamu," ujar orang aneh itu. "Apakah engkau sudi memberitahukan?""Engkau mau menanyakan siapa?" tanya Lie Ceng Loan. "Dua puluh tahun lampau, di daerah Kang Lam munculseorang pendekar bermarga Lie," jawab orang aneh itu melanjutkan "Julukannya adalah Gin Kiam Kim Pian Pedang Perak Cambuk Emas. "Mendengar itu, Lie Ceng Loan langsung duduk tegak, sepasang matanya terbelalak dan mulutnya ternganga lebar."Engkau menanyakan Gin Kiam Kim Pian?" Lie Ceng Loan menatapnya."Tidak salah." Orang aneh itu mengangguk "Aku memang ingin menanyakan Gin Kiam Kim Pian-Lie Kwi Cee!""Gin Kiam Kim Pian-Lie Kwi Cee.,." gumam Lie Ceng Loan dengan wajah menyiratkan keterkejutan "Kenapa engkau menanyakan orang itu?""Aaakh. " Orang aneh itu menarik nafas panjang, "Akuberhutang budi padanya, hingga kini masih tiada kesempatan untuk membalasnya, maka aku menanyakan nya.""Dia... dia...." Air mata Lie Ceng Loan mulai bereucuran "...dia sudah mati."Mendengar jawaban Lie Ceng Loan, orang aneh itu tampak terkejut, lalu menyingkapkan ke atas rambutnya yang menutupi wajahnya itu. Ternyata wajah orang aneh itu masih tampak tampan. Namun yang menyeramkan wajahnya, adalah codet di keningnya, Siapa yang menyaksikan bekas luka itu, pasti terkesan takutLie Ceng Loan terbelalak, kenapa wajah yang cukup tampan itu terdapat bekas luka? Di saat gadis itu sedang berpikir, orang aneh itu meraba-raba codet di dia sudah mati, tidak tahu mati di tangan siapa?" gumam orang aneh itu."Dia mati di tangan Kiok Goan Hoat, Aku.,, aku telah membalas dendamnya itu." Lie Ceng Loan memberitahukan"Kalau begitu, engkau putrinya?" Orang aneh itu menatapnya dalam-dalam."Ya." Lie Ceng Loan mengangguk "Lie Kwi Cee adalah ayahku, tapi.,, bagaimana raut wajahnya, aku tidak begitu jelas, sebab ketika dia mati, aku masih kecil.""Lie Kwi Cee adalah pendekar besar yang gagah dan tampan Tangan kanannya pedang perak dan tangan kirinya cambuk emas, Walau usianya masih muda, kepandaiannya sangat tinggi Kiok Goan Hoat itu apa? Sama sekali bukan lawannya, Aaakh. " Orang aneh itu menarik nafas sambilmengusap-usap codet di keningnya dan melanjutkan, "Nona Lie, bekas luka di keningku ini adalah pemberian ayahmu."Sete!ah orang aneh itu mengatakan begitu, terkejut-lah Lie Ceng Loan dan Co Co Hiong mengira orang aneh itu teman baik ayah Lie Ceng Loan, karena itu ia bergirang dalam hati, sedangkan Lie Ceng Loan telah terkesan baik padanya, maka ia yakin orang aneh itu pasti membantunya menundukkan Kim Hun setelah mendengar orang aneh itu mengatakan begitu, merindinglah sekujur badannya, sebab ayah Lie Ceng Loan telah mati, tentunya orang aneh itu akan menuntut balas terhadap gadis tersebut"Cianpwee!" seru Co Hiong, "Nona Lie tidak tahu apa-apa, Cianpwee tidak boleh. "Co Hiong belum menyelesaikan ucapannya, orang aneh itu telah mengibaskan tangannya ke arah Co Hiong, menimbulkan hawa yang amat dingin menerjang ke arah-nya. Ketika Co Hiong baru ingin melawan hawa dingin itu telah menerjang dirinya, sehingga membuatnya ter-mundur dan menggigil kedinginan ia sama sekali tidak mampu mengerahkan Lweekangnya, akhirnya jatuh duduk."Hati-hati Nona Lie!" Co Hiong Saudara Co!" sahut Lie Ceng Loan sambil tersenyum getir. "Walau dia musuh almarhum ayahku, aku tidak takut!"Setelah menjatuhkan Co Hiong, orang aneh itu justru tidak turun tangan terhadap Lie Ceng Loan, bahkan kemudian malah bergumam."Kening kananku tergores pedang peraknya dan kening kiriku tersabet cambuk emasnya, Aaakh! Sungguh hebat kepandaian pendekar Lie. Dia sudah mati, tentunya kepandaiannya yang sangat hebat itu tidak diwariskan pada siapa pun. Sungguh sayang sekali!"Orang aneh itu menarik nafas panjang, sedangkan Lie Ceng Loan dan Co Hiong cuma mendengarkan dengan penuh perhatian"Kepandaiannya lebih tinggi dariku.,." lanjut orang aneh itu. "Walau aku sudah terluka, tapi masih sempat membalasnya dengan sebuah pukulan, setelah itu barulah aku kabur Aku tidak tahu dia terpukul atau tidak, tapi dia justru mati di tangan Ciok Goan Hoat, Kalau begitu berarti dia telah terpukul oleh pukulanku yang mengandung hawa dingin, sehingga memunahkan separuh ke-pandaiannya, Ha ha ha,.,!" Ternyata kematian ayahku disebabkan pukulanmu itu!" ujar Lie Ceng Loan."Mungkin begitu," sahut orang aneh itu. Lie Ceng Loan membentak nyaring, tangannya menekan batu yang didudukinya, sehingga badannya melayang itu masuk ke gua bersama Co Hiong, Setelah obor padam, ia merasa sekujur badannya tidak bisa bergerak, dan tiba-tiba lehernya terasa sakit sekali ia lalu menoleh dan melihat orang aneh itu sedang menghisap darahnya melalui gigitan di takutnya Lie Ceng Loan, namun tidak punya tenaga untuk meronta, akhirnya ia pun berapa lama kemudian, barulah ia siuman dan merasa sekujur badannya panas sekali, sepertinya dirinya sedang dibakar, itu membuatnya mengoceh tidak saat Co Hiong memasuki gua itu, Lie Ceng Loan baru mulai sadar Kini tangannya menekan batu itu, justru membuatnya terkejut dan tertegunTernyata tadi ia menekan batu itu, maksudnya cuma ingin turun, Namun malah membuat tubuhnya melambung ke atas, sehingga nyaris membentur langit-langit gua itu. Setelah itu, barulah melayang Ceng Loan tahu jelas, ginkangnya masih belum begitu tinggi, tapi kenapa mendadak ia memiliki ginkang yang begitu tinggi? Gadis itu tidak habis berpikir Namun tidak punya waktu untuk memikirkan itu, sebab ia sudah membentak"Ayahku mati karena pukulanmu! Terimalah pukulanku!" Lie Ceng Loan menyerang orang aneh itu dengan jurus Yun Liong Phun Uh Naga Menyemburkan Kabut.Co Hiong terkejut sekali ketika melihat Lie Ceng Loan menyerang orang aneh itu, sedangkan dirinya masih bukan tandingannya, apalagi gadis itu? "Nona Lie, cepat berhenti!" serunya cepat "Ada masalah apa pun, bicarakan dengan baik-baik saja!"Akan tetapi sudah terlambat, Lie Ceng Loan telah melancarkan Bahu orang aneh itu terpukulBadan orang aneh itu tampak bergoyang-goyang, kemudian jatuh itu, sungguh di luar dugaan Lie Ceng Loan sendiri maupun Co Hiong, Mereka berdua tahu, orang aneh itu sama sekali tidak menangkis, bahkan juga tidak mengerahkan Lweekangnya, maka ia terpukul sampai jatuh duduk."Eh?" Lie Ceng Loan bingung. "Kenapa engkau tidak membalas?"Orang aneh itu bangkit berdiri perlahan-lahan, kemudian tersenyum seraya berkata."Nona Lie, jangan kata membalas, kalau aku mengerahkan Kiu Tok Im Han Kang, saat ini engkau pasti sudah terluka.""Kalau begitu, kenapa engkau tidak mau mengerahkan Lweekang itu untuk melukai diriku?" tanya Lie Ceng Loan sambil mengerutkan kening."Engkau harus dengar penuturan ku sampai habis," sahut orang aneh itu lalu melanjutkan penuturannya. "Pada waktu itu, aku kabur dengan wajah berlumuran darah, tentunya aku amat mendendam pada Lie Kwi Cee. Akan tetapi, setibanya di rumah, aku justru sangat berterima kasih padanya.""Lho?" Lie Ceng Loan heran, "Kenapa begitu?" "Setibaku di rumah, barulah aku tahu dia telah menolongseluruh keluargaku Aku punya seorang musuh besar, yaitu Ngo Tok Siu Manusia Lima Racun Mo Lun. " Ketika oranganeh itu menutur sampai di sini, Co Hiong dan Lie Ceng Loan pun berteriak kaget "Haaah. ?" "Nona Lie, engkau kenal Ngo Tok Siu-Mo Lun?" tanya orang aneh itu."Ya." Lie Ceng Loan mengangguk "Dia terpukul oleh Kakak Siao Tiap sehingga menjadi gila, kini entah di mana dia?""Oh?" Orang aneh itu tampak kurang pereaya. "Nona Lie, Mo Lun berkepandaian sangat tinggi, mungkin... engkau salah dengar""Aku menyaksikannya dengan mata kepala sendiri, bagaimana mungkin salah?" sahut Lie Ceng Loan. "Dia bergabung dengan partai Thian Liong, di Toan Hun Ya, lalu terpukul oleh kakak Siao Tiap!""Nona Siao Tiap itu siapa?""Kepandaian Kakak Siao Tiap amat tinggi," ujar Lie Ceng Loan sambil tersenyum. "Tiada seorang pun yang mampu melawannya.""Oh?" Orang aneh itu menarik nafas panjang, "Sudah dua puluh tahun aku tidak pernah keluar dari gua ini, maka agak asing terhadap kaum Bu Lim.""Selama itu Cianpwee tidak pernah meninggalkan tempat ini?" tanya Co Hiong mendadakCo Hiong pernah datang di gua tersebut Pada waktu itu, ia sama sekali tidak melihat seorang pun di dalam gua ini, maka ia berani membawa Lie Ceng Loan ke dalam gua tersebut Karena orang aneh itu mengatakan, tidak pernah meninggalkan gua, otomatis membuat Co Hiong tereengang dan mengajukan pertanyaan Co Hiong bertanya begitu, air muka orang aneh itu mendadak berubah, kelihatannya seperti rahasianya terbongkarSetelah itu, ia menatap Co Hiong dengan sorotan tajam dan dingin, lalu membentak keras. "Memang begitu!""Ya. Ya, aku... aku cuma sekedar bertanya saja." ujar Co Hiong cepat dengan perasaan takut"Ngo Tok Siu-Mo Lun datang di rumahku selagi aku tidak berada di rumah, Ternyata dia ingin membunuh anak isteriku yang tidak mengerti ilmu silat Kebetulan pendekar Lie lewat Padahal pada waktu itu pendekar Lie dengan aku sudah bermusuhan Namun dia justru menolong anak isteriku Aaaakh!Setelah itu, aku bertemu dengannya, Kalau dia mengungkat tentang itu, bagaimana mungkin aku akan bertempur dengan dia? Tapi dia bukan orang yang suka berbangga diri karena telah menoiong. Oleh karena itu, dia diam saja sehingga kami bertarung, wajahku terfuka, dia pun terkena pukulanku"Engkau memang jahat sekali!" ujar Lie Ceng salah," sahut orang aneh itu mengaku, "Aku memang jahat, aku memang binatang!"Karena orang aneh itu mengaku begitu, maka Lie Ceng Loan merasa tidak tega terus mempersalahkannya."Sudahlah! jangan mempersalahkan diri sendiri!" ujar Lie Ceng Loan."Nona Lie!" Orang aneh itu menatapnya, "Engkau memang mirip pendekar Lie, bahkan berjiwa besar dan berhati lapang.""Kalau begitu, kenapa engkau bisa tinggal di dalam gua ini?" tanya Lie Ceng Loan mendadak"Pada waktu itu, aku menyesal sekali Aku tidak tahu kalau pukulanku akan melukainya atau tidak? Kalaupun aku pergi mencarinya juga pereuma, sebab aku belum mampu mengobatinya," jawab orang aneh itu memberi-tahukan, "Oleh karena itu, aku bersumpah dalam hati, harus memperdalam ilmuku itu. Setelah aku berhasil memperdalam ilmuku, barulah aku pergi untuk mengobatinya!" "Cianpwee!" sela Co Hiong, "Kalau tidak salah, Cianpwee adalah Kiu Tok Sian Ong Dewa Sembilan Racun Bun Thian Pah.""Kok engkau tahu?" tanya orang aneh itu, "Cianpwee menitip anak isteri pada orang, lalu seorang diri berangkat ke seberang laut untuk belajar ilmu silat tinggi, semua kaum Bu Lim tahu itu," jawab Co Hiong, ia pun merasa terkejut karena orang aneh itu ternyata Kiu Tok Sian Ong-Bun Thian lebih mengejutkan yakni orang aneh itu masih kalah di tangan Lie Kwi Cee. Padahal Kiu Tok Sian Ong sangat terkenal, lagi pula kakak seperguruan Ngo Tok Siu-Mo Lun."Aku tidak berangkat ke seberang laut, melainkan berangkat ke luar perbatasan," ujar Kiu Tok Sian Ong, " Karena aku memperoleh berita, bahwa di dalam sebuah gua di Gunung Taysan Altai, terdapat sebuah Han Giok Giok Dingin yang sangat bermanfaat bagi ilmu Kiu Tok Im Hang Kangku, Karena itu, aku berangkat ke mari Lantaran terburu- buru memperdalam ilmuku itu, akhirnya diriku menjadi rusak. Beberapa tahun yang lalu, barulah aku berhasil menembus urat nadiku. Tak di-sangka, sudah dua puluh tahun dan putri pendekar Lie pun sudah sedemikian besar!""Guruku bilang, ayahku terjebak oleh rencana busuk Kiok Goan Hoat, akhirnya mati di tangan mereka," ujar Lie Ceng Loan menjelaskan "Sepertinya tiada hubungannya dengan pukulan Cianpwee!""Oh?" Kiu Tok Sian Ong tertegun "Biar bagaimana-pun, aku tetap merasa bersalah terhadap almarhum ayah-mu."Co Hiong dan Lie Ceng Loan diam saja, Berselang sesaat Kiu Tok Sian Ong berkata lagi"Nona Lie, sebetulnya siapa Bee Kun Bu?""Dia...." Wajah Lie Ceng Loan kemerah-merahan. "... dia kakak seperguruanku!" "Oooh, aku mengerti" Kiu Tok Sian Ong manggut-manggut, kemudian memandang Co Hiong seraya berkata, Tadi engkau begitu berani mengaku sebagai Bee Kun Bu. sesungguhnya aku harus membunuhmu, tapi mengingat engkau teman Nona Lie, maka aku mengampunimu, cepatlah engkau pergi melapor pada Lam Kiong Siu, suruh dia bawa Bee Kun Bu ke mari menemui ku!""Lo Siang Ong!" Lie Ceng Loan girang bukan main. "Apakah Lam Kiong Siu akan menuruti perkataan Cian- pwee?""Nona Lie, engkau boleh berlega hati," sahut Kiu Tok Sian Ong, "Kalau Lam Kiong Siu tidak mau mendengar kataku, aku pasti menerjang ke istana Pit Sia Kiong untuk menolong kakak seperguruanmu."Saat ini, Co Hiong tidak tahu bahwa Souw Peng Hai dan Lam Kiong Siu sudah berada di lembah, bahkan mereka telah bertarung mati-matian. Maka begitu mendengar Kiu Tok Sian Ong menyuruhnya pergi melapor pada Lam Kiong Siu, Co Hiong terkejut Sebab ia masih ingat, ketika ia menyinggung orang aneh itu, wajah Lam Kiong Siu langsung Lam Kiong Siu pernah mengalami sesuatu di tangan Kiu Tok Sian Ong, Kalau tidak, bagaimana mungkin Lam Kiong Siu tampak agak segan terhadapnya ?Setelah berpikir sejenak, Co Hiong memandang Kiu Tok Sian Ong, lalu memberi isyarat dengan tangannya."Kalau mau bicara, bicaralah!" bentak Kiu Tok Sian Ong, "Jangan seperti orang gagu, kelihatannya engkau bukan orang baik-baik!""Lo Siang Ong, Co Hiong bukan orang jahat." Lie Ceng Loan membelanya."Hm!" dengus Kiu Tok Sian Ong, "Nona Lie, engkau berhati bajik, bagaimana mungkin tahu kelicikan hati orang?" Co Hiong gusar sekali dalam hati, namun wajahnya justru malah tersenyum-senyum."Cianpwee benar, Hanya saja tadi ada sedikit pembicaraan yang tidak boleh didengar Nona Lie, maka aku memberi isyarat dengan tangan, tapi Cianpwee malah salah paham," ujar Co Hiong sungguh-sungguh."Pembicaraan apa yang tidak boleh kudengar?" tanya Lie Ceng Hiong tidak menyahut, melainkan bersikap serba salah. "Katakanlah," desak Lie Ceng Loan. "Apakah berkaitandengan Kakak Bu?"Co Hiong diam saja, itu membuat Lie Ceng Loan makin penasaran"Katakan saja!" desak Lie Ceng Loan lagi, "Kalau Kakak Bu sudah celaka, paling juga aku akan menemaninya mati.""Nona Lie. " Co Hiong menarik nafas panjang. "Terusterang, Saudara Bee. ""Kakak Bu kenapa?" tanya Lie Ceng Loan dengan wajah berubah."Dia,., dia telah. ""Dia sudah mati?" Air mata Lie Ceng Loan langsung mele! Hiong tidak menyahut, hanya manggut-manggutLie Ceng Loan tertegun, air matanya terus berderai dan berdiri seperti patung, kemudian mendadak tersenyum seraya bergumam."Kakak Bu, kita hidup selalu berpisah, Kini kita sudah mati, jadi bisa berkumpul selama-lamanya." "Eh?" Kiu Tok Sian Ong tertegun, "Nona Lie, engkau masih segar bugar, kenapa malah bilang sudah mati?""Kakak Bu sudah mati, dia akan kesepian seorang diri di sana, maka aku harus menyertainya." sahut Lie Ceng Loan sambil tersenyum sedih."Nona Lie!" ujar Kiu Tok Sian Ong, "Jangan cari mati, di dunia ini masih banyak pemuda lain.""Memang masih banyak pemuda !ain, namun aku cuma mencintai Kakak Bu seorang saja," ujar Lie Ceng Loan dengan air mata bereucuranwajahnya mulai berubah pucat, kemudian berubah merah, setelah itu mulai berubah itu, Kiu Tok Sian Ong langsung membentak lalu mendekatinya. Dicengkeramnya urat nadi gadis itu, agar hawa murninya tidak buyar"Bagaimana engkau bisa tahu itu?" tanya Kiu Tok . Sian Ong pada Co Hiong."Aku berada di luar istana, kebetulan mencuri dengar pembicaraan para peiayan.""Phui! itu mungkin cuma isu saja!" ujar Kiu Tok Sian Ong, "Nona Lie, engkau jangan begitu bodoh!""Lo Sian 0ng. H Timbullah harapan dalam hati Lie CengLoan, "Aku mau ke istana Pit Sia Kiong!""Nona Lie, aku telah menerima budi dari almarhum ayahmu, hingga kini masih belum terbalas, Kalau engkau mau ke istana Pit Sia Kiong, aku pasti mendampingimu Tapi haius menunggu malam dulu.""Harus menunggu malam ?" tanya Lie Ceng Loan, "Kenapa?""Engkau jangan bertanya, pokoknya kalau hari sudah malam, kita berangkat ke sana," sahut Kiu Tok Sian Ong. "Baiklah." Lie Ceng Loan mengangguk"Sekarang engkau boleh pergi," ujar Kiu Tok Sian Ong pada Co Hiong. "Selidiki jejak Bee Kun Bu, apakah benar dia sudah celaka?"padahal Co Hiong ingin mengajak Lie Ceng Loan pergi bersama, tapi ia tidak mampu melawan Kiu Tok Sian Ong, maka terpaksa menurut dan langsung meninggalkan gua itu, Begitu keluar dari gua itu, ia bertemu Souw Peng Hai."Ternyata orang aneh itu Kiu Tok Sian Ong-Bun Thian Pah," ujar Souw Peng Hai seusai mendengar penuturan Co Hiong, "Kepandaiannya jauh lebih tinggi dari Mo Lun, maka Mo Lun merasa iri padanya, akhirnya mereka berdua bermusuhan.""Guru!" Co Hiong tertawa, "Nanti malam kita akan menyaksikan tontonan yang sangat menarik.""Ng!" Souw Peng Hai manggut-manggut "Tadi lonceng di istana Pit Sia Kiong berbunyi, bagaimana kalau kita ke sana melihat-lihat?""Apakah Guru masih kuat bertahan?""Bagaimana mungkin guru tidak kuat bertahan?" Souw Peng Hai tertawa gelak, "Ayolah, mari kita kesana!"Bagian ke empat puluh empat Kehilangan Kitab Pusaka Ketika Souw Peng Hai dan Co Hiong tiba di depan istanaPit Sia Kiong, hari sudah senja, Mereka berdua bersembunyi di belakang sebuah pohon, lalu memandang ke arah seorang gadis cantik jelita berdiri dekat pintu istana Pit Sia Kiong, Gadis itu Na Siao Tiap, tangannya membawa sebuah Piepa Alat Musik Kuno Cina yang mirip gitar."Hah?" Co Hiong terkejut "Guru, ternyata benar Na Siao Tiap yang datang!" "Anak Hiong!" Souw Peng Hai juga terkejut "Kita jangan memperlihatkan diri."Tampak Na Siao Tiap mulai tidak sabaran berdiri di situ. "Hci! Kalau kalian tidak membuka pintu, aku tidak akanbertindak sungkan-sungkan lagi!" bentaknya tetapi, pintu istana itu tetap tertutup rapat, bahkan tiada sahutan di dalam."Kim Hun Tokouw!" seru Na Siao Tiap nyaring, "Pintu ini tidak dapat menghadangku!""Anak Hiong!" ujar Souw Peng Hai pada Co Hiong. "Lam Kiong Siu telah terluka oleh Kan Goan Cihku, mungkin dia tidak berani ke luar menyambut musuhnya itu.""Dia tidak berani ke luar, tapi Na Siao Tiap pasti menerjang ke dalam," sahut Co Hiong sambil tertawa dingin."Menurutmu, seandainya dia menerjang ke dalam, apakah mampu memusnahkan istana Pit Sia Kiong?""Pek Yun Hui masih tidak mampu memusnahkan istana itu, apa lagi Na Siao Tiap,"Ketika mereka berdua sedang bereakap-cakap di belakang pohon, Na Siao Tiap yang berdiri di depan pintu istana Pit Sia Kiong mundur beberapa langkah, kemudian mendorongkan sepasang tangannya ke arah pintu Pintu itu Siao Tiap melangkah ke dalam, Tentunya akan terjadi pertarungan hebat di dalam istana Pit Sia cara dan kenapa Na Siao Tiap pergi ke istana Pit Sia Kiong? Ketika Lie Ceng Loan dibawa pergi oleh Co Hiong, bukankah Na Siao Tiap kembali ke gua Thian Kie cinjin? Kok sekarang malah berada di istana Pit Sia Kiong?Ternyata ketika Na Siao Tiap duduk di depan gua Thian Kie Cinjin dengan pikiran kacau, mendadak muncul seekor kuda berlari kencang menuju ke tempat tersebut Akan tetapi, Na Siao Tiap sama sekali tidak mendengar suara derap kaki kuda itu, sebab pikirannya sedang itu berhenti tampak jelas dua orang duduk di punggung kuda, Salah seorang berdandan seperti pelajar berusia empat puluhan, sedangkan yang seorang lagi sudah tua, hanya punya sebelah tangan dan mereka? Ternyata Wang Han Siang dan Mo Lun yang kini telah sembuh dari penyakit gilanya."Haah?" Mo Lun terkejut sekali ketika melihat Na Siao Tiap, "Saudara Wang, kita harus cepat pergi,""Tenang!" sahut Wang Hang Siang, "Kelihatannya dia tidak mengetahui keberadaan kita di sini.""Kalau dia tahu, bukankah kita akan celaka?" ujar Mo Lun. ia memang sangat takut pada Na Siao Tiap, sebab ia pernah terpukul oleh gadis itu, sehingga membuat urat syarafnya terganggu semua hampir setengah tahun lebih, Maka ketika melihat Na Siao Tiap, ia langsung ketakutan setengah mati"Saudara Mo!" Wajah Wang Han Siang menyiratkan hawa membunuh "Gadis itu kelihatan tereekam suatu masalah, Bagaimana kalau kita melakukan serangan gelap kepadanya? Siapa tahu Kui Goan Pit Cek berada padanya."Wang Han Siang berkata sampai di situ, mendadak Na Siao Tiap mendongakkan kepala nya, kebetulan mengarah pada ke dua orang tetapi, Na Siao Tiap diam saja, hanya kemudian menghela nafas panjang dan menundukkan kepalanya Han Siang dan Mo Lun saling memandang, lalu turun dari punggung kuda. Mereka berdua berendap-endap mendekati Na Siao Tiap, lalu secepat kilat bersembunyi di belakang sebuah pohon. "Ibu..." gumam Na Siao Tiap, "lbu melarangku mencintai lelaki yang mana pun, tapi kenapa mengajarku ilmu silat?Apakah aku harus membunuh lelaki yang kucintai?"Usai bergumam, Na Siao Tiap mengeluarkan sebuah kitab Kui Goan Pit melihat kitab pusaka itu, hati Wang Han Siang dan Mo Lun langsung berdebar-debar tidak karuanKitab pusaka itu peninggalan Thian Kie Cinjin ratusan tahun lampau, yang telah menimbulkan banjir darah dalam rimba persilatan Ketika Na Siao Tiap mengeluarkan kitab pusaka itu, Wang Han Siang dan Mo Lun terkejut dan Na Siao Tiap seperti ingin memusnahkan kitab pusaka tersebutMenyaksikan itu, jantung Wang Han Siang dan Mo Lun hampir meloncat ke luar seketika, Na Siao Tiap menarik nafas dan bergumam lagi."Kui Goan Pit Cek! Kalau aku tidak mempelajari semua ilmu silat yang tereantum di dalamnya, tentu aku boleh mencintai....Bergumam sampai di situ, mendadak wajah gadis itu tampak kemerah-merahan, kemudian melanjutkan ucapan- nya."Apa gunanya aku menghendaki engkau ke mari?"Na Siao Tiap menaruh kitab Kui Goan Pit Cek itu di atas tanah, lalu sekuat tenaga menginjak kitab pusaka kitab pusaka itu amat diidamkam setiap kaum Bu Lim, tapi saat ini Na Siao Tiap malah menganggapnya sebagai kitab rongsokansementara Wang Han Siang dan Mo Lun terus menatap kitab pusaka itu, Tiba-tiba Wang Han Siang menulis beberapa huruf di permukaan tanah, "Saudara Mo, engkau memancingnya pergi, aku akan mengambil kitab Kui Goan Piteekau,"Ngo Tok Siu-Mo Lun tertegun, kemudian menulis. "Kita bertemu di mana?" Ternyata ia khawatir Wang Han Siang akan kabur bersama kitab Kui Goan Pit Han Siang berhati licik, ketika melihat Ngo Tok Siu- Mo Lun menulis begitu, timbullah rasa tidak senang dalam hatinya, Kalau aku tidak berupaya mengobatimu, mungkin kini engkau telah mati, ujarnya dalam hati, Kini malah tidak mempereayai dirinya,Walau ia sangat mendongkol dalam hati, namun tidak diperlihatkan pada wajahnya. Setelah itu ia pun menulis Setelah mendapatkan kitab pusaka itu, kita bertemu di menara tua di sebelah barat, kira-kira lima enam mil dari siniNgo Tok Siu-Mo Lun tampak serba salah, tapi menulis juga, "Aku sudah cacat begini, kurang leluasa bergerak!Bagaimana kalau Saudara Wang saja yang memancingnya pergi, lalu aku yang ambil kitab pusaka itu Tsebetulnya Wang Han Siang berniat jahat Apabila telah mendapatkan kitab itu ia akan kabur jauh-jauh, dan tidak akan ke menara itu menemui Mo melihat Mo Lun menulis begitu, ia tertegun, sementara Na Siao Tiap menengadahkan kepalanya memandang langit, kitab Kui Goan Pit Cek masih menggeletak di atas Han Siang tahu jelas, seandainya Na Siao Tiap memungut kitab pusaka itu, sulitlah merebutnya, Walau mereka berdua melawan Na Siao Tiap seorang diri, tapi tetap bukan karena itu, Wang Han Siang segera menulis lagi, Apakah Saudara Mo tidak mempereayaiku? Mo Lun tersenyum licik dan menulis, Kakiku tinggal sebelah, berjalan pun susah, sungguh sulit bagiku memenuhi keinginanmuWang Han Siang berpikir sejenak ia sudah punya suatu rencana di dalam benaknya, maka ia pun mengangguk seraya berbisik"Baiklah."Betapa girangnya Ngo Tok Siu-Mo Lun, sehingga membuatnya lupa daratan. Tiba-tiba Wang Han Siang bergerak aneh, kelihatannya menancapkan sesuatu di tanah, lalu melesat Tok Siu-Mo Lun terus menatap kitab Kui Goan Pit Cek yang masih tergeletak di atas tanah itu dengan mata tak berkedip. Apabila Wang Han Siang muncul memancing Na Siao Tiap pergi, ia akan segera mengambilnya lalu kabursementara Wang Han Siang terus mendekati Na Siao Tiap tanpa mengeluarkan suara sedikit pun. sedangkan Mo Lun sudah siap melesat ke luar untuk mengambil kitab itu, Akan tetapi mendadak....Bummm! Terdengar suara ledakan di sisi Ngo Tok Siu-Mo cepat kejadian itu, membuat Mo Lun terkejut bukan main, Sesaat ia sudah tahu, dan langsung mencaci."Dasar binatang.,.,""Siapa?" bentak Na Siao Tiap, dan sekaligus melesat ke arah Mo takutnya Mo Lun, ia tidak menyangka kalau Wang Han Siang begitu licik. Na Siao Tiap melesat ke arahnya, berarti kesempatan bagi Wang Han Siang untuk mengambil kitab pusaka itu, dan sebaliknya dirinya malah akan mati di tangan Na Siao Tiap, seketika juga timbul niat jahatnya terhadap Wang Han Siang, maka ia cepat-cepat berseru."Nona Na, cepat lihat itu.,,."Ternyata engkau!" sahut Na Siao Tiap sambil mengayunkan Ploook! Muka Mo Lun sudah tertampar dua kali, sehingga membuat matanya berkunang-kunang dan nyaris ia masih sempat melirik ke arah kitab Kui Goan Pit Cek Ternyata Wang Han Siang telah mengambilnya dan langsung melesat pergi."Lihat itu!" seru Mo Lun sambil menunjuk ke menampar Mo Lun, Na Siao Tiap merasa ada desiran angin di belakangnya Begitu Mo Lun berseru, Na Siao Tiap langsung melesat ke arah yang ditunjuk Mo tetapi, Wang Han Siang telah melesat pergi beberapa depa, Na Siao Tiap mendengus dingin, kemudian mendadak menyentilkan jari tengahnya, Tampak cahaya putih meluncur laksana kilat ke arah Wang Han Han Siang sudah tahu akan serangan itu, maka segeralah ia mengerahkan Lweekangnya melindungi Cahaya itu telah menghantam Hong Bun Hiat di bahu Wang Han Na Siao Tiap menyerangnya dengan sebutir mutiara putih, dan seketika juga Wang Han Siang jatuh duduk tak bergerak lagi."Di mana Kui Goan Pit Cek itu?" bentak Na Siao Tiap sambil melesat ke hadapan Wang Han Han Siang diam saja, Na Siao Tiap berpaling memandang Ngo Tok Siu-Mo Lun seraya membentak. "Engkau jangan kabur!"Ngo Tok Siu-Mo Lun sudah tahu akan kelihayan Na Siao Tiap, maka ia tidak berani kabur Lagi pula yang mengambil Kui Goan Pit Cek itu Wang Han Na Siao Tiap menendang Wang Han Siang. "Aaakh.,." keluh Wang Han Siang. "Kui Goan Pit Cek? ApaKui Goan Pit Cek itu?""Kitab yang ingin kuhancurkan itu!" sahut Na Siao Tiap dingin."Aku tidak melihat kitab itu." ujar Wang Han Siao Tiap tertegun, ia menatap Wang Han Siang tajam seraya berkata terang, kitab Kui Goan Pit Cek itu merupakan barang pembawa bencana! Maka aku ingin menghancurkannya! cepatlah kembalikan kitab itu!""Nona Na, aku tahu engkau berkepandaian tinggi!Bagaimana mungkin aku berani bermain-main dengan-mu? Aku... aku sungguh tidak melihat kitab itu!""Oh?" Na Siao Tiap mengerutkan kening, lalu melambaikan tangannya seraya membentak "Mo Lun, ke marilah engkau!"Ngo Tok Siu-Mo Lun tidak berani membantah ia cepat- cepat mendekati Na Siao Tiap dengan sikap takut-takut."Hei!" Na Siao Tiap menudingnya, "Apakah engkau melihat dia mengambil kitab Kui Goan Pit Cek itu?"sebetulnya Ngo Tok Siu-Mo Lun dan Wang Han Siang punya iiulmugan yang akiau, kalau tidak, bagaimana mungkin Wang Han Siang mau berupaya mengobati Mo Lun ketika urat syarafnya terganggu?Akan tetapi, kitab Kui Goan Pit Cek itu telah membuat mereka berdua melupakan hubungan yang akrab itu. "Saudara Wang!" ujar Ngo Tok Siu-Mo Lun sambil tertawa dingin, "Nona Na sudah tahu, kenapa engkau masih berbohong? cepatlah engkau kembalikan pada Nona Na, itu baru benar!""Ha ha!" Wang Han Siang tertawa, "Nona Na, kalau aku mati di tanganmu, itu berarti kepandaianku masih rendah! Tapi engkau menuduh ku telah mengambil kitab Kui Goan Pit Cek, mati pun aku masih penasaran!""Kalau begitu. " Kening Na Siao Tiap berkerut "Di manakitab pusakaku itu?""Tadi aku memang telah melesat ke arah kitab pusaka itu, namun aku belum sempat mengambilnya, mendadak meluncur sebuah batu ke arah kitab pusaka itu, sehingga membuat kitab pusaka itu meluncur beberapa depa, Aku tahu diriku telah dijadikan kambing hitam, maka aku berusaha kabur, tapi tertangkap Nona Na!""Hm!" dengus Na Siao Tiap dingin, "Engkau anggap aku baru berusia tiga tahun? Gampang dibohongi?""Nona Na!" ujar Wang Han Siang, "Aku masih berada di sini, silakan menggeledah badanku!"Na Siao Tiap memang membenci kitab Kui Goan Pit Cek, namun ia tahu jelas, apabila kitab pusaka itu beredar di Kang Ouw, pasti akan menimbulkan bencana lagi, dan darah pun pasti mengalirKalau Wang Han Siang menyuruhnya menggeledah, itu bagaimana mungkin? Sebab ia seorang gadis, Oleh karena itu, ia memandang Ngo Tok Siu-Mo Lun seraya berkata."Geledahlah badannya!"Apa yang dikatakan Wang Han Siang tadi, Mo Lun tidak begitu pereaya, Bagaimana mungkin ada orang lain mengambil kitab pusaka itu? Wang Han Siang sangat licik, dia mengatakan begitu tentunya punya alasan, Kebetu!an Na Siao Tiap menyuruhnya menggeledah Wang Han Siang, memang itu yang Lun mendekati Wang Han Siang, namun secara diam- diam ia telah menyiapkan sebatang jarum beracun di berada di hadapan Wang Han Siang, mendadak Mo Lun menusuk Hwa Kai Hiat di dadanya dengan jarum beracun itu."Haah?" Wang Han Siang terkejut bukan main, "Sau-dara Mo, bagus sekali kelakuanmu!""He he!" Ngo Tok Siu-Mo Lun tertawa, "Saudara Wang, panah pemberi isyaratmu itu juga bagus sekali!""Aku mati pasti jadi arwah penasaran menuntut balas padamu!" Wang Han Siang menyumpah"Jangan khawatir!" Ngo Tok Siu-Mo Lun tertawa dingin, "Dalam waktu tiga atau lima tahun, engkau tidak akan menghadap Giam Lo Ong Raja Akhirat!"Begitu mendengar ucapan Mo Lun, sekujur badan Wang Han Siang menggigil Karena ia tahu Ngo Tok Siu-Mo Lun telah menggunakan racun yang bereaksi lamban, Siapa terkena racun itu, tidak mati namun akan mengalami penderitaan yang amat hebat"Bagus! Bagus!" Wang Han Siang tertawa tidak sabaran adalah Na Siao Tiap, ia menatap Ngo Tok Siu-Mo Lun seraya membentak"Cepat geledah dia!"Ngo Tok Siu-Mo Lun segera menggeledah Wang Hang Siang, tapi sama sekali tidak menemukan kitab Kui Goan Pit Cele Saat ini, Ngo Tok Siu-Mo Lun juga tereengang, Sebab kitab pusaka itu tidak berukuran kecil yang dapat ditelan ke dalam mulut Yang jelas Wang Han Siang telah mendapat kitab pusaka itu, tapi kenapa tidak berada padanya? Perlahan-lahan ia membalikkan badannya, sekaligus memandang Na Siao Tiap."Nona Na, kitab Kui Goan Pit Cek tidak berada padanya," katanya."Aku tidak peduli!" sahut Na Siao Tiap, "Pokoknya aku harus mendapat kembali kitab pusaka itu dari kalian!"Na Siao Tiap memainkan tali senar piepa beberapa kali, itu adalah irama Mi Hun Li Cin Menyesatkan pikiran Mengusir Roh, ilmu yang terdapat di dalam kitab Kui Goan Pit Na Siao Tiap cuma memainkan sejenak, Ngo Tok Siu-Mo Lun dan Wang Han Siang sudah merasa sukma mereka terbetot ke luar, Betapa terkejutnya Mo Lun."Nona Na, itu bukan urusanku! Saudara Wang, engkau harus berkata sejujurnya!""Tadi aku sudah berkata sejujurnya!" sahut Wang Han Siang sambil berkertak gigi."Kalau kalian tidak menyerahkan kitab Kui Goan Pit Cek, maka aku akan memperdengarkan irama piepa ini!" ujar Na Siao Tiap mengancam."Nona Na, itu tiada kaitannya dengan diriku!" Wajah Ngo Tok Siu-Mo Lun sudah pucat pias."Hm!" dengus Na Siao Tiap dingin, "Engkau bersama dia, tentunya juga berniat jahat! Kalian kaum lelaki memang jahat semua!""Nona Na!" sahut Wang Han Siang mendadak "Kalaupun kami berdua mati, kitab Kui Goan Pit Cek tetap berada di tangan orang lain! Kenapa Nona Na tidak pergi mengejar orang ilu?" Na Siao Tiap tertegun, Di saat menghadapi kematian, Wang Han Siang masih mengatakan begitu, mungkinkah dia berkata sesungguhnya?Na Siao Tiap tampak bimbang, Pada waktu bersamaan tampak tiga sosok bayangan melesat ke tempat itu. Tak lama ke tiga sosok bayangan itu sudah berada di hadapan Na Siao Tiap, Sungguh di luar dugaan, bayangan itu ternyata Kun Lun Sam Cu yang terkenal itu, Tong Leng Tojin, Giok Cin Cu dan Hian Ceng Totiang."Oh, Nona Na!" Giok Cin Cu menatapnya Ternyata engkau berada di sini!""Kun Lun Sam Cu!" Na Siao Tiap segera memberi hormat "Aku dan adik Ceng Loan mau berangkat ke istana Pit Sia Kiong,""Oh?" Giok Cin Cu mengerutkan kening. "Di mana Ceng Loan?"Wajah Na Siao Tiap langsung berubah merah, sebab Lie Ceng Loan telah dibawa pergi oleh Co Hiong dengan menunggang kuda. ia merasa malu menuturkannya, maka diam saja."Engkau. f" Giok Cin Cu menudingnya, Ternyata rahibwanita itu telah menduga yang bukan-bukan atas diri Na Siao Sumoy!" ujar Tong Leng Tojin yang sudah menerka apa yang dipikirkan adik seperguruannya itu. "Kalau ada masalah bicaralah baik-baik!"Na Siao Tiap seorang gadis cerdik, maka ketika menyaksikan sikap Giok Cin Cu begitu, ia dapat menduga bahwa rahib wanita itu telah mengira dirinya melakukan sesuatu terhadap Lie Ceng Loan, untuk merebut cinta Bee Kun Bu. "Adik Ceng Loan yang mau ikut Co Hiong pergi, apakah aku bisa disalahkan?" ujar Na Siao Tiap dengan nada tidak senang."Co Hiong?" Air muka Kun Lun Sam Cu langsung berubah. "Ya." Na Siao Tiap mengangguk."Kenapa Ceng Loan ikut Co Hiong pergi?" tanya Giok Cin Cu."Panjang sekali kalau dituturkan." Na Siao Tiap menarik nafas dan menambahkan, "Kui Goan Pit Cekku telah hilang, aku harus mencarinya dulu.""Apa?" Kun Lun Sam Cu bertambah terkejut "Ba-gaimana kitab Kui Goan Pit Cek hilang?""Berada di tangan mereka." jawab Na Siao Tiap sambil menunjuk Wang Han Siang dan Ngo Tok Siu-Mo Leng Tojin dan Hian Ceng Totiang segera mendekati Wang Han Siang, kemudian Tong Leng Tojin membentak"Di mana kitab Kui Goan Pit Cek?"Wang Han Siang tertawa dingin, Matanya menatap mereka sambil tertawa dingin dan menyahut"Dalam situasi begini, kalau aku mengambil kitab pusaka itu, apakah masih berani tidak mengembalikan pada Nona Na?"Tong Leng Tojin dan Hian Ceng Totiang segera memandang Na Siao Tiap."Aku berdiri melamun di sini, salah seorang diantara mereka memancingku pergi yang seorang lagi langsung mengambil kitab Kui Goan Pit Cek itu, tapi aku berhasil menangkap mereka." ujar Na Siao Tiap itu, Kun Lun Sam Cu tampak ter-cengang. "Kitab Kui Goan Pit Cek berada di tangan Nona Na, carabagaimana mereka mengambil nya ?" tanya Giok Cin Cu. "Kutaruh kitab itu di tanah lalu kuinjak-injak." ujar Na Siao Lun Sam Cu saling memandang dengan heran, kemudian Giok Cin Cu bertanya."ltu apa sebabnya?""Karena. " Wajah Na Siao Tiap tampak kemerah-merahandan melanjutkan "Memang begitulah!""Kini mereka telah tertangkap, apakah di badan mereka tidak terdapat kitab Kui Goan Pit Cek itu?" tanya Tong Leng Tojin."Coba jelaskan!" Na Siao Tiap menuding Wang Han Han Siang segera mengulangi apa yang dikatakannya tadi, Setelah mendengar itu, Kun Lun Sam Cu berpikir keras, lama sekali barulah Giok Cin Cu membuka mulut"Nona Na! seandainya pada waktu itu masih ada dua orang bersembunyi di sini berhadapan, salah seorang menggunakan batu menimpuk kitab Kui Goan Pit Cek itu agar meluncur ke tangan temannya, bukankah itu masuk akal?""Siapa yang berkepandaian begitu tinggi?" tanya Na Siao Tiap."Souw Peng Hai memiliki ilmu Kan Goan Cih. Eng-kau bilang Co Hiong ke mari, mungkin Souw Peng Hai bersembunyi di sini pula," jawab Tong Leng Tojin."Kalau begitu, kitab Kui Goan Pit Cek itu sudah jatuh ke tangan Souw Peng Hai?" tanya Na Siao Tiap."ltu cuma dugaanku," jawab Tong Leng Giok Cin Cu memandang Wang Han Siang dan Ngo Tok Siu-Mo Lun dengan wajah gusar "Kedua orang ini, biar bagaimanapun tidak boleh dilepaskan!" ujarnya sengit, lalu mengangkat sebelah tangannya siap memukul Wang Han saat bersamaan, Wang Han Siang justru tertawa gelak sambil menatap Giok Cin Cu."Kenapa engkau tertawa?" tanya Giok Cin Cu membentak "Kami berdua ingin berangkat ke istana Pit Sia Kiong untukmenasihati Souw Peng Hai ""Mau menasihatinya apa?""Mau menasihatinya agar tidak memusuhi sembilan partai besar," sahut Wang Han Siang dan menambahkan, "Kini kami berdua tidak bisa melawan, Ka!au engkau ingin membunuh kami, silakan turun tangan!"Giok Cin Cu tertegun, lalu menurunkan tangannya. Karena ucapan Wang Han Siang barusan bernada mau bertobat, maka Giok Cin Cu membatalkan niat untuk membunuhnya, Apalagi Wang Han Siang tidak akan melawan, bagaimana mungkin Giok Cin Cu akan turun tangan membunuhnya? itulah kelicikan Wang Han Siang."Nona Na!" ujar Hian Ceng Totiang, "Lie Ceng Loan pergi bersama Co Hiong, Souw Peng Hai pun pasti bersama mereka, Bagaimana kalau kita kejar mereka sekarang?""Pereuma!" Na Siao Tiap menarik nafas, "Kuda Co Hiong larinya laksana kilat, tidak mungkin kita dapat mengejarnya.""Oh?" Hian Ceng Totiang tertegun, "Kalau begitu, mari kita berangkat ke istana Pit Sia Kiong!""Apakah kalian bertiga pereaya Wang Han Siang berkata sesungguhnya?" tanya Na Siao Lun Sam Cu tersentak Mereka bertiga tahu jelas bagaimana liciknya Wang Han tetapi, di badan mereka berdua tidak terdapat kitab Kui Goan Pit Cek, lalu hilang ke mana kitab pusaka itu? Bagaimana mungkin mereka berdua punya waktu menyembunyikan kitab pusaka itu?"Menurut pendapatku, mereka berdua memang tidak mendapatkan kitab Kui Goan Pit Cek itu!" ujar Tong Leng Tojin."Kalau begitu, pasti sudah diambil Souw Peng Hai," sahut Na Siao Tiap dan langsung berseru. "Mari berangkat !ttNa Siao Tiap segera melesat pergi. Tong Leng Tojin, Giok Cin Cu dan Hian Ceng Totiang mengikuti Na Siao Tiap, namun Hian Ceng Totiang masih sempat berpesan pada Wang Han Siang dan Mo Lun."Harap kalian berdua sungguh-sungguh bertobat!" sebetulnya Kun Lun Sam Cu tidak begitu memusingkan kitab Kui Goan Pit Cek yang hilang itu. Yang mereka pusingkan adalah Lie Ceng Loan yang ikut Co Hiong pergi, maka mereka ingin segera tiba di istana Pit Sia Na Siao Tiap dan Kun Lun Sam Cu pergi, barulah Wang han Siang dan Ngo Tok Siu-Mo Lun menarik nafas lega."He he he!" Mo Lun tertawa terkekeh-kekeh, "Untung mereka menduga Souw Peng Hai, jadi pergi begitu saja,"Wang Han Siang tersentak mendengar itu, namun wajahnya tampak tertegun."Saudara Mo, aku tidak mengerti apa maksudmu?" "He he!" Mo Lun tertawa lagi "Engkau cuma bisamembohongi mereka!""Oh!" Wang Han Siang menatapnya. "Tadi engkau menusuk dadaku dengan jarum beracun, itu karena tidak mempereayaiku kan?""Betul." Mo Lun manggut-manggut."Engkau kira kitab Kui Goan Pit Cek berada pada-ku?" tanya Wang Han Siang sambil mengerutkan kening. Mo Lun tampak tertegun, Pada waktu itu ia melihat Wang Han Siang melesat ke arah kitab Kui Goan Pit Cek, namun mendadak Na Siao Tiap menampamya dua kali, sehingga matanya berkunang-kunang dan tidak melihat apa-apa lagi Setelah itu, barulah ia melihat Wang Han Siang melesat tidak melihat Wan Han Siang mengambil kitab Kui Goan Pit Cek, Yang amat penting itu malah terlewat dari matanya, gara-gara ditampar Na Siao Tiap."Saudara Mo!" ujar Wang Han Siang. "Jangan karena kitab Kui Goan Pit Cek, sehingga kita putus hubungan! Cepat berilah aku obat pemunah racuni""Oh?" Mo Lun tertawa dingin, "Kalau begitu, apa yang engkau katakan tadi benar?"Tong Leng Tojin bereuriga pada Souw Peng Hai, aku pikir mungkin juga begitu," sahut Wang Han Ngo Tok Siu-Mo Lun mengayunkan ta-ngannya, Wang Han Siang ingin berkelit, namun sudah terlambat ia telah terluka dalam, dan dadanya telah ditusuk dengan jarum beracun, Bagaimana mungkin ia bisa berkelit?Plaaak! Sebuah tamparan keras mendarat di pipinya. "Aduuuh!" jerit Wang Han Siang kesakitan. "Mo Lun!Apakah engkau sudah lupa, bagaimana cara aku mengobatisyarafmu yang terganggu itu?""Setelah panah pemberi isyarat itu meletus dan meluncur ke atas di sisiku, aku telah memikirkan semua itu," sahut Mo Han Siang mengerti apa maksud Mo Lun. itu berarti budi kebaikannya telah habis sampai di situ."Kalaupun itu adalah kesalahanku kenapa saat ini engkau bersikap demikian terhadapku?" tanya Wang Han Siang sambil menarik nafas. "Karena engkau ingin membohongi orang." "Membohongi siapa ?""Membohongi aku.""Bagaimana mungkin aku membohongimu?" "Seandainya Souw Peng Hai yang mengambil kitabpusaka itu, bagaimana mungkin dia tidak memunculkan diri menemui kita?" sahut Mo Lun sambil tersenyum dingin."Apakah mungkin... orang lain yang mengambil kitab pusaka itu?" ujar Wang Han Siang."He he!" Ngo Tok Siu-Mo Lun tertawa aneh, "Sau-dara Wang, aku pikir tidak bisa lama engkau menyimpan kitab pusaka itu!""Apa maksudmu?" Wang Han Siang mengerutkan kening. "Maksudku. " Mendadak Mo Lun menjulurkan tangannyamenotok jaian darah Khi Hu Hiat di tubuh Wang Han itu, Ngo Tok Siu-Mo Lun mulai mencari kitab Kui Goan Pit Cekdi sekitar tempat itu, Akan tetapi tidak menemukannya, Akhirnya ia melihat sebuah batu besar tempat Na Siao Tiap duduk tadi."Mungkinkah di situ?" gumam Ngo Tok Siu-Mo Lun sambil memperhatikan air muka Wang Han Mo Lun memperhatikan air muka Wang Han Siang, air muka Wan Han Siang memang berubaru Namun setelah Mo Lun meno!eh, justru wajah Mo Lun yang tampak gusar Wang Han Siang tampak gusar Mo Lun tetap mendekati batu itu, lalu mencari Kui Goan Pit Cek di sekitarnya, namun tetap tidak menemukannya, ia penasaran sekali, lalu mencoba mendorong batu itu, namun batu itu tidak bergeming, Bahkan di tempat itu tidak tampak adanya tanda- tanda atau bekas apa pun. "Baiklah," ujar Mo Lun. "Mari kita lihat siapa yang lebih lihay di antara kita berdua! Aku yakin suatu hari nanti engkau akan memberitahukan padaku, namun mungkin sudah terlambat pada waktu itu.""Hmm!" dengus Wang Han Siang sambil membuang muka, "Mungkin kelak engkau yang akan menyesal!""Aku akan menyesal?" Mo Lun tertawa, "Jangan lupa, dadamu telah tertusuk jarum beracun!"sebetulnya hilang ke mana kitab Kui Goan Pit Cek itu? Siapa yang mengambilnya? Tentang ini akan diceritakan nanti.******Bab ke 45 - Terkurung di Ruang ApiNa Siao Tiap melesat pergi laksana kilat Walau Kun Lun Sam Cu telah mengerahkan ginkang masing-masing, namun sama sekali tidak mampu menyusul gadis itu, sebaliknya malah makin tertinggal hari kemudian, Na Siao Tiap sudah tiba di pegunungan Altai dan mulai memasuki kawasan gunung ia sampai di depan istana Pit Sia Kiong, hari mulai senja. Di saat itu pula Souw Peng Hai dan Kim Hun Tokouw sedang bertarung mengetahui pendatang itu adalah salah seorang wanita Kwat Cong San, seketika juga para murid Kim Hun Tokouw membunyikan lonceng tanda bahaya untuk memanggilnya itu, Kim Hun Tokouw terpaksa harus kembali ke istana, maka nyawa Souw Peng Hai pun Hun Tokouw sudah memasuki istana Pit Sia Kiong melalui jalan rahasia, tapi ia tidak berani menyambut kedatangan Na Siao Tiap, karena ia telah terluka dalam. sementara Na Siao Tiap yang telah melangkah ke-dalam istana Pit Sia Kiong terbelalak sebab menyaksikan ruang yang amat besar, indah dan mewah, dan bergemerlapan bagaikan kristal"Lam Kiong Siu!" seru Na Siao Tiap setelah mengagumi ruang itu. "Apakah Souw Peng Hai berada di sini?"Kim Hun Tokouw yang bersembunyi di ruang rahasia tersentak hatinya, sebab Na Siao Tiap langsung menanyakan Souw Peng Hai."Mau apa engkau menanyakan Souw Peng Hai?" sahutnya Kim Hun Tokouw terdengar agak lantang, Ternyata ia telah makan obat mujarab, sehingga luka dalamnya mulai membaile"Siapa engkau?" tanya Na Siao Tiap, Gadis itu merasa heran, karena mendengar suara tapi tidak terlihat orangnya."Aku majikan istana Pit Sia Kiong, ada urusan apa engkau mencari Souw Peng Hai?""Dia telah mencuri kitab Kui Goan Pit Cekku, cepat suruh dia ke luar menemuiku!"Kim Hun Tokouw tertegun Sesaat kemudian ia tertawa gelak seraya berkata."Aku dengar dua wanita Kwat Cong San memiliki kepandaian yang amal tinggi, ternyata itu cuma omong kosong!""Jangan banyak omong!" bentak Na Siao Tiap gusar "Cepat suruh Souw Peng Hai ke luar!""He he!" Kim Hun Tokouw-Lam Kiong Siu tertawa dingin lagi. "Engkau perlu tahu, Pek Yun Hui telah terkurung di dalam formasi lima unsur, hingga hari ini dia masih tidak dapat meloloskan diri, mungkin beberapa hari lagi dia akan mati kelaparan!" Na Siao Tiap terkejut Ternyata benar Pek Yun Hui terkurung di dalam istana Pit Sia Kiong ini."Hei!" bentak Na Siao Tiap. "Cepat bebaskan dia!" "He he! Berdasarkan apa engkau berani menyuruhkumembebaskan Pek Yun Hui?" tanya Kim Hun Tokouw sambiltertawa mengejek"Berdasarkan kepandaian!"sahut Na Siao Tiap cepat "Berdasarkan kepandaian?" Kim Hun Tokouw tertawamengejek lagi, "Kitab Kui Goan Pit Cekmu bisa dicuri Souw Peng Hai, sedangkan Souw Peng Hai telah menderita kekalahan di tanganku, bahkan lengannya pun telah putus!""Kim Hun Tokouw, engkau tidak perlu menakuti aku!" ujar Na Siao Tiap, "Cepatlah bebaskan Bee Kun Bu, Pek Yun Hui dan suruh Souw Peng Hai keluar!""Oh, ya?""Dan juga.,." tambah Na Siao Tiap, "Co Hiong telah menculik Lie Ceftg Loan, maka engkau pun harus menyerahkan Co Hiong padaku!""Hei! Na Siao Tiap! Engkau terlampau banyak bi-cara, engkau sudah tahu mereka berdua di dalam istana ini, kenapa tidak engkau cari sendiri?"Ucapan yang bernada menantang itu membuat Na Siao Tiap gusar bukan main."Baik!" sahutnya Siao Tiap tidak peduli apa pun, langsung menerjang ke dalam, Akan tetapi gadis itu terperangah, karena di ruang itu tidak terdapat pintu."Lam Kiong Siu! Engkau cuma merupakan seekor kura- kura yang menyembunyikan kepala!" seru Na Siao Tiap, Tapi aku tetap akan menerjang ke dalam!" "He he he! Batk! Namun,., aku yakin engkau cuma omong kosong!" sahut Kim Hun Tokouw memanasi hati gadis itu."Lihat saja!" ujar Na Siao Tiap sengit, lalu memulai melancarkan pukulan ke arah dinding ruangan."Bum! Bum! Bummmm!"Karena memukul ke sana ke mari dengan tidak karuan, kebetulan sekali memukul suatu tempat para murid Lam Kiong Siu bersembunyi seketika juga gadis-gadis itu berhambur ke melihat ada orang berhambur ke luar, Na Siao Tiap segera menggerakkan tangannya menangkap salah seorang dari mereka."Cepat bilang, di mana Lam Kiong Siu?" bentak Na Siao Tiap pada gadis itu."DL,." Gadis itu menunjuk ke salah sebuah pintu rahasia, lalu Siao Tiap menaruh gadis itu ke bawah, lalu menggerakkan sebelah tangannya membentuk sebuah lingkaran, itu adalah ilmu To Im Cih Yang Menyambut Dengan Keras Mendorong Dengan Lunak, mengarah ke pintu rahasia tersebut"Kreeek!" Pintu rahasia itu Siao Tiap tertawa panjang, dan segera menerobos ke dalam, Setelah berada di dalam, ia tereengang karena dirinya telah berada di sebuah ruangan yang sangat besarMendadak muncul beberapa gadis, masing-masing membawa sebuah pipa tembaga, Kemunculan mereka membuat Na Siao Tiap mengerutkan kening. pada waktu bersamaan, gadis-gadis itu meniup pipa tembaga dan dari masing-masing pipa tembaga itu tersembur keluar asap kemerah-merahan. Na Siao Tiap pernah mendengar tentang asap beracun itu, maka ia langsung tertawa panjang sambil mengibaskan lengan bajunya. Ternyata ia mengerahkan ilmu Hian Men It Goan Kang Khi Hawa Murni Hian Men.Asap beracun itu langsung terhembus berbalik ke arah para gadis tersebut Mereka terkejut dan ingin meloncat mundur, namun sudah terlambat sebab asap beracun itu telah menyerang mereka, Tanpa mengeluarkan suara, mereka terkulai Siao Tiap tertegun menyaksikan itu, Di saat ia tertegun, mendadak ruang itu berubah gelap. Karena khawatir Lam Kiong Siu akan melakukan serangan gelap, maka Na Siao Tiap segera melancarkan dua pukulan untuk melindungi diri, lalu meloncat Siao Tiap berseru kaget, ternyata kakinya menginjak tempat kosong. seketika juga ia mengerahkan ginkangnya Ling Khong Sih Tou Terbang di Angkasa, sehingga badannya langsung melambung ke atas. Namun ketika ia baru mau melesat ke samping, tiba-tiba terdengar suara yang sangat dikenalnya."Adik Siao Tiap, engkaukah yang datang?"Begitu mendengar suara itu, hati Na Siao Tiap girang dan segera menyahut"Kakak Pek! Engkau berada di mana?" Na Siao Tiap membiarkan badannya merosot ke bawah."Aku di sini," jawab Pek Yun Hui."Kakak Pek. " Sete!ah kakinya menginjak lantai, Nn SiaoTiap mendekati tempat Pek Yun Hui bersuara. "Engkau datang seorang diri?" tanya Pek Yun Hui."Ya," sahut Na Siao Tiap. Kemudian air matanya meleleh, karena teringat akan keselamatan Bee Kun Bu serta Lie Ceng Loan yang dibawa pergi Co Hiong. Begitu gadis itu melangkah ke dalam sebuah ruangan, melihat Pek Yun Hui duduk bersila di situ dengan wajah serius. "Kakak Pek. ""Jangan masuk!" cegah Pek Yun sudah terlambat, karena Na Siao Tiap telah melangkah ke dalam."Kakak Pek!" serunya."Kreeek!" pintu ruang itu tertutup kembali, sehingga Na Siao Tiap juga terkurung di dalam ruang api."Adik Siao Tiap. " Pek Yun Hui bangkit berdiri sambilmemegang bahu Na Siao Tiap. Pek Yun Hui tereengang sebab melihat air mata adik seperguruannya itu meleleh, "Engkau. ""Kakak Pek!" Air mata Na Siao Tiap berderai."Adik Siao Tiap, kenapa engkau menangis?" tanya Pek Yun Hui"Kakak Pek, hatiku.,, hatiku berduka sekali," jawab Na Siao Tiap terisak-isak."Adik Siao Tiap!" Pek Yun Hui menatapnya, kemudian manggut-manggut seraya bertanya lembut "Apa-kah dalam hatimu telah mencintai seseorang?""Ya." Na Siao Tiap mengangguk"Oooh!" Pek Yun Hui tertawa paksa. "Siapa orang yang engkau cintai? BoIehkah aku tahu?""Kakak Pek, dia... dia ada!ah. " Na Siao Tiap menariknafas dalam-dalam sambil memberitahukan". Bee Kun Bu!"Pek Yun Hui telah menduga itu, maka ia sudah tidak " kaget lagi, hanya saja merasa khawatir"Adik Siao Tiap! Engkau. " Pek Yun Hui justru tidak tahuharus mengatakan apa. "Kakak Pek, apakah Bee Kun Bu tidak berharga untuk dicintai?" tanya Na Siao Tiap mendadak."Bee Kun Bu seorang pemuda yang gagah, tampan, jujur dan berbudi luhur tentunya berharga untuk di-cintai," sahut Pek Yun Hui sambil menarik nafas."Kakak Pek!" Na Siao Tiap menatapnya, "Apakah engkau juga mencintainya dalam hati?""Siao Tiap. " Pek Yun Hui tertegun "Kita sudah bagaikankakak beradik kandung, maka tiada yang perlu dirahasiakan Aku memang pernah berpikir begitu, tapi aku masih dapat mengendalikan diri.""Kakak Pek, aku pun telah berpikir berulang kali, harus mengendalikan diri, Karena aku mencintai se-seorang, di dunia aku akan kehilangan seseorang yang amat baik, Namun... aku tidak mampu mengendalikan diri, aku. akutelah mencintainya," ujar Na Siao Tiap dengan air mata berderai~derai."Adik Siao Tiap!" Pek Yun Hui menatapnya dengan heran. "Kenapa di dunia engkau akan kehilangan seseorang yang amat baik?"Sebab almarhumah telah memberi amanat padaku, kalau aku telah mencintai seseorang, maka aku pun harus memperdengarkan irama Mi Hun Li Cin padanya." Na Siao Tiap memberitahukan"Maksudmu?" Pek Yun Hui tidak mengerti"Aku harus membunuh orang yang kucintai itu." Na Siao Tiap menjelaskan ibuku telah meninggal, maka aku harus mentaati amanatnya-""Siao Tiap!" Pek Yun Hui menarik nafas, "Apakah engkau tega membunuh Bee Kun Bu?""Kakak Pek, itu apa boleh buat." Na Siao Tiap menggeleng-gelengkan kepala, "Setelah membunuhnya, aku akan bunuh diri mendampinginya." Pek Yun Hui terdiam, ia tahu bahwa itu merupakan urusan yang amat serius, Kalau itu terjadi, Lie Ceng Loan pun pasti mati, mungkin juga Souw Hui Hong akan bunuh diri pu!a, Sebab gadis-gadis itu, telah terjerat dalam jaringan asmara."Kakak Pek!" tanya Na Siao Tiap mendadak memecahkan keheningan "Apakah Bee Kun Bu juga terkurung di dalam istana ini?""Aku telah menolongnya keluar dari sini," jawab Pek Yun Hui memberitahukan ia memang tidak tahu kemunculan Souw Peng Hai dan Co Hiong, karena ia sudah berangkat ke istana Pit Sia Kiong, maka ia menjawab begitu."Haah?" Na Siao Tiap terkejut bukan main "Kalau begitu, adik Loan telah terjebak!""Siao Tiap!" Pek Yun Hui tereengang, "Kenapa engkau mengatakan adik Loan terjebak?""Terjebak oleh Co Hiong!" Na Siao Tiap memberitahukan "Apa?" Pek Yun Hui terperanjat dan tertegun "Apa yangtelah terjadi, cepatlah ceritakan!"Na Siao Tiap segera menceritakan tentang Co Hiong ke gunung Kwat Cong San menemui Lie Ceng LoanPek Yun Hui diam saja setelah mendengar itu, sebab sama sekali tidak menduga akan kejadian tersebut, bahkan kitab Kui Goan Pit Cek pun telah hilang."Kakak Pek, kini Bee Kun Bu berada di mana?" tanya Na Siao Tiap."Dia berada di sebuah lembah bersama Giok Siauw Sian Cu." Pek Yun Hui memberitahukanBegitu mendengar Bee Kun Bu bersama Giok Siauw Sian Cu, seketika di dalam hati Na Siao Tiap terganjel sesuatu, yaitu rasa cemburu."Kakak Pek! Ayohlah! Kita harus segera meninggalkan ruang ini!" ajak Na Siao Tiap, "Mau apa tetap berada di sini?" "Siao Tiap!" Pek Yun Hui menggeleng-gelengkan kepala, "Tidak gampang kita meninggalkan ruang ini.""Lho? Kenapa?" tanya Na Siao Tiap, "Kenapa Kakak mengatakan begitu?""Engkau harus tahu. " Pek Yun Hui menunjuk ke sana kemari. "Kini kita terkurung di dalam ruang api yang dilengkapi dengan formasi Ngo Heng Tin, maka sulit bagi kita meninggalkan ruangan ini.""Lalu apa gunanya kita terus berdiam diri?""Kalau kita diam, tentu tidak akan terjadi apa-apa." "Bagaimana kalau kita terus terkurung di sini?" Na SiaoTiap mengerutkan kening, "Sampai kapan kita akan terkurungdi sini?""Entahlah." Pek Yun Hui menggelengkan kepala, "Aku tidak mengetahuinya"Kakak Pek, seandainya formasi Ngo Heng Tin itu bergerak, apa pula yang akan terjadi?" tanya Na Siao Tiap."Kalau formasi Ngo Heng Tin itu bergerak, kemungkinan besar ruangan ini akan menjadi lautan api," jawab Pek Yun Hui memberitahukan."Oh?" Air muka Na Siao Tiap berubah, kemudian ujarnya setelah berpikir sejenak "Seandainya ruangan ini menjadi lautan api, mungkin kita masih dapat meng-halaunya dengan angin pukufan.""Aku pun telah berpikir begitu, dengan tenagaku seorang diri, memang masih mampu berlahan, Tapi lama kelamaan tentu akan kehilangan banyak hawa murni, lalu harus bagaimana sesudah itu?""Kakak Pek!" Mendadak Na Siao Tiap tersenyum. "Kita sungguh bodoh!""Maksudmu?" "Pintu rahasia itu " Na Siao Tiap menunjuk ke arah pinturahasia tersebuL "Dengan tenaga kita berdua, bagaimana mungkin tidak mampu membuka pintu itu?"Usai berkata begitu, Na Siao Tiap langsung mengerahkan Lweekangnya memukul pintu itu."Siao Tiap, jangan bertindak sembarangan!" cegah Pek Yun Hui dengan wajah tetapi, Na Siao Tiap telah melancarkan pukulannya ke arah pintu itu, dan terdengarlah suara yang memekakkan rahasia tersebut tampak tergoncang. Kalau dihantam terus-terusan dengan pukulan yang mengandung Lweekang, niseaya pintu rahasia itu akan Siao Tiap tampak gembira, dan segera melancarkan sebuah pukulan waktu bersamaan, muncullah beberapa lubang di dinding, sekaligus mengeluarkan suara yang amat memekakkan telinga, Terkejutlah Na Siao Tiap dan Pek Yun di saat itu pula mereka berdua merasa panas sekali, seakan dipanggang di atas api yang berkobar-kobar."Siao Tiap, engkau telah menggerakkan formasi Ngo Heng Tin dengan pukuIan-pukulanmu, mungkin api akan segera menyala, Cepat bersiap-siaplah!" ujar Pek Yun Hui."Ya." Na Siao Tiap mengangguk sementara lubang-lubang itu terus mengeluarkan4 hawa yang amat panas, disertai pula dengan suara gemuruh Tak lama tampaklah api yang menyala menerobos dari lubang itu ke ruangan tersebut "Kakak Pek!" ujar Na Siao Tiap terkejut "Sungguh lihay jebakan di sini!""Tidak salah." Pek Yun Hui manggut-manggut "Ka-lau tidak, bagaimana mungkin Lam Kiong Siu berani memusuhi kaum Bu Lim di Tionggoan?""Kakak Pek. " Na Siao Tiap tampak menyesal, "Akubersalah karena memukul sembarangan Apakah engkau menyalahkan aku?""Tentu tidak," Pek Yun Hui tersenyum "Adik Siao Tiap, engkau tidak perlu berkata begitu.""Kakak Pek. " Na Siao Tiap menarik nafas panjang,"Mungkin tidak lama lagi kita akan mati terbakar di ruangan ini."Pek Yun Hui juga menarik nafas, kemudian mulai mengibaskan lengan bajunya ke arah lubang-lubang itu, begitu pula Na Siao Tiap, maksud mereka agar api itu tidak menerobos ke dalam ruangan tersebut"Kakak Pek, aku ingin bertanya padamu." ujar Na Siao Tiap mendadak."Engkau mau bertanya apa, tanyalah!" sahut Na Siao Tiap. ia merasa heran dan tidak dapat menduga apa yang akan ditanyakan Na Siao Tiap."Aku mencintai Bee Kun Bu, menurut Kakak apakah dia tahu?" ternyata ini yang ditanyakan Na Siao Pek Yun Hui menarik nafas, Dalam keadaan yang begini gawat, Na Siao Tiap masih tidak melupakan Bee Kun Bu. Dapat dibayangkan, betapa cintanya pada pemuda tersebut Lalu kelak harus bagaimana membereskan jaringan asmara ini?"Dia tahu atau tidak, bagaimana mungkin aku bisa menerkanya?" sahut Pek Yun Hui. "Kakak Pek,.,." Na Siao Tiap ingin mengatakan se-suatu, namun tiba-tiba segulung api dari lubang itu menerjang ke Na Siao Tiap langsung mengayunkan tangan-nya, dan timbullah angin yang amat kencang berhembus ke arah api itu, membuat api itu padam tetapi, Na Siao Tiap dan Pek Yun Hui sudah tampak lelah sekali, sebab setiap saat pasti ada api menyembur ke arah mereka melalui lubang-lubang itu, bahkan pakaian mereka pun telah terbakar sana sini."Kakak Pek, aku punya suatu ide," ujar Na Siao Tiap serius."Apa idemu?""Kalau terus-menerus begini, kita akan kehabisan tenaga, Bagaimana kalau kita mengerahkan ilmu To Im Cih Yang untuk mendorong api itu agar membakar dinding sampai roboh?""Benar." Wajah Pek Yun Hui tampak gembira, "Ke-napa dari tadi aku tidak memikirkan cara ini?""Kakak Pek, mari kita mulai!" ujar Na Siao Tiap, Ketika segulung api mengarah padanya, ia segera mengerahkan ilmu To Im Cih Yang, dan api itu pun terdorong ke arah pula Pek Yun Hui, ketika ada segulung api mengarah padanya, ia pun langsung mendorong api itu kearah dinding dengan ilmu To Im Cih Yang, Tak seberapa lama kemudian, terdengarlah suara "Krek! Krek!""Kakak Pek!" Na Siao Tiap tertawa, "Lam Kiong Siu kira dapat mengurung kita di sini selamanya, tidak tahunya kita punya cara untuk ke luar dari sini,""Adik Siao Tiap, kita masih menghadapi tiga rintangan." Pek Yun Hui memberitahukan dengan wajah serius. "Jangankan cuma tiga rintangan, tiga puluh rintangan pun pasti ku terjang semuanya," sahut Na Siao Tiap tidak takut sama Krek! Dinding yang terbakar itu terus berbunyi. "Tidak lama lagi, dinding itu pasti roboh," ujar Pek Yun salah apa yang dikatakannya, berselang sesaat, robohlah dinding tersebut seketika juga Na Siao Tiap melesat ke luar melalui dinding yang telah roboh itu. Pek Yun Hui pun segera melesat ke luar menyusulnyaKeluar dari ruangan itu, mereka berdua berada di dalam ruangan lain, pintu di ruangan itu terbuka sedikit, tampak sedikit cahaya di dalamnya."Lam Kiong Siu!" seru Na Siao Tiap. "Masih ada jebakan apa, cepatlah perlihatkan pada kami!""Kalian berdua, terjanglah terus ke depan!" Ter-dengar suara sahutan Kim Hun Tokouw-Lam Kiong Siu."Hmm!" dengus Na Siao Tiap dingin, "Kalau engkau tidak berani memperlihatkan diri, kami pasti dapat memaksamu memperlihatkan diri! Bisa berapa lama engkau bertahan di dalam istana ini?""He he he!" Kim Hun Tokouw tertawa terkekeh-kekeh. "Kalian berdua pasti tidak bisa ke luar!""Jangan omong besar! Engkau adalah kura-kura yang menyembunyikan kepala!" Caci Na Siao Tiap sambil mendekati pintu terali itu. Pek Yun Hui mengikutinya dari masuk ke dalam, Na Siao Tiap mengerutkan kening, karena tempat itu menyerupai sebuah kamar, semua dindingnya terdiri dari baja putih yang mengeluarkan hawa tengah-tengah kamar itu terdapat sebuah batu besar berbentuk segi empat panjang, mirip sebuah tempat tidur Di atas bergantung sebuah kapak tajam, tidak terdapat benda lain lagi."Eh?" Na Siao Tiap berpaling "Kakak Pek, kok engkau tidak masuk?"Ternyata Pek Yun Hui berdiri di luar pintu terali itu. Ketika ia baru mau menyahut tiba-tiba pintu terali itu bergerak seakan mau tutup Pek Yun Hui. ia segera menahan pintu terali itu agar tidak tertutup, Akan tetapi, pintu terali itu masih terus bergerak, padahal Pek Yun Hui telah mengerahkan Lweekangnya untuk menahan."Adik Siao Tiap! cepatlah engkau ke luar!" pintu terali itu tertutup, berarti Na Siao Tiap akan berpisah dengan Pek Yun Hui."Kakak Pek,.,." Na Siao Tiap ingin mengatakan sesuatu "Cepat!" seru Pek Yun Hui cemas, Kelihatannya ia sudahtidak kuat menahan pintu terali itu lagi."Ya," sahut Na Siao Tiap, Ketika ia baru mau melangkah mendadak kapak yang bergantung di atas itu pun berayun ke arahnya."Hati-hati!" seru Pek Yun Hui. "Kapak itu "Na Siao Tiap sudah mendengar suara desiran di belakangnya, maka secepat kilat ia berkelitSiung! Kapak itu melewati kepala Na Siao Tiap, Karena itu, ia tidak keburu keluar Sebab pintu terali itu telah tertutup, Pek Yun Hui terpaksa berseru dari luar."Engkau harus berhati-hati!" "Ya," sahut Na Siao Tiap. "Adik Siao Tiap!" pesan Pek Yun Hui, "Engkau jangan menyentuh apa pun yang ada di dalam kamar itu!""Kalau begitu, kapan aku boleh menerjang ke luar?" tanya Na Siao Tiap."Adik Siao Tiap. " Suara Pek Yun Hui makin kecil,kemudian tak terdengar sama sekali."Kakak Pek! Kakak Pek. !" seru Na Siao Tiap berulangkali, tapi sudah tiada sahutan lagi."Na Siao Tiap!" Terdengar suara Kim Hun Tokouw yang dingin, "Tadi engkau telah omong besar, kenapa sekarang malah tampak ketakutan?""Siapa bilang aku ketakutan?" sahut Na Siao Tiap. "Adik Siao Tiap!" Terdengar lagi suara Pek Yun Hui."Jangan emosi, dia memang sengaja memancingmu!" "Kakak Pek. "Ting! Tang! Ting. Terdengar suara benturan bendakeras, itu membuat Pek Yun Hui terperanjat dan tertegun"Pek Yun Hui!" Suara Kim Hun Tokouw. "Dirimu sendiri sudah dalam bahaya, jangan memikirkan orang lain! Lihatlah belakangmu!"Pek Yun Hui tidak segera menoleh ke belakang, sebab khawatir Kim Hun Tokouw sedang menjebaknya, Namun kemudian ia mencium bau yang amat aneh, itu memaksanya untuk menoleh ke belakang, terbelalaklah Pek Yun Hui. Ternyata ia melihat ratusan ekor ular beracun berbaris di situ sambil menyemburkan Yun Hui telah kehilangan pedangnya, maka terpaksa menggunakan sarung pedang sebagai senjata, ia lalu melangkah mundur hingga punggungnya membentur dinding. "He he he!" Suara tawa Kim Hun Tokouw, "Pek Yun Hui!Tahukah engkau ular jenis apa itu?"Seorang gadis berbaju hijau menggeletak di mutiara yang disentil Pek Yun Hui tepat mengenai jalan darah di tubuh gadis ke empat puluh enamLie Ceng Loan Berlemu Kim Hun TokouwPek Yun Hui tidak berniat membunuh gadis berbaju hijau itu. Karena ia masih ingat akan salah seorang gadis yang mengorbankan nyawanya demi menolong Bee Kun Bu. itu berarti masih ada orang baik di dalam istana Pit Sia Kiong."Engkau tidak usah takut," ujar Pek Yun Hui setelah membebaskan jalan darah gadis berbaju hijau itu mendongakkan kepala, Begitu melihat Pek Yun Hui yang sedemikian anggun, seketika ia menundukkan kepala."Lam Kiong Siu berada di mana?" tanya Pek Yun Hui. "Aku dengar... dia berada di ruang pengontrol jebakan,"jawab gadis berbaju hijau itu. "Bawa kami ke ruang itu!""Lie Hiap Pendekar Wanita, kami semua tidak tahu di mana ruangan itu. Hanya majikan istana seorang yang tahu."jawaban gadis berbaju hijau itu mencemaskan hati Pek Yun Hui. Sebab kalau tidak bertemu Lam Kiong Siu, sulitlah baginya untuk menolong Na Siao Tiap. Lam Kiong Siu berada di mana, tiada seorang pun yang tahu."Kakak Bu? Di mana Kakak Bu?" tanya Lie Ceng Loan. "Kakak Bu?" gadis berbaju hijau itu tereengang. "Kakak Buadalah Bee Kun Bu." Lie Ceng Loan memberitahukan."Oh, Bee Kun Bu! Dia dikurung di ruang bawah tanah," ujar gadis berbaju hijau itu. "Apa?!" Pek Yun Hui terperanjat ia mencengkeram tangan gadis berbaju hijau itu. "Kapan dia ke mari?""Sudah dua tiga hari, Majikan istana yang menangkapnya, Bahkan ada seorang wanita. ""Siapa wanita itu?" "Giok Siauw Sian Cu.""Cepatlah bawa kami pergi menemuinya!" ujar Pek Yun Hui mendesak gadis berbaju hijau itu."He he!" Mendadak Kiu Tok Sian Ong tertawa Engkau jangan macam-macam!""Aku. " Gadis berbaju hijau itu tampak takut sekali kepadaKiu Tok Sian Ong, "Aku tidak berani. ""Siauw Lan!" Terdengar suara gadis lain di tempat yang agak jauh, "Engkau berani membantu orang luar, apakah tidak takut kalau Kiong Cu akan menghukummu?""Aaakh. " keluh gadis berbaju hijau itu dengan wajah pucatpias. "KaIian. kalian ampunilah aku!""Kami cuma menghendaki agar engkau membawa kami pergi menemui Bee Kun Bu," ujar Lie Ceng Loan, "ltu bukan urusan besar, kan?""Tapi aku. " Wajah gadis berbaju hijau itu bertambahpucat, Kini ia berada di tangan mereka, Kalau ia membawa mereka pergi menemui Bee Kun Bu, Lam Kiong Siu pasti menghukumnya dengan cara yang sadis, itulah yang membuatnya ketakutan sekali sehingga ping-san."Kakak Pek, Lo Sian Ong!" Lie Ceng Loan menghela nafas, "Kita jangan mendesaknya lagi, kasihan! Lebih baik kita cari sendiri saja, agar dia tidak dihukum majikannya.""Sungguh baik hati Nona Lie." Puji Kiu Tok Sian Ong dan menambahkan "Tiada duanya di kolong lagit." "Lo Sian Ong!" Pek Yun Hui tersenyum. "Pujian Lo Siang Ong memang tepat, Adik Ceng Loan amat baik sehingga orang jahat pun dianggapnya orang baik pula.""Kakak Pek!" Lie Ceng Loan tertawa, "Aku tahu yang engkau maksudkan Co Hiong, kan?""Ya." Pek Yun Hui mengangguk Setelah itu mereka bertiga lalu melesat ke tiga puluh depa kemudian, ke tiga orang itu sudah sampai di ujung dan sekaligus memandang ke depan. Di sana gelap gulita tidak tampak apa pun. Namun di sebelah kiri dan kanan tampak sedikit Tok Sian Ong menengok ke kiri dan ke kanan, lalu menggerakkan tangannya, Ternyata ia menyambit-kan senjata rahasia ke dua arah Tak! Dua buah senjata itu jatuh di lantai. "Mari kita ke sana!" ujar Kiu Tok Sian Ong sambilmenunjuk tempat yang ada cahayanya."Lo Sian Ong!" sahut Pek Yun Hui. "Mungkinkah tempat yang bereahaya itu merupakan suatu jebakan bagi kita?""Ha ha!" Kiu Tok Sian Ong tertawa gelak, "Per-mainan Lam Kiong Siu cuma permainan anak-anak. Julukanku Kiu Tok Sembilan Racun, Kalau dia menggunakan racun, berarti dia telah bertemu leluhurnya."Pek Yun Hui tersenyum Kalau Lam Kiong Siu menggunakan racun, tentu Kiu Tok Sian Ong dapat menghadapinya. Akan tetapi, apabila Lam Kiong Siu menggunakan selain racun, Kiu Tok Sian Ong pasti akan kerepotanitu tidakdiutarakan Pek Yun Hui, sebab saat ini tidak baik untuk berdebat Lagi pula Kiu Tok Sian Ong tergolong tingkatan tua, maka biar bagaimanapun ia harus menghormatinya."Baik." Pek Yun Hui manggut-manggutMereka bertiga menuju tempat yang bereahaya ttu. Setelah beberapa depa kemudian, Kiu Tok Sian Ong memungut senjata rahasia yang disambitkannya Pek Yun Hui memandang ke depan, masih tidak tampak ujungnya, Maka tidak heran kalau ia mengerutkan kening."Kakak Pek!" ujar Lie Ceng Loan heran. Tempat yang kita lalui mirip sebuah lorong, tapi kenapa tidak ada ujungnya?""Adik Loan,..." Pek Yun Hui meno!ehkan kepalanya ke belakang, gadis itu tampak tertegun dan terkejut "Celaka!"Kiu Tok Sian Ong dan Lie Ceng Loan juga menoleh ke belakang, Mereka berdua pun tampak tertegunKetika mereka bertiga memasuki tempat ini, sama sekali tidak menoleh ke belakang, Saat ini mereka menoleh ke belakang, justru melihat kabut kekuning-ku-ningan, Sungguh mengherankan, kabut itu tidak bergerak Entah kabut apa itu?"Eh?" Lie Ceng Loan tereengang "Permainan apa lagi itu?" Lie Ceng Loan mendekati kabut itu. Terkejutlah Pek YunHui dan segera berseru."Adik Loan, jangan ke sana!"Namun sudah terlambat Lie Ceng Loan telah masuk ke kabut tersebut bahkan tidak tampak bayangannya lagi."Adik Loan!" seru Pek Yun Hui cepat "Engkau harus di'am! Kalau engkau bergerak tidak akan bertemu Kakak Bumu lagi!"Pek Yun Hui tahu, bahwa Lie Ceng Loan pasti menuruti perkataannya, Tapi kalau ditambah dengan nama Bee Kun Bu, gadis itu pasti tidak berani bergerak "Kakak Pek, aku tidak akan. " Lie Ceng Loan inginmenyahut "Aku tidak akan bergerak", namun mendadak ia menjerit kaget "Akh! Kakak Pek, ada orang me-nyerangku!"Terkejutlah Pek Yun Hui. ia segera berseru agar Lie Ceng Loan bergerak"Adik Loan, kalau ada orang menyerangmu engkau boleh bergerak membalasnya!"Hanya terdengar suara Lie Ceng Loan, sama sekali tidak mendengar suara apa pun. Karena itu, Pek Yun Hui bersiap menerjang ke arah kabut tersebut Tapi pada waktu bersamaan, kabut itu bergerak ke waktu sekejap, Pek Yun Hui telah terkurung kabut tebal yang warnanya kekuning-kuningan itu, seketika Pek Yun Hui merasa matanya gelap, tidak dapat melihat apa segera menoleh ke belakang, namun tidak tampak Kiu Tok Sian Ong, sebab terhalang kabut tebal itu."Lo Sian Ong!" tanya Pek Yun Hui, "Bagaimana keadaanmu?""Nona Pek!" sahut Kiu Tok Sian Ong memberitahukan "Kita telah terkurung di dalam formasi kabut Engkau jangan bergerak, aku akan coba mendekatimu!""Ya!" sahut Pek Yun Hui, Ternyata dugaannya tadi tidak salah, Tempat ini merupakan suatu jebakan bagi mereka. Namun ia tidak menyalahkan Kiu Tok Sian Ong, Kemudian ia berseru bertanya pada Lie Ceng Loan, "Adik Loan, masih ada orang menyerangmu?""Tidak. Hah? Hei! Siapa engkau?" bentak Lie Ceng Loan."Adik Loan. " Pek Yun Hui terkejui. Namun sudah tidakterdengar suara Lie Ceng Loan saat itu puIa, Pek Yun Hui merasa ada desiran angin di belakangnya, ia segera menoleh, namun tidak melihat apa pun. Tanpa berpikir panjang lagi, ia segera melancarkan sebuah pukulanBetapa dahsyatnya pukulan Pek Yun Hui. pukulannya mampu mencapai jarak jauh, tapi terhalang oleh kabut tebal, sehingga kedahsyatannya jadi berkurang."Nona Pek!" Suara Kiu Tok Sian Ong, "Kabut kuning ini bukan kabut biasa, engkau jangan sembarangan melancarkan pukulan!"Pek Yun Hui tahu bahwa Kiu Tok Sian Ong berpengalaman maka ia pun tidak melancarkan pukulan lagi. Akan tetapi, Pek Yun Hui merasa heran, sebab tadi Kiu Tok Sian Ong bilang mau mendekatinya, tapi kenapa saat ini suaranya malah agak jauh?"Lo Sian Ong berada di mana?" tanya Pek Yun Hui." Aku sedang mendekatimu," sahut Kiu Tok Sian Ong, Sungguh mengherankan, suara orang itu bertambah sadarlah Pek Yun Hui, bahwa formasi kabut kuning ini memang sungguh lihay."Lo Sian 0ng. " sebetulnya Pek Yun Hui inginmengingatkannya jangan terpengaruh oleh kabut kuning, namun di saat bersamaan meluncur empat buah belati ke arahnya. Yang mengejutkan Pek Yun Hui adalah ke empat buah belati itu sama sekali tidak mengeluarkan suara. Padahal gadis itu berkepandaian begitu tinggi, namun masih tidak mendengar suara desiran senjata Pek Yun Hui tidak memegang senjata apa yang tadi dipegangnya telah dikembalikan kepada Lie Ceng Loan Karena itu ia terpaksa membungkukkan empat senjata itu melewati kepalanya, Pada waktu bersamaan, Pek Yun Hui menyentilkan jari telunjuknya ke arah senjata-senjata Trang! Trang! Tiga buah belati terpukul ke atas, Pek Yun Hui cepat-cepat menjulurkan tangannya untuk menangkap belati yang meluncur terakhir lalu disimpan di dalam bajunya."Adik Loan!" Pek Yun Hui teringat pada gadis itu. "Adik Loan, engkau berada di mana?"Pek Yun Hui berteriak lantang, tetapi tiada suara sahutan Lie Ceng Loan. Cemaslah hatinya ia langsung melesat ke depan Berselang beberapa saat kemudian, barulah ia berhentiNamun sungguh mengherankan ia masih berada di dalam kabut kuning tebal itu. Pek Yun Hui tertegun Tadi ia ingin mengingatkan Kiu Tok Sian Ong, namun kenapa sekarang dirinya malah bertindak ceroboh begitu?Pek Yun Hui tidak dapat melihat apa pun. Bahkan tidak tahu dirinya berada di mana, Gadis itu berusaha tenang dan mengingat kembali tempat yang dilaluinya tadi, sepertinya ia berada di suatu tempat yang tiada itu terus berpikir Setelah itu ia mengarah ke kiri beberapa depa, lalu berputar ke kanan lagi, Namun memang mengherankan, ia berjalan ke mana pun tetap tidak menemukan dinding ruanganDirinya seakan berada di sebuah padang pasir yang tiada batasnya, Akhirnya ia berhenti untuk menunggu perkembangan dan di mana Lie Ceng Loan? Ketika memasuki kabut kuning itu, Lie Ceng Loan menyadari adanya gelagat yang tak beres, Gadis itu membalikkan badannya, tapi sudah tidak melihat Pek Yun Hui dan Kiu Tok Sian Ong, karena tertutup oleh kabut kuning yang amat tebalPada waktu bersamaan, Lie Ceng Loan mendengar suara Pek Yun Hui yang menyuruhnya jangan bergcrak, Maka ia tidak berani bergerak sama sekaliDi saat itu, mendadak meluncur empat buah belati ke arah Lie Ceng Loan Untung gadis itu bergerak cepat menghindar kalau tidak badannya pasti sudah tertancap senjata tajam tersebutKarena itu, Lie Ceng Loan langsung menghunus pedangnya untuk berjaga-jaga. Tiba-tiba ia mendengar suara wanita."Engkau ingin bertemu Bee Kun Bu?"Lie Ceng Loan terperanjat dan segera menoleh, namun tidak melihat apa pun di belakangnya, Oleh karena itu, ia siap menggerakkan pedangnya, Akan tetapi ia teringat bahwa suara tadi menyebut nama Bee Kun Bu. itulah yang membuatnya tidak jadi menggerakkan pedangnya."Kalau engkau ingin bertemu Bee Kun Bu, janganlah bersuara!" Terdengar lagi suara wanita itu dan menambahkan "Cepat ikut aku!""Engkau berada di mana?" tanya Lie Ceng Loan dengan suara sahutan, namun mendadak muncul sebuah belati yang mengkilap mengarah Lie Ceng Loan."Haah...?""Jangan takut!" bisik wanita itu, "Peganglah ujung belati ini, ikuti ke mana aku pergi!"Lie Ceng Loan tertegun Demi bertemu Bee Kun Bu, bahaya apa pun harus ditempuh, pikirnya, Kemudian dengan dua jarinya ia menjepit belati itu mulai bergerak Lie Ceng Loan mengikuti gerakan belati itu ke mana saja, ia merasa melewati beberapa tikungan Berselang beberapa saat kemudian, tiba-tiba di hadapannya berubah menjadi gelap sekali Kabut kuning itu pun sudah tidak kelihatan lagi Namun Lie Ceng Loan justru melihat seorang wanita menggenggam belati tersebut Begitu melihat wanita itu, ia pun langsung bertanya."Kakak! Di mana Kakak Bu?" Sebelum wanita itu menjawab, mendadak berkelebat sosok bayangan Dalam sekejap mata sosok bayangan itu sudah berada di hadapan mereka."Kiong Cu Majikan Istana!" panggil wanita itu dengan hormatKetika mendengar wanita itu memanggil "Kiong Cu", Lie Ceng Loan segera melepaskan jari tangannya yang menyepit ujung belati itu, kemudian mendadak menyerang wanita yang baru muncul dengan jurus Coan Yun Cai Goat Menembus Awan Memetik Bulan.Jurus tersebut adalah ilmu pedang partai Kun Lun yang disebut Tui Hun Cap Ji Kiam Dua Belas jurus Mengejar Setan. Setelah mengeluarkan jurus itu, sisa sebelas jurus itu pun digerakkan secara beruntun pula, Dapat dibayangkan betapa dahsyatnya serangan-se-rangan Lie Ceng Loan menyerang wanita yang baru muncul itu begitu dahsyat? Ternyata ia telah mengetahui, bahwa wanita tersebut Lam Kiong Siu."Hm!" dengus Kim Hun Tokouw-Lam Kiong Siu dingin kemudian bertanya pada wanita itu, "Benarkah gadis ini bernama Lie Ceng Loan?""Aku memang Lie Ceng Loan!" sahut gadis itu cepai dan bertanya, "Di mana Kakak Bu?"Ketika menyahut, serangan-serangannya juga telah mengarah pada Kim Hun melihat serangan-serangannya itu, Kim Hun Tokouw cuma tersenyum dingin, lalu berkelit ke samping, sedangkan Lie Ceng Loan lalu berhenti Hun Tokouw menatapnya tajam, kemudian melangkah maju mendekati Lie Ceng Loan."Engkau jangan maju lagi!" bentak Lie Ceng Loan sengit "Engkau bukan orang baik, kalau maju lagi, aku pasti menyerangmu!" "He he!" Kim Hun Tokouw tertawa dingin, lalu menghentikan langkahnya, Namun matanya menatap tajam ke arah Lie Ceng Ceng Loan juga memandang Kim Hun Tokouw dengan penuh perhatian Karena tempat itu amat gelap, maka tadi ia tidak melihat jelas dirinya, Kini jarak mereka cukup dekat, maka Lie Ceng Loan dapat melihatnya agak melihat Kim Hun Tokouw, Lie Ceng Loan merasa heran, karena tidak menyangka kalau wanita itu begitu cantik, sementara Kim Hun Tokouw juga menatapnya dengan penuh perhatian Berselang sesaat ia tersenyum dingin seraya berkata."Aku kira engkau secantik bidadari, tidak tahunya masih berbau pupur!"Mendengar ucapan itu, Lie Ceng Loan sama sekali tidak tersinggung maupun gusar, melainkan malah ter-tawa."Kakak Lam Kiong, engkaulah yang secantik bidadari sesungguhnya Lie Ceng Loan berkata setulus hati, tapi Kim Hun Tokouw mengira gadis itu menyindirnya."Hm!" dengusnya, wajahnya berubah kemerah-merahan. "Kakak Lam Kiong!" tanya Lie Ceng Loan, "Di mana KakakBu?""Engkau menanyakan Bee Kun Bu?" Kim Hun Tokouw balik bertanya."Ya." Lie Ceng Loan mengangguk "Di mana Kakak Buku?" "Kakak Bumu?" Kening Kim Hun Tokouw mengerut, "Diamilikmu?""Dia kakak seperguruan ku, maka aku selalu memanggilnya begitu. Memangnya kenapa?" Lie Ceng Loan tampak kebingungan "Oh?" Kim Hun Tokouw tertawa, "Engkau sangat mencintainya dalam hati, kan?""Ya." Lie Ceng Loan mengangguk "Kakak Lam Kiong, cepatlah lepaskan dia!""Lie Ceng Loan!" Kim Hun Tokouw tertawa dingin, "Engkau begitu mencintainya, tentu bersedia melakukan apa pun demi dia, kan?""Ya." Lie Ceng Loan mengangguk"Bagus." ujar Kim Hun Tokouw sepatah demi sepatah "Kini Bee Kun Bu berada di tanganku, Mati hidupnya juga berada di tanganku, Kalau engkau tidak menghendakinya mati, maka engkau harus menuruti kata-kataku.""Engkau... engkau mau menyuruhku melakukan apa?" tanya Lie Ceng Loan cemas dan tergagap."Engkau harus menulis sepucuk surat, yang isinya mengatakan bahwa engkau sudah punya kekasih baru, karena itu engkau tidak mencintainya lagi," sahut Kim Hun Ceng Loan menggigit bibir Matanya menatap tajam ke arah Kim Hun Tokouw seraya berkata keras."Aku tidak mau menuruti perintahmu!""Oh?" Kim Hun Tokouw tertawa, "Kalau begitu, Bee Kun Bu pasti mati lantaran sahutanmu yang tegas itu."Wajah Lie Ceng Loan berubah pucat Gadis itu tampak gugup, panik dan cemas sekali Kemudian mendadak ia menyerang Kim Hun Tokouw dengan pedang-nya. ia mengeluarkan jurus Coan Yun Cai Goat Me-nembus Awan Memetik Bulan.Kim Hun Tokouw tertawa dingin sambil mundur Tiba-tiba tangannya bergerak dan seketika di tangannya telah bertambah sehelai selendang, bahkan sekaligus melayang cepat ke arah pedang Lie Ceng Loan. Dalam waktu sekejap, pertarungan mereka sudah melewati beberapa jurus. Lie Ceng Loan menyerang Kim Hun Tokouw dengan ilmu pedang Tui Hun Cap Ji Kiam. Namun tangan kirinya juga ikut menyerang dengan jurus-jurus aneh, yakni ilmu tangan kosong dari buku catatan Sam Im Sin Ni, yang diajarkan Liong Giok Pin melihat Lie Ceng Loan, Kim Hun Tokouw menganggapnya sebagai anak gadis yang masih berbau pupur Namun kini amat terkejut, karena tidak menyangka kalau gadis itu memiliki kepandaian begitu tinggi"Lam Kiong Siu!" bentak Lie Ceng Loan. "Kakak Pek dan Kakak Siao Tiap telah menyerang ke dalam istana Pit Sia Kiong ini, bahkan Kiu Tok Sian Ong pun telah datangi Cepatlah bebaskan Kakak Bu, aku akan menyuruh mereka jangan menyusahkanmu!""He he!" Kim Hun Tokouw tertawa dingin, "Na Siao Tiap telah terkurung di ruang besi, sedangkan Pek Yun Hui dan setan tua itu pun telah terkurung di formasi kabut kuning!Engkau pikir mereka akan ke mari menolongmu? Huh! jangan mengimpikan itu!""Oh?" Lie Ceng Loan memperhebat serangannya. "Tunggu!"tentak Kim Hun Tokouw sambil meloncatmundurLie Ceng Loan berhenti menyerangnya, namun pedangnya tetap diluruskan ke depan."Apakah engkau bersedia membebaskan Kakak Bu?" tanyanya."Engkau ikut aku ke dalam, aku akan memperlihatkan sesuatu kepadamu," sahut Kim Hun Tokouw serius."Cepat bawa aku ke sana!" Lie Ceng Loan girang sekali ia mengira Kim Hun Tokouw akan membebaskan Bee Kun Hun Tokouw tertawa dingin, Mendadak ia melesat ke dalam dan diikuti Lie Ceng Loan dari belakang. Setelah melewati beberapa tikungan, tiba-tiba Lie Ceng Loan terbelalak, karena dirinya sudah berada di sebuah ruangan berdinding kristalLie Ceng Loan menengok ke sana ke mari, namun tidak tampak Bee Kun Bu berada di situ, Keningnya langsung berkerut"Di mana Kakak Bu?" tanyanya."Kenapa engkau begitu tegang?" sahut Kim Hun Tokouw, Kemudian ia menggerakkan selendangnya mengarah ke sebuah tombol Dinding kristal itu Ceng Loan memandang ke sana, wajahnya tampak berubah dan berseru seperti orang kehilangan sukma."Kakak Bu! Kakak Bu. "Ternyata Lie Ceng Loan melihat seseorang digantung di atas, Tampak sebuah tungku yang menyala di bawahnya, Kepala orang itu tertunduk, rambutnya menutupi mukanya, Walau tidak menyaksikan wajahnya, namun Lie Ceng Loan mengenali, bahwa orang itu Bee Kun Bu. Betapa sakit dan sedihnya hati gadis itu melihat Bee Kun Bu sedang dipanggang di atas tungku, Lidah api dari dalam tungku itu terus menjilat kaki tahan Lie Ceng Loan menyaksikan keadaan itu. ia langsung menerjang ke sana, Akan tetapL..Buk! Badannya membentur sesuatu, sehingga membuatnya jatuh di luar dugaan, ternyata tempat itu dilapisi semacam kaca anti pecah, Lie Ceng Loan tidak melihat kaca itu, maka tadi ia langsung Ceng Loan segera bangkit berdiri, lalu menyerang kaca itu dengan pedangnya. Trang! Trang! Trang.,.!Waiau Lie Ceng Loan telah menyerang dengan sepenuh tenaga, tapi kaca itu sama sekali tidak pecah, sebaliknya tangan gadis itu yang terasa sakit sekali."Lam Kiong Siu!" bentak Lie Ceng Loan sengit, "Cepat buka kaca ini!"Kim Hun Tokouw cuma tersenyum dingin, Lie Ceng Loan memandang ke arah Bee Kun Bu lagi."Kakak Bu! Kakak Bu! Apakah engkau bisa melihat aku?" tetapi, Bee Kun Bu tidak bergerak sama sekalL Betapa cemas dan sedihnya hati Lie Ceng Loan, Men-dadak ia merasa dadanya bergejolak."Uaaakh. " MuIutnya menyemburkan darah segar,kemudian ia pun Kim Hun Tokouw cuma tersenyum di-ngin. ia memandang Lie Ceng Loan yang terkulai itu seraya berkata."Engkau harus melakukan apa yang kukatakan tadi!" "Lam Kiong Siu. " sahut Lie Ceng Loan !emah, "Engkau.,,engkau tidak akan membakarnya sampai mati kan?"Kim Hun Tokouw tidak menyahut Kemudian ia bertepuk tangan beberapa kali, lalu muncullah beberapa gadis di dalam ruang kaca itu. Kim Hun Tokouw memberi isyarat dengan tangannya, seketika juga gadis-gadis itu menambah bahan bakar ke dalam tungku tersebut"Aaaakh.,." keluh Lie Ceng Loan. Gadis itu nyaris pingsan karena api yang ada di dalam tungku itu bertambah besar."Bagaimana?" tanya Kim Hun Tokouw dingin "Apa-kah engkau masih tidak mau menuruti apa yang kukatakan tadi? Kalau aku memberi isyarat lagi, mereka pasti segera menurunkan tali itu!""TJdak!" teriak Lie Ceng Loan, Mendadak ia melesat ke arah Kim Hun Tokouw sambil menyerangnya dengan jurus Chun Yun Cak Can Awan Musim Semi Mulai Mengembang, Kemudian jurus itu berubah menjadi jurus Yah Hwee Sauh Thian Api Berkobar Membakar Langit. Serangan itu mengarah ke kepala Kim Hun Ceng Loan dalam keadaan emosi dan nekad karena menyaksikan keadaan Bee Kun Bu yang me ngenaskan itu. Maka tak mengherankan kalau serangan nya sangat dahsyatNamun lawannya Kim Hun Tokouw-Lam Kiong Siu. yang berkepandaian tinggi, bahkan juga sangat berpengalaman Tentu tidak gampang bagi Lie Ceng Loan untuk membunuhnya hanya dengan jurus-jurus tiba-tiba terjadi sesuatu yang sungguh mengejutkan, Ternyata ujung pedang Lie Ceng Loan berhasil membabat rambut Kim Hun Tokouw, Kalau Kim Hun Tokouw terlambat menundukkan kepalanya, mungkin saat ini kepalanya telah menggelinding di Ceng Loan tidak berhenti di situ, Gadis itu masih melanjutkan serangannya, ia mengerahkan ilmu pedang yang diajarkan Liong Giok terkejutnya Kim Hun Tokouw, ia bergerak cepat menghindari serangan lawan, kemudian mendadak balas menyerang dengan selendangnya mengarah ke dada Lie Ceng waktu bersamaan, tiba-tiba pedang Lie Ceng Loan berputar membentuk dua buah lingkaran, lalu ujungnya mengarah ke tenggorokan Kim Hun Kim Hun Tokouw, sebab andaikata selendangnya berhasil melukai lawan, tenggorokannya pun pasti berlubang akibat tusukan pedang, Lagi pula saat ini Lie Ceng Loan telah nekad tanpa menghiraukan nyawanya sendiri Walau ujung selendang Kim Hun Tokouw sudah dekat dengan dadanya, namun ia tetap melanjutkan serangannya.*****Bab ke 47 - Api Membakar Bee Kun Bu Menghanguskan Hati KekasihMenyaksikan Lie Ceng Loan begitu nekad, terperanjat-lah Kim Hun Tokouw, ia tidak mau mati konyot, maka secepat kilat meloncat mundur dua langkah sambil me-nyentakkan selendangnya. Ujung selendang itu langsung membalik membelit pedang Lie Ceng Loan, Namuft pedang Lie Ceng Loan tetap menyabet bahu Kim Hun saat bersamaan, ujung selendang Kim Hun Tokouw berputar ke arah dada Lie Ceng Loan, Tak terelak lagi, ujung selendang itu menghantam sasarannya."Aaakh!" jerit Lie Ceng Loan, Badannya terhuyung-huyung ke belakang beberapa telah terhuyung-huyung dan dadanya sudah terhantam oleh selendang lawan, namun Lie Ceng Loan masih dapat bertahan"He he!" Kim Hun Tokouw tertawa dingin. "Lihatlah ke sana!"Lie Ceng Loan segera memandang ke dalam ruang kaca, Ternyata punggung Bee Kun Bu telah ditindih dengan beberapa batang besi yang membara, sehingga mengeluarkan asap."Aaaakh. " Wajah Lie Ceng Loan pucat pias me-nyaksikannya, Kemudian ia menatap Kim Hun Tokouw dengan mata berapi-api."Kalau engkau tidak mau menuruti apa yang kukatakan tadi, Bee Kun Bu pasti mati terbakar!" ujar Kim Hun Tokouw dingin "Kalau aku menulis,.," sahut Lie Ceng Loan dengan air mata berderai-derai, "Dia... dia pun tidak akan pereaya!""Oh?" Kim Hun Tokouw tertawa, "Engkau boleh bicara dengannya sekarang!""Ruangan itu dilapisi kaca, bagaimana mungkin dia dapat mendengar suaraku?" ujar Lie Ceng Loan."He he!" Kim Hun Tokouw tertawa dingin "Aku punya cara agar dia dapat mendengar suaramu!""Aku... aku harus bilang apa padanya?" tanya Lie Ceng Loan, yang pipinya telah basah karena air matanya terus bereucuran"Bilang saja engkau sudah punya kekasih baru, maka tidak mencintainya lagi!" sahut Kim Hun Tokouw."Dia... dia tidak akan pereaya, sebab.,, sebab aku tidak punya teman pria lain!" Lie Ceng Loan memberitahukan"Gampang!" Kim Hun Tokouw tertawa, "Engkau bilang saja telah mencintai Co Hiong! Jadi engkau tidak mempedulikannya lagi. Kalau pun bertemu, engkau pasti tidak akan meladeninya!""Kapan aku harus bilang begitu?" tanya Lie Ceng Loan dengan hati tersayat"Sekarang!""Aku.,, aku... mencintai. " Berkata sampai di situ,mendadak Lie Ceng Loan berteriak sekeras-kerasnya. "Kakak Bu, aku cuma mencintai dirimu seorang! AJcu tidak akan mencintai orang lain!""Dasar gadis sialan!" Caci Kim Hun Tokouw, ia langsung mengibaskan tangannya memberi isyarat pada murid- muridnya yang ada di dalam ruang kaca juga tubuh Bee Kun Bu yang tergantung itu merosot ke bawah", Lidah api yang ada di dalam tungku itu pun mulai membakar tubuh Bee Kun Bu. "Aaaakh..." keluh Lie Ceng Loan."Kalau engkau tidak bilang seperti yang kukatakan, Bee Kun Bu pasti segera hangus!" ujar Kim Hun Tokouw Ceng Loan memejamkan matanya, ia sudah tidak tega menyaksikan keadaan Bee Kun Bu."Engkau masih belum mau bilang begitu?" bentak Kim Hun Tokouw."Aku.,, aku sungguh mencintai Bee Kun Bu," ujar Lie Ceng Loan lemah dengan air mata bereucuran "Dia... dia pun tahu itu. Kenapa engkau,., engkau memaksaku harus bilang tidak mencintainya? Engkau ingin membuat hatinya berduka ?Kalau pun aku bilang begitu, dia pasti tidak akan pereaya."Karena Lie Ceng Loan bertanya begitu, mendadak wajah Kim Hun Tokouw tampak kemerah-merahan. Na-mun kemudian berubah penuh diliputi hawa membunuh"Bagus! Bagus! Engkau begitu keras hati tidak mau bilang begitu! Saksikanlah Kakak Bumu itu akan ba-gaimana!" ujarnya lalu tertawa Hun Tokouw memberi isyarat lagi, lalu tubuh Bee Kun Bu merosot ke bawah tepat di atas Ceng Loan memandang ke dalam ruang kaca. Gadis itu tampak tertegun ia berdiri seperti patung, Matanya terbelalak lebar, namun tidak menangis lagi."Ha ha ha!" Kim Hun Tokouw tertawa seperti orang gila, Di saat itulah mulut Lie Ceng Loan menyemburkan darah segar Gadis itu lalu membalikkan Hun Tokouw terus tertawa, Kelihatannya ia merasa gembira, Lie Ceng Loan menarik nafas da!am-dalam, ternyata ia menghimpun Lweekangnya, Tiba-tiba ia menggerakkan pedangnya menusuk ke arah Kim Hun Tokouw yang masih tertawa gelak itu. Walau Lie Ceng Loan telah menghimpun Lweekangnya, namun hawa murninya telah terganggu, maka Lwee-kangnya tidak begitu dahsyat Hun Tokouw menyentakkan selendangnya, seketika juga ujung selendang yang mengandung tenaga lunak itu menghantam tubuh Lie Ceng Loan, Gadis itu terpental beberapa depa bersama pedangnya, kebetulan mengarah ke ruang kaca, sehingga melihat tubuh Bee Kun Bu yang sudah tak bergerak sama sekali"Kakak Bu! Kakak Bu,.,!" jerit Lie Ceng Loan memilukan Siapa yang mendengar suara jeritannya, pasti akan mengucurkan air tetapi, Kim Hun Tokouw malah terus tertawa terkekeh-kekeh, Di saat bersamaan, terdengarlah suara yang membetot Trinng! Ternyata suara Hun Tokouw segera menoleh. Tampak seorang gadis berbadan langsing dan cantik jelita berdiri di situ, Ke dua tangan gadis itu memeluk sebuah gadis itu? Tidak lain Na Siao Tiap, Begitu melihatnya, Kim Hun Tokouw terkejut bukan main, ia sama sekali tidak menyangka kalau Na Siao Tiap akan berhasil keluar dari ruang besi, Tadi getaran piepa itu nyaris membuatnya terkulai Oleh karena itu ia menyadari bahwa Na Siao Tiap bukan tandingannya, Secepat kilat ia melesat ke arah Dinding itu terbuka, Kim Hun Tokouw langsung melesat ke dalam, Kemudian dinding itu cepat sekali tertutup kembali"Hm!" dengus Na Siao Tiap dingin, "Dasar pengecut, melihat aku langsung kabur!" Begitu melihat Na Siao Tiap, hati Lie Ceng Loan bertambah sedih, karena kemunculannya telah terlambat yakni setelah Bee Kun Bu mati meskipun Na Siao Tiap tidak muncul terlambat tetap juga tiada gunanya, sebab ia pun tidak mampu memecahkan dinding kaca."Eeeh?" Na Siao Tiap baru melihat Lie Ceng Loan, "Adik Loan, kenapa engkau.,.?""Kakak Siao Tiap. " Air mata Lie Ceng Loan ber-derai,"Kakak Bu,.,.""Kakak Bu kenapa?" tanya Na Siao Tiap cemas. "Dia. " Lie Ceng Loan menunjuk ke dalam ruang kaca,"Kakak Bu telah dibakar mati oleh Kim Hun Tokouw." "Haaaah?" Wajah Na Siao Tiap pucat ia memang memandang ke dalam ruang kaca, tampak sebuah tungku dan sosok tubuh di atasnya, Namun ia tidak menyangka sama sekali kalau sosok yang tergantung di atas tungku itu Bee Kun Bu."Kakak Bu! Aku aku yang menyebabkan kematian-mu,"gumam Lie Ceng Loan sambil menangis sedih. "Tapi...bagaimana mungkin aku bilang tidak mencintai-mu?"Gumaman Lie Ceng Loan membuat Na Siao Tiap tereengang, Sebab gadis itu tidak tahu apa yang telah terjadi di situ, Namun ia telah menyaksikan sosok tubuh yang tergantung di atas tungku itu ternyata Bee Kun Bu. Air matanya pun langsung melelehLie Ceng Loan menatapnya, kemudian bangkit berdiri perlahan-lahan, dan sekaligus mendekati dinding ia jatuh duduk lagi di depan kaca dinding tersebut"Kakak Bu, kini" engkau telah mati. Aku pernah bilang, apabila engkau mati, aku pun tidak mau hidup lagi, sungguh!" ujarnya bernada tenang. Tiba-tiba Lie Ceng Loan tersenyum, lalu mendadak mengayunkan pedangnya ke lehernya terkejutnya Na Siao Tiap, Gadis itu tidak bisa berbuat apa-apa, karena berdiri agak jauh. sedangkan pedang itu sudah mendekat ke leher Lie Ceng Loan, Namun meskipun dalam keadaan gugup, jari Na Siao Tiap masih sempat memetik tali senar Cring! Cring.,.! dahsyat suara getaran piepa tersebut Seketika juga tangan Lie Ceng Loan menjadi lemas dan pedangnya pun langsung ter! Pedang itu jatuh ke lantai, Barulah Na Siao Tiap menarik nafas lega, dan cepat-cepat melesat ke sisi Lie Ceng Loan."Adik Loan! Kenapa engkau berbuat itu?""Kakak Siao Tiap. " Lie Ceng Loan mulai menangis sedih,"Kakak Bu sudah mati, maka aku tidak mau hidup lagi, Kenapa engkau menghalangiku? Aku. ""Adik Loan!" Na Siao Tiap memegang bahunya, padahal hati Na Siao Tiap juga berduka sekali, "Aku pernah dengar dari Kakak Pek, bahwa Bee Kun Bu pernah mengalami luka parah, yang nyaris menyebab-kannya mati. Pada waktu itu, engkau rela mendampinginya ke dalam kuburan, Benarkah itu?""Benar." Lie Ceng Loan mengangguk"Karena itu, engkau tidak perlu bunuh diri," ujar Na Siao Tiap, "Setelah kita membalaskan dendamnya, kita membuat sebuah kuburan besar untuk Bee Kun Bu, lalu kita berdua menemaninya di dalam kuburan itu selama-lamanya.""Kakak Siao Tiap...." Lie Ceng Loan tertegun "Engkau...engkau juga ingin menemaninya di dalam ku-buran?" "Ya." Na Siao Tiap mengangguk dengan air mata bereucuran "Aku... aku juga sangat mencintainya."Lie Ceng Loan adalah gadis yang berhati suci mendengar Na Siao Tiap mengaku mencintai Bee Kun Bu, hatinya sama sekali tidak panas maupun merasa cemburu, bahkan segera menggenggam tangan Na Siao Tiap erat-erat seraya berkata."Kakak Siao Tiap, sungguh sayang sekali, Kakak Bu tidak tahu kalau engkau juga mencintainya."Na Siao Tiap menghela nafas dan membatin, "Oh, ibu! Kjni orang yang kucintai telah mati, jadi aku tidak perlu memperdengarkan irama piepa padanya, sebab dia tidak akan mendengarnya.""Kakak Siao Tiap!" ujar Lie Ceng Loan lagi, "Aku... aku sebetulnya tidak ingin membunuh siapa pun, namun Kakak Bu dibakar mati oleh Kim Hun Tokouw, maka aku... aku harus membunuhnya."Na Siao Tiap mengangguk namun mendadak ia melihat Lie Ceng Loan terkulai Segeralah ia menahannya. Ternyata Lie Ceng Loan telah pingsan dengan wajah pucat pias, nafasnya pun sangat terkejutnya Na Siao Tiap, ia cepat-cepat memegang punggung Lie Ceng Loan sambil mengerahkan seberapa lama kemudian, Lie Ceng Loan siuman dan membuka matanya perlahan-Iahan."Kakak Siao Tiap.,." ujarnya lemah. "Aku telah terluka parah, mungkin tidak dapat membalaskan dendam Kakak Bu lagi.""Adik Loan!" Na Siao Tiap membelainya sambil berkata lembut "Aku akan menyalurkan hawa murniku ke dalam tubuhmu, agar lukamu segera membaiki "Kalau begitu, bukankah Kakak Siao Tiap akan kehilangan hawa murni?" ujar Lie Ceng Loan."Adik Loan!" Na Siao Tiap tersenyum getir "Kita sama- sama bernasib malang, maka engkau jangan berkata begitu."Lie Ceng Loan diam, kemudian memejamkan Siao Tiap menaruh Lie Ceng Loan ke bawah, Setelah itu ia duduk menghadap punggung Lie Ceng Loan. Sepasang tangannya ditempelkan pada punggung gadis Na Siao Tiap menyalurkan hawa murninya ke dalam tubuh Lie Ceng Loan. setengah jam kemudian, wajah Lie Ceng Loan sudah tidak begitu pucat lagi"Kakak Siao Tiap!" Lie Ceng Loan memberitahukan "Aku sudah merasa membaik, engkau tidak usah menyalurkan hawa murni lagi ke tubuhku."Na Siao Tiap mengangguk sambil melepaskan tangannya yang menempel di punggung Lie Ceng Loan, lalu bangkit berdiri, begitu pula Lie Ceng Loan dan memang tampak sudah berdiri menghadap dinding kaca, Ke duanya saling memandang sejenak, kemudian mendadak Na Siao Tiap mengayunkan tangannya melancarkan beberapa pukulan ke arah dinding kaca itu, Namun dinding kaca itu sama sekali tidak Lie Ceng Loan teringat sesuatu, lalu ber-kata. "Kakak Siao Tiap!" ia memberitahukan "Tadi aku melihatLam Kiong Siu melancarkan pukulan ke tempat itu."Lie Ceng Loan juga menunjuk ke dinding kristal tempat Kim Hun Tokouw memukul ke sana tadi, Na Siao Tiap memandang dinding kristal itu. ia manggul-manggut lalu segera memukul ke arah tersebut, dan terdengarlah suara "Kreeek". Dinding kristal itu bergerak, lalu tampak dinding kaca, Akan tetapi, mereka berdua justru terbelalak di dalam ruang kaca itu tidak kelihatan tungku maupun Bee Kun Bu lagi."Aaaakh.,.!" keluh Na Siao Tiap, "Kalau Kakak Pek berada di sini, dia pasti bisa membuka dinding kaca ini.""Kakak Pek terkurung di dalam formasi kabut kuning." Lie Ceng Loan memberitahukan."Apa?" Na Siao Tiap tertegun "Engkau bertemu dia?" "Ya." Lie Ceng Loan mengangguk"Di mana engkau bertemu dia?" tanya Na Siao Tiap lagi."Di ruang itu. " Lie Ceng Loan memberitahukan "Penuhkabut kuning yang tebal, sehingga tidak dapat melihat apa pun di sana.""Adik Loan!" Ujar Na Siao Tiap. "Aku punya akal untuk mencarinya. Mari kita ke sana!""Kabut kuning itu sangat tebal, bagaimana mungkin kita mencarinya?" Lie Ceng Loan menggelengkan kepala."Begini! Engkau ajak aku ke tempat itu!" desak Na Siao Tiap."Baik." Lie Ceng Loan mengangguk sambil mengayunkan kakinya, Na Siao Tiap mengikutinya dari seberapa lama kemudian, mereka melihat kabut kuning yang tebal itu."Adik Loan, cepat berhenti!" ujar Na Siao Ceng Loan berhentL Na Siao Tiap lalu menarik ujung lengan baju luarnya, Benang yang tertarik keluar dari lengan baju itu dipegangnya erat-erat."Pegang baju luarku ini!" ujar Na Siao Tiap sambil menyodorkan baju luarnya kepada Lie Ceng Loan. "Engkau tunggu di sini, aku akan memasuki tempat itu, kemudian keluar lagi bersama benang yang kupegang ini." " Akal yangbagus." Lie Ceng Loan Siao Tiap mulai melangkah ke dalam kabut kuning itu, Dalam waktu sekejap ia sudah tidak kelihatan Ceng Loan berdiri di situ, Air matanya meleleh karena teringat kematian kekasihnya yang begitu mengenaskanBerselang beberapa saat kemudian, mendadak ia melihat di ujung kiri berkelebat dua sosok bayangan Lie Ceng Loan tertegun dan langsung membentak."Siapa?"Salah seorang menoleh ke arahnya, lalu tiba-tiba melesat ke arahnya pula, Lie Ceng Loan segera meluruskan pedangnya, agar orang itu tidak mendekati itu berhenti di hadapan Lie Ceng Loan sambil tersenyum senyum, ternyata Co melihat yang datang itu Co Hiong, Lie Ceng Loan menarik nafas lega."Saudara Co! Engkau juga ke mari?" tanya Lie Ceng Hiong dan Souw Peng Hai, sebetulnya bersembunyi di luar istana Pit Sia Kiong. Ketika mereka berdua melihat Na Siao Tiap memasuki istana tersebut, tak lama hari mulai gelap. Berselang beberapa saat kemudian, mereka pun melihat Kiu Tok Sian Ong bersama Lie Ceng Loan memasuki istana itu Hiong dan dan Souw Peng Hai tetap bersembunyi Mereka yakin bahwa di istana itu telah terjadi pertarungan hebat, Karena itu mereka pun berunding, dan bersepakat untuk memasuki istana Hiong dan Souw Peng Hai telah menduga, bahwa di dalam istana itu terdapat banyak jebakan, Oleh karena itu, mereka tidak berani berjalan ke sana ke mari, Namun akhirnya mereka pun kehilangan arah, Untung Co Hiong melihat sebuah jalan Mereka segera melesat ke sana dan melihat Lie Ceng Loan."Nona Li!" Co Hiong tertawa manis sambil menatapnya. ia tertegun ketika menyaksikan wajah Lie Ceng Loan pucat dan pipinya masih basah oleh air mata, "Apa yang telah terjadi?" tanyanya."Kakak Bu, dia.,." sahut Lie Ceng Loan terisak-isak. "Kenapa dia?" tanya Co Hiong heran."Dia... dia telah mati." Air mata Lie Ceng Loan mulai berderai.. 358 376 62 231 437 135 310 411